Bab 3. Shadow

"Ini perangmu, bukan perangku. Aku hanya akan menjadi pelatihmu saja," tegasnya.

“Pasti akan memakan waktu lama.” Akhirnya wanita itu bicara setelah sekian lama berpikir.

“Dia pasti merasa lega karena mengira aku sudah mati!” desisnya geram.

Falcon menggeleng. “Justru ini akan sangat bagus. Dia tak akan menduga kalau kau ternyata masih hidup dan datang untuk mencabut nyawanya. Biarkan dia lengah dan menduga semua sudah sesuai dengan rencananya,” jelas Falcon.

Sebuah senyuman lebar yang mengerikan, tergurat di wajah cantik wanita yang sekarang penuh dengan kebencian. “Kau benar. Aku bersedia berlatih denganmu!” katanya penuh semangat.

“Bagus! Jadi jangan banyak mengeluh setelah ini!” Falcon mengangkat ibu jarinya dan ditunjukkan pada Jean. Raut kepuasan terlihat samar di garis wajahnya yang tegas.

“Sekarang, kurasa kau lebih baik mengganti nama. Nama yang mencerminkan dirimu yang baru. Penuh tekad, kuat, dan akan membayangi hidupnya dengan pembalasan yang kejam! Nama yang akan membuat siapapun bergidik ngeri!” saran Falcon lagi.

Sambil berbaring, Jean memikirkan nama yang mungkin cocok untuk identitasnya yang baru. “Shadow! Aku akan gunakan nama itu mulai sekarang. Jean yang lemah sudah mati di laut!” ujarnya setelah beberapa saat.

Falcon mengangguk setuju. “Nama yang bagus. Kuat dan misterius.”

Shadow merasa optimis. Dia sangat bersemangat dan percaya bahwa suatu hari nanti dia akan kembali ke kediaman besar itu dan merebut putranya, serta membalaskan dendam pada Hugo.

“Tak ada ampunan untukmu, Tuan Hugo von Amstel! Kau harus membayar setiap rasa sakit yang kualami!” sumpahnya.

Kilat menyambar-nyambar, seakan jadi pertanda bahwa sumpahnya di terima langit.

“Aku menyukai semangatmu. Semoga besok lusa kau tetap punya semangat baja!” Pria itu menghirup minumannya dan bersandar di sofa dengan santai.

Dahi Shadow mengernyit. Dia merasa kalau Falcon tidak mempercayai tekadnya. Hal itu membuatnya makin bersemangat dan membulatkan tekad.

“Aku bersedia menerima pelatihan apapun, asalkan bisa membuatku kembali ke sana untuk membunuhnya!” katanya geram.

“Aku terima tantanganmu!”

Falcon menyahuti dengan cepat. Pria itu berdiri dan menuju ke satu lemari.

“Aku akan pergi untuk beberapa waktu. Hal ini sudah kutunda sejak lama karena harus merawatmu. Sekarang kau sudah sadar. Jadi kau bisa mulai merawat diri sendiri.”

Shadow terdiam. Tak mengira pria itu akan langsung pergi meninggalkannya disaat dia baru saja sadar dari tidur panjang. “Kau mau pergi?” Matanya yang sehijau zamrud membulat lebar, tak percaya.

“Ya!" tegasnya.

"Dengan tekadmu itu, aku yakin kau mampu mengurus dirimu sendiri. Di kotak itu ada sedikit persediaan makanan. Kau bisa menggunakannya,” ujar Falcon sambil memasukkan beberapa barang ke dalam tas hitam besar.

“Saat kembali nanti, aku akan membawa persediaan baru.”

Shadow melihat Falcon menyelipkan sebuah pistol hitam ke balik punggung, kemudian menutupnya dengan jaket. Dia juga pernah melihat pengawal kediaman Hugo melakukan itu.

“Masih ada makanan di dekat perapian. Kau tak perlu disuapi lagi. Jadi makanlah! Aku pergi!” Pria itu melangkah ke pintu rumah kayu yang mereka tempati.

“Berapa lama kau pergi?” tanya Shadow mulai putus asa.

“Beberapa minggu hingga satu bulan,” sahut Falcon sebelum menghilang di balik daun pintu yang kembali tertutup rapat.

Shadow terdiam. Di luar, suara rintik hujan mulai jatuh. Udara menjadi sedikit dingin. Akan tetapi, perapian yang menyala mampu mengusir gigil dari tubuhnya.

Lama dia terdiam di tempat, tak tahu harus melakukan apa. Dia sudah mencoba menggerakkan badan untuk bangun. Namun rasa sakit yang amat sangat, membuat air matanya menggenang dan menghentikan semua upayanya.

“Kenapa aku tadi begitu sombong? Kalau saja aku tidak terlalu banyak bicara, dia mungkin tidak akan buru-buru pergi. Apapun itu, dia pasti bisa menundanya, setelah menunda selama tujuh bulan untuk merawatku.”

Shadow mulai menyesali diri karena terlalu banyak bicara. Namun, menyesal juga tak ada gunanya. Dia harus bisa bangun dari tempat tidur sekarang, atau akan kelaparan.

Dengan beringsut, digerakkannya kaki ke tepi tempat tidur. Tapi dirinya tertegun. Kaki kanannya terasa kaku untuk digerakkan.

“Apa yang terjadi pada kakiku?” gumamnya.

Karena rasa khawatir dan penasaran, Shadow melengkungkan tubuhnya sedikit, sebelum berhenti akibat deraan rasa sakit yang tak terkira.

“Aduh ….” Suara rintihannya tertelan gemericik air di atap. Bayangan senyum Moreno yang polos dan lucu, merebakkan air mata yang semula menggenang.

Suara lirihnya terdengar. “Mama merindukanmu sayang ….”

Tak lama bayangan wajah bayi itu berubah jadi tekad, seakan memanggilnya. “Mama akan datang menjemputmu!”

Segera tubuh lemah tak berdaya itu kembali digerakkan. Shadow ingin melihat apa yang terjadi pada kakinya. Setelah upaya keras yang menyakitkan, Tubuhnya dapat dimiringkan untuk melihat keadaan kaki kanannya. Matanya membesar melihat dari lutut ke bawah, kaki itu dibebat dengan kayu dan kain yang tebal.

“Apakah kakiku patah saat jatuh itu?” pikirnya sedih. “Bagaimana mau membalas dendam kalau berdiri saja tak bisa. Ayo bangkit Shadow! Kau harus kuat!” ujarnya pada diri sendiri.

Dengan usaha sangat keras dam jatuh berkali-kali, serta mengabaikan rasa sakit yang mendera, Shadow berhasil duduk. Peluhnya mengucur deras di udara yang dingin. Wajahnya memerah menahankan kesakitan yang amat sangat.

Untuk sementara dia hanya duduk dan mengatur napas yang tersengal-sengal. Tubuh yang tertidur selama tujuh bulan itu seakan terkejut dipaksa bergerak. Detak jantungnya jadi lebih cepat dan napas tersengal seperti habis berlari. Pada hal dia hanya berusaha untuk bisa duduk di tempat tidur.

Penderitaan makin bertambah ketika suara perutnya yang kosong terdengar. Dengan memejamkan mata, Shadow kembali mengumpulkan semangat. Dia harus bisa jalan ke perapian dan mengambil mangkuk makanan yang ditinggalkan Falcon. Perutnya sudah sangat lapar.

“Aku pasti bisa. Harus bisa!” ujarnya sambal menggertakkan gigi.

Butuh satu jam lebih usaha keras disertai drama jatuh dari tempat tidur ke lantai, dia tak peduli. Dengan beringsut-ingsut di lantai kayu yang kotor, Shadow berhasil mencapai perapian. Tangan gemetarnya mengarah ke perapian untuk menjangkau mangkuk yang letaknya sedikit lebih tinggi dari posisi duduk.

“Ouch!”

Jarinya otomatis menjauhi mangkuk yang ternyata sangat panas itu. Sekarang matanya nanar mencari sesuatu untuk melapisi tangan agar tidak melepuh karena luka bakar.

Hari mulai rembang petang. Suasana remang di luar mempengaruhi pencahayaan di dalam rumah. Membuatnya makin kesulitan untuk mencari kain atau apapun di sana.

Hingga matanya tertumbuk pada meja tinggi di sudut ruangan. Ada beberapa mangkuk tersusun di sana. Tampaknya itu adalah meja untuk peralatan dapur. Ada sebuah napkin tergantung di atas meja itu. Harusnya, itulah yang digunakan Falcon untuk melapisi tangan saat mengangkat mangkuk panas.

“Bagaimana cara mengambilnya?” Kedua bahunya jatuh. Lesu dan keputus asaan mulai menghinggapi.

“Sialan kau Hugo! Kau yang membuatku seperti ini!” teriaknya marah.

*******

Terpopuler

Comments

🍁мαнєѕ💃🆂🅾🅿🅰🅴❣️

🍁мαнєѕ💃🆂🅾🅿🅰🅴❣️

kasihan amat

2024-02-19

1

Kustri

Kustri

semangat shadow

2023-10-14

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Malam Kelabu
2 Bab 2. Awal Mula Kisah
3 Bab 3. Shadow
4 Bab 4. Mengalahkan Diri Sendiri
5 Bab 5. Tekad
6 Bab 6. Latihan Pertama
7 Bab 7. Misi Pertama
8 Bab 8. Terjun
9 Bab 9. Sarang Mafia?
10 Bab 10. Membebaskan Sandera
11 Bab 11. Pulang
12 Bab 12. Tuan Chester Moriarty
13 Pengumuman
14 Bab 13. Venus
15 Bab 14. Venus Moriarty
16 Bab 15. Strategi Kalangan Atas
17 Bab 16. Elliot Morgan
18 Bab 17. Perselisihan
19 Bab 18. Gadis Misterius
20 Bab 19. Resort Springhills
21 Bab 20. Mata Penuh Dendam
22 Bab 21. Siapa?
23 Bab 22. Pesta Para Bangsawan
24 Bab 23. Pesta Para Bangsawan 2
25 Bab 24. Baroness Frisia Holloway
26 Bab 25. Baroness Frisia Holloway 2
27 Bab 26. Bertemu Hugo
28 Bab 27. Moreno
29 Bab 28. Percobaan
30 Bab 29. Pengasuh Moreno
31 Bab 30. Kecurigaan Pada Frisia
32 Bab 31. Chester Terluka
33 Bab 32. Aku Menyayangimu
34 Bab 33. Lennox von Amstel
35 Bab 34. Trik Frisia
36 Bab 35. Hilangnya Frisia
37 Bab 36. Hukuman Shadow
38 Bab 37. Frisia dan Lennox
39 Bab 38. Perasaan Lennox
40 Bab 39. Lennox von Amstel 2
41 Bab 40. Pengakuan Lennox
42 Bab 41. Rahasia Frisia
43 Bab 42. Lamaran Lennox
44 Bab 43. Hugo Salah Langkah
45 Bab 44. Nasehat Chester
46 Bab 45. Ke Pantai
47 Bab 46. Sikap Hugo
48 Bab 47. Rencana Hugo
49 Bab 48. Pemecatan
50 Bab 49. Undangan Makan Malam
51 Bab 50. Makan Malam Dengan Chester Moriarty
52 Bab 51. Tekad Lennox
53 Bab 52. Kemarahan Damon
54 Bab 53. Damon dan Chester
55 Bab 54. Lulus
56 Bab 55. Alasan Hugo
57 Bab 56. Membawa Moreno
58 Bab 57. Penangkapan Damon
59 Bab 58. Tamat
Episodes

Updated 59 Episodes

1
Bab 1. Malam Kelabu
2
Bab 2. Awal Mula Kisah
3
Bab 3. Shadow
4
Bab 4. Mengalahkan Diri Sendiri
5
Bab 5. Tekad
6
Bab 6. Latihan Pertama
7
Bab 7. Misi Pertama
8
Bab 8. Terjun
9
Bab 9. Sarang Mafia?
10
Bab 10. Membebaskan Sandera
11
Bab 11. Pulang
12
Bab 12. Tuan Chester Moriarty
13
Pengumuman
14
Bab 13. Venus
15
Bab 14. Venus Moriarty
16
Bab 15. Strategi Kalangan Atas
17
Bab 16. Elliot Morgan
18
Bab 17. Perselisihan
19
Bab 18. Gadis Misterius
20
Bab 19. Resort Springhills
21
Bab 20. Mata Penuh Dendam
22
Bab 21. Siapa?
23
Bab 22. Pesta Para Bangsawan
24
Bab 23. Pesta Para Bangsawan 2
25
Bab 24. Baroness Frisia Holloway
26
Bab 25. Baroness Frisia Holloway 2
27
Bab 26. Bertemu Hugo
28
Bab 27. Moreno
29
Bab 28. Percobaan
30
Bab 29. Pengasuh Moreno
31
Bab 30. Kecurigaan Pada Frisia
32
Bab 31. Chester Terluka
33
Bab 32. Aku Menyayangimu
34
Bab 33. Lennox von Amstel
35
Bab 34. Trik Frisia
36
Bab 35. Hilangnya Frisia
37
Bab 36. Hukuman Shadow
38
Bab 37. Frisia dan Lennox
39
Bab 38. Perasaan Lennox
40
Bab 39. Lennox von Amstel 2
41
Bab 40. Pengakuan Lennox
42
Bab 41. Rahasia Frisia
43
Bab 42. Lamaran Lennox
44
Bab 43. Hugo Salah Langkah
45
Bab 44. Nasehat Chester
46
Bab 45. Ke Pantai
47
Bab 46. Sikap Hugo
48
Bab 47. Rencana Hugo
49
Bab 48. Pemecatan
50
Bab 49. Undangan Makan Malam
51
Bab 50. Makan Malam Dengan Chester Moriarty
52
Bab 51. Tekad Lennox
53
Bab 52. Kemarahan Damon
54
Bab 53. Damon dan Chester
55
Bab 54. Lulus
56
Bab 55. Alasan Hugo
57
Bab 56. Membawa Moreno
58
Bab 57. Penangkapan Damon
59
Bab 58. Tamat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!