Bab 5 Hati Yang Hancur

Setelah mengucapkan ijab kabul, Kai langsung pergi menuju kantor tanpa memperdulikan Luna sama sekali.

"Maafkan Kai, walaupun Kai bersikap seperti itu tapi kami akan tetap menganggap mu sebagai menantu kami," seru Mama Arini dengan mengusap kepala Luna.

"Maafkan Luna, Nyonya. Karena Luna sudah membuat keluarga Nyonya dan Tuan jadi seperti ini," seru Luna dengan deraian airmata.

Mama Arini memeluk Luna. "Tidak Luna, kamu tidak salah jadi kamu tidak usah meminta maaf. Di sini yang salah itu Kai karena sudah membuat masa depan kamu hancur."

"Mulai sekarang, kamu panggil kami Mama dan Papa seperti halnya Kai," seru Papa Mahaprana.

Luna masih beruntung karena orangtua Kai masih bisa menerimanya dan menyayanginya.

Luna pun kembali ke dalam kamarnya, airmatanya tidak berhenti mengalir dan Luna mengusap perutnya yang masih datar itu.

"Kamu yang kuat ya sayang, walaupun Ayahmu tidak menginginkanmu tapi Mama sangat menantikan kehadiranmu," gumam Luna.

Kai sampai di kantornya, dia begitu sangat uring-uringan.

***

Malam pun tiba...

Luna terlihat mondar-mandir di dalam kamarnya dengan sesekali melihat ke arah jendela menunggu kedatangan Kai.

"Tuan Kai kenapa belum pulang ya, ini kan sudah jam 22.00 malam," gumam Luna.

Entah kenapa Luna tidak bisa tidur dan terus menunggu kepulangan Kai.

Tidak lama kemudian, terdengar suara mobil Kai. Luna dengan cepat keluar dari dalam kamarnya dan membukakan pintu untuk Kai.

"Selamat malam, Tuan. A-pa Tuan mau aku bu-atkan kopi?" seru Luna gagap.

Kai menatap Luna dengan tatapan tajamnya. "Kenapa kamu belum tidur? ini sudah malam?" tanya Kai dingin.

"A-ku se-dang menunggu Tuan," sahut Luna dengan menundukkan kepalanya.

Kai melangkahkan kakinya meninggalkan Luna. "Kamu tidak usah menunggu kepulangan ku, karena walaupun kamu bersikap baik kepadaku, aku tidak akan pernah bisa mencintaimu karena cintaku hanya untuk Medina seorang," seru Kai.

Tes...

Airmata Luna kembali menetes mendengar ucapan Kai, entah kenapa hatinya begitu sakit mungkin karena saat ini dia sedang hamil jadi dia sedikit sensitif.

Kai melanjutkan langkahnya dan meninggalkan Luna menuju kamarnya. Dengan langkah gontai, Luna pun masuk ke dalam kamarnya.

Luna terduduk di ujung ranjang dan airmatanya tidak berhenti mengalir di pipi mulusnya. Luna memegang dadanya yang saat ini terasa sangat sesak.

"Ya Allah, kuatkanlah aku," gumam Luna.

***

Keesokan harinya....

Luna kembali muntah-muntah, membuat Bi Sum merasa sangat khawatir dengan keadaan putrinya itu.

"Luna, kalau kamu tidak enak badan, kamu istirahat saja biar pekerjaan rumah Ibu yang kerjakan sendirian," seru Bi Sum.

"Tidak Bu, Luna harus menyiapkan sarapan untuk Tuan Kai karena bagaimana pun Tuan Kai sudah menjadi suami Luna, dan Luna akan berdosa kalau tidak menyiapkan sarapan untuk suami Luna," sahut Luna lemah.

"Luna, Tuan Kai sama sekali tidak menganggapmu sebagai istri, jadi lebih baik kamu jangan terlalu berharap banyak kalau Tuan Kai akan menerima kamu dan bayi kamu," seru Bi Sum dengan mata yang sudah berkaca-kaca.

Luna menggenggam tangan Ibunya itu. "Luna tahu kalau Tuan Kai tidak akan bisa menerima Luna dan anak ini, tapi setidaknya Luna ingin menjadi istri yang baik untuk Tuan Kai."

Bi Sum mengelus pipi anaknya itu dengan penuh kasih sayang. "Ya sudah, terserah kamu saja tapi Ibu minta sama kamu, jangan terlalu mengharapkan cinta Tuan Kai karena Ibu sangat tahu bagaimana cintanya Tuan Kai kepada Nyonya Medina."

"Iya, Bu."

Bi Sum dan Luna pun segera menuju dapur untuk menyiapkan sarapan, sebenarnya Luna mual mencium bau bumbu dapur tapi Luna tahan.

Luna pun segera menyajikan semua sarapannya di meja makan dan di meja makan sudah ada Mama Arini, Papa Mahaprana, dan juga Kai.

"Luna, bagaimana keadaanmu Nak?" tanya Mama Arini.

"Seperti biasa Ma, setiap bangun pagi Luna akan merasa mual," sahut Luna dengan menundukkan kepalanya.

Seketika Kai menatap ke arah Luna merasa tidak suka kalau Luna memanggil Mamanya dengan sebutan Mama juga.

"Kenapa kamu memanggil Mama kepada Mamaku?" sentak Kai.

"Kai, Luna sekarang sudah menjadi menantu juga di sini dan Mama sendiri yang menyuruh Luna untuk memanggil Mama," sahut Mama Arini.

"Tapi Ma, bagaimana kalau Medina pulang? Kai tidak mau sampai Medina curiga, pokoknya kalau Medina sudah sembuh dan kembali pulang ke sini, aku tidak mau sampai kamu memanggil Mama kepada Mamaku," kesal Kai.

Luna semakin menundukkan kepalanya, lagi-lagi Luna harus menahan airmatanya.

"Ba-baik, Tuan."

Luna segera pergi dari sana, dan masuk ke dalam kamarnya.

"Kamu tidak boleh bersikap seperti itu Kai, bagaimana pun saat ini Luna sedang mengandung cucu Papa, cucu yang selama ini Papa harapkan. Jika kamu tidak mengharapkan anak itu, biarkan Papa yang mengurus Luna dan memberikan biaya kepada Luna, tapi Papa minta jangan sekali-kali kamu bersikap kasar kepada Luna!" sentak Papa Mahaprana.

Kai semakin emosi saat mendengar kedua orangtuanya membela Luna, tanpa bicara sepatah kata pun, Kai pun akhirnya pergi tanpa menyentuh sarapannya sama sekali.

"Kamu mau ke mana, Kai? sarapan dulu!" teriak Mama Arini.

Kai sama sekali tidak mendengarkan teriakan Mamanya itu dan langsung masuk ke dalam mobilnya menuju kantor.

Sesampainya di kantor, Kai langsung memanggil asisten pribadinya.

"Selamat pagi, Tuan. Apa ada yang bisa saya bantu?" seru Wili.

"Wil, tolong kamu pesankan tiket ke Amerika, malam ini aku harus berangkat ke sana."

"Baik Tuan, kalau begitu saya pamit dulu."

Wili pun keluar dari dalam ruangan Kai, sedangkan Kai mengusap wajahnya dengan kasar. Kai akan pergi ke Amerika untuk menemui istrinya.

Terpopuler

Comments

🌸so0bin🌸

🌸so0bin🌸

luna terlalu lembut..yg sabar ya lun si kai pasti bakalan tau gimana sebenarnya cinta medina kepadanya

2023-09-27

1

siti rohimnah

siti rohimnah

jangan teteskan air mata harus kuat dan semangat,

2023-06-06

1

☠☀💦Adnda🌽💫

☠☀💦Adnda🌽💫

semoga pas di amrik nemu bukti, kelakuan istrimu y kai

2023-05-10

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Kecelakaan
2 Bab 2 Melakukan Kesalahan
3 Bab 3 Kehamilan Luna
4 Bab 4 Secret Marriege ( Pernikahan Rahasia )
5 Bab 5 Hati Yang Hancur
6 Bab 6 Pria Kejam
7 Bab 7 Kepulangan Medina
8 Bab 8 Derita Istri Siri
9 Bab 9 Medina Dan Mark
10 Bab 10 Rumah Baru
11 Bab 11 Pindah Rumah
12 Bab 12 Mencintai Dalam Diam
13 Bab 13 Hanya Sebatas Istri Siri
14 Bab 14 Sandiwara Medina
15 Bab 15 Kecurigaan Luna
16 Bab 16 Kepergian Kai
17 Bab 17 Liburan Medina Dan Mark
18 Bab 18 Semakin Curiga
19 Bab 19 Ancaman Mark
20 Bab 20 Kepergian Luna
21 Bab 21 Kenyataan Pahit
22 Bab 22 Amukan Kai
23 Bab 23 Merasa Bersalah
24 Bab 24 Sudah Jatuh, Tertimpa Tangga
25 Bab 25 Merasakan Rindu
26 Bab 26 Sakit Tak Berdarah
27 Bab 27 Pertemuan Pertama
28 Bab 28 Penyesalan Kai
29 Bab 29 Kembali Ke Jakarta
30 Bab 30 Canggung
31 Bab 31 Jantung Kai Mulai Tidak Aman
32 Bab 32 Terpesona
33 Bab 33 Belajar Mencintai
34 Bab 34 Berlibur Bersama
35 Bab 35 Mulai Cemburu
36 Bab 36 Fahmi Minta Adik
37 Bab 37 Hasrat Yang Terpendam
38 Bab 38 Tertangkap Basah
39 Bab 39 Gadis Kecil Yang Ceria
40 Bab 40 Bertemu Kembali
41 Bab 41 Kedekatan Fahmi Dan Aura
42 Bab 42 Kehamilan Luna
43 Bab 43 Menjadi ART
44 Bab 44 Semakin Dekat
45 Bab 45 Aura Masuk Sekolah
46 Bab 46 Kemarahan Papa Kai
47 Bab 47 Diusir
48 Bab 48 Kesedihan Aura
49 Bab 49 Hidup Sendiri
50 Bab 50 Rencana Kepindahan
51 Bab 51 Jati Diri Aura
52 Bab 52 Kepergian Fahmi
53 Bab 53 Aura Kembali Bersedih
54 Bab 54 S2 Kembali Ke Indonesia
55 Bab 55 Saling Merindukan
56 Bab 56 Pertemuan Pertama
57 Bab 57 Saling Canggung
58 Bab 58 Pernyataan Cinta Fahmi
59 Bab 59 Kebahagiaan Fahmi Dan Aura
60 Bab 60 Pernikahan ( END )
Episodes

Updated 60 Episodes

1
Bab 1 Kecelakaan
2
Bab 2 Melakukan Kesalahan
3
Bab 3 Kehamilan Luna
4
Bab 4 Secret Marriege ( Pernikahan Rahasia )
5
Bab 5 Hati Yang Hancur
6
Bab 6 Pria Kejam
7
Bab 7 Kepulangan Medina
8
Bab 8 Derita Istri Siri
9
Bab 9 Medina Dan Mark
10
Bab 10 Rumah Baru
11
Bab 11 Pindah Rumah
12
Bab 12 Mencintai Dalam Diam
13
Bab 13 Hanya Sebatas Istri Siri
14
Bab 14 Sandiwara Medina
15
Bab 15 Kecurigaan Luna
16
Bab 16 Kepergian Kai
17
Bab 17 Liburan Medina Dan Mark
18
Bab 18 Semakin Curiga
19
Bab 19 Ancaman Mark
20
Bab 20 Kepergian Luna
21
Bab 21 Kenyataan Pahit
22
Bab 22 Amukan Kai
23
Bab 23 Merasa Bersalah
24
Bab 24 Sudah Jatuh, Tertimpa Tangga
25
Bab 25 Merasakan Rindu
26
Bab 26 Sakit Tak Berdarah
27
Bab 27 Pertemuan Pertama
28
Bab 28 Penyesalan Kai
29
Bab 29 Kembali Ke Jakarta
30
Bab 30 Canggung
31
Bab 31 Jantung Kai Mulai Tidak Aman
32
Bab 32 Terpesona
33
Bab 33 Belajar Mencintai
34
Bab 34 Berlibur Bersama
35
Bab 35 Mulai Cemburu
36
Bab 36 Fahmi Minta Adik
37
Bab 37 Hasrat Yang Terpendam
38
Bab 38 Tertangkap Basah
39
Bab 39 Gadis Kecil Yang Ceria
40
Bab 40 Bertemu Kembali
41
Bab 41 Kedekatan Fahmi Dan Aura
42
Bab 42 Kehamilan Luna
43
Bab 43 Menjadi ART
44
Bab 44 Semakin Dekat
45
Bab 45 Aura Masuk Sekolah
46
Bab 46 Kemarahan Papa Kai
47
Bab 47 Diusir
48
Bab 48 Kesedihan Aura
49
Bab 49 Hidup Sendiri
50
Bab 50 Rencana Kepindahan
51
Bab 51 Jati Diri Aura
52
Bab 52 Kepergian Fahmi
53
Bab 53 Aura Kembali Bersedih
54
Bab 54 S2 Kembali Ke Indonesia
55
Bab 55 Saling Merindukan
56
Bab 56 Pertemuan Pertama
57
Bab 57 Saling Canggung
58
Bab 58 Pernyataan Cinta Fahmi
59
Bab 59 Kebahagiaan Fahmi Dan Aura
60
Bab 60 Pernikahan ( END )

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!