Arqan menyerahkan buku berisi dialog dalam game yang harus diisi oleh rachel.
"aku sudah minta teman teman sekelasku mengisi dialog sesuai karakter mereka. Jadi tolong tuliskan juga dialog versimu. " itu adalah perintah pertama arqan ke rachel.
Arqan menyalakan komputer dan menyuruh rachel untuk mengedit bab yang sudah dia sediakan. Sementara rachel mengedit bab arqan melakukan hal lain dengan memainkan arcade game ke 9 nya yang berjudul Genocide Rule.
Arcade game itu dipindahkan disana karena dianggap memiliki visual yang gore dan alur cerita yang terlalu brutal, sehingga pengelola game center membanned nya dan mengembalikannya ke ruang laboratorium arqan.
"apa yang salah dari permainan ini? Padahal anak-anak menyukai game horror adventure dan visual berdarah yang ku buat pun tidak terlalu detail. " arqan sangat gusar. Dia memperhatikan kerja rachel dari belakang, lalu kembali memainkan arcade game nya.
Setengah jam kemudian rachel selesai mengedit naskah, segera dia pun menunjukkannya pada arqan.
Arqan menekan tombol pause di samping stick. Dengan teliti dia menilai hasil pekerjaan rachel.
"ada beberapa dialog yang feel nya kurang dapat di beberapa situasi, seperti saat tokoh utama perempuan disekap dan saat fmc kejar kejaran dengan pelaku kriminal." arqan memberi petunjuk. Dia menyuruh rachel membayangkan dirinya sedang terikat di sebuah ruangan yang gelap dengan atap berduri yang semakin lama semakin mendekat ke padanya.
Rachel kesulitan menentukan ekspresi tambahan untuk karakter yang ketakutan. Karenanya dia meminta bantuan arqan untuk mendapatkan pencerahan.
Rachel meminta arqan untuk mengikat dirinya dengan kuat di kursi lalu mematikan lampu di ruangan, supaya rachel bisa merasakan menjadi si fmc sepenuhnya.
"kau ini pemberani ya... " ucap arqan ke rachel yang sedang dia ikat.
"totalitas dalam bekerja adalah salah satu prinsip hidupku bos. Jangan lupa untuk merekam suara juga! "
Prinsip hidup rachel yang kedua, 2. Totalitas dalam bekerja membawa hasil yang lebih baik.
Arqan meninggalkan rachel di dalam ruang laboratorium yang gelap.
Rachel memejamkan mata mencoba mengakses rasa takut yang dialami oleh si tokoh utama wanita.
"rasakan, rasakan, rasakan! "
Rachel mendapat referensi ekspresi dan intonasi suara dari film horror yang kemarin dia dan arqan tonton. Rachel coba mempraktekkan ekspresi ketakutan korban wanita di film itu dan rachel pun berhasil membuat teriakan histeris yang sangat natural.
"KYAAAA....!!!!! "
Arqan terkejut mendengar teriakan rachel. Dia menganggap itu bagian dari eksperimen yang dilakukan rachel. Tapi arqan tetap khawatir.
"tolong aku! Lepaskan aku dari sini! "
Rachel mendalami peran, dia sampai menjatuhkan kursinya ke samping. Arqan yang mendengar suara bentulan mulai panik, namun masih mencoba tetap profesional.
Rachel mulai menangis disaat itulah arqan menendang pintu dan menyalakan lampu. Arqan panik saat melihat rachel meringkuk di kursi dalam keadaan masih terikat. Arqan segera menolong rachel lalu membuka ikatannya.
"bagaimana teriakanku, sangat menjiwai bukan? " tanya rachel dengan senyum tanpa dosa padahal sudah membuat orang lain khawatir.
"kau membuat ku khawatir, lain kali tidak perlu menjatuhkan kursi segala!" arqan senang sekaligus resah dengan totalitas rachel.
Rachel mendengarkan kembali rekaman suaranya. Dia cukup puas dengan hasilnya dan ingin menyimpan rekaman suara itu. Arqan pun menghapus rekaman suara rachel di smartphone nya. Kenapa?
"Untuk apa juga arqan menyimpannya, bikin penuh memori saja."
Arqan memberikan tugas kedua ke rachel, pria itu menyuruh rachel mengambil tablet nya yang tertinggal di rumah. Untuk itu rachel mendapat kunci rumah arqan.
"aku meletakkan nya di atas sofa, aku yakin itu. Jangan mengintip kamarku ya. "
Rachel memutar bola mata. "siapa juga yang mau melihat isi kamar pemuda."
Rachel kembali ke rumah susun, saat di tangga dia memutuskan untuk pulang ke rumahnya terlebih dahulu untuk mengambil minuman. Namun sesampainya di rumah rachel terkejut mendapati sandal dan sepatu kedua orang tuanya tersusun rapi di depan pintu.
Rachel pun mengurungkan niatnya untuk masuk ke dalam rumah. Walaupun dia tahu alasan ayah dan ibunya datang adalah untuk membahas soal pembatalan kuliah, rachel juga tidak mau bolos kerja di hari pertama.
"mengutamakan pekerjaan tidak akan membuatku jadi anak durhaka kan? "
Rachel bergegas mengambil tablet di rumah arqan lalu kembali ke smk teknologi elit tanpa terdeteksi oleh para sekuriti.
"ini tablet mu pak bos! "
Duarr!!
Volume arcade game bos arqan yang sangat nyaring hampir membuat rachel kena serangan jantung. Bos nya itu sedang asik main game, tanpa memperhatikan sekitarnya.
Rachel meletakkan tablet atas papan kontrol arcade game. Bos arqan akhirnya me notice kedatangan rachel. Rachel bertanya apalagi tugasnya,
"sekarang kau boleh bersantai. Aku akan memasukkan dialog buatanmu ke dalam game ku. "
Rachel menempelkan kedua ujung jarinya. Dia bertanya apakah boleh ia menjadi tester pertama game arqan. Arqan mengangguk, tapi sebelum itu rachel diminta membelikan arqan nasi goreng. Ya, memang seperti itulah tugas asisten.
Rachel khawatir dengan kedua orang tuanya. Dia tidak mengangkat satupun telepon dari orang tuanya dan mematikan gps yang terpasang di hp nya.
"semoga saja ayah dan ibu mau mengerti tentang pekerjaan ini. " batin rachel.
Anak-anak smk teknologi elit istirahat jam 1 siang. Marry teringat dengan rachel si asisten. Dia bergegas mencari arqan dan rachel. Bagaikan punya indra keenam, marry langsung tahu kemana arqan membawa rachel.
Sementara itu rachel menunggu dengan bosan. Bos arqan sedang sibuk dengan peralatan dan mesin. Sosoknya benar-benar berbeda dengan yang dia temui di rumah.
Arqan memberikan kacamata VR ke rachel. Mereka pindah ke ruangan sebelah, isi ruangan itu membuat rachel takjub. Pasalnya tempat itu dihiasi ornamen berwarna biru dan hijau sehingga memberi kesan cyberpunk yang kuat.
Arqan menjelaskan cara memainkan gamenya; player diharuskan naik ke atas lantai elevator
Cara bergerak di dalam game;
- berjalan; berjalan seperti biasa
-berlari; berjalan cepat di dunia nyata
- melompat rendah dan tinggi; sama saja, cukup dengan melompat kecil
-berinteraksi dengan benda; lakukan sama seperti mengambil benda di dunia nyata
Setelah menjelaskan cara bermain arqan memulai permainan. Rachel tidak henti hentinya berdebar, kalau dia bermain dengan buruk bos nya mungkin akan kecewa.
Judul game nya adalah 'little bones' sesuai namanya pemain berperan sebagai manusia kecil di dunia raksasa yang mengerikan. Sambil terus menghindari tangkapan dari para raksasa pemain harus menyelesaikan puzzle yang ada.
Sekilas konsep game ini mirip dengan game horror adventure little nightmares, bedanya arqan membuat mode 2 player menjadi lebih menantang, karena kedua player bisa saling berbagi tugas.
Dalam gameplay mereka arqan bertugas mengalihkan perhatian para raksasa sementara rachel bertugas memecahkan puzzle nya. Mereka berhasil menyelesaikan 3 stage sekaligus hanya dalam waktu satu jam.
Rachel sangat menyukai permainan itu, dia memberikan bintang 5 untuk game little bones dan bintang 10 untuk developer nya.
"sebagus itukah, menurutku game ini biasa saja. " ucap arqan dengan ketus.
Rachel heran dengan sikap arqan yang seperti tidak percaya diri dengan kemampuannya sendiri. Tak lama kemudian datang nein yang entah bagaimana bisa berada di tempat itu.
Miaw~ miaw~miaw~
"nein?!! Sedang apa kamu disini?!" rachel menggendong nein. Bulu kucingnya itu basah, rachel marah kepada orang yang telah menyiram kucingnya.
Arqan melihat nein dengan bingung.
"tunggu, bagaimana caramu kucingmu kesini? Kau bilang selalu menguncinya dalam rumah. "
Kemungkinan ayah dan ibu rachel lah yang mengusir serta menyiram nein dengan air. Rachel menyesal tidak memberikan kucingnya itu kalung nama.
Jam kerja rachel berakhir, dia bergegas pulang setelah pamit dengan arqan.
"bagaimana kau bisa menemukanku nein? " tanya rachel sangat heran.
Miaw~
"oh kau mengendus jejakku. Kau seperti anjing saja. "
Sesampainya di rumah susun rachel memarkirkan motor dan berlari secepat mungkin ke kamarnya, nein mengikutinya dari belakang.
Sesampainya di kamar rachel disambut ekspresi marah ayah, ibu, dan tante miranda, kurang lebih rachel tahu apa yang akan terjadi sekarang.
(bagian rachel dimarahi di skip aja, soalnya gak baik dibaca pas puasa)
***
Rachel mandi air hangat untuk meredakan stress setelah dimarahi oleh kedua orang tuanya. Singkatnya tadi siang rachel dimarahi karena terus menolak panggilan dan bekerja secara pribadi tanpa izin dari kedua orangtua nya.
Rachel menjelaskan kalau pekerjaan dengan arqan sebagai asisten murid itu legal walaupun masih asing di pasar lowongan kerja. Setelah adu argumen yang panjang rachel serta menyertakan bukti bukti kelegalaan pekerjaan itu akhirnya rachel berhasil mendapatkan izin dari kedua orangtua nya.
"aku boleh terus bekerja di tempat arqan, syukurlah... "
Sejak tadi nein terus mengeong rachel yang penasaran pun mempercepat mandinya. Dia membuka tirai jendela yang berusaha dibuka oleh nein.
"tidak ada apa-apa disini nein. " ucap rachel ke kucingnya.
Tak lama kemudian pawai melintas di jalanan. Pawai hari ulang tahun kota ke 26 tahun itu dimeriahkan oleh beberapa presenter dan penyanyi terkenal.
"kau tertarik pada keramaian nein? Atau kau suka lampu yang berkelip? "
Nein berlari ke pintu depan. Kucing itu mengeluskan badannya di pintu seolah ingin pergi keluar. Rachel yang tidak bisa membiarkan kucing kesayangannya berjalan sendirian di luar pun mengajak nein berjalan jalan di sekitaran gedung.
"duduk yang tenang di rangkulan ku. Besok aku akan membelikanmu kalung, akan ku tulis nama di kalung itu agar tidak ada lagi yang mengira kau kucing liar. " ucap rachel sembari terus tersenyum manis.
Rachel membeli jajanan pentol di depan rumahnya. Entah kenapa di depan rumahnya malam ini ada banyak sekali pedagang kaki lima yang singgah, mungkin karena malam ini diadakan perayaan ulang tahun kota.
"mau makan yang lain nein? "
Rachel memberikan kucingnya itu jajanan lain lagi, sangat lucu melihat kedekatan antara manusia dengan seekor kucing. Mungkin pemandangan ini dapat kita lihat hanya disaat saat tertentu ketika seorang pecinta kucing membawa kucingnya keluar rumah.
Disaat yang sama arqan dan para penyewa lain menyiapkan kembang api di atap gedung. Hanya penyewa yang dipercaya tuan tanah saja yang diizinkan naik ke atap gedung. Arqan sendiri sebagai penyewa yang sering membuat masalah diberi izin karena dia bertanggung jawab dan bisa disuruh suruh.
"menjauh dari bom nya! (petasannya) "
Arqan membakar sumbu kembang api lalu berjalan mundur 20 langkah.
Psyuu~ darr!
Kembang api dengan berbagai bentuk dan ukuran menerangi langit malam. Arqan merekam momen itu sedekat mungkin menggunakan kamera drone.
Rachel yang berada di bawah tidak menyangka pesta kembang api secantik itu berasal dari atap rumahnya.
Malam itu pun ditutup dengan pesta kembang api di segala penjuru kota.
***
Keesokan harinya rachel datang lagi ke smk teknologi elit jam 10 pagi. Baru saja sampai dia tiba-tiba saja disambut perlakuan tidak mengenakkan dari siswa-siswa random.
"nah ini dia!! Orang ini yang kemarin masuk sini terus mematikan lampu! Geledah dia dan rumahnya! "
Rachel tidak mengerti apa yang terjadi, tiba-tiba saja dia dituduh melakukan sesuatu yang tidak benar.
"tungg, jangan sentuh saya!! Saya datang kesini untuk bekerja! Kenapa kalian menyerang saya seperti ini!! " rachel menepis tangan anak-anak perempuan yang coba menggeledah dirinya.
Siswa itu menjelaskan ada barang yang hilang di laboratorium itu, dan dua orang yang masuk laboratorium kemarin hanya arqan dan rachel.
Arqan akan diperiksa nanti. Rachel tetap menolak untuk digeledah. Tak lama kemudian arqan datang bersama sirkelnya. Teman se sirkel arqan memukul wajah siswa yang menuduh rachel.
"aduhh... " rintih nya kesakitan.
"ini dia terdakwa satunya, geledah ni orang!! "
Arqan dilindungi oleh sirkelnya, namun arqan yang gentleman menolak perlindungan itu. Dia lebih suka menyelesaikan masalahnya sendiri, untuk itu arqan sendiri yang menghadapi si penuduh.
"aku terdakwa apa?! Jangan asal tuduh apalagi menuduh orang yang bekerja dengan jujur!" ucap arqan dengan sedikit marah.
"heh arqan! kemarin kau dan cewe ini berduaan di laboratorium kan. Terus pas ada kesempatan kau mematikan lampu untuk berduaan dengannya. "
"benar dan juga salah. Aku berduaan dengannya karena dia asisten ku, dan aku tidak mematikan lampu untuk mengambil kesempatan. Mba rachel memintaku mengikatnya di kursi dan mematikan lampu supaya dia bisa merasakan bagaimana rasanya menjadi tokoh utama wanita yang disekap untuk keperluan mengedit naskah dialog di game ku. " arqan menjelaskan dengan lugas.
"nah! Itu dia momen dimana dia mengambil barangku! " ucap siswa itu sambil menunjuk ke muka arqan.
"aku kehilangan sampel obat kuat yang ku racik dari berbagai jenis obat kuat lainnya. Barang itu sangat berharga karena akan terjual mahal!! "
"apa, obat kuat? Lu bikin obat kuat di laboratorium sekolah? " tanya arqan.
"tidak, aku membuatnya di rumah! Aku membawanya ke sekolah untuk dipamerkan tapi aku kehilangan obat itu dan satu-satunya tempat yang aku datangi di sekolah hanyalah laboratorium. Makanya aku menggeledah siapa saja yang datang ke laboratorium kemarin. "
Mendengar penjelasan siswa itu arqan hanya bisa menepuk dahi. Menurutnya penuturan saja sudah menjelaskan kalau obat itu tidak hilang di laboratorium. Arqan menarik nafas lalu bicara dalam tempo cepat.
"lu gak mikir apa! Emangnya lu dateng ke sekolah langsung teleport ke laboratorium? Bisa aja obat kuat lu jatuh pas di jalan, kan elu sebelum ke laboratorium ngelewatin banyak tempat, ada gerbang sekolah, parkiran, halaman depan, teras, lorong, tangga, baru sampai di laboratorium. Masa lu cuma nuduh gue yang di laboratorium!!"
siswa itu terdiam. Arqan tidak peduli dengan masalah kehilangan ini, dia mengajak rachel untuk lanjut bekerja.
Sementara siswa yang kehilangan obat kuatnya hanya bisa tertunduk pasrah, dia tidak bisa menghadapi arqan yang bagaikan idola di smk ini, apalagi argumen yang dilontarkan arqan tadi sangat masuk akal.
Rachel menarik tangan arqan, dia berterima kasih karena sekali lagi arqan telah membantunya.
Arqan membalas dengan senyuman.
.......................................................................................
Jangan lupa like, komen, dan favoritkan novel ini biar author cepat naik level ke gold 😁 dah lama pengen crazy update tapi belum kesampaian 😂
.......................................................................................
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
Theafterworld
Buat yang bingung dengan pengguna bahasa formal dan informal di novel ini. Karakter akan ngomong pakai bahasa informal kalau terbawa emosi atau perasaan. contoh perasaan; senang, marah, sedih.
2023-04-06
1