"Apa, Mas?" Pekik Dayana dengan terkejut.
Matanya membeliak tak percaya. Dia menatap suaminya dengan lekat. Telinganya gak mungkin salah dengar. Apa yang dikatakan suaminya barusan, itu benar Rio ucapkan.
"Kamu gila? Dia jadi istri keduamu?" Ucap Dayana dengan tatapan benar-benar terkejut.
"Aku serius, Day. Aku akan menikahi Tessa," Kata Rio dengan tegas.
"Apa kamu lupa dengan apa yang sudah dilakukan Tessa padamu?" Tanya Dayana dengan berusaha menahan air mata.
Dayana sangat ingat betul apa yang diajarkan oleh papa kesayangannya. Dia boleh mencintai seseorang tapi dirinya tak boleh menunjukkan kelemahannya.
"Dia sudah meninggalkanmu saat kamu tak punya apa-apa, Mas. Dia pergi dengan pria lain," Ucap Dayana dengan mengulang cerita suaminya sendiri.
"Tessa sudah menjelaskan semuanya padaku. Dulu dia melakukan itu karena terpaksa," Bela Rio yang membuat Dayana melipat kedua tangannya di depan dada.
"Kamu yakin terpaksa?" Ulang Dayana dengan mata yang benar-benar terpancar kekuatan yang besar. "Kamu yakin dia kembali padamu bukan karena kamu sudah punya semua ini?"
"Day!" Seru Saskia, ibu mertuanya. "Jaga sikapmu!"
"Untuk apa Dayana menjaga sikap, Bu?" Tanya Dayana menoleh pada ibu mertuanya yang selalu angkuh padanya. "Dia wanita yang tak tahu malu."
"Day!"
"Jangan berteriak padaku, Mas!" Seru Dayana dengan mengacungkan jarinya. "Aku tak akan menjaga sikapmu di hadapan wanita yang dengan jelas berani merusak rumah tangga orang."
"Apa di dunia ini tak ada pria lain yang mau menerimamu?" Tanya Dayana dengan tegas menatap ke arah Tessa yang sejak tadi menunduk. "Apa cuma ada Mas Rio yang mau sama kamu. Iya?"
"Kamu perempuan tak punya adab! Istrimu benar-benar bukan perempuan baik, Rio!"
Dayana mengepalkan kedua tangannya di atas pangkuannya. Telinganya benar-benar merasa panas mendengar hinaan mertuanya. Namun, hinaan ini bukanlah hinaan pertama kali yang dia terima.
Semenjak dirinya menyandang status istri Rio Mahatma. Mertuanya selalu membencinya. Saskia akan datang ke rumah mereka jika dirinya butuh sesuatu.
"Lalu jelaskan padaku, perempuan baik versi Ibu, seperti apa?" Tanya Dayana dengan berani. "Apa perempuan baik versi Ibu adalah wanita yang merebut kebahagiaan wanita lain?"
"Dayana cukup!" Bentak Rio yang membuat Dayana menghela nafas berat.
Hari ini kepalanya benar-benar penuh dengan beban hidupnya. Dia pikir ketika suaminya pulang, dia akan bercerita soal papanya yang selama ini datang meminta uang. Namun, bukannya mendapatkan kelegaan dengan memeluk dan bercerita pada suaminya.
Ternyata Rio pulang dengan memberikan dirinya ujian lebih berat. Ternyata suami yang dia pikir akan menjadi penenang dirinya ternyata salah.
"Apapun keputusan kamu, aku akan tetap menikahi Tessa!"
"Jadi kamu siap menceraikan aku, Mas?" Lanjut Dayana dengan tegas dan tanpa takut.
"Jangan gila kamu, Day! Aku tak akan pernah menceraikanmu!"
"Satu rumah tak akan pernah bisa memiliki dua ratu, Mas," Lirih Dayana dengan pelan dan beranjak berdiri. "Kamu hanya bisa memilih antara aku atau mantan kamu yang pergi meninggalkan kamu disaat kamu jatuh?"
Setelah mengatakan itu, Dayana lekas beranjak dari sana. Dia mengambil kunci mobil dan lekas keluar rumah.
...****************...
Akhirnya disinilah Dayana berdiri. Di depan sebuah rumah sederhana dengan tanaman yang subur di depannya. Sebuah halaman yang sangat amat menyejukkan mata dengan bangunan dan penghuninya yang selalu membuatnya tenang.
Bibirnya menyunggingkan senyuman tipis saat matanya melihat sosok pria yang sangat amat dia cintai tengah bermain dengan hewan piaraannya. Akhirnya Dayana dengan pelan membuka pagar rumah yang tingginya hanya sebatas perutnya.
Dia berjalan dengan pelan mendekati sosok itu agar tak terdengar langkah kakinya.
"Papa!" Pekik Dayana sambil memeluk dari belakang.
Pria yang tangannya tengah bermain dengan kelinci itu menoleh. Wajahnya yang masih terlihat tegas dan rupawan itu tersenyum saat mengetahui jika sosok yang memeluknya adalah anaknya.
"Day," Panggilnya dengan suara yang terdengar cerah.
Saat dia hendak memutar tubuhnya. Dayana menggelengkan kepalanya.
"Biarkan Dayana memeluk Papa sebentar," Lirihnya meminta pada sosok pria kesayangannya.
Pria itu tak melawan. Dia membiarkan anaknya memeluk dengan erat. Namun, tak lama pria itu merasakan baju bagian belakangnya basah.
"Ada apa, Day?" Tanyanya dengan pelan.
Bukannya semakin tenang. Dayana semakin menangis sesenggukan. Percayalah dibalik sikapnya yang tegas, tenang dan mandiri. Dayana tetaplah anak perempuan yang manja pada sosok papanya.
"Papa Jim," Lirih Dayana dengan melepas pelukannya secara perlahan.
Hal itu membuat Jimmy, pria dengan tubuh tegap dan wajah masih berkharisma itu berbalik. Dia menatap wajah putrinya yang basah akan air mata.
"Kenapa, Nak?" Tanya Jimmy dengan lembut. "Apa ada yang ingin Dayana ceritakan?"
Dayana terlihat menghela nafas berat. Dia berusaha untuk tenang agar air matanya tak terus mengalir dengan hebat.
Kepala itu perlahan mengangguk. Jimmy menarik tangan putrinya dengan pelan dan membawanya ke arah taman belakang rumah. Keduanya duduk dengan tenang di kursi taman dengan Jimmy yang menatap ke arah putrinya.
"Papa."
"Ya?" Sahut Jimmy dengan pelan.
"Jika Dayana mengecewakan Papa. Apa Papa akan marah pada Dayana?" Tanya Dayana dengan mendongakkan kepalanya.
"Kenapa Dayana masih tanya itu pada Papa? Apa selama ini Dayana pernah melihat Papa Jimmy kecewa dan marah pada Day?" Tanya Jimmy balik dengan pandangan sendu.
Dayana lekas menggeleng. Sejak dia bersama Jimmy. Tak pernah sekalipun ayahnya itu memarahi dan membentaknya. Jimmy berusaha menjadi ayah yang baik.
Selalu membimbing dan menasehati dirinya jika dia salah. Selalu mendukung apapun yang Dayana mau jika itu terbaik pada dirinya.
"Gak pernah," Jawab Dayana dengan pelan.
Dia berusaha menarik nafasnya dengan pelan. Mencoba mengatur kata-kata yang tepat untuk dikatakan pada papanya.
"Jika suatu hari nanti. Dayana berpisah dengan Mas Rio. Apakah Papa masih mau menerima Dayana disini?" Tanya Dayana dengan pelan dan menatap sosok Jimmy lekat.
Jimmy tentu terkejut. Namun, dia dengan baik menutupi rasa keterkejutannya. Dia tak tahu apa masalah putrinya. Namun, yang pasti, Jimmy yakin semua keputusan yang Day ambil, sudah wanita itu pikirkan.
"Apapun yang terjadi nanti. Pintu rumah Papa akan selalu terbuka untuk Dayana," Kata Jimmy dengan yakin dan membuat Dayana langsung memeluk sosok papanya dengan perasaan yang sedikit lebih tenang.
Ada perasaan sakit membayangkan rumah tangganya hancur di usia yang masih seumur jagung. Namun, Dayana tetaplah seorang wanita yang tak mau dimadu.
Matanya menatap ke arah depan sana. Dia masih memeluk papanya dengan air mata yang menetes di kedua sudutnya.
"Aku memang mencintaimu, Mas. Tapi untuk dimadu, aku bukan orang yang akan menerimanya."
~Bersambung
Cimiwww siapa yang kangen sama Bang Jimmy, hayoo? Abang Jimmy muncul loh disini hehe.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
Kamiem sag
rumah tangga baru seumur jagung tapi kenapa popigami
2025-03-19
0
Fitrawati Wahid
Baru mampir... Kaya'nya ceritanya menarik 🙂
2023-05-24
2
Wu Shi Des
maaf Thor, mau tanya.
apakah ini lapak lanjutan, emang yang dulu judulnya apa Thor
2023-05-15
0