Luke yang sangat penasaran akan aura yang begitu menyengat tepat ketika bunyi bel pintu itu terdengar lantas berusaha mencari siapa pemilik aura tersebut. Namun sayangnya ketika Luke hampir mengetahui pemilik aura tersebut, sebuah pelukan tangan yang mendadak melingkar di lehernya membuat Luke menjadi kehilangan konsentrasi ketika mendapati pelukan tangan tersebut.
"Sayang, apa kamu sudah menunggu lama?" ucap seorang wanita cantik dengan senyum yang begitu manis nampak mencium pipi Luke, membuatnya lantas kehilangan konsentrasi begitu mendapat perlakuan tersebut.
Luke yang mendapat pelukan tangan tersebut lantas langsung berusaha melepaskan tangan wanita itu kemudian menuntunnya untuk duduk di kursinya.
"Jangan seperti itu karena kau membuat ku terkejut!" ucap Luke dengan nada yang datar.
Mendengar perkataan Luke barusan lantas membuat wanita itu memasang raut wajah yang cemberut seakan tidak suka akan mode dingin milik Luke saat ini.
"Ayolah sayang, mengapa kamu marah? Aku bahkan hanya ingin membuat kejutan untuk mu." ucap wanita itu dengan raut wajah yang cemberut.
Namun Luke yang mendengar rengekan dari gadis itu bukannya membujuknya malah terlihat fokus menatap ke arah bartender seakan masih terlihat penasaran akan aura yang ia rasakan barusan. Sayangnya ketika Luke mencoba untuk kembali mencari tahu akan pemilik dari aura tersebut, perlahan-lahan aura tersebut menghilang seiring dengan suara bel pintu yang kembali terdengar diiringi dengan langkah kaki seorang gadis yang melangkahkan kakinya menjauh dari tempat tersebut.
Luke yang melihat gadis itu baru saja pergi lantas bangkit dengan spontan dan melangkahkan kakinya keluar dari Cafe berusaha untuk mengejar langkah kaki gadis itu. Tapi ketika Luke sampai di luar gadis itu sudah tidak ada lagi di sana, membuat Luke lantas berdecak dengan kesal karena harus kehilangan jejak gadis itu.
"Sialan!" ucap Luke dengan nada yang kesal.
"Apa ada sesuatu sayang?" ucap wanita itu yang lantas membuat Luke langsung menoleh ke arah sumber suara.
"Sebaiknya kamu pulang saja karena ada beberapa hal yang harus aku urus terlebih dahulu." ucap Luke kemudian sambil melangkahkan kakinya berlalu pergi dari sana meninggalkan wanita itu tanpa menunggu jawaban dari perkataannya terlebih dahulu.
"Tapi Luk... Luke..." panggil wanita itu berulang kali namun Luke sama sekali tidak menggubrisnya dan tetap melangkahkan kakinya berlalu pergi dari sana.
***
Di sebuah mansion yang terletak di tengah-tengah hutan, terlihat Luke baru saja sampai setelah berteleportasi langsung kemari setelah ia merasakan ada aura istimewa berada disekitarnya. Luke melangkahkan kakinya secara perlahan masuk ke dalam Mansion tersebut dan mencari keberadaan seseorang di sana.
Tak tak tak
Suara derap langkah kaki terdengar menggema memenuhi seluruh ruangan tersebut, membuat Luke yang baru saja memasuki area Mansion begitu mendengar suara derap langkah kaki tersebut, lantas langsung menghentikan langkah kakinya dengan seketika.
Diliriknya sekilas ke arah anak tangga dimana seorang wanita dengan perawakan tidak tua namun juga tidak muda, yang memiliki wajah teduh dan senyum menenangkan terlihat mulai melangkahkan kakinya secara perlahan menuruni satu persatu anak tangga menuju ke arah dimana Luke berada saat ini.
"Lisa aku..." ucap Luke hendak mengatakan tujuannya datang menemuinya, namun perkataannya terpotong dengan perkataan wanita tersebut yang dipanggil Lisa oleh Luke barusan.
"Aku tahu" ucap Lisa dengan nada yang lembut seakan tahu dengan betul tujuan Luke datang jauh-jauh hingga ke Mansionnya.
Mendengar perkataan Lisa barusan tentu saja membuat Luke terkejut seketika, bagaimana bisa Lisa mengatakan sudah mengetahui segalanya padahal Luke belum menceritakan apapun kepada Lisa? Mendengar hal tersebut membuat ekspresi raut wajah Luke lantas mengernyit begitu mendengar perkataannya dipotong oleh Lisa.
Lisa yang melihat ekspresi wajah Luke yang seperti orang bingung lantas membuat Lisa tersenyum dengan simpul. Sambil terus melangkahkan kakinya Lisa terlihat mengambil langkah mendekat ke arah dimana Luke berada saat ini dan berhenti tepat dihadapannya.
"Tak perlu heran, aku tahu kedatangan mu kesini pasti untuk membicarakan gadis pemilik darah suci itu, bukan? Bagaimana? Apa kamu sudah bertemu dengannya?" ucap Lisa dengan nada bicara yang santai namun lagi-lagi berhasil membuat Luke terkejut ketika mendengarnya langsung keluar dari mulut Luke barusan.
Mendapat pertanyaan tersebut lantas membuat Luke terdiam seketika. Tadi di Cafe Luke memang berhasil mencium bau khas yang timbul dari aroma tubuh si pemilik darah suci. Hanya saja Luke yang tidak terlalu yakin akan aroma yang ia cium tadi di Cafe, membuat berbagai pertanyaan timbul di kepalanya. Untuk itulah Luke memutuskan untuk menemui Lisa saat ini. Entah mengapa Luke tidak terlalu yakin akan indra penciumannya sendiri kali ini.
"Aku memang bertemu dengan pemilik aura yang istimewa namun aku tidak terlalu yakin jika itu adalah gadis pemilik darah suci yang aku cari selama ini." ucap Luke dengan nada yang terdengar ragu.
Lisa yang mendengar perkataan dari Luke barusan hanya tersenyum simpul sambil menatap ke arah Luke dengan tatapan yang menelisik.
"Tak perlu terlalu terburu-buru Luke, malam ini kamu pasti akan bertemu dengannya." ucap Lisa dengan nada yang terdengar datar namun berhasil membuat Luke terkejut ketika mendengarnya barusan.
"Apa maksud perkataan mu?" ucap Luke yang tak mengerti akan maksud dari perkataan Lisa barusan.
"Kita lihat saja nanti." ucapnya lagi sambil tersenyum dengan manis menatap ke arah Luke.
***
Malam harinya
Luke yang mempunyai janji dengan seorang wanita yang tadi ia temui di Cafe, lantas terlihat melangkahkan kakinya dengan perlahan menuju ke sebuah taman kota dimana wanita itu tengah menunggunya saat ini. Seulas senyum terlihat terbit dari wajah Luke ketika mendapati bahwa wanita itu sudah duduk di bangku taman dan menantinya sedari tadi.
"Baiklah mari kita selesaikan dengan cepat malam ini." ucap Luke sambil menatap ke arah wanita itu dengan tatapan yang buas disertai manik mata yang nampak mengkilap beberapa saat.
Luke kemudian terlihat mulai melangkahkan kakinya mendekat ke arah dimana wanita itu berada sambil bersiap untuk memulai segalanya. Hanya saja ketika langkah kaki Luke hampir sampai ke tempat dimana wanita itu menunggu, sebuah aroma yang begitu pekat nampak begitu menusuk indra penciumannya, hingga membuat manik mata Luke selama beberapa detik berubah menjadi berwarna merah darah.
Luke yang jelas-jelas tahu bau khas apa ini lantas langsung menoleh ke arah sumber aroma yang ia cium. Kali ini Luke benar-benar yakin bahwa ini adalah darah suci yang selama ini ia cari keberadaannya. Seulas senyum mendadak terlihat terbit di wajah Luke begitu menyadari bahwa inilah yang dimaksud oleh Lisa tadi pagi, sebuah pertemuan yang tanpa disengaja namun seperti sebuah takdir yang mengalir begitu saja tanpa Luke minta sekalipun.
"Darah suci..." ucap Luke dengan nada yang lirih sebelum pada akhirnya melesat dan meninggalkan tempat tersebut.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments