Dibully Lagi

Waktu pelajaran terakhir pun hampir selesai,dan waktunya seluruh siswa yang berada di sekolah itu pulang ke rumahnya masing-masing karena jam belajar telah habis.

Amanda pun berjalan ke arah parkiran, niat hati mau mengambil sepeda.Namun, begitu sampai parkiran dia kaget bukan kepalang ban nya bocor otomatis jadi kempes tidak bisa dipakai.Amanda pun berteriak "Aaarrrgh."

Lina yang sedang jajan batagor pun dengar Amanda teriak dan dia pun kaget.Lina pun langsung menuju ke parkiran tempat Amanda berada sambil menenteng batagor di plastik yang dia beli tadi.

"Ada apa Nda kok teriak gitu?kedengeran loh sampai tukang batagor." tanya Lina.

"Lihat tuh Lina, sepedaku ada yang bocorin bannya jadi gak bisa dipakai deh." keluh Amanda.

"Astaga, siapa sih yang bikin usil,kebangetan banget..awas aja nanti kalau ketemu orangnya dijadiin perkedel." gerutu Lina sambil mengepal-ngepalkan tangannya.

Satpam sekolah pun yang mendengar teriakan Amanda langsung menuju ke tempat Amanda berada.

"Ada apa neng teriak-teriak?" tanya satpam sekolah.

"Ini pak, ada yang membocorkan ban sepeda teman saya, apa bapak melihat siapa orangnya?" tanya Lina mewakili pertanyaanku.

"Waduh, kurang kerjaan banget ini orang, padahal tadi bapak lagi isi tts loh neng kalau kurang kerjaan bisa kali bantu bapak cari jawaban."

"Maaf, bapak tidak melihat siapa pelakunya neng." lanjut satpam sekolah lagi.

"Oh, ya sudah gak apa-apa pak terimakasih ya." ucap Lina.

"Kalau begitu, bapak pamit ya mau ke pos lagi." ucap pak satpam sekolah itu.

"Iya pak silahkan." Lina pun mempersilahkannya untuk kembali ke pos.

Sedangkan aku, tidak bersuara sama sekali hanya terus memperhatikan sepedaku yang bannya sudah bocor.

“Berharap sekitar sini ada tukang tambal ban.” pikirku.

"Ya sudah Lin, kalau kamu mau pulang duluan gak apa-apa, aku mau cari dulu tukang tambal ban." aku mempersilahkan sahabatku untuk pulang duluan saja.

"Tidak bisa begitu dong nda, kita kan sahabat masa tega sih ninggalin sahabatnya yang lagi kesusahan?pokoknya aku mau antar kamu dulu sampai kamu bisa pulang." ucap sahabatku menguatkan aku.

"Ya sudah ayo, ikutin aku cari tukang tambal ban sekitar sini." ajak aku.

***

Kita pun mencari tukang tambal ban itu ke arah utara, setelah beberapa meter kita berdua berjalan sambil aku mendorong sepedaku.Akhirnya, tukang tambal ban pun ada yang buka.Aku pun meminta tukang tambal ban itu untuk menambal ban yang bocor sekaligus mengisi ulang udara hidrogen lagi supaya ban sepedaku bisa digunakan kembali.

Tukang tambal ban itu menyuruhku dan juga sahabatku untuk duduk dibangku panjang yang berada di sekitar situ.Karena aku lapar kebetulan ada tukang cuanki lewat, akhirnya aku membeli dua porsi cuanki itu.Satu mangkok lagi aku berikan untuk sahabatku yang sudah rela menemani aku mencari tukang tambal ban sampai keringatan.

"Lin, kamu mau apa aja? Silahkan pilih sendiri ya." tanya aku ketika aku sedang memesan cuanki itu.

"Duh, aku mana ada uang, ini tinggal sisa buat ongkos pulang aja." keluh sahabatku.

"Gak apa-apa aku yang traktir Lin, itung-itung tanda terimakasih sudah antar aku." ucapku kepada Lina.

"Terimakasih ya, aku campur aja cuankinya tapi gak usah pakai kecap, sambalnya dikit aja." intruksi sahabatku itu.

"Siap,laksanakan." ucapku.

Beberapa menit kemudian, aku pun memegang dan membawanya dua porsi mangkok cuanki itu ke bangku dimana aku dan sahabatku itu duduk menunggu selesai tukang tambal ban menambal ban sepedaku.

"Ini pesananmu Lin, gak pakai kecap dan sambalnya dikit ya." ucapku sambil memberikan satu porsi cuanki yang masih mengepul asap panas.

"Terimakasih ya nda, besok aku ganti uangnya."

"Ehh,gak usah Lin, aku ikhlas kok traktir kamu, karena kamu baik selalu ada buat aku."

"Aku pun tahu kamu kelelahan dan lapar, masa tega sih aku makan sendiri." lanjutku lagi.

"Ya sudah, kalau kamu memaksa, aku terima dengan senang hati,sekali lagi terima kasih banyak."

"Iya Lin, sama-sama."

Kami berdua pun memakan cuanki yang baru dipesan dari si akang itu yang gerobak jualannya dipikul bukan didorong.Agak kasihan sebenarnya, tapi mungkin itu ciri khasnya.Ah sudahlah, lanjut makan lagi yang penting aku nanti bayar.

Begitu suapan terakhir, tukang tambal ban pun memanggilku.

"Neng, ini ban yang ditambalnya sudah selesai." ucap tukang tambal ban itu agak sedikit teriak karena bising dengan suara las disamping.

"Oh,iya pak terima kasih, ini uang ongkos tambalnya ya." ucapku sambil memberikan lembaran uang yang bentuknya mulai agak lecek mungkin uang kembalian mamah dari pasar.

Setelah semuanya beres, cuanki pun sudah habis dan sudah aku bayar juga lalu aku pamitan pada tukang tambal ban itu.

"Terimakasih ya pak,mari."

Aku masih menuntun sepedaku sambil menunggu angkot yang akan dinaiki sahabatku.

Setelah sahabatku naik ke dalam angkot dan angkotnya sudah melaju melintasi jalanan dekat sekolahan.Aku pun akhirnya pulang juga dengan mengayuh kembali sepeda kesayanganku melewati jalan raya dan memasuki sebuah perumahan yang tidak begitu elit tapi biasa saja minimalis dan sederhana.Cukuplah untuk berpenghasilan menengah seperti keluargaku.

***

Beberapa menit telah berlalu, Saat tiba di rumah, mamahku nampak gelisah karena aku pulang telat satu jam lamanya.

Mamahku pun berdiri di depan pintu dengan raut muka yang seperti ingin marah-marah namun ditahan.

Aku pun langsung menghampiri mamahku, setelah sepedaku aku simpan di dalam garasi seperti biasa.

"Mah, maafin Amanda ya, Amanda pulang telat bukan keluyuran dulu tapi Ananda habis mencari tukang tambal ban."

"Ban nya bocor ketika Amanda mau pulang." lanjutku lagi.

"Bocor kenapa Nda?" mamahku bertanya saking penasaran campur panik.

"Itu mah anu..hmm..gak sengaja melindas beling." ucapku agak gugup tidak mengatakan yang sebenarnya.

"Lain kali hati-hati lihat-lihat dulu jalanannya." ucap mamahku memperingatkan.

"Iya mah,nanti Amanda mau lebih hati-hati lagi kok."

"Ya sudah, sana makan terus tidur siang, kamu pasti lelah habis dorong sepedamu." suruh mamahku.

"Iya mah, Amanda masuk ke dalam rumah dulu."

Aku pun masuk ke dalam rumah, lalu aku memasuki kamar dan aku rebahan dulu sebentar menghilangkan rasa lelah dengan masih memakai seragam sekolah.Belum sempat ganti baju, Setelah lelahnya dirasa hilang dan aku teringat belum menunaikan kewajibanku sebagai seorang muslim.Lalu, aku pun menuju kamar mandi untuk mengambil air wudhu aku mengambil air dari sebuah keran yang memang khusus untuk berwudhu supaya lebih praktis tidak harus mengambil dari bak mandi dan diambil menggunakan sebuah gayung.

“Uhh..segar sekali air ini.” gumamku dalam hati.

Terpopuler

Comments

sitwien

sitwien

klo hanya dikempesin bannya khan tinggal mompa,napa hrs ditambal
😇

2023-05-26

0

lihat semua
Episodes
1 Awal Mula Dibully
2 Dijemput Lina
3 Di Interogasi Guru Konseling
4 Dibully Lagi
5 Dikunci Di Toilet
6 Lina Kaget
7 Mamahku Kepo
8 Dapat Orderan
9 Pingsan
10 Acara Hardiknas
11 Ulangan Bulanan
12 Pembagian Hasil Ulangan
13 Kedatangan Siswa Baru
14 Deva Lupa Arah
15 Belajar Silat Di Perguruan Silat Kakek Deva
16 Amanda Pulang dari Perguruan Silat Deva
17 Curhat dengan Keluarga
18 Sudah Jarang DiBully Lagi
19 Pembagian Kelompok
20 Ketahuan Mamah Diantar Teman Cowok
21 Mulai Diskusi
22 Makan Diluar
23 Pulang
24 Pabrik Kebakaran
25 Penampilan Baru Amanda
26 Terpesona Pada Pandangan Pertama
27 Aditya dan Cici Julid Lagi
28 Curhat Dengan Deva
29 Diomelin Mamah
30 Dijenguk Teman
31 Amanda Mulai Sekolah Lagi
32 Mencari Tanaman
33 Pengumpulan Tugas
34 Tugas Membuat Artikel
35 Pengumpulan Tugas Artikel
36 Renang
37 Sampai Menuju Rumah
38 Ulangan Semester Kenaikan Kelas
39 Ayah Aditya Meninggal Dunia
40 Libur Sekolah
41 Deva ke rumah
42 Mulai Sekolah Lagi
43 Pulang Bareng Deva
44 Mantan Deva Muncul Kembali
45 Amanda Mulai Curiga
46 Salah Paham
47 Lowongan Kerja Untuk Ayahnya Lina
48 Memberitahu Lina
49 Memberitahu ayahnya Lina ada pekerjaan baru
50 Pamannya Amanda pamit pulang
51 Lina Sakit
52 Amanda Menjenguk Lina
53 Amanda Telah Sampai di rumah Lina
54 Lina Bangun Tidur
55 Lina sudah sembuh
56 Deva Nembak Amanda
57 Deva menunggu jawaban dari Amanda
Episodes

Updated 57 Episodes

1
Awal Mula Dibully
2
Dijemput Lina
3
Di Interogasi Guru Konseling
4
Dibully Lagi
5
Dikunci Di Toilet
6
Lina Kaget
7
Mamahku Kepo
8
Dapat Orderan
9
Pingsan
10
Acara Hardiknas
11
Ulangan Bulanan
12
Pembagian Hasil Ulangan
13
Kedatangan Siswa Baru
14
Deva Lupa Arah
15
Belajar Silat Di Perguruan Silat Kakek Deva
16
Amanda Pulang dari Perguruan Silat Deva
17
Curhat dengan Keluarga
18
Sudah Jarang DiBully Lagi
19
Pembagian Kelompok
20
Ketahuan Mamah Diantar Teman Cowok
21
Mulai Diskusi
22
Makan Diluar
23
Pulang
24
Pabrik Kebakaran
25
Penampilan Baru Amanda
26
Terpesona Pada Pandangan Pertama
27
Aditya dan Cici Julid Lagi
28
Curhat Dengan Deva
29
Diomelin Mamah
30
Dijenguk Teman
31
Amanda Mulai Sekolah Lagi
32
Mencari Tanaman
33
Pengumpulan Tugas
34
Tugas Membuat Artikel
35
Pengumpulan Tugas Artikel
36
Renang
37
Sampai Menuju Rumah
38
Ulangan Semester Kenaikan Kelas
39
Ayah Aditya Meninggal Dunia
40
Libur Sekolah
41
Deva ke rumah
42
Mulai Sekolah Lagi
43
Pulang Bareng Deva
44
Mantan Deva Muncul Kembali
45
Amanda Mulai Curiga
46
Salah Paham
47
Lowongan Kerja Untuk Ayahnya Lina
48
Memberitahu Lina
49
Memberitahu ayahnya Lina ada pekerjaan baru
50
Pamannya Amanda pamit pulang
51
Lina Sakit
52
Amanda Menjenguk Lina
53
Amanda Telah Sampai di rumah Lina
54
Lina Bangun Tidur
55
Lina sudah sembuh
56
Deva Nembak Amanda
57
Deva menunggu jawaban dari Amanda

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!