Sepasang suami istri tampak gusar dengan adanya selembar surat dari sang putri sulung, putri kesayangan yang di gadang-gadang dapat mengangkat martabat keluarga mereka. Anak yang begitu mereka manjakan di banding anak bungsunya yang urakan dan dianggap tidak berguna.
"Bagaimana ini pa?" tanya wanita itu sambil mematap berkali-kali kertas yang sudah puluhan kali ia baca, hingga ia hafal setiap kata yang tertoreh di kertas itu.
"Ini salah mama!" ucap pria itu malah menyalahkan sang istri.
"Kok jadi mama yang di salahkan?" jelas wanita itu tidak terima.
"Kalau saja mama tidak terlalu memanjakan Lusi, Lusi tidak akan berani seperti ini."
"Bukankah papa juga, memang selama ini siapa Hanh ngasih semua yang Lusi mau kalau bukan papa, mama cuma menyetujuinya kenapa mama jadi yang di salahkan!?" ucap wanita itu tidak mau kalah.
"Sudah, sudah, kok jadi kita yang debat sendiri!" ucap pria itu setelah mengakui ini juga andil darinya, tapi nasi sudah menjadi bubur, anak bungsunya sudah mengkhianati mereka.
"Tadi papa yang mulai!" gerutu sang wanita dengan suara pelan setelah sang suami mengakhiri perdebatan mereka.
"Trus bagaimana sekarang pa?" tanya wanita itu lagi mengulang pertanyaan sebelum terjadi berdebatan.
Mendapat pertanyaan dari sang istri, pria itu malah meremas rambutnya, menyunggarnya ke belakang dan menjadikan tangannya sebagai tumpuan wajahnya.
"Papa juga nggak tahu, kalau sampai nyonya Ratih tahu, atau tuan Agra tahu, habislah kita!" ucapnya dengan frustasi.
"Mereka pasti sudah tahu pa, sebentar lagi bukan tidak mungkin utusan mereka akan datang ke sini!" wanita itu memilih jari jemarinya, membayangkan apa yang akan terjadi selanjutkan sudah berhasil membuatnya begitu gugup. Ia tidak bisa membayangkan jika tiba-tiba jatuh miskin, bagaimana nanti kalau ketemu teman-teman arisan, ya ampun ...
Membayangkan saja sudah membuat bulu kuduknya merinding. Di tambah hujatan para tetangga pastinya.
Mereka hanya pemilik perusahaan kecil yang hanya satu kali sentil saja sudah pasti perusahannya akan tumbang di tangan finityGroup. Mereka sengaja meminta putri sulungnya untuk mendekati putra tertua finityGroup agar bisa memberi suntikan modal besar untuk memperbesar perusahaannya saat putrinya menikah nanti.
Tapi kenyataannya malah kini nasib mereka berada di ujung tanduk gara-gara putri kesayangannya itu.
Seorang gadis yang baru pulang dari kampus tampak terperangah saat melihat kedua orang tuanya duduk saling diam di ruang keluarga, wajahnya tampak menunjukkan ada masalah padahal di luar tengah ramai para pendekor ruangan, meskipun pernikahan tidak di laksanakan di rumah, mereka sengaja membuat hajatan sendiri di rumah agar mendapat amplop Doble dari para tamu. Karena para tetangga tidak mungkin di undang ke gedung bersama tamu keluarga finityGroup.
Kenapa mereka? batinnya sambil melangkah mendekat, sebenarnya ia berniat berjalan melalui mereka begitu saja, tapi keningnya semakin berkerut saat dua orang itu bahkan tidak menyadari keberadaannya. Hal itu malah membuatnya semakin penasaran, ia maupun kembali memundurkan langkahnya.
"Ada apa?" tanyanya sambil mengamati wajah sang ayah. Tapi tidak mendapat jawaban, malahan wanita yang berstatus sebagai mamanya tiba-tiba menangis membuat gadis itu semakin mengerutkan keningnya,
"Kenapa mama nangis?" tanyanya lagi, ia kembali berbalik pada papanya yang terlihat duduk diam tidak jauh dari sang mama.
"Pa, sebenarnya ada apa sih ini?" gadis itu semakin bingung.
Pria paruh baya itu hanya memberi isyarat dengan matanya, menunjuk ke arah kertas yang tergeletak di atas meja.
Gadis itu pun segera mengambil kertas itu dan membacanya, karena terlalu terkejut ia sampai menjatuhkan kembali kertas itu,
"Bagaimana bisa seperti ini pa? Kenapa kak Lusi Setega ini?" tanyanya kemudian, walaupun selama ini ia seperti putri yang tidak pernah di anggap tapi rasa sayangnya pada kedua orang tuanya memaksanya untuk tetap peduli.
"Papa juga nggak tahu, papa pikir yang Lusi katakan beberapa hari ini hanya bercanda tapi nyatanya semua ini benar!" ucap sang papa membuat gadis itu semakin tercengang.
Ini benar-benar membagongkan ....
"Tapi pa, tiga hari lagi kak Lusi menikah! Bagaimana bisa dia seenaknya begini?" sebenarnya ini kesempatan bagus untuk menjatuhkan kakak perempuannya itu di mata kedua orang tuanya tapi ternyata hatinya tidak bisa sejahat itu meskipun selama ini mereka tidak pernah adil padanya.
"Papa juga bingung harus bagaimana, tuan Agra pasti akan sangat murka jika mengetahui hal ini!"
Gadis itu ikut tercekat, ia terduduk di sofa tidak jauh dari sang mama yang tengah menangis tersedu-sedu. niatnya untuk segera ke kamar dan berangkat lagi bekerja ia urungkan.
***
Aku adalah Sandra, Kasandra Putri. Usiaku dua puluh tahun, aku tengah menempuh pendidikan di salah satu universitas dengan jurusan bisnis. Aku masih semester empat, masih separoh jalan untuk mendapatkan gelar sarjana.
Tapi meskipun papaku seorang pengusaha tapi aku harus kerja paruh waktu untuk membiayai kuliahku sendiri karena papa tengah mengumpulkan modal untuk usaha yang akan di bangun kakak Perempuanku.
Kami dua bersaudara, aku punya seorang kakak perempuan. Dia sangat cantik dan anggun berbeda sekali denganku yang malas dandan. Aku bisa di bilang sedikit tomboy, baju kebangsaan ku kaos oblong, dan celana selutut.
Kakak Perempuanku bernama Lusi. Lusiana Putri, usianya empat tahun di atasku.
Kalau aku pikir-pikir, dia wanita yang sangat beruntung. Sudah cantik, papa dan mama begitu memanjakannya karena kecantikan dan kepintarannya, tidak sepertiku yang bahkan untuk mendapatkan peringkat sepuluh di kelas butuh usaha ekstra.
Ia tidak perlu bersusah payah melamar pekerjaan kesana kemari setelah lulus, karena banyak perusahaan yang langsung menawarinya pekerjaan.
Bahkan papa setiap bulannya selalu memberi Lusi uang untuk membangun perusahannya sendiri, tapi sudah dua tahun berjalan nyatanya perusahaan itu tak kunjung ada, entah perusahan sepeti apa yang ingin di bangun oleh Lusi dan papa.
Dan yang paling membuat papa dan mama bangga, ternyata kak Lusi berhasil menarik hati pemilik perusahaan tempat kakak bekerja. Bahkan mereka sudah merencanakan sebuah pernikahan mewah setelah dua tahun berpacaran.
Tapi nyatanya yang aku pikirkan salah, justru di detik-detik menjelang pernikahan kakakku adalah hari dimana kehidupanku akan berubah.
Kakakku kabur dengan pacar barunya tepat tiga hari sebelum hari pernikahannya.
Jika itu hanya menyangkut aku dan kakak mungkin aku akan anggap santai, tapi ada papa dan mama di sana. Bagi mereka apa yang kakak perempuanku lakukan adalah kesalahan fatal yang tidak pernah bisa diperbaiki lagi.
Bersambung
Jangan lupa untuk memberikan Like dan komentar nya ya kasih vote juga yang banyak hadiahnya juga ya biar tambah semangat nulisnya
Follow akun Ig aku ya
Ig @tri.ani5249
...Happy Reading 🥰🥰🥰...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 123 Episodes
Comments
zee
anak bungsu atau anak sulung???
2023-08-28
1
Kinay naluw
ckckck kakaknya emang membagongkan.
2023-06-21
1
Nnek Titin
anak yg terlalu d manja memang selalu begitu
tapi org tua juga cenderung selalu ngalah dan ga berani menegur
2023-05-18
2