Pernikahan terjadi begitu saja menghancurkan hati, perasaan dan hubungan Kania bersama kekasihnya. Tak ada yang tersisa selain doa keluarga dan juga tamu undangan agar pernikahan mereka langgeng sampai maut memisahkan.
Berakhirnya acara sudah pasti menyisakan lelah yang luar biasa, tapi bukan cuma itu. Hati yang tak mampu dipaksakan untuk berdamai membuat awal pernikahan yang harusnya penuh kebahagiaan, malah naas menjadi perasaan sesak yang luar biasa.
Kania tak bisa menahannya lagi ketika sudah di dalam kamar pengantinnya. Menumpahkan perasaannya lewat isakan dan air mata.
"Cih, dasar cengeng. Berpisah dengan ibumu saja sudah menangis heboh!"
Arland yang baru masuk langsung menatap sinis istrinya dan mendengus kasar.
"Perempuan tak tahu diri, harusnya kau sekarang langsung saja melayaniku atau setidaknya menyiapkan pakaian ganti untukku. Bukan malah menangis perpisahanmu dengan ibumu dan pernikahan ini!" seru Arland mengomel sambil menyindir Kania.
Mendengar itu, Kania merasa tersindir dan langsung bangkit. Dia beranjak dari tempat tidur dan langsung menuju lemari pakaian. Hendaknya ia menyiapkan pakaian untuk suaminya itu, tapi melakukannya dengan keadaan yang sama menangis sambil terisak.
Arland yang melihatnya langsung mengusap tengkuknya, sebab merasa aneh. Dia tak menyangka kalau Kania akan menuruti ucapannya dengan cara yang seperti itu.
"Setidaknya walaupun sambil menangis, seka dulu air mata dan ingusmu. Ch, kalau begitu caranya pakaianku bisa kotor!" cibir Arland dengan tajamnya sebelum kemudian berlalu menghilang di balik pintu kamar mandi.
➡➡➡
Sedikit merasa lebih baik setelah menangis tanpa tahu malu di hadapan suaminya, kini Kania sudah terlihat lebih fresh dengan wajah yang telah dibersihkan dari make-up.
Dia belum mencuci muka, hanya membersihkan dengan seadanya menggunakan produk kosmetik pembersih. Meski pakaiannya sudah berganti sekarang.
Kania yang merasa lelah langsung naik ke atas tempat tidur dan berbaring di sana. Menarik selimut dan mencoba memejamkan mata.
Sayang sekali baru pulas, Kania sudah harus membuka mata dengan terpaksa karena merasa selimutnya tersingkap. Langsung merinding ketika melihat suaminya yang sudah selesai mandi hanya memakai bawahan saja, atau tepatnya celana tidurnya saja. Selain itu tak ada apapun bahkan sehelai benang pun yang membalut tubuh bagian atasnya. Arland telanjang dada.
"Mau apa kamu?!" tanya Kania refleks mundur, tapi sayang pergerakannya terbatas, sebab dia langsung merasakan kehadiran sandaran ranjang dibelakangnya.
"Mau menidurimu, memangnya apa lagi," jawab Arland terang-terangan.
Membuat Kania ketakutan setengah mati. Dia tak memikirkan hal itu sebelumnya, karena tak ada hubungan apapun sebelumnya selain adik dan kakak ipar, Kania pikir Arland tak mungkin menyentuhnya.
"Tidak. Tolong jangan lakukan itu!" seru Kania sambil gelang-geleng kepala.
"Aku akan tetap melakukannya, kamu mau atau tidak. Perduli setan dengan julukan suami yang memperk*sa istrinya. Aku akan tetap menyentuhmu Kania!" tegas Arland sebelum kemudian menyeringai aneh dan itu langsung menakuti Kania.
"Ah, ya. Ngomong dadaamu lumayan. Ditinggalkan yang lebih kecil sekarang aku dapat yang lebih besar. Setidaknya aku sedikit beruntung," lanjut Arland dengan frontal membuat deru nafas Kania bergerumuh hebat.
Gadis itu memejamkan mata, menangis kembali sambil gelang kepala. "To-tolong jangan ... kita tak saling mencintai ...."
"Kau pikir kita butuh cinta untuk melakukan itu? Salah. Kita cuma butuh nafsu, Kania. Lagian itu seharusnya tak salah karena kita sekarang adalah sepasang suami-istri!" ujar Arland dengan telapak tangan yang sudah merambat entah kemana.
"Kak Ar--"
"Jangan panggil kakak, aku suamimu. Jadi 'mas,' saja Kania!" tegas Arland dengan tak mau dibantah.
"Ma-Mas ...."
"Nah, begitu. Panggilanmu semakin membuatku bergairah!"
Arland langsung menyeringai devil dan semakin menakutkan di mata Kania.
"To-tolong berhentilah! Aku mohon, aku tak siap dengan ini ...."
Anehnya kali ini Arland benar-benar menghentikan aksinya, tapi bukan karena melainkan hal lain yang baru disadarinya.
"Sialan! Kau sedang datang bulan!!" geram Arland merasa kepala akan meledak.
Namun walaupun malu karena Arland yang memastikannya, Kania merasa cukup lega.
"Malam ini kau bisa tidur nyenyak, tapi tidak malam-malam lain. Menyingkir dan pergi dari kasurku. Dasar perempuan tidak berguna!" gusar Arland sangat marah.
'Aku tidak akan membiarkan kejadian lama terulang kembali. Aku tidak akan menjaga kegadisan istriku, akan kumiliki dia secepatnya,' batin Arland dengan serius.
Bukan tanpa alasan dia menegaskan hal itu atau bersikap berengsek begitu. Penghianatan Lyra membuatnya muak dan merasa bodoh. Selama ini dia selalu menjaga kekasihnya itu, menahan diri untuk tak menyentuh lebih jauh, tapi sayangnya dia malah mendapatkan akhir yang tak bisa diduga.
Perempuan yang dijaganya itu tak ubahnya hanyalah perempuan rendahan, begitu mudahnya melebarkan selakangkang untuk pria lain.
➡➡➡
Pagi hari tiba, Kania dibangunkan oleh sinar matahari yang mengintip dari balik gorden jendela.
Dia begitu pulas semalam, walaupun hanya tidur di sofa tanpa selimut sama sekali. Meski setelah itu badannya terasa pegal sekali.
Melirik ke sekitar dan menemukan Arland suami masih tertidur. Dia begitu nyenyak berbaring di atas kasur empuknya dan juga selimut tebalnya.
Ah, iya. Semalam setelah insiden Arland yang memergoki tamu bulanannya, Kania masih tahu diri untuk membersihkan tangan suaminya itu meski harus menahan malu setengah mati. Selain itu, Kania juga mandi setelahnya.
Meraih HP dan memeriksanya, Kania mendapatkan pesan romantis dari kekasihnya. Ah, ya. Pria itu masih belum tahu masalah pernikahannya dan bahkan isi pesan itu adalah ungkapan selamat kepada Tiara kakaknya yang pacarnya pikir adalah orang yang menikah semalam.
Andai dia tak harus dinas keluar kota, mungkin dia bisa hadir dan tahu segalanya. Mungkin juga setelah mendengar penjelasan dari orang sekitarnya, kekasihnya itu mungkin akan membencinya. Kania sudah menghianatinya.
"Cih! Bangun tidur harusnya kau siapkan sarapan untuk kita, bukan malah main HP seperti itu!!" cibir Arland yang bangun-bangun sudah berkata dengan pedasnya.
Tiba-tiba entah kapan bangunnya kini sudah menjulang tinggi di hadapan Kania, tapi tak hanya itu. Arland tak bisa diam ketika sudut matanya menemukan hal ganjil di HP Kania.
Brakk! Dia merebut HP dari Kania lalu menghempaskannya setelah melihat sederet pesan romantis di sana.
"Mau mencoba menghianatiku, hahhh?!" Arland beralih kini sudah mencengkram pipi istrinya dengan kasar.
Kania menggelengkan kepalanya berusaha menepis tuduhan itu.
"Masih berani mengelak bahkan setelah ku pergoki demikian? Kau pikir aku bodoh dan goblok, sampai begitu mudahnya kau tipu, hah?!!" amuk Arland dengan tak terima."Katakan siapa dia? Siapa orang yang sudah mengirimkan pesan sampah padamu di pagi ini??"
Arland menuntut hendak mendapatkan jawaban, tapi anehnya pria itu malah membungkam dan membuat Kania bahkan tak bisa berbicara.
➡➡➡
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
...
lanjut thor.
2023-03-19
1
Nina Har
lanjutkan thooor
2023-03-18
1