7 tahun kemudian...
Seorang gadis kecil berusia sekitar tujuh tahun tampak antusias menuruni tangga dengan begitu bersemangat, gadis itu pun menghampiri seorang pria yang tengah duduk di sofa dan memanggilnya disertai senyuman bahagia yang merekah di kedua pipinya. Lesung pipinya timbul begitu ia tersenyum ke arah si pria, tentunya menambah kesan imut dan menggemaskan di mata siapapun yang melihatnya.
"Ayah!" ya gadis itu memanggil si pria dengan sebutan 'ayah', karena memang ia mengetahui bahwa pria itu adalah ayahnya.
"Eh Kanaya, kamu udah bangun sayang?" pria itu menyimpan sejenak ponselnya di atas meja dan beralih menatap putri cantiknya.
"Iya ayah, kan hari ini hari ulang tahun aku. Ayah semalam udah janji kan mau bawa aku ke makam mama sebagai hadiah?" ucap gadis yang ternyata adalah Kanaya itu.
Pria tersebut merupakan Joshua, kekasih Tiffany yang beberapa tahun lalu menemukan wanitanya dalam kondisi lemas tak berdaya sambil membawa seorang anak di tangannya. Ya saat itu Joshua langsung membawa Tiffany beserta Kanaya menuju rumah sakit untuk diobati, tapi sayang nyawa Tiffany tidak bisa diselamatkan dan wanita itu harus kehilangan nyawanya di dalam pelukan Joshua. Tak lupa Tiffany juga menitipkan Kanaya padanya, sehingga Joshua dengan senang hati merawat Kanaya seperti anak kandungnya sendiri.
Joshua pun tersenyum menatap Kanaya sembari mengusap wajahnya, ia juga menarik tubuh Kanaya ke dekatnya dan memeluknya erat sambil terus menciumi kedua pipi sang putri yang wangi dan menggemaskan itu. Joshua memang amat menyayangi Kanaya, meskipun ia tahu bahwa Kanaya adalah anak Tiffany dari hasil pemerkosaan yang dilakukan para anggota gangster.
"Iya sayang, ayah nanti akan bawa kamu ke makam mama seperti janji ayah semalam. Tapi, sekarang kamu ikut ayah dulu ya!" ucap Joshua.
Kanaya sontak mengernyit penuh heran, "Kemana yah?" tanyanya pada sang ayah.
"Umm, ayah ada kejutan buat kamu sayang. Ayah yakin kamu pasti suka deh, kamu mau kan cantik?" jawab Joshua.
"Mau ayah, aku mau banget!" ucap Kanaya antusias.
"Ahaha, yaudah putri ayah yang cantik ini ikut sama ayah ya sekarang?" ucap Joshua yang kemudian dibalas dengan anggukan kecil oleh Kanaya.
Akhirnya Joshua menggendong Kanaya dan membawanya menuju mobil yang terparkir di luar rumahnya, Joshua menaruh tubuh putrinya itu di kursi lalu memasangkan sabuk pengaman. Tanpa menunggu lama, Joshua bergegas duduk di tempatnya dan langsung melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang.
"Hore aku jalan-jalan sama ayah, hore aku mau dikasih kejutan sama ayah!" Kanaya terus mengucapkan kalimat itu sambil bertepuk tangan dan tampak bahagia.
Tapi naas, kebahagiaan gadis kecil itu tak bertahan lama. Sebab baru beberapa menit setelah pergi dari rumahnya, kini mobil mereka malah dikepung oleh rombongan gangster yang meresahkan dan suka mencari gara-gara. Terdengar para gangster itu terus meneriaki mereka sembari menggeber motornya, tentu saja hal itu membuat Kanaya ketakutan dan terus menutupi telinganya.
Ngeeengg... ngeeengg...
"Ayah, mereka siapa yah? Aku takut, aku gak mau ayah kenapa-napa karena mereka! Cepetan yah, ayo kita pergi dari sini!" teriak Kanaya dengan panik.
"I-i-iya sayang, kamu tenang aja ya! Kita gak akan kenapa-napa kok, percaya deh sama ayah!" ucap Joshua menenangkan.
"Tapi ayah, mereka itu siapa dan mau apa? Kenapa mereka kepung mobil kita kayak gitu? Ayah kenal sama mereka?" tanya Kanaya kebingungan.
Joshua menggeleng cepat, "Enggak sayang, ayah juga gak tahu siapa mereka dan mau apa mereka kepung kita. Tapi, apapun itu kita harus waspada. Kamu pegangan yang kuat ya sayang, ayah mau tambah kecepatan nih!" ucapnya.
"Iya ayah," Kanaya mengangguk menurut dan berpegangan pada kursi mobil.
Lalu, Joshua pun memacu mobilnya lebih cepat untuk bisa menghindari kejaran gangster tersebut. Tentunya Joshua tak ingin gangster itu melukai putrinya tersayang, apapun akan ia lakukan demi melindungi Kanaya. Dan juga Joshua tidak ingin kejadian yang terjadi pada Tiffany dulu, terjadi pula pada Kanaya saat ini.
Ngeeengg... ngeeengg...
Tin Tin Tin...
Suara motor disertai klakson tersebut terus beriringan dan membuat Joshua makin panik, apalagi rombongan gangster itu juga dengan sengaja menabrakkan motor mereka ke mobil Joshua seolah bermaksud meminta Joshua untuk berhenti saat itu juga. Namun, tentunya Joshua tak mau menuruti kemauan mereka dan memilih memacu mobilnya dengan kecepatan tinggi.
"Ayah, Kanaya takut! Aku gak mau terus kayak gini, aku takut banget ayah!" rengek Kanaya.
"I-i-iya Kanaya, kamu sabar ya sayang! Ayah pasti akan jagain kamu kok!" ucap Joshua.
Joshua terus berusaha menghindari para gangster tersebut demi melindungi putrinya, tapi naas tiba-tiba saja remnya blong dan sulit baginya untuk mengendalikan mobil itu dengan kecepatan tinggi. Tentu saja Joshua amat panik, apalagi kondisi jalan raya saat ini cukup ramai dan tidak mungkin ia memaksa melewati semuanya.
"Duh gawat! Kenapa remnya tiba-tiba blong sih? Apa yang terjadi sebenarnya? Lalu, kenapa gangster itu berhenti mengejar kami?" gumam Joshua dalam hati.
"Ayah, mereka udah gak ada yah. Pelanin mobilnya dong, Kanaya takut!" pinta Kanaya.
"Hah? Eee i-i-iya sayang, ayah coba dulu ya?" ujar Joshua berusaha tetap tenang di tengah kepanikan nya.
Akan tetapi, tetap saja sangat sulit baginya mengendalikan semua itu. Akibatnya, Joshua nyaris saja menabrak mobil di depannya karena kecepatan yang terlalu tinggi. Joshua pun memilih membanting setir ke kanan karena di sebelah kirinya tepat ada sebuah mobil pula, tapi naas mobil yang dikendarainya itu hilang kendali dan malah menabrak bahu jalan.
"Aaaaa..." Joshua dan Kanaya reflek berteriak panik saat mobil mereka hilang kendali.
Braakk
Mobil itu akhirnya menabrak pinggiran trotoar dengan sangat keras sampai hampir rusak, mengakibatkan Kanaya serta Joshua terdorong ke depan dan membentur dashboard mobil. Saat itu juga Kanaya pingsan dengan luka di dahinya, sedangkan Joshua masih sadarkan diri meski ia baru saja mengalami luka benturan.
"Akh sshh," pria itu merintih pelan sembari menoleh ke samping untuk mengecek kondisi Kanaya, ia begitu panik saat melihat Kanaya tak sadarkan diri.
"Hah Kanaya?" dengan panik, Joshua mendekat ke arah Kanaya dan coba memastikan kondisi gadis kecilnya itu.
"Kanaya, bangun Kanaya! Kamu harus bangun dan gak boleh kenapa-napa! Ayah sudah janji sama ibu kamu untuk menjaga kamu, ayah gak mungkin biarin kamu terluka sayang!" ujar Joshua cemas.
Disaat Joshua tengah mencemaskan kondisi Kanaya, tanpa diduga terdengar sebuah klakson panjang dari arah depannya. Sontak Joshua menoleh karena heran, dan betapa paniknya ia ketika melihat truk bermuatan besar tengah melaju kencang ke arahnya. Joshua pun berusaha menggerakkan mobilnya ke pinggir, tetapi terlambat dan tidak berhasil.
Tiiiinnnn...
Braakk
Ya tabrakan keras pun terjadi, truk besar itu membuat mobil yang ditumpangi Joshua dan Kanaya terpental dan terguling hebat di sepanjang aspal. Kejadian itu membuat semua orang panik, mereka sontak keluar dari rumah masing-masing untuk melihat apa yang terjadi. Bahkan para pengendara disana juga ikut berhenti karena tak percaya dengan kecelakaan maut tersebut.
Akhirnya mobil itu berhenti dalam posisi terbalik, Joshua masih setengah sadar dengan luka yang amat parah di sekujur tubuhnya. Joshua menyempatkan diri mengusap wajah Kanaya yang juga mengalami luka berat itu, setelahnya Joshua pun menangis deras dan menyesali dirinya yang telah gagal menjaga Kanaya.
"Kanaya, maafin ayah ya sayang! Ayah gak bisa lindungi kamu, ayah sudah gagal menjaga kamu!" lirih Joshua sembari menahan rasa sakitnya.
Tak lama kemudian, Joshua yang sudah tak sanggup pun hilang kesadaran. Orang-orang di sekitar kini mulai mendekat dan coba membantu mengevakuasi mereka dengan hati-hati, apalagi setelah tahu bahwa di dalam mobil itu terdapat seorang anak kecil berusia 7 tahun yang malang.
...~Bersambung~...
...JANGAN LUPA LIKE+KOMEN YA GES YA!!!...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments
Bundanya Robby
hmmmmm ...
2023-05-31
1
Fenti
aku mampir kak 😁
2023-05-13
1