Bab 4.
POV LARAS
"Hm ini mas, tadi siang saya sudah mengikuti mas Bobby ke kantornya. Dan benar dia tadi janjian dengan si pelakor itu yang namanya Sandra, sama dengan nama yang dia igaukan waktu tidur di rumah!" Jelasku.
"Kamu berani amat sendirian mengikuti dia! Terus apa hasilnya?" tanyanya.
"Aku mengikuti dia ke hotel dan sebelumnya mereka janjian di sebuah halte dekat kantornya mas Bobby. Setelah naik si perempuannya, mereka cek-in di hotel! Aku sudah mengikuti perempuan itu dan sudah tau juga rumahnya!"
"Hmmm...Kamu sendirian tadi?" tanyanya lagi.
"Iya, aku danter oleh Pak Joni tadi mas. Sesampainya disana aku berantem dengannya dan ternyata dia sudah beberapa kali melakukan hal kayak gini. menggoda laki-laki untuk morotin uang dan hartanya. Itu setelah bapaknya sendiri yang cerita!"
"Wah, seru dong. Tapi kamu punya bukti tidak?" tanya mas Mahendra.
"Ini mas, silahkan liat di HPku, semua videonya lengkap, sudah berhasil kurekam!" Dan kuberikan HP ku. Mas Mahendra dan mbak Nurma menonton berdua.
"Kurang ajar! Memang berarti mereka sudah lama menjalin hubungannya! Kira-kira kapan Ras?" tanyanya.
"Kalau nggak salah mas, kayaknya perempuan itu juga yang pernah menggoda mas Bobby, yang aku ceritakan SPG rokok itu? Ingat nggak mas?" tanyaku.
"Hm, Iya yang SPG dua bulan lalu menggoda si Bobby itu? Tapi katanya sudah tidak lagi?"
"Ya mana tau mas, aku kan memang percaya saja sama mas Bobby! Ternyata dia masih orang yang sama!" ucapku kesal.
"Sudah kalau begitu, kamu kirimkan semua videonya. Mas sudah bertemu dengan pengacara kantor, dan dia mau membantu masalah mengurus percceraian kamu! Jadi kalau ada bukti ini kan bisa kamu membuat semua perkara lebih mudah! Bukti itu sudah kuat sekali!!" ucapnya.
"Baik mas, saya kirim sekarang," balasku.
Kemudian ku kirim file beberapa video yang sempat tadi kurekam.
"Sudah mas, nanti cek saja!" Ucapku.
"Ya sudah, yuk kita ke swalayan, sembari belanja bulanan untuk rumah ya mah!"
"Iya pah, ayo kita ganti pakaian dulu," ajak mbak Nurma.
*
Pada malam hari setelah Laras sholat Isya, beberapa hari kemudian. Telpon berbunyi di Ponselnya.
["Halo, Assalamualaikum."] Laras
["Halo, Waalaikumsalam. Bu Laras ya?"] Bu RT
["Iya, bu RT, ada apa?"] Laras
["Begini bu Laras, Ibu dimana sekarang?"] Bu RT
["Saya sedang di rumah kakak saya."] Laras
["Kok rumah Ibu tampak ramai, ya?"] Bu RT
["Hah, ramai bagaimana bu?"] Laras
["Ya, ada beberapa mobil dan motor dan tampaknya seperti ada acara gitu?"] Bu RT
["Acara apa bu? Saya tidak paham!"] Laras
["Coba deh Ibu ke sini, saya tau masalah ibu dengan bapak Bobby, tapi kok kayaknya ada yang aneh, ya?"] Bu RT
["Aneh bagaimana bu?"] Laras
["Iya soalnya mereka semua tampak berpakaian rapi!"] Bu RT
["Ya sudah, saya akan ke sana dengan Kakak saya bu! Dan tolong kumpulkan warga agar kita bisa segera datangi rumah disana!"] Laras
["Baik bu, cepetan ya, takut ada hal yang penting!"] Bu RT
["Iya, bu."] Laras
Telpon kututup dan berlari ke kamar mas Mahendra.
TOK
TOK
"Mas Mahendra!"
"Ya," jawab dari dalam. Pintu terbuka.
"Ada apa Ras?"
"Mas, tadi saya dapat telpon dari bu RT dekat rumahku, dia kan rumahnya beberapa rumah di samping rumahku. Katanya di rumahku ada acara dan ramai, bisa antar aku ke sana?" tanya Laras.
"Hm, ya sudah, ayo kita ke sana!"
Tak lama kemudian mereka berdua berangkat ke rumah Laras yang hanya setengah jam saja ke
sananya. Mereka mampir dulu ke rumah bu RT. Disana sudah ada beberapa warga sekitar yang menemani Laras ke rumahnya. Laras di dampingi Mahendra bersama warga disana mendatangi rumahnya.
"Assalamualaikum!"
"Waalaikumsalam!" Jawab mereka.
Laras langsung masuk ke dalam ruang tamu dan disana Bobby sedang berjabat tangan dengan seorang laki-laki memakai peci dan berjas.
"Ada apa ini?" tanyaku.
Bobby memakai peci dan berjas. Disampingnya tampak Sandra yang memakai kebaya warna putih.Tenyata mereka sedang melangsungkan akad nikah.
"Kamu!" ucap Bobby yang seperti ketakutan.
"Heh! Kalian sedang apa disini?" tanya Mahendra.
"Ma-maaf pak..Kami sedang melangsungkan akad nikah! Bapak siapa?" tanya Ustadnya.
"Saya kakak iparnya! Ini istri nya yang sah! Kenapa bapak lancang menikahi pasangan ini tanpa ada persetujuan dari istri sahnya???!!" tanya Mahendra.
"Sudah mas, jangan cari masalah. Aku dan Sandra mau menikah secara siri. Lagi pula Laras sudah minta cerai denganku!" Jawab Bobby sewot.
"Tidak bisa!! Saya masih istri sahmu!! Kamu tak pernah saya kasih ijin menikahi pelakor ini!!" Teriak Laras sengit.
"Laras, kamu sendiri yang minta cerai dengan Bobby!" sahut Ibunya Bobby yang berada di samping Bobby.
"Ibu jangan membuat rasnah! Ibu yang suruh mas Bobby mencari wanita lain!! Ibu dan anak sama saja Brengsek!!" Teriak Laras.
"Heh, kamu jangan memarahi ibuku! Aku gampar kamu!" Bobby marah dan sudah mengangkat tangannya.
"HEH! Sekali kamu mukul Laras, saya akan habiskan kamu disini!!" Sergah mas Mahendra sambil menunjukkan jari ke wajah Bobby. Dia akhirnya menurunkan tangannya.
"Bapak, akan saya laporkan ke polisi kalau bapak masih juga menikahkan mereka berdua!" Ancam Mahendra.
"Iy-ya pak, maaf saya tidak tau kalau mas Bobby ini sudah mempunyai istri. Kalau saya tau saya tidak akan berani menikahinya!" Ujarnya dengan nada ketakutan. Dia berdiri memepet dengan tembok.
"Kamu dasar pengganggu!!" Teriak Sandra. "Pergi kamu!! Pergi!!' Tangannya seperti mengusir.
"Heh Pelakor! Kamu jangan beraninya main belakang! Kamu memang hobby ya jadi pelakor!" Laras menunjuk ke arah muka Sandra.
"Kamu yang tak tau diri! Sudah dibuang sama suamimu saja masih mengharapkan terus!!"
PLAAAKK
Laras menamparnya. Sandra kesakitan sambil memegang pipinya. Bobby langsung merangkulnya.
"Mas, aku ditamparnya! Pokoknya kamu harus menikahiku sekarang!" rengek Sandra.
"Heh Pelakor!! Kamu tidak bisa menikah seenaknya! Kami warga disini, kami jadi saksi kalau Ibu Laras masih istri sahnya pak Bobby! Kalau kamu masih mau menikah, awas kamu saya hajar kamu disini!!" Ancam Pak RT setempat.
"Baiklah Bu, Pak, saya permisi pulang, Assalamualaikum!" Ustadnya langsung berlari keluar tanpa melihat ke belakang lagi.
"Masss...Pernikahan kita gaagaalll...Kamu sudah janji akan menikahiku malam ini...!!"rengek Sandra sambil mengalungkan lengannya ke lengan Bobby.
"Sudah kalian pergi sana! Kalian menghancurkan rencana pernikahan kami! Dasar pengganggu!!" Teriak Bobby.
"Diam kamu Bobby! Saya patahkan lehermu, kalau kamu berani mengusir kami dari sini! Ini juga masih rumahnya Laras! Sekarang yang perlu kamu usir itu si Pelakor yang tidak tahu malu itu!" Sahut Mahendra dengan nada mengancam.
"Ini rumahku, mas! Kamu nggak bisa mengusir dia!" jawabnya.
"Oh, mau menantang saya! Pak ayo kita seret ini perempuan keluar, mengotori lingkungan sini!" Mahendra dibantu beberapa warga menarik tangan Sandra dan menyeretnya keluar.
"Masss...Tolong...Tolongin akuuuu...!!" Sandra teriak histeris.
"Sandra..! Oke, oke, saya akan pergi mengantarkan Sandra pulang ke rumahnya, sekarang lepaskan dia!" teriak Bobby dan dia langsung mengambil tas dan kunci mobilnya dan berjalan menarik tangan Sandra ke mobilnya. Mereka langsung pergi dengan mobil.
"Ya sudah kita kembali saja kerumah kami, Bu Laras," ajak Bu RT.
"Mari bu, mari pak, kita ke rumah saya!" Ucap Pak RT.
"Semua warga kembali ke rumah pak RT. Sedangkan beberapa orang laki-laki yang sedang bertamu tampak bingung. Ibunya Bobby duduk lemas dilantai dan menangis.
Sesampainya di rumah pak RT, mereka diberikan minum dan mengobrol sebentar kemudian pulang ke rumah Mahendra lagi. Sesampainya di rumah Mahendra, Laras duduk di sofa sambil menangis dipelukan Nurma.
"Sudahlah Ras, segera saja urus perceraian kamu! Dengan adanya kejadian ini, kita tau kalau Bobby memang sangat menginginkan pernikahannya dengan Pelakor itu!" ucap Mahendra yang duduk di sofa sambil minum.
"Iya mas, saya sangat tak menyangka, Pelakor itu sangat antusias untuk menikah dengan mas Bobby. Hiks..Hiks..Aku hanya sedih mas, setelah beberapa tahun ini kami berkeluarga ternyata semudah itu mas Bobby bisa berpaling dan lebih memiilih si Pelakor itu untuk menikah. Aku merasa dibuang mas!"
"Kamu yang sabar, pokoknya kita harus selesaikan masalah ini sampai tuntas. Aku juga sudah menyuruh warga sana untuk merekam kejadian disana. Sudah ada di HP ku, tenang saja. Dan pastinya bisa memberatkan dia dan kalau perlu kamu tuntut harta gono gini ke si Bobby!" Mahendra tampak geram sekali.
"Iya mas, saya akan semangat dan terus maju!" ucap Laras.
Malam itu mereka istirahat.
-----
Di suasana yang lain, Bobby dan Sandra terus berdebat di dalam mobil. Sandra menangis meraung-raung dan memukuli Bobby terus selama diperjalanan. Akhirnya Bobby memberhentikan mobilnya di sebuh taman dan mereka bertengkar di halaman taman yang sepi di depan mobil Bobby.
"Kamu pokoknya harus segera menceraikan perempuan sundel itu! Kalau tidak aku akan melaporkan tindakan kamu ke atasanmu!"
"Iya iya, sudahlah, tapi kan semua butuh proses. Aku janji akan memenuhi semuanya!"
"Segera pokoknya! Harus! Kalau tidak kamu tanggung akibatnya!" Bentak Sandra.
"Jangan dong, aku kan sayang sama kamu...!"
...
...
BERSAMBUNG
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
Sulati Cus
astaga 😂😂😂dasar muka tembok 😂sundel teriak sundel😂
2023-05-23
1
Tika Tqn
wah ada sesuatu deh
2023-04-06
1