Kabar dihukumnya pelayan Catharina sampai ketelinga seluruh orang di istana. Dan mereka semua membicarakan betapa kejamnya Permaisuri Ellena. Tidak hanya di dalam istana, kabar kekejaman Ellena sampai di luar istana sehingga kini tak ada satupun orang yang berani meremehkan Ellena.
Mendengar kabar kekejaman Permaisurinya membuat Winter cukup terkejut. Ia sendiri tak menyangka, Ellena akan bertindak seberani itu. Padahal sebelumnya Ellena tampak seperti tak mampu memukul seekor lalat sekalipun.
Pintu ruang kerja Winter diketuk dari luar. Catharina memberitahukan kedatangannya pada Winter. Mendengar suara Catharina, dahi Winter langsung mengerut. Serasa tak senang waktu kerjanya diganggu. Meski begitu Winter tak bisa mengabaikan Catharina karena ia membutuhkan kekuatan keluarga Catharina. Baron Rosaro, Ayah Catharina merupakan ketua kelompok pasukan kesatria pilihan dengan kekuatan paling kuat di Kaisaran. Padahal dulunya Baron Rosaro hanyalah seorang prajurit bayaran dan diberikan gelar Baron oleh mendiang Kaisar sebelumnya, yakni Ayah dari Winter.
"Masuk saja," Kata Winter.
Pintu terbuka, Catharina masuk dan menutup pintu. Ia berjalan perlahan mendekati Winter sambari menangis. Ia berkata kalau ia sangat sedih dan terguncang karena kejadian tak mengenakkan di istana tempatnya tinggal. Catharina meminta keadilan untuk pelayannya yang hukum terlalu berat.
"Yang Mulia ... tolong bujuk Yang Mulia Permaisuri untuk menurunkan perintah mengurung pelayan saya. Kasiani dia, Yang Mulia." kata Catharina.
Winter langsung sakit kepala mendengar rengekan Catharina. Ia ingin marah, tapi ia tak bisa melakukannya. Winter lantas bertanya, apa alasan Catahrina memohon untuk meringankan hukuman pelayannya? berkata, jika ingin memohon harusnya memohon pada Permaisuri.
"Bukankah sudah aku katakan sebelumnya. Kau harus memperlajari hukum yang berlaku di istana ini. Dan urusan dalam istana sepenuhnya adalah wewenang dan tanggung jawab Permaisuri." jawab Winter.
Baru saja Catharina ingin bicara. Pintu ruang kerja diketuk dari luar. Ellena datang memenuhi panggilan Winter. Catharina kaget, padahal ia sama sekali tak ingin bertemu Ellena karena sangat kesal pada Ellena. Melihat wajah kesal Catharina, Winter seolah tak peduli. Ia lantas menyuruh Ellena masuk ke ruang kerjanya.
Pintu terbuka, Ellena masuk dan menutup pintu. Ellena sempat terkejut melihat Catharina juga ada di ruang kerja Winter. Meski begitu ia tidak memedulikan Catharina dan langsung berjalan mendekati Winter yang sedang ada di meja kerja.
"Ada keperluan apa sehingga Anda memanggil saya, Yang Mulia Kaisar?" tanya Ellena.
Winter menatap Catharina, "Kau tak mau bertanya pada Permaisuri langsung? Bukankah kau berkata mau memohon untuk meringankan hukuman pelayanmu?" tanya Winter.
Catharina terkejut. Ia diam menunduk. Ellena menatap Winter dan bertanya, apa maksud ucapan Winter? Winter menjawab, jika Catharina datang menghadap padanya dan memintanya untuk membujuk Ellena meringankan hukuman untuk pelayannya. Winter menjelaskan sesuai dengan perkataannya yang disampaikan pada Catharina sebelumnya.
Ellena menatap Catharina, "Apa maksudmu, Lady Rosaro? apa kau sungguh ingin menentang otoritasku? atau ... kau ingin mengaduku dengan Yang Mulia Kaisar?" tanya Ellena.
Catharina kaget, "Bu-bukan seperti itu, Yang Mulia. Sa-saya hanya merasa hukuman yang Anda berikan berlebihan. Bukankah Anda punya hati yang welas asih dan penyayang? tidakkah Anda terlalu kejam untuk tidak memberi makan dan minum padanya selama tiga hari?" jawab Catharina.
Ellena tersenyum, "Apa aku perlu melimpahkan hukuman pelayanmu padamu, Lady? Kau menganggap remeh perbuatan pelayanmu, rupanya. Pikirkan ini, misalkan teh yang mengenai gaunku adalah teh yang masih panas, dan kulitku terluka, apa yang akan terjadi? tindakan pelayanmu sama saja seperti menyakiti anggota Keluarga Kekaisaran, dan hukumannya adalah hukuman gantung. Ah ... atau kuturunkan titah hukuman gantung saja ya?" kata Ellena.
"Jangan! ja-jangan lakukan itu, Yang Mulia. Sa-saya mengerti. Saya tidak akan memohon untuk keringanan atau apapun itu." jawab Catharina.
"Kalau urusanmu dengan Yang Mulia Kaisar sudah selesai, kuharap kau pergi dari ruangan ini. Ada hal yang sangat penting yang ingin aku diskusikan dengan beliau." kata Ellena mengerutkan dahi menatap Catharina.
Catharina menunduk dan sedikit membungkuk. Ia memberi salam, lalu berpamitan dan pergi meninggalkan ruang kerja Winter. Begitu melihat Catharina keluar dari ruangan, Ellena tanpa sadar menghela napas.
"Hahh .... "
"Kenapa menghela napas, Permaisuri? apa kau sedang kesal?" tanya Winter.
"Tidak, Yang Mulia. Bukan apa-apa. Silakan sampaikan apa yang ingin Anda bicarakan dengan saya," kata Ellena.
"Tidak mau duduk dulu?" tawar Winter.
"Tidak perlu, Yang Mulia. Saya masih banyak pekerjaan." jawab Ellena.
Ellena mulai kesal. Winter tak mau langsung bicara dan memberitahu kenapa Winter memanggilnya. Winter malah menawari ini itu yang menurutnya tak penting.
"Apa-apaan pria ini. Kenapa dia tak langsung bicara dan malah berbicara yang tidak jelas. Membuatku kesal saja. Dia seharusnya tahu, kalau aku tak mau makan bersamanya lagi, itu artinya aku mau menghindarinya." batin Ellena.
"Aku sudah dengar apa yang terjadi di istana Dandelion. Dan ... " kata kata Winter terpotong oleh Ellena yang salah paham.
Ellena berpikir Winter memanggilnya untuk menegur tindakannya yang sudah mengusik pelayan simpanannya. Dan Ellema langsung saja mengutarakan isi pikiran dan hatinya tanpa mendengarkan lebih jelas apa yang hendak disampaikan Winter.
"Mohon maaf menyela perkataan Anda, Yang Mulia. Saya tidak akan mencabut atau meringankan hukuman pelayan itu. Sekalipun Anda menggunakan otoritas Anda. Saya merasa tersinggung atas perkataan Anda. Silakan saja jika Anda ingin memihak Lady Rosaro, tapi tidak untuk mengubah keputusan yang sudah saya buat. Saya punya hak mutlak untuk menghukum siapa saja yang berani dan bersikap kurang ajar pada saya. Mau itu pelayan ataupun wanita simpanan Kaisar. Mohon maafkan kelancangan saya salam berbicara. Saya hanya ingin menyampaikan apa yang saya pikirkan dan saya rasakan." jelas Ellena panjang lebar.
"Permasuri ... apa kau berpikir seperti itu? sepertinya kau sudah salah paham dengan maksduku memanggilmu dan perkataanku." kata Winter.
Ellena kaget, "Ya? a-apa maksudnya saya salah paham? bukankah Anda memanggil saya karena tidak terima saya menindas pelayan Lady Rosaro?" tanya Ellena.
"Coba jelaskan, kenapa aku harus tidak terima?" sahut Winter.
"Itu ... bukankah sudah jelas? Kalau Anda dan Lady Rosaro memiliki hubungan yang tidak biasa dan karena itu juga Anda harus membelanya, kan? saya tidak peduli siapa wanita yang Anda sukai atau Anda mau punya berapa banyak wanita simpanan. Hanya saja Anda perlu tahu, kalau saya akan membalas setiap perbuatan siapapun yang mengusik atau menyinggung saya. Sekalipun itu orang Anda." kata Ellena.
Winter tertawa keras. Ia berdiri dari tempatnya duduk dan berjalan menghampiri Ellena. Winter menatap Ellena dan menyeka air matanya yang keluar karena terlalu keras tertawa.
"Ellena, Ellena ... kau ini sungguh membuatku tidak bisa berkata-kata." kata Winter.
"Ellena? dia baru saja memanggil namaku? pria ini ternyata tahu kalau namaku Ellena. Padahal ia tak pernah sekalipun mengucapkan nama atau memanggilku dengan nama selama kehidupan pertama. Ada apa ini? apa yang terjadi? Kehidupan keduaku kenapa aneh sekali," batin Ellena.
"Maaf, Yang Mulia. Saya tidak mengerti maksdu Anda. Dan kenapa Anda tertawa?" tanya Ellena butuh penjelasan.
Winter pun angkat suara. Winter menegaskan kalau ia sama sekali tidak memihak pada Catharina. Alasannya memanggil Ellena adalah untuk memberitahu Ellena, jika ia berkenan membantu kalau-kalau Ellena merasa kesulitan dalam menghadapi para bangsawan yang mengusik Ellena, atau siapapun. Ellena boleh menggunakannya sebagai perisai.
"Dan satu hal lagi yang sepertinya perlu aku luruskan di sini, saat ini juga. Agar kau tak salah paham. Catharina bukanlah wanita simpananku. Wanitaku hanya satu, yaitu Permaisuri Ellena De Veloz. Satu-satunya Permaisuri Kekaisaran Veloz. Jangan salah berasumsi dan berpikir yang macam-macam hanya karena aku terlihat dekat dengan Catharina. Apa kamu mengerti maksud ucapanku, Permaisuriku?" kata Winter menjelaskan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments
Hilmiya Kasinji
mungkin di kehidupan pertama dulu kurang komunikasi shg bisa salah paham. selain itu si elena terlalu baik jadi mudah difitnah
2024-08-07
0
Ida Blado
sepertinya di sini perlu di perbaiki,apa yg harusnya jdi percakapan ya jgn di jadikan narasi.krn agak aneh krn setelah percakapan yg melanjutkan inti dri narasi tersrbut
2023-04-12
0