Bab. 5. Badan Nasional.

Sejak kejadian itu, Sekar kini dikucilkan oleh rekan kerjanya. Ia semakin sedih karena mentalnya benar-benar ditempa dengan berbagai hal.

Sekar bahak tidak pernah diajak bicara oleh rekan-rekan kerjanya. Ia hanya bekerja beristirahat dan bekerja kembali setelah itu ia kembali kerumahnya dengan aktivitasnya sebagai seorang ibu rumah tangga.

Ponselnya selalu berdering karena ratusan nomor asing selalu menghubunginya. Menteror serta mengancamnya.

Setiap berada dirumah ponselnya tidak Sekar aktifkan hal ini karena ia tidak ingin keluarganya mengetahui apa yang ia alami sebenarnya.

Namun sepandai-pandainya tupai melompat, pasti akan jatuh pula. Demikian halnya dengan Sekar, sepandai-pandainya ia menutupi masalahnya, suaminya akhirnya mengetahuinya juga.

"Bu mengapa ibu menutupinya selama ini ? meskipun ayah belum bisa membantu setidaknya ibu bisa menceritakan masalahmu agar beban hati mu bisa berkurang." ucap sang suami kepada Sekar.

"Maafkan aku bang, sebenarnya aku ingin mengatakan hal ini sejak awal, tapi aku takut hal ini akan menjadi beban bagi Abang." ucap Sekar dengan lemah.

Ia sadar ia bersalah, karena menutupi semua Maslah yang ia alami kepada suaminya. hal itu karena ia tidak ingin menambah beban pikiran suaminya.

Karena ia tau bahwa suaminya lebih mengalami beban mental yang berat, sejak ia terkena PHK ia tidak mendapatkan penghasilan, dan hanya menambah beban sang istri.

"Maafkan Abang seharusnya, kau tidak perlu mengalami masalah seperti ini jika saja aku bisa mencukupi kebutuhan keluarga. Karena aku sebagai tulang punggung keluarga dan kau hanya sebagai tulang rusukku."

"Yang seharusnya aku lindungi dan menjaga hatiku, memberikan kekuatan dalam aku mewujudkan keluarga yang sakinah mawadah warahmah." ucap sang suami dengan penuh penyesalan.

"Sudahlah bang, kita hanya bisa berserah diri kepada Allah, semoga segera mendapatkan pertolongan dan kita bisa segera bangkit dari keterpurukan ini." jawab Sekar mencoba memberikan semangat kepada sang suami meskipun ia sendiri saat ini tengah rapuh.

Keduanya saling menguatkan satu sama lainnya. Agar perjalan hidup mereka yang masih panjang ini bisa mereka lewati dengan sedikit lebih ringan.

"Halo" ucap sang suami saat telpon Sekar berdering.

"Hai keluarga bangsat, segera lunasi hutang Sekar. Jangan sampai kalian menyesal karena telah berani menghindari tanggung jawab dan tidak membayar hutang." ucap orang disebrang tersebut.

"Maaf ini, dari siapa ?." tanya Sekar yang langsung menjawab panggilan tersebut.

"Hai anjing, segera bayar hutang-hutang yang kau pinjam itu. Berkali-kali sudah diingatkan tapi tetap saja tidak segera membayarnya." ucap oknum tersebut.

"Maaf bukannya saya lari dari tanggung jawab, tapi saya benar-benar tidak mempunyai uang dan kali boleh saya tau ini dari aplikasi apa dan dengan siapa ?." tanya Sekar.

"Saya dari aplikasi pinjaman A, segera bayar hutang-hutang mu jika tidak ingin kami buat malu." ucap oknum tersebut.

"Maaf saya tidak pernah meminjam dari aplikasi A." jawab Sekar.

"Dasar anjing sudah pinjam dan menghabiskan uangnya kau berani bilang kalau tidak pernah meminjam uang."

"Ingat bajingan kami sudah mengantongi kontak yang ada diponsel mu. Dalam hitungan detik saja kau akan kami buat malu."

"Apa perlu video yang telah kami kirimkan itu kami sebarkan keseluruhan kerabat dan teman-teman mu." ancam oknum tersebut.

"Maaf saya benar-benar belum mempunyai uang, jadi sekali lagi saya minta maaf." jawab Sekar.

Ancaman demi ancaman terus Sekar dapatkan, ia hanya bisa menangis tanpa bisa berbuat apa-apa lagi. Jangankan untuk membayar hutang yang oknum tersebut sebutkan.

Untuk makan saja Sekar sangat kekurangan. Sekar hanya bisa pasrah dengan apa yang akan terjadi, hanya saja ia sangat takut jika hal itu berdampak pada kedua anaknya yang masih kecil.

Setelah tenang Sekar, mencoba mencari beberapa informasi dari internet. Ia ingin meminta bantuan kepada badan tertentu agar bisa mendapatkan bantuan atau masalah yang ia hadapi.

Setelah mendapatkan nomor kontak badan tersebut Sekar segera menyimpannya. Ia juga menyiapkan beberapa persyaratan yang di minta dalam situs yang menyebutkan bahwa mereka bisa membantu masalah yang Sekar hadapi.

Setelah malam semakin larut Sekar memutuskan untuk beristirahat. Agar besok ia bisa segera mencari solusi yang ia hadapi.

Seperti yang Sekar rencanakan, saat jam kerja, ia mengirimkan pesan ke sebuah nomor badan nasional yang bisa membantu masalahnya.

"Assalamualaikum, bapak ibu yang terhormat, bisakah saya meminta bantuan terkait Maslah hutang riba dan pinjaman online ?." pesan singkat dari Sekar.

"Waalaikumsalam, tentu saja bisa. Silakan hubungi nomor sekian sekian untuk masalah yang anda hadapi." jawab dari badan nasional tersebut.

Ada sedikit harapan di hati Sekar, karena memang benar badan nasional tersebut bisa membantu Masalah yang ia hadapi.

Sekar segera menghubungi nomor tersebut. Beberapa kali ia menghubungi namun tetap saja tidak ada yang mengangkat panggilannya.

Sekar tak berputus asa, ia mengirimkan pesan singkat pada nomor tersebut.

"Assalamualaikum, bapak ibu yang terhormat, bisakah saya meminta bantuan terkait Maslah hutang riba dan pinjaman online ?." pesan singkat dari Sekar.

Namun tak berapa lama kemudian saat Sekar sedang sibuk beraktivitas. Ada pesan balasan dari nomor yang memang ia tunggu-tunggu sejak tadi.

"Waalaikumsalam, maaf ini dengan siapa dan dari daerah mana ?." jawab pihak badan nasional.

Sekar sangat bahagia karena pesannya mendapatkan respon. Artinya ada sedikit harapan masalah yang ia hadapi akan segera terselesaikan.

"Saya Sekar, dari kota J" jawab Sekar.

"Maaf, untuk saat ini quota kami sudah penuh. Dan kami tidak bisa membantu Maslah anda." jawaban dari pesan itu.

"Maaf, kalau boleh saya tau, kapan bantuan ini akan kembali dibuka kembali ?." jawab Sekar lagi.

"Mohon maaf bapak ibu yang terhormat, kami tidak mempunyai program seperti masalah yang anda hadapi.'

"Semoga anda dan keluarga mendapatkan jalan terbaik dari masalah yang anda hadapi." jawab badan nasional tersebut. Setelah menghapus pesan yang sebelumnya mengatakan bahwa quota sudah penuh.

Sekar seketika lemas, bagaimana mungkin satu sisi mengatakan bahwa badan nasional tersebut bisa membantu di satu sisi mereka mengatakan tidak mempunyai program terkait masalah pelunasan hutang pinjaman online.

Sekar kemudian menghubungi call center di badan nasional yang lain. Namun karena nomor tersebut khusus melayani pesan maka Sekar mengirimkan pesan lagi.

"Assalamualaikum, bapak ibu yang terhormat, bisakah saya meminta bantuan terkait Maslah hutang riba dan pinjaman online ?." pesan singkat dari Sekar.

"Waalaikumsalam, bapak ibu yang terhormat. Kami bisa membantu masalah yang anda hadapi, silakan kunjungi situs berikut , www: http... " jawab pesan itu.

"Maaf apakah saya bisa mengajukan masalah hutang pinjol dan riba ?." tanya Sekar sekali lagi.

"Betul sekali, setelah anda masuk ke situs tersebut silakan pilih program Gharimin dan lengkapi persyaratannya."

"Semoga ini adalah jalan ikhtiar terbaik untuk anda dan keluarga." pesan itu kemudian tertutup.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!