****
Malam itu, Rere dan Risa duduk bersama Ayah di ruang keluarga. Suasana agak tegang, tapi mereka berdua memutuskan untuk mengungkapkan perasaan mereka.
Rere dan Risa saling pandang sebentar sebelum akhirnya Rere memberanikan diri untuk berbicara, "Ayah, kita ingin bicara tentang Tante Diana dan... Sandi."
Ayah langsung serius mendengar nama Sandi. Risa memberikan pandangan yang mendukung, "Kami hanya ingin tahu lebih banyak tentang mereka, Ayah."
Makan Malam tiba
Risa menyajikan makanan seperti biasanya. Rere duduk agak tegang menanti ayahnya buka suara.
" Ayah" Rere akhirnya tidak tahan buka suara duluan.
Pak irawan menatap putri keduanya sambil tersenyum.
"Ayah paham, sudah tidak apa-apa" Potong pak Irawan menatap sambil tersenyum.
" Dengarkan kami dulu Ayah"
Pak Irawan terdiam menunggu kedua putrinya bicara.
" Izinkan kami Ingin mengenal Tante Diana lebih dulu dan memastikan ayah mendapatkan pengganti ibu yang tepat " Kata Rere cepat.
Pak Irawan menatap kedua putrinya bergantian.
" Iya Ayah" Sambung Risa.
" Terimakasih, dua putri Ayah mau mengerti Ayah, Almarhumah Ibu kalian pasti bangga"
Rere dan Risa membisu larut dalam kenangan tentang ibu mereka.
***
Aktivitas berjalan seperti biasa
TIT Drrttt
Getar ponsel menandakan pesan masuk.
[Amar : Maaf aku sedang UTS, Kamu sehat kan?]
Risa melihat balasan WhatsApp dari Amar. Pesan yang dikirimnya 3 hari lalu dan baru saja dibalas barusan. Ia hanya bisa memaklumi kesibukan Amar bahkan kadang juga tidak membalas chatnya. Risa takut menelpon karena takut mengganggu Amar sedang belajar. Rasa rindu dan terngiang kembali ucapan Amar tempo hari membuat dadanya penuh sesak.
Seandainya Amar beneran datang melamar gimana?
Cepat - cepat Risa menepuk pipinya untuk menyadarkan diri dari lamunan. Tugas kuliah menanti. Kuliah di jurusan Desain Komunikasi Visual memang plihan agak nekat memang karena selain tidak punya basic mumpuni, Marisa hanya bermodal memnbaca dan berselancar diinternet saja untuk masuk di jurusan itu dan selama hampir 2 tahun ia bisa melewati perkuliahan dengan nilai paling rendah B.
Dosen mengenalnya sebagai mahasiswa kreatif dan cepat tanggap. Beberapa kali ikut perlombaan Desain antar kampus selalu pulang membawa piala.
Banyak teman yang didapatkan, mulai dari sekadar teman dimeja makan hingga sahabat seperti Bela. Bela memilih jurusan Manajemen, semakin naik tingkat semester semakin sibuk hingga makin jarang bertemu.
Dijurusan Risa sendiri ia memiliki beberapa teman yaitu Erika Nasution, Tama Herlambang, Karina Chou dan Marjuki Bin sueib. Keempatnya adalah anak berkelakuan "ajaib" yang dipersatukan oleh tugas kuliah.
*****
Kantin kampus
Risa dan kawan-kawan makan siang dengan lahap, mereka harus ke perusahaan Kaiko Corp untuk menyelesaikan projek tugas UTS siang ini.
Suasana makan kelimanya seperti sedang lomba makan. Hening dengan dentingan sendok dan garpu beradu.
" Buruan " ajak Tama yang lebih dulu selesai.
" Sabar, masih 2 jam dari janji" jawab erika
" Macet nanti" Tama menunjuk jam tangannya
" Hello, Sejak kapan disini macet Bang, Nyantai dikit napa! Juki masih mau nambah "kata Juki.
1 jam kemudian.
Kaiko Corp.
Ke limanya telah sampai disana dengan selamat.
" Tuh kan masih ada sejam lagi" gerutu Juki kesal.
" Lebih cepat lebih baik, Elu kalo mau balik kampus lalu ke sini lagi" sembur Tama merasa keputusannya untuk datang lebih awal adalah keputusan yang tepat..
" Hai Risa, sedang apa disini?" tanya Daren tiba-tiba muncul langsung menyapa Risa.
Erika dan Karina mematung menahan napas saking terpesonanya.
" Janjian dengan manager perencanaan untuk projek UTS kak" Jawab Risa biasa saja
Ia tidak menyadari kalau kedua teman ceweknya hampir jadi patung lilin disampingnya.
" Come on, tanya dong kenapa aku disini" Teriak hati Daren.
" Kak Daren Ke-kena-pa disini?" Tanya Karina gugup.
"Nah itu temen elu tanggap, hih cewek ga peka banget " Daren menatap Risa.
"Eh aku? Ah Ya! Aku juga ada janji dengan manager disini " jawab Daren tentu saja bohong.
Kaiko Corp adalah perusahaan milik orangtuanya. Ia ke sini karena dapat info Risa akan keperusahaan dan memastikan Risa menyelesaikan projeknya tanpa halangan.
" Samaan dong! Bisa bareng ketemunya kalau begitu! Iya kan Sa?" kata Erika nimbrung.
" Jangan! Kak Daren ada urusan! Jangan sampai kita ganggu " jawab Risa langsung menegur temannya
" Ah enggak kok, sama-sama aja" ajak Daren.
[Risa, Risa cuma kamu yang bisa bikin aku kayak gini..]
Office Boy mengantarkan mereka keruangan manager. Dengan takut-takut Office Boy mempersilahkan Risa dan kawan-kawan masuk. Pasalnya ia mengenali Daren sebagai pewaris perusahaan itu. Manager juga terlihat pucat.
" Bapak kurang sehat?" tanya Risa.
Sial! Dia aja kamu langsung peka! Nah aku dari tadi disamping! Apa harus pucat juga ya baru peka ma aku?
Daren lagi-lagi hanya menggerutu dalam hati.
" Tidak, Tidak apa-apa" Jawab Manager sambil melirik Daren.
" Begini Pak kami sesuai janji mau" Tama bicara langsung disela
" Ya! Ya! Ya silahkan! Kalian sudah dapat izin, Silahkan lakukan projek kalian! Jika bagus kemungkinan bisa digunakan oleh perusahaan sebagai promosi " jawab Manager langsung memotong kalimat Tama sambil menjabat tangan sambil melirik Daren dengan gugup seolah takut berbuat salah.
" Kalau begitu terima kasih pak! Kami bisa keliling dulu?" Ujar Tama.
Mereka pamit dan keluar ruangan diikuti oleh Daren.
" Sebentar kenapa kak Daren ikut?" Tanya Risa
" Kenapa? Tidak boleh?" Daren balik bertanya
" Bukan itu! Tadi kak Daren bilang punya janji dengan manager, beliau orang sibuk pasti susah bikin janji lagi. Kami saja perlu hampir 3 minggu baru bisa"
" Oh itu, Gampang deh! Aku penasaran dengan apa yang kalian lakukan, mulai sekarang kalian jika kalian butuh data perusahaan ini kalian bisa langsung menelpon manager itu" Kata Daren.
" Hanya projek UTS ka"
" Kalian pikir perusahaan sebesar ini menerima mahasiswa luar bikin projek sembarangan disini tanpa magang?" Tanya Daren.
Risa dan kawan-kawan nya diam berpikir membenarkan perkataan Daren tadi.
" Positif thinking aja teman-teman, Mungkin projek kita bagus! Sampai diterima disini untuk dikerjakan! " Jawab Risa tersenyum bikin hati Daren cenat cenut.
Sial! Kurasa aku beneran jatuh cinta ma nih cewek imut
"Kenapa dadanya kak?" Risa melihat daren memegangi dadanya.
"Ah gapapa" Kata Daren Gelagapan
Setelah 2 jam keliling di Kaiko Corp mereka kembali ke rumah. Daren bermaksud menawari untuk mengantar tetapi Risa and The Genk nya naik motor masing-masing.
****
Didepan rumah Risa terkejut melihat mobil ayahnya.
Ayah pulang cepat?
Risa bergegas masuk. Ia melihat Sandi tengah asyik main game diruang tengah sambil berbaring di kursi, samar-samar terdengar bunyi di dapur seperti orang sedang memasak.
Risa menaruh tasnya di kursi lalu ke dapur.
"Tante Diana? Ayah mana?" tanya Risa melihat Tante Diana sedang masak.
" Oh Risa sudah pulang? Tante masak makan malam, Ayahmu masih di toko"
" Mobil nya di Garasi, Jadi Risa pikir ayah sudah pulang, Ada yang bisa Risa bantu Tante?" tanya Risa canggung.
" Ayahmu menyuruh Tante ke sini lebih dulu, Nanti sandi akan menjemput ayahmu sebelum tutup toko"
" owh" Risa membulatkan mulutnya.
Proses masak memasak selesai, Risa bergegas mandi dan ganti daster seperti biasanya jika dirumah.
BUG! BAG!
Risa mendengar bunyi pukulan
Dari balik kamar ini mendengar suara Rere sedang memarahi Sandi.
" Adukan saja!! Loe pasti mikir ayah Loe itu kan?? " tantang Sandi nada biasa
" Sekali lagi Loe kurang ajar! cacat loe! " ancam Rere setengah berbisik takut kedengaran orang dari luar pasalnya Sandi tadi baru saja pulang menjemput ayahnya. Rere memang sudah dirumah sebelum Risa tadi, namun ia malas keluar kamar dan membiarkan Tante Diana memasak sendirian.
Risa segera keluar kamar, ia merasa kakaknya terancam.
"Ada apa kak?"
Rere dan Sandi menengok kearahnya..
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 123 Episodes
Comments
AisyahAlFatih7
ada masalah apa rere sama sandy?
2021-10-08
0
Ayunda
aduh deren kamu lucu,,,,,,🥰🥰🥰
2020-11-04
2
Endang Sri sugiarti
bikin penasaran...
2020-10-29
1