3.Penyiksaan.

Perut Dira mulai bergerumuh meminta makanan lezat untuk di lahap. Dira masih manatap waktu istirahat. Beberapa menit kemudian Dira tersenyum. Akhirnya dia bisa istirahat. Dira mulai berdiri dari tempat duduknya untuk melangkah menuju kantin terdekat.

Kantornya ini berada di tengah perkotaan. Kantornya termasuk kantor elit. Dan di kelilingi oleh toko-toko besar dan merupakan pusat kota.

" Hy, tunggu! " Ucap Danish yang baru saja keluar dari ruangannya. Dira memutar tubuhnya menghadap ke Danish.

" Saya pak?" Ucap Dira sambil menunjuk ke dirinya sendiri.

" Apakah ada orang lain disini selain kamu?" Ucap Danish dengan gaya kakunya dan kedua tangannya yang di selipkan ke kantong celananya.

Dira melirik kekanan dan kekiri, bukankah di ruangan tersebut memang hanya ada dirinya saja. Mengapa dirinya menjadi plinplan kalau lagi lapar? Dira tertawa kecil.

" Hehe...ia ada apa pak?" Ucap Dira tertawa renyah.

" Tolong belikan makanan di daftar ini." Ucap Danish.

Dira menerimanya dan membacanya. Dira ingatkan itu hanya potongan kertas pendek. Namun setelah melihatnya, kertas tersebut panjang. Dira terbelalak! pesanannya sungguh banyak. Apakah Danish ingin menyiksanya? Lalu Dira memandang Danish dengan tajam.

" Cepat aku lapar! Aku beri waktu kamu tiga puluh menit. Cukup kan?" Ucap Danish tersenyum tipis.

Dira semakin terbelalak. Sebelumnya Dira sangat mengeluh karena pesanan bosnya banyak ditambah dengan waktu yang sangat singkat. Ini akan memotong waktu istirahatnya dan juga waktu istirahatnya tidak akan cukup untuk membeli semua pesanan bosnya.

" Tapi pak, waktunya tidak cukup. Aku perlu makan juga.! " Danish masuk kembali ke dalam ruangannya tanpa menggubris satu pun perkataan Dira. Dira menggeram. Bosnya sungguh keterlaluan.

Bagaimana caranya Dira bisa membeli semuanya. Apakah bosnya juga seorang monster, memakan semua makanan ini? Tanpa fikir panjang pun Dira berlari bergegas membeli makanan pesanan Danish. Kalau tidak membelinya bisa saja bosnya akan memecatnya.

...****************...

Terik matahari sangat menyengat. Dengan kedua tangannya yang penuh dengan kantong plastik berisikan makanan dan minuman. Dira duduk lemas di sebuah cafe. Ini pesanan terakhir yaitu King burger. Pesanan yang terakhir ini sangat sulit karena Dira harus mengantri dan akan memakan waktunya yang singkat. Apalagi ini jam istirahat, dimana semua orang sedang ramai- ramainya memesan makanan.

Beberapa menit kemudian Dira telah sampai di kantornya dengan nafas yang tergesa-gesa.

Wajahnya sudah penuh keringat di bawah terik matahari di tambah dengan kacamatanya yang miring dan juga pakaian yang berantakan. Seperti Dira baru saja melalui angin ribut sehingga dirinya menjadi sangat berantakan. Bagaimana tidak? Dira sudah berkeliling menghampiri banyak toko makanan untuk membeli pesanan bosnya.

Sebelum masuk dalam ruangan bosnya. Dira terlebih dahulu merapikan kemejanya yang terkeluar. Lalu ia menghembuskan nafas untuk masuk bertemu dengan Danish.

Tok...

Tok...

Tok..

" Masuk! " Ucap Danish yang duduk santai sambil membaca sebuah majalah. Sedangkan nafas Dira memburu bersamaan dengan jantungnya yang berdetak kencang.

" Ini pesanan anda pak." Ucap Dira meletak pesanan sehingga satu meja menjadi sangat penuh.

" Kamu terlambat 1 menit 23 detik." Ucap Danish menutup majalahnya dan berdiri menghampiri Dira, lebih tepatnya melihat pesanannya. Danish cukup terkesan karena ternyata Dira bisa membeli semua pesanannya dalam waktu tiga puluh menit, walaupun terlambat 1 menit 23 detik.

" What? Hanya satu menit dan 23 detik. Dia seteliti itu? Dasar pria kejam. Kamu tidak tau aku menahan lapar demi membeli semua makanan ini. Lalu di luar sangat panas. Kau masih belum menghargai usahaku. Dasar psikopat!" Batin Dira mendengus kesal dan mengumpat. Rasanya Dira ingin memukul bosnya sekarang juga. Selain bosnya playboy ternyata juga psikopat menurut Dira.

"Maaf pak." Ucap Dira tidak ingin memperpanjangnya lagi. Perut Dira rasanya ingin cepat di isi sekarang juga.

" Maaf? Tidak semudah itu. Aku sudah tidak berselera lagi dengan semua makanan ini. Buang saja. Dan satu lagi, semua makanan ini akan memotong gajimu bulan ini." Ucap Danish dengan gaya santainya dan kedua tangannya yang melipat di depan dada.

" Apa? potong gaji pak? Tapi pak ini kan semua pesanan anda. Kenapa saya yang harus membayarnya?" Ucap Dira terbelalak. Mengapa tiba-tiba Dira yang membayarnya? Bosnya sungguh psikopat. Tak bisakah bosnya ini sedikit menghargai perjuangan Dira melawan terik matahari bahkan juga ia mementingkan pesanan bosnya daripada mengisi perutnya yang berdemo semenjak tadi.

" Kau sendiri yang terlambat. Waktu menurutku sangat berharga. Dan aku tidak suka menunggu. Bahkan kau telah membuatku tidak berselera makan."Jelas Danish tanpa merasa bersalah.

Rasanya Danish sangat senang mempermainkan sekretarisnya ini. Selain cupu ternyata bisa dimanfaatkan juga. Hari ini tidak ada wanita yang menghampiri Danish seperti biasanya. Jadi untuk pelampiasan rasa bosannya Danish mempermainkan sekretarisnya. Jika saja Dira cantik mungkin dia akan duduk manis di pangkuan Danish dan hanya tinggal saling membelai.

" Saya hanya terlambat satu menit pak. Dan bapak juga menyita waktu istirahat saya." Jelas Dira.

" Salah! 1 menit 23 detik...Bukankah kau termasuk karyawan kompeten? Apa salahnya jika aku sesekali menguji dirimu. Bahkan gajimu terbilang lumayan dengan bonus yang melimpah daripada karyawan lain." Jelas Danish. Danish memang sangat pintar dalam berbicara.

" Tapi pak??" Ucap Dira menahan kata-katanya yang ingin mengumpat.

"Jika kau terus membantah aku pastikan gajimu akan terpotong lebih banyak." Ucap Danish. Danish yakin bahwa Dira tidak akan mengoceh lagi.

Dira langsung membisu. Dira akui gajinya sangat penting. Karena bonus tersebut Dira bisa menyicil mobil selain apartement. Dira hanya tinggal seorang diri di kota sebesar ini. Dira adalah perantau.

...****************...

Pekerjaanya telah usai. Hari yang sangat melelahkan. Dira menyetir mobilnya dengan Friska yang menumpang di sebelahnya. Mereka saling berbincang dengan Dira yang tengah menyetir mobilnya. Dira menceritakan semua kejadian yang mengesalkan kepada Friska.

" Sabar aja Dir. Jangan ngebantah lagi, nanti gaji lo beneran di potong. Mobil lo ini kan baru aja ambil kredit." Ucap Friska.

" Tapi Fris..Dia manusia yang paling nyebelin sedunia. Beda banget sama bokapnya yang super baik." Ucap Dira.

"Toh lo juga gak rugi-rugi amet kan Dir. Lo gak akan membuang makanan sebanyak itu kan?" Tanya Friska.

" Ia enggaklah. Aku makan, tapi masih tersisa banyak tuh.." Ucap Dira menatap Friska dan memberi isyarat bahwa makanannya berada di belakang kursinya.

" Eh busyet...Pak Danish makan sebanyak ini?" Ucap Friska yang melihat ke belakang dengan kantong plastik yang banyak.

" Entah...Dia bener-bener ngerjain gue." Ucap Dira.

" Hehe...tenang..ada yang bisa bantu kok habisin makanan ini." Ucap Friska menaikkan salah satu alisnya berkali-kali dan tersenyum lebar.

" Hahaha...baiklah daripada gaji gue di potong sia-sia. Lebih baik buat lo makan kan." Ucap Dira.

Terpopuler

Comments

Kadek Pinkponk

Kadek Pinkponk

musibah dan berkah😂

2021-10-24

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!