Episode 4 Kapten?

Seusai kepergiannya, aku seperti biasa melakukan rutinitas hari-hariku. Namun suatu hari, ketika aku berdiri di trotoar jalan di depan rumah sakit. Sedang menunggu kendaraan umum yang nanti akan membawaku pulang. Temanku Laras terengah-engah datang menghampiriku. Sambil mengatur nafas, Laras berbicara padaku.

“Duh... Untung elo belum pulang.”

Aku mendelik. “Kenapa?”

“Dari tadi gue nyariin elo.”

“Iya, ada apa?”

“Pria itu dari tadi nungguan elo di parkiran.”

Aku memicingkan mata. "Maksudnya?"

Laras nggak menjelaskan secara gamblang, memutar badannya berkata sambil lalu.

“Udah.... Elo ke sana aja, pokoknya pria itu parkir di bawah pohon ceri.”

Laras buru-buru karena waktunya terpakai untuk mencariku. Hari ini dia tukeran shift, aslinya satu shift denganku.

Aku kembali menyipitkan mata. Pria? Siapa? Kulangkahkan kakiku sesuai petunjuk apa yang dikatakan Laras. Meskipun bingung, ah, tidak, tidak. Tepatnya, heran! Siapa coba pria mencariku? Memang ada? Soalnya, aku ini belum pernah didekatin pria.

Aku terpana sebelum kakiku melangkah lebih dekat. Gila! Untuk apa dia ke sini? Apa dia masih tidak terima, lalu datang mau buat perhitungan? Bukankah seharusnya aku yang dirugikan? Tapi, bukankah juga kemarin dia sudah minta maaf? Jadi, buat apa dia ke sini?

Kudekatkan tubuhku, sebelum aku buka suara, lelaki itu sudah berkata duluan...

“Maaf, kedatanganku pasti membuatmu kaget. Apa kamu sudah pulang? Boleh aku mengantarmu pulang?”

Herannya, aku layaknya kerbau dicucuk hidungnya manggut saja. Dia membukakan pintu, mempersilahkanku masuk. Setelah aku menyebut alamat, mobil melaju pergi. Sepanjang perjalanan aku diam saja, dia yang banyak bicara.

“Sepertinya kakimu sudah sembuh, syukurlah!”

“Aku tahu kamu pulang kerja jam berapa, dulu kan aku pasienmu.”

“Dari tadi aku menantimu. Kupikir, aku telat. Maklumlah, Jakarta. Untunglah, ternyata aku datang 20 menit lebih awal.”

“Aku bicara dengan receptionist, titip pesan menunggumu ditempat tadi.”

Tahukah dia siapa? Ya, itu, si itu... Pria kemarin yang buat kakiku pincang-pincang, buat energiku terkuras lebih banyak memikirkannya. Pasien satu-satunya yang selalu buatku repot menyulitkan pekerjaanku.

Tak lama mobil tiba di halaman rumahku. Sesudah kami turun, aku mempersilahkannya duduk di teras. Aku kemudian masuk untuk membuatkan minuman untuknya.

Di dapur, tiba-tiba ibuku mengagetkanku, menepuk pelan pundakku dari belakang. Rupanya, ibuku melihat. Mungkin, dengar suara mesin mobil lalu mengintip di jendela.

“Nak! Kamu pulang sama siapa?”

“Ibu! Bikin kaget saja. Oo... Itu mantan pasien Dewi.”

“Mantan pasien?"

"Iya."

"Kenapa bisa antar kamu pulang? Ah, tidak, tidak. Maksud Ibu, apa pria itu naksir kamu? Kok bisa-bisanya antar kamu pulang?”

Eh, buset! Ketika aku mau menyangkal...

“Tapi, bagus, bagus sekali... Ibu lihat pria itu tentara. Ibu senang, senaaanng.....sekali. Ibu akan bilang hal ini ke Ayahmu. Ayahmu sudah pulang. Sekarang lagi di kamar. Nanti kamu kenalin ke Ibu dan Ayah ya.”

Memang dimana-mana orang tua mana yang nggak bahagia lihat anaknya pulang diantar tentara. Pria itu memang menjemputku memakai seragam tentara. Tapi ibuku salah paham. Mungkin, akibat nggak pernah lihat anaknya diantar pulang pria jadi berhalunisasi.

Aku keluar membawakan secangkir teh hangat. Kuletakkan di meja pas di depannya. Lelaki itu tersenyum mengucapkan 'terima kasih'. Lalu aku berbicara sedikit kikuk.

"Mm... Mm..."

Aduh... Kenapa juga begini? Wajar kan orang tua ingin tahu siapa pria yang mengantar anak gadisnya pulang? Habisnya, aku takut pria ini mikir macam-macam. Harusnya nggak, 'kan? Setelah kuucapkan yang ingin kukatakan. Pria itu menganggukkan kepala. Lalu aku masuk lagi ke dalam memanggil orang tuaku.

Tahukah kalian apa yang terjadi? Di depan pintu, ayahku terkejut. Begitu pula orang itu, langsung bangkit dari kursi menundukkan kepala bersikap hormat. Sedangkan aku dan ibuku hanya melongo saling lihat-lihatan.

“Loh! Kamu!” kaget ayahku.

“Dan!” kejut pria itu juga.

“Duduk, duduk. Oh iya, ya, kemarin kamu dirawat di rumah sakit tempat anak saya bekerja ya, lupa saya." Ayahku baru menyadari, lalu mempersilahkannya duduk kembali. Disusul ayahku, aku dan Ibuku.

Rupanya pria itu adalah anak buah ayahku. Karena itu dia memanggil 'Dan' alias Komandan. Itu yang kudengar dari pembicaraan mereka. Ayahku seorang tentara berpangkat Kolonel membawahi pasukan khusus Angkatan Laut.

Hanya basa-basi sebentar kedua orang tuaku masuk.

“Ini sungguh mengejutkan,” geleng pria itu.

“Kamu tidak tahu aku anak Ayah aku?” tanyaku. Ya! Mulai hari ini aku bicara aku-kamu ke dia.

“Tidak. Aku dipindahkan tugas satu hari sebelum peristiwa itu.”

Peristiwa perang di Samudera Indonesia itu maksudnya.

“Memangnya, sebelumnya kamu dimana?”

“Di Surabaya.”

“Oo..." Aku mengangguk-angguk. "Ketika kamu pulang dari rumah sakit, memang kamu nggak lihat? Photoku kan di pajang di meja kerja Ayahku."

“Aku tidak memperhatikan.”

“Oo...”

“Oh ya, aku belum memperkenalkan diri. Namaku Krisanto.”

“Aku tahu, kamu kan dulu pasienku. Kamu tahu namaku?”

“Tentu, Dewi Abarwati.”

Aku terpana, tahu dari mana?... Sebelum aku mempertanyakan, pria itu melanjutkan omongannya.

“Aku melihatnya di tag namamu."

“Oo...”

“Oh ya, bolehkah besok aku menjemputmu lagi?”

Dan kembali aku seperti kerbau dicucuk hidungnya manggut saja. Sehabis itu, pria itu ijin mau pulang, dan memintaku untuk memanggil kedua orang tuaku. Aku masuk ke dalam.

Seberlalunya, ibuku heboh menggiringku ke ruang keluarga. Kalau ayahku diam saja saat kami melangkah masuk rumah. Yah! Apa lagi yang mau dibicarakan ibuku kalau bukan lelaki loreng itu.

“Aduh, Nak... Bisa-bisanya kamu dapat Kapten!”

Hah?! Kapten? Memang aku melihat ada 3 balok tanda kehormatan terpampang di serangam kebesarannya. Tapi aku tak terlalu memikirkan hal itu, sebab aku lebih fokus kenapa dia mencariku.

“Bu, jangan salah paham cowok itu hanya mengantar Dewi saja.”

“Haisshh... Kamu ini terlalu polos. Cowok itu kalau sudah mengantar cewek pulang pasti dihatinya ada sesuatu.”

Ibuku ini terlalu berimajinasi mungkin akibat dari lahir anaknya jomblo tulen. Ah, pria itu mungkin mengantarku sekedar ingin menunjukkan rasa maafnya saja padaku. Ya! Itu kini yang kupikirkan, pasti karena alasan itu dia begitu. Eh, tunggu dulu, dia bilang besok mau menjemputku lagi. Apa jangan-jangan benar yang dibilang ibuku? Ah, masa iya? Setelah apa yang terjadi diantara kita? Dia naksir? Yang benar saja!

Terus terang aku pun heran, kenapa tadi aku manggut-manggut saja ketika dia ingin mengantarku pulang, dan sama juga seperti buat esok. Jangan-jangan, aku juga... Ah, tidak, tidak. Kurasa aku begitu karena terpesona. Jujur, selain aku terkejut, tadi hatiku juga terpana saat melihatnya di parkiran. Dia tampak gagah dan rupawan dengan seragam kebanggaannya. Aku juga gak buta, meski kami sering ribut tapi mataku tahu dia tampan. Lagian, bunga mana yang tak tersengat oleh kumbang seperti itu. Pria memakai seragam tentara dimata para bunga terlihat jantan! Ya, wajar dong kalau hatiku berdesir mau diantarnya pulang, dan mau dijemputnya lagi, aku kan normal. Jadi bukan karena titik, titik... kan? Eh, iya nggak sih? Au, ah!

Hm... Kapten! Jangan-jangan karena itu ya dia kemarin bersikeras ingin kabur. Mungkin pangkatnya membuatnya punya tanggung jawab besar hingga tak memperdulikan kondisi tubuhnya. Eh, tunggu dulu, semuda itu sudah Kapten?

“Yah, usia dia nggak nyampe 30-an, 'kan?” tanyaku ke ayahku.

Kulihat dari sosoknya palingan kira-kira hanya terpaut 2-3 tahun diatasku. Aku usia 26, dan feeling-ku tepat!

“Iya, dia usia 29.”

Gilaa... Prestasi apa yang diraihnya hingga secepat itu mendapatkan gelar kehormatan tersebut? Apa lagi untuk divisi pasukan khusus loh! Susahnya ampun-ampun. Ckck... Sumpah, sulit dipercaya!

Terpopuler

Comments

Lina Susilo

Lina Susilo

prestasi yg cemerlang

2021-03-07

0

Dila Ayu

Dila Ayu

semangat Thor...

2019-10-28

3

lihat semua
Episodes
1 Episode 1 Pasien Menyebalkan
2 Episode 2 Dasar Perawat Gemuk
3 Episode 3 Minta Maaf
4 Episode 4 Kapten?
5 Episode 5 Ditembak, Dilamar, Putus!
6 Episode 6 Kesepakatan
7 Episode 7 Kenapa Kris Tidak Mengabari?
8 Episode 8 Kan AKu Mau Ikut... T_T
9 Episode 9 Jalan Lagi?
10 Episode 10 Kenapa Tidak Diberi tahu part. 2
11 Episode 11 Kamu Harus Sadar Posisimu!
12 Episode 12 Menunjukkan Bisa-nya...
13 Episode 13 Gemuk Juga Dijemput
14 Episode 14 Wanita Lain? Pria Lain?
15 Episode 15 Provokasi Lagi
16 Episode 16 Diajak
17 Episode 17 Kemenangan Setitik
18 Episode 18 Pertemuan Pertama
19 Episode 19 Dikerjai
20 Episode 20 Rena Mencuri Waktu Kris
21 Episode 21 Pertemuan Tidak Terduga
22 Episode 22 Judulnya Sakit
23 Episode 23 Rubah Datang
24 Episode 24 Perpisahan
25 Episode 25 Lawan Jauh Tak Setara
26 Episode 26 Petuah Bijak
27 Episode 27 Ketemu Wanita Itu
28 Episode 28 Menghabiskan Malam Bersama 1
29 Episode 29 Menghabiskan Malam Bersama 2
30 Episode 30 Menghabiskan Malam Bersama 3
31 Episode 31 Menghabiskan Malam Bersama 4
32 Episode 32 Menghabiskan Malam Bersama 5
33 Episode 33 Dihampiri Wanita Itu
34 Episode 34 Tak Disangka
35 Episode 35 Dewi Sakit?
36 Episode 36 Dewi Jelek
37 Episode 37 Calon Mertua Yang Heboh
38 Episode 38 Membangun Kembali Kedekatan
39 Episode 39 Tingkat Kesetiaan
40 Episode 40 Tarzan Kota
41 Episode 41 Dewi... Oh, Dewi...
42 Episode 42 Kris Tidak Datang
43 Episode 43 Kenapa Kris Jadi Marah?
44 Episode 44 Lusa Tetap Datang
45 Episode 45 Cincin Masih Tersimpan
46 Episode 46 Pengganggu Ikut
47 Episode 47 Muka Tembok Geram
48 Episode 48 Nanti Dapat Bantuan Dari Kia
49 Episode 49 Shift Malam Yang Menyenangkan 1
50 Episode 50 Shift Malam Yang Menyenangkan 2
51 Episode 51 Ke Surabaya
52 Episode 52 Pergi Ketemu Tasya
53 Episode 53 Obrolan Group Wanita Dan Pria
54 Episode 54 Kenapa Semakin Tak Berperasaan
55 Episode 55 Mood Yang Berubah-Ubah
56 Episode 56 Buket Bunga
57 Episode 57 Rubah Bersiap-Siap
58 Episode 58 Janji
59 Episode 59 Rena VS Laras
60 Episode 60 Lanjutan Keributan
61 Episode 61 Ke Pertemuan Kawan-Kawan Lama Kris
62 Episode 62 Malam Minggu Kelabu
63 Episode 63 Rena Dapat Bunga Dari Kris
64 Episode 64 Ungkapan Hati Rena
65 Episode 65 Ibu Dewi Menyinggung Pernikahan
66 Episode 66 Dewi Sadar
67 Episode 67 Pupus
68 Episode 68 Ayahnya Bicara
69 Episode 69 Bergegas Menemui Penakluk Laut
70 Episode 70 Saling Bicara
71 Episode 71 Pertempuran 1
72 Episode 72 Pertempuran 2
73 Episode 73 Bersama
74 PRAKATA DARI AUTHOR
75 Episode 74 Extra Part
76 Episode 75 Extra Part Tambahan
Episodes

Updated 76 Episodes

1
Episode 1 Pasien Menyebalkan
2
Episode 2 Dasar Perawat Gemuk
3
Episode 3 Minta Maaf
4
Episode 4 Kapten?
5
Episode 5 Ditembak, Dilamar, Putus!
6
Episode 6 Kesepakatan
7
Episode 7 Kenapa Kris Tidak Mengabari?
8
Episode 8 Kan AKu Mau Ikut... T_T
9
Episode 9 Jalan Lagi?
10
Episode 10 Kenapa Tidak Diberi tahu part. 2
11
Episode 11 Kamu Harus Sadar Posisimu!
12
Episode 12 Menunjukkan Bisa-nya...
13
Episode 13 Gemuk Juga Dijemput
14
Episode 14 Wanita Lain? Pria Lain?
15
Episode 15 Provokasi Lagi
16
Episode 16 Diajak
17
Episode 17 Kemenangan Setitik
18
Episode 18 Pertemuan Pertama
19
Episode 19 Dikerjai
20
Episode 20 Rena Mencuri Waktu Kris
21
Episode 21 Pertemuan Tidak Terduga
22
Episode 22 Judulnya Sakit
23
Episode 23 Rubah Datang
24
Episode 24 Perpisahan
25
Episode 25 Lawan Jauh Tak Setara
26
Episode 26 Petuah Bijak
27
Episode 27 Ketemu Wanita Itu
28
Episode 28 Menghabiskan Malam Bersama 1
29
Episode 29 Menghabiskan Malam Bersama 2
30
Episode 30 Menghabiskan Malam Bersama 3
31
Episode 31 Menghabiskan Malam Bersama 4
32
Episode 32 Menghabiskan Malam Bersama 5
33
Episode 33 Dihampiri Wanita Itu
34
Episode 34 Tak Disangka
35
Episode 35 Dewi Sakit?
36
Episode 36 Dewi Jelek
37
Episode 37 Calon Mertua Yang Heboh
38
Episode 38 Membangun Kembali Kedekatan
39
Episode 39 Tingkat Kesetiaan
40
Episode 40 Tarzan Kota
41
Episode 41 Dewi... Oh, Dewi...
42
Episode 42 Kris Tidak Datang
43
Episode 43 Kenapa Kris Jadi Marah?
44
Episode 44 Lusa Tetap Datang
45
Episode 45 Cincin Masih Tersimpan
46
Episode 46 Pengganggu Ikut
47
Episode 47 Muka Tembok Geram
48
Episode 48 Nanti Dapat Bantuan Dari Kia
49
Episode 49 Shift Malam Yang Menyenangkan 1
50
Episode 50 Shift Malam Yang Menyenangkan 2
51
Episode 51 Ke Surabaya
52
Episode 52 Pergi Ketemu Tasya
53
Episode 53 Obrolan Group Wanita Dan Pria
54
Episode 54 Kenapa Semakin Tak Berperasaan
55
Episode 55 Mood Yang Berubah-Ubah
56
Episode 56 Buket Bunga
57
Episode 57 Rubah Bersiap-Siap
58
Episode 58 Janji
59
Episode 59 Rena VS Laras
60
Episode 60 Lanjutan Keributan
61
Episode 61 Ke Pertemuan Kawan-Kawan Lama Kris
62
Episode 62 Malam Minggu Kelabu
63
Episode 63 Rena Dapat Bunga Dari Kris
64
Episode 64 Ungkapan Hati Rena
65
Episode 65 Ibu Dewi Menyinggung Pernikahan
66
Episode 66 Dewi Sadar
67
Episode 67 Pupus
68
Episode 68 Ayahnya Bicara
69
Episode 69 Bergegas Menemui Penakluk Laut
70
Episode 70 Saling Bicara
71
Episode 71 Pertempuran 1
72
Episode 72 Pertempuran 2
73
Episode 73 Bersama
74
PRAKATA DARI AUTHOR
75
Episode 74 Extra Part
76
Episode 75 Extra Part Tambahan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!