Seorang pemuda berdiri di depan gerbang tinggi berpilar megah dengan segala nostalgia yang dia ingat. Dulu dia dibawa ke sini oleh seorang wanita bak bidadari surga yang katanya bisa melihat masa depan, tapi pemuda ini percaya.
14 tahun, bukan waktu yang sebentar untuk menempuh pendidikan dari segi fisik ataupun logika. Janji itu, dia akan selalu ingat.
Janji untuk melindungi sang bintang yang terkepung oleh gelapnya langit malam. Gadis itu adalah bentuk sebuah cahaya yang harus dilindungi atau dia akan jatuh dan hilang ditelan iblis seperti wanita cinta pertama pemuda itu.
“Mama Elly, aku sudah sampai,” ucapnya menatap kosong bangunan megah, dia adalah Yohan, anak lacur yang pergi untuk kembali.
Lucy Ranxio, hari ini adalah hari ulang tahunnya yang ke 17 tahun. Tumpukan kado mengelilinginya, satu per satu Lucy buka, namun dia tampak tidak puas dengan semua kado itu.
Wajar saja, dia sudah memiliki segalanya apalagi yang tidak ia punya?
“Ada apa, Dek? Kau tak suka dengan hadiahnya?” kata Sangga duduk di samping Lucy.
“Hmm.”
“Jutek amat, katakan apa yang kau inginkan?”
“Tidak tau, rasanya tidak ada.”
“Hari ini bodyguard barumu akan datang.”
“Hah bodyguard baru lagi!”
Memang sudah sering kali bodyguard Lucy berganti terus, faktor utamanya adalah kerna Lucy yang pemarah dan pembangkang. Jika terjadi sesuatu pada Lucy yang kena imbas pasti si bodyguardnya. Begitulah yang dikatakan oleh sangga, entah dengan kebenarannya.
“Makanya jangan nakal, mereka gak betah denganmu.”
“Aku tidak ingin bodyguard, biarkan aku bebas!”
Dari pada mendengar rengekan Lucy yang ini, lebih baik Sangga pergi menghindar pembicaraan yang sulit ia jawab.
Satu hal yang tidak punya adalah kebebasan. Kenapa keluarga Ranxio begitu posesif padanya? Mama apa maksudnya ini? Aku juga pingin seperti temanku, batinnya.
Tiba-tiba ada suara yang membuyarkan lamunan Lucy. “Nona ini hadiah untukmu, selamat ulang tahun,” kata seorang pria yang entah sejak kapan di sana.
Lucy mendongak, pria asing tepat berada di sampingnya. “Kau siapa?”
“Bodyguard barumu.”
Kemudian tatapan Lucy jatuh pada liontin yang dihadiahkan oleh pria itu. “Liontin jam pasir?”
“Nona tidak suka?”
“Aku suka!”
Akhirnya dari sekian banyak hadiah, liontin kuno pemberian bodyguard baru membuat Lucy tersenyum bahagia. “Bagaimana cara memakainya, tolong bantu aku.”
“Baik, berbarliiklah, Nona.”
“Siapa namamu?”
“Yohan.”
“Seperti nama anjingku yang sudah mati.”
Yohan meminggirkan rambut panjang Lucy ke samping, dia memasangkan kalung titipan Mama Emelly ke leher jenjang indah itu. *Mama liontin titpanmu sudah terpasang di leher Lucy*.
“Sudah?” tanya Lucy.
“Sudah, Nona.”
Lucy berlari menuju kaca di dekat sana, dia sibuk memandangi liontin jam pasir itu. “Ini tidak ada berliannya sama sekali, tapi ada perasaan berbeda saat memakainya.” Kemudian Lucy berbalik menghadap Yohan lalu berkata, “Aku tidak akan pernah melepaskan liontin ini.”
Yohan tersenyum, dia sangat rindu kepada gadis yang pernah ia asuh. Suara tangisan Lucy semasa kecil di saat perpisahan tidak pernah dilupakan oleh Yohan, setiap malamnya selalu terbayang bayang.
“*Kau tumbuh menjadi gadis yang cantik*,” ucap Yohan dalam hati, bolehkah dia memeluk Lucy? Dia sangat rindu.
Sekarang Yohan berada di ruang kerja Dion, pria tua itu tidak mengenali Yohan sama sekali.
“Yohan.”
“Saya tuan.”
“Namamu mengingatkanku pada anak angkatku.”
Memang Yohan inilah yang dimaksud, tapi Yohan memilih bungkam. Dia datang untuk melindungi Lucy bukan untuk menjadi Tuan Muda ke dua di rumah ini.
“Lucy anakku sangat cerewet, kuharap kau betah. Ada beberapa hal yang harus kau jaga dari Lucy. Pertama jika dia dekat dengan laki-laki ... biarkan saja asalkan laki-laki itu tidak merenggut keperawanan Lucy, kedua jangan biarkan dia sendiri saat berada di dalam rumah ini, gadis itu beberapa kali mencoba kabur, hanya itu pekerjaanmu.”
“Baik, Tuan, saya mengertii.”
“Oh iya satu lagi, kau tinggal di sini, ya. Kerna kau harus memastikan Lucy tidak kabur dari rumah, kadang aku dan Sangga pergi untuk beberapa hari, tidak ada orang yang sanggup menahan Lucy saat waktu itu, kuharap kau mampu.”
Lagi-lagi Yohan mengangguk, untuk saat ini ia ikuti saja aturan Dion.
Bersambung....
...Sebelum lanjut Like and Comment terlebih dahulu, jangan jadi pembaca goib!....
...Author mau memperingatkan kalau novel ini hanya sekedar fiksi, jauh dari kenyataan yang ada....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments