‘Kota Lagarde tidak seburuk yang kubayangkan.’ Ethelyne celingak-celinguk seolah mencari sesuatu, dia berhenti di depan sebuah penjual aksesoris sederhana. “Permisi, apa Anda tau di mana penginapan di sekitar sini?”
Kakek tua yang menjual aksesoris itu menatap Ethelyne, tangannya terangkat dan menunjuk sebuah rumah bertingkat dua yang terlihat sederhana.
Ethelyne tersenyum tipis, dia meletakkan satu koin emas di atas kotak aksesoris. “Terima kasih, silahkan terima uang ini sebagai balasan.” Ethelyne hendak berjalan pergi namun tangannya ditahan oleh kakek tua itu. “Ada apa? Apa uangnya tidak cukup?”
Kakek tua itu menggeleng, dia mengeluarkan jepit rambut Phoenix dan menyerahkannya.
“Apa ini untukku? Tapi kenapa Kakek memberikannya?”
Kakek tua itu tetap tidak menjawab, dia hanya terus menyodorkan jepit rambut Phoenix itu.
Merasa tidak enak, Ethelyne mengambil jepit rambut itu dan meletakkan dua koin emas. “Aku tidak suka mengambilnya secara cuma-cuma, anggap saja aku membeli jepit rambut ini. Terima kasih.” Dia berlari sambil melambai-lambaikan tangannya.
Kakek tua itu terus memperhatikan Ethelyne hingga benar-benar menghilang dari pandangannya, dia kemudian mengeluarkan satu foto anak kecil berumur 8 tahun yang tengah tersenyum sambil memakai jepit rambut Phoenix. “Earlene.”
~♥~
“Flowing, apa kau juga merasakan hal yang sama?” tanya Ethelyne sambil melihat ke luar jendela, dia kini berada di penginapan.
‘Ya, Master. Saya merasakannya, aura yang sangat aneh dan menjijikkannya. Sudah pasti ini adalah aura iblis rendahan, sepertinya ada iblis di penginapan ini. Anda harus berhati-hati.’
“Aku tau soal itu, tapi kenapa aku tidak merasakan energi negatif sama sekali? Aku dapat merasakan aura kebencian yang begitu kuat, tapi tidak bisa merasakan energi negatif sekecil apapun. Jika memang iblis itu adalah iblis rendahan, dia seharusnya tidak bisa menghilangkan energi negatifnya.” Ethelyne tersenyum tipis sambil menopang dagu, dia melirik jubah yang ada di atas kasur. “Sepertinya, lawan kita kali ini lebih kuat dari iblis terakhir. Bersiap-siaplah, Flowing. Karena hanya kau yang bisa kuandalkan.”
‘Eh, kenapa Anda tidak menggunakan kekuatan Anda sendiri? Anda tau kan, saya hanya bisa menggunakan kekuatan saya dengan energi negatif dari iblis. Jika saya terus menggunakan kekuatan saya, saya akan tertidur ketika diperlukan.’
“Cih, bilang saja kau takut. Lagipula, aku tidak bisa mengendalikan kekuatanku.” Ethelyne menunduk dan menatap telapak tangannya. “Bagaimana jika kekuatanku di luar kendali dan menyerang manusia, meskipun kekuatanku adalah kekuatan suci. Tetap saja kekuatan itu bisa melukai bahkan membunuh manusia, meskipun tidak seefektif saat membunuh iblis. Tapi tetap saja! Aku tidak ingin kehilangan kendali dan melukai mereka.” Dia menatap keluar jendela dengan raut wajah sedih. “Aku tidak ingin berakhir seperti 'dia'.”
‘Saya mengerti, Master. Saya akan berusaha sebisa saya untuk melindungi Master, maaf karena saya tidak begitu berguna.’
Ethelyne tersenyum kecut. “Ini bukan salahmu, Flowing. Seharusnya aku tidak memiliki keraguan terhadap kekuatanku sendiri.”
‘Jadi, kapan Anda akan mencari keberadaan iblis itu. Master?’
Flowing dengan sengaja mengalihkan pembicaraan agar Ethelyne tidak semakin larut dalam kesedihan, dia tau bagaimana perasaan Ethelyne sekarang. Karena dia terhubung dengan jiwa Ethelyne yang membuatnya dengan mudah mengetahui perasaan sang majikan entah apapun ekspresi yang dikeluarkan Ethelyne.
Ethelyne menutup jendela dan bersedekap dada. “Hem, aku juga tidak tau harus memulai dari mana. Untuk sementara, kita harus bertanya beberapa hal dari pemilik penginapan. Dengan begitu, mungkin kita bisa menemukan petunjuk tentang keberadaan iblis. Flowing, bantu aku mendeteksi kejujuran pemilik penginapan. Aku akan memberikanmu banyak energi negatif setelah kita mendapatkan petunjuk.”
‘Saya siap melaksanakan perintah, Master!’
~♥~
Ethelyne menghela napas sambil memakan kue tar. ‘Pada akhirnya, kita tidak mendapatkan bukti apapun. Menyebalkan sekali, investigasiku selama berjam-jam tidak berguna.’
‘Tenanglah Master, kita pasti akan menemukan bukti nanti. Anda harus tetap tenang.’
Ethelyne menggembungkan pipinya. “Aku tau, aku tau. Berhenti berceramah.”
“Kau bicara pada siapa Nona?”
Ethelyne tersadar, dia membuang muka sambil menarik tudung jubah yang menutupi wajahnya. “Tidak, aku hanya teringat sesuatu. Ini uangnya.” Ethelyne meletakkan satu koin perak dan berjalan pergi. “Flowing, bantu aku mencari seseorang,” gumamnya pelan.
‘Tentu, Master. Anda ingin saya mencari apa? Saya akan selalu sedia untuk Anda.’
Ethelyne tersenyum tipis. “Terima kasih, Flowing.”
‘Aku akhirnya menemukanmu, Nona Suci Earlene.’
~♥~
“Hoamm … apa Flowing belum kembali?” gumam Ethelyne dengan mata berkaca-kaca, dia menelungkupkan wajahnya ke meja. “Hah, aku bosan. Aku ingin jalan-jalan, tapi aku malas keluar dari penginapan. Apa yang harus kulakukan?”
Ethelyne menutup matanya dan hampir saja tertidur, namun matanya terbuka lebar saat mencium sesuatu. Dia berdiri sambil menggebrak meja dengan mata membulat. ‘Bagaimana mungkin, kenapa mereka bisa ada di sini?’ Ethelyne mengambil jubahnya dan berlari keluar kamar, dia memakai jubahnya sambil berjalan dengan tergesa-gesa. ‘Sial, sial. Kenapa mereka bisa ada di dunia manusia? Iblis-iblis sialan itu, jangan bilang mereka kemari untuk menangkapku??’
“Eh, Nona. Kau mau kemana??” tanya pemilik penginapan yang melihat Ethelyne berlari keluar dengan tergesa-gesa.
‘Sial, sial. Aku harus segera pergi!’
‘Saya kembali, eh. Anda ingin kemana Master?’
“Flowing gawat! Aku merasakan keberadaan aura prajurit Putra Mahkota Kerajaan Iblis, tidak mungkin mereka datang ke dunia manusia cuma-cuma. Aku yakin …” Ethelyne tiba-tiba berhenti berlari, dia tampak termenung sesaat. “Tunggu, ini masih siang kan. Tidak mungkin prajurit Putra Mahkota bisa tahan terhadap sengatan matahari.” Dia menghela napas lega dan berjalan santai. “Aku sudah panik setengah mati sampai lupa hal itu, untung saja mereka tidak bisa terkena sinar matahari. Jadi aku bisa berjalan-jalan di siang hari tanpa takut ditemukan oleh mereka.”
“Hem, sungguh kau berpikir begitu. Tuan Putri Ethelyne.”
Ethelyne tiba-tiba merasa merinding saat sebuah suara muncul tepat di belakangnya, punggungnya terasa dingin. Dia dengan kaku berbalik ke belakang dan langsung menelan salivanya. “K-kak, Yang Mulia Putra Mahkota. K-kenapa kau bisa ada di sini?”
Pria tampan berwajah poker yang berdiri di depan Ethelyne bersedekap dada. “Seharusnya aku yang bertanya, kenapa kau bisa ada di dunia manusia?”
Ethelyne menelan salivanya, dia melirik sekitaran yang cukup ramai. Ethelyne segera menarik pria itu ke sebuah gang kecil yang gelap gulita.
“Kak Ryan, kenapa kau bisa ada di dunia manusia? Bagaimana jika ada orang yang mengenalimu?” tanya Ethelyne sedikit panik. ‘Bodoh, bodoh, bodoh! Bagaimana bisa aku tidak menyadari kehadiran Kak Ryan? Ethelyne, skill mendeteksimu sudah menjadi tumpul!’
“Seharusnya kau menjawab pertanyaanku terlebih dahulu, kenapa kau ada di dunia manusia. Dan kenapa kau kabur dari kerajaan iblis?” tanya Ryan dengan wajah pokernya yang khas.
“A-anu, a-aku …”
“Jawab pertanyaanku dengan jujur, kau tau kan. Aku benci di bohongi.”
~♥~~♥~
Selesai Direvisi ❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 139 Episodes
Comments
Frando Kanan
huh? Nona suci Earlene?....apa mungkin ethe?
2023-08-29
0
Frando Kanan
seperti Dia? spa?
2023-08-29
0
Frando Kanan
hmm? spa org ini? nth knp gw curiga bgt
2023-08-29
0