Seperti biasa, Maggie selalu sibuk di pagi hari untuk mengurus putera sulungnya serta suaminya yang akan ke kantor dan sekolah.
Tidak kalah sibuk dengan sang mama, Miss Peggy juga jadi super sibuk melayani sang abang yang suka jahilin adiknya untuk membantunya mengambil setiap kebutuhannya. Miss Peggy sendiri yang menjuluki dirinya sebagai asisten abangnya sehingga hal itu menjadi kesempatan bagi Safier.
"Miss, sepatunya mana?" seru Safier begitu melihat gadis kecil itu baru bersantai di atas sofa.
"Bental..." balasnya sambil turun dari sofa dan menuju tempat penyimpanan atribut sekolah abangnya.
"Kaos kakinya mana, miss?" tanya Safier begitu sang adik baru saja tiba di hadapannya dengan menenteng sepatunya.
"Iiih kenpa mintanya satu-satu sih, libet banget jadi olang" gerutunya karena dikerjain oleh sang kaka.
"Nggak tulus banget sih miss?" ucap Safier pura-pura sedih.
"Aku tulus, abang aja yang pelintahnya nggak sekalian. Emang nggak capek apa?" ucapnya sudah kembali ke tempat penyimpanan atribut sekolah abangnya sambil mengacak-acak semua barang yang ada di sana.
"Walna apa bang? Putih apa hitam?" teriaknya masih berdiam diri di depan rak penyimpanan sambil menunggu jawaban sang bang agar warna ap yang harus dia ambil.
"Dua-duanya miss!" seru Safier lagi.
Dengan semangat miss Peggy membawa dua jenis kaos kaki yang diminta sang abang.
"Nih di simpan kembali yang warna hitam. Abang pakai yang putih aja" ucap Safier santai sedangkan yang diperintah sudah menunjukkan taringnya.
"Abang, taluh aja di tempat sampah. Aku cape ah!" ucapnya sambil bercakak pinggang.
"Katanya asisten abang, masa baru disuruh sebentar udah begini?" ucap Safier memelas membuat gadis kecil itu mau tidak mau menuruti keinginannya.
"Nggak suluh-suluh lagi ya, aku jadi lapal ni gala-gala abang" gerutunya sambil membawa kaos kaki itu kembali ke tempatnya.
Setelah melewati pertengkaran tersebut, datanglah Maggie yang baru selesai mengurus suaminya.
"Abang sudah selesai? Yuk turun sarapan" ajak Maggie yang melihat puteranya sudah rapih.
"Oke mam" jawab Safier sambil mengambil tas sekolahnya yang sudah siap dengan Buku-buku.
"Miss, sarapan nggak?" tanya Maggie saat melihat puterinya masih betah di atas ranjang Safier.
"Salapan lah? nggak lihat, aku lagi kecapean" gerutunya sambil turun dari ranjang.
"Loh, capek? ngapain hingga capek?" tanya Maggie heran. Tanpa dia ketahui, lemari tempat penyimpanan pakaian puteranya sudah seperti kapal pecah karena ombak dari gadis kecil itu.
Tanpa menjawab, miss Peggy melangkah pergi begitu saja dari hadapan mereka.
"Miss Peggy, pelan-pelan turunnya" seru Roberth yang baru keluar kamar dan melihat puterinya begitu bersemangat menuruni anak tangga.
"Iya pa, aku tahu" serunya sedikit berteriak karena hampir menjangkau lantai dasar.
*****
Tring tring tring
📞Halo de
📞Ka, aku sudah ambil keputusan dan aku akan mulai bekerja pada hari pertama minggu depan.
📞Iya de, kaka senang dengarnya. Kalau begitu kamu buka lowongan untuk mencari sekretaris baru.
📞Oke ka, tapi kaka yang interview untuk melihat mana yang terbaik
📞Oke. kaka akan minta pihak kantor untuk buka pendaftarannya.
📞iya.
Perbincangan adik kaka itu berakhir. Maggie merasa lega, akhirnya adiknya yang keras kepala itu mau untuk memegang alih perusahaan daddynya juga.
"Keputusan menempatkan Asry di sana agar aku dengan mudah mengontrolnya. Semoga semuanya berjalan dengan baik" gumam Maggie yang sudah merencanakan semua itu jauh-jauh hari bersama suaminya bahkan sudah membicarakan hal itu dengan Asry.
seminggu sudah berlalu dan ini merupakan hari pertama Daffi masuk kantor dan langsung dikenalkan sebagai pemimpin yang baru di kantor tersebut.
Alfa dan isterinya sudah tiba sejak semalam sehingga pagi ini ia sendiri yang akan datang ke kantor untuk memperkenalkan Daffi sebagai atasan sekaligus pewaris perusahaan tersebut.
"Selamat pagi cucu oma, sudah bangun ya sayang?" tanya Mey saat melihat cucu perempuannya yang pagi-pagi sekali sudah mencari sang mama di dapur. Ya saat ini Mey dan puterinya tengah sibuk menyiapkan sarapan untuk para suami dan anak-anak.
"Kenapa miss?" tanya Maggie.
"Semalam papa malah sama ade" ucapnya dengan mata berkaca-kaca.
"Loh, papa marah kenapa nak?" tanya Maggie.
"Papa ninggalin aku di jalanan tapi sepih mam" ucapnya lagi yang sudah menangis seperti orang ketakutan.
"Ya Tuhan anakku mimpi semalam" ucap Maggie sambil membawa sang Puteri ke dalam gendongannya untuk menenangkan sang anak.
"Itu mimpi sayang, buktinya papa lebih sayang sama mis daripada abang kan?" ucap Maggie memberi pengertian.
"Tapi kenapa dimimpi papa jahat ya mam?" tanya peggy.
"Itu kerjanya iblis biar miss benci sama papa tapi yang sebenarnya tidak seperti itu sayang" ucap Maggie berusaha menenangkan puterinya.
"Iblisnya bodoh kan mam?" ucap peggy yang mulai tenang.
"Iya sayang bodoh banget dia" jawab Maggie.
"Kalau aku ketemu, aku buat dia jadi pelkedel kaya masakan mama sama oma" gerutunya membuat dua wanita beda usia itu terkekeh.
"Oke sekarang miss kembali ke kamar dan bersih-bersih dulu ya terus turun lagi untuk sarapan ya? Marni, tolong temani miss Peggy bersih-bersih dulu ya" ucap Maggie sekalian memberi perintah kepada pengasuh puterinya.
"Baik bu" jawab Marni yang langsung menggandeng miss Peggy kembali ke kamar.
"Kaka tata makanannya di meja ya sayang" ucap Mey.
"Iya mom" kedua wanita beda usia itu kembali melanjutkan tugas ibu rumah tangga setelah sempat dialihkan oleh sang puteri.
"Sudah. mommy bangunkan daddy dulu, kaka juga juga mau lihat ka Roberth sama abang dulu." ucap Maggie.
"Iya sayang" keduanya pun kembali ke kamar masing-masing.
.
.
.
"Sayang, ayo bangun" ucap Mey.
"Kamu sudah bangun sayang?" gumam Alfa masih dengan mata terpejam.
"Iya sayang, sudah selesai siapkan sarapan juga" jelas Mey.
"Isteri paket komplit" puji Alfa yang baru membuka mata dan merenggangkan tubuhnya.
"Cup, selamat pagi sayang" satu kecupan Alfa hadiakan di kening sang isteri dan duduk berdampingan dengan isterinya.
"Selamat pagi sayang" jawab Mey.
"Mommy mau liburan ke mana setelah ini?" tanya Alfa serius.
"Tumben, daddy ajak liburan" ucap Mey mengedipkan mata untuk sang suami.
"Iya sayang, hari ini daddy memperkenalkan ade sebagai pewaris sekaligus pemimpin perusahaan, itu artinya daddy juga sudah punya sedikit waktu untuk bersantai" jawab Alfa.
"Tapi ade kan masih awal sayang, jadi dia butuh bimbingan" ucap Mey.
"Dia bisa sayang. daddy sama mommynya saja hebat-hebat apalagi anak-anaknya, kan ada kaka yang ada didekatnya" jelas Alfa lagi.
"Baiklah sayang. Tapi mommy pikir-pikir dulu ya biar milih tempat yang bisa menghabiskan harta daddy, hihihi" ucap Mey cekikian.
"Apapun itu, daddy akan lakukan. Kalaupun daddy harus berhutang sama anak-anak, asalkan mommy bahagia" ucap Alfa memeluk istrinya erat.
"Terimakasih dad, sudah ada buat mommy dan anak-anak, sampai cucu-cucu kita" ucap Mey dalam pelukan sang suami.
"Daddy yang harus berterima kasih karena mommy adalah wanita yang sangat luar biasa. Mommy adalah rumah tempat daddy pulang, sejauh apapun daddy pergi" walaupun usia yang sudah tidak muda lagi namun sepasang suami isteri itu masih terlihat mesra dimanapun mereka berada.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
Nur Lailla
lnjt
2023-08-14
0
Nur Lailla
lnjt
2023-08-14
0
Wati_esha
Maggie berpura-pura buka lowongan, padahal sudah memutuskan Asrylah yang akan membayangi kerja Daffi di kantor.
2023-05-31
0