Menunggu antrian panjang, isi perut Reno yang sudah memberontak sampai dia berlari keluar menarik nafas panjang menstabilkan dirinya. Ada seorang wanita bertubuh membungkuk melihatnya dari balik pohon, Reno berjalan mendekat di tarik Diki.
“Mau kemana?”
“Paman, tadi ada wanita yang berdiri disini”
“Mana? Semua orang sudah pergi, letak rumah ini jauh dari tetangga”
“Berarti dia hantu! Hahhhh!”
......................
Menenangkan Reno menggunakan ancaman melapor ke orang tuanya sehingga dia lebih menurut dan tenang. Telapak tangan Reno di atur terbuka, tertutup di atas bakaran dupa dia gemetar merasakan ada sosok yang berada di belakangnya.
“Paman, aku mau buang air kecil!” bisik Reno.
“Kamu ini seperti anak kecil saja. Cepat sana, jangan buat malu paman kalau kamu sampai kencing di celana, paman akan meninggalkan mu disini!” bisik Diki melotot.
“Mbah saya permisi ke belakang sebentar.”
Kamar mandi terpisah dari rumahnya, dia mempercepat langkah setelah selesai menoleh sosok mengerikan berdiri tersenyum melihatnya.
“Kuntilanak!” teriaknya.
Dia ngos-ngosan menenggelamkan wajah ke pundak pamannya. Si dukun yang sudah menunggunya menarik tangannya erat sambil membaca mantra. Dia menyemburkan air ke wajah Reno. Seketika Reno mual tidak tahan menerima bekas air yang keluar dari mulut si dukun.
“Huek! Uhuk!”
Dia memuntahkan isi di atas meja si dukun. Amarah menampar Reno, dia menarik keris seolah akan membunuhnya.
“Stop mbah, maafkan keponakan saya!” ucap Diki menghalangi.
Si dukun mengusir mereka. Dia membanting pintu mengeluarkan caci maki. Diki bersikeras meminta maaf padanya karena takut di guna-guna jika dukun itu meletakkan dendam setelah kejadian itu.
Perjalan menuju ke parkiran perusahaan, dia sangat pusing melihat tingkah keponakannya yang seperti anak kecil. Sebelum keluar dari mobil, dia meminta agar Reno tidak terlibat dalam masalah ghaib apapun tanpa sepengetahuannya.
......................
“Bagaimana? Apa kalian sudah memutuskan?”
“Sudah mbah, kami bersedia” jawab Brojo.
“Aku juga menyetujui persyaratan itu” Dodo tersenyum tidak sabar agar segera mendapatkan uang.
“Tidak! Aku tidak mau anak kesayangan ku menjadi korban pesugihan! Dodo! Dunia dan akhirat aku tidak ikhlas!”
Hanya Kasni dan Brojo yang sanggup menjalani ritual perjanjian setan itu. Sejak hari itu mereka terpisah melalui nasib masing-masing. Titi Kuning, sebuah jembatan yang di bawahnya mengalir air sungai sangat deras. Mata air mengalir jernih menyembulkan ikan-ikan kecil disekitarnya. Di siang hari tampak seperti jembatan penghubung yang biasa saja. Namun siapa yang menyangka banyak masyarakat menjadikan titi kuning sebagai wadah kemistikan melakukan ajang kegiatan ghaib.
Ada yang membuang sesajian dari atas titi tepat tengah malam hari. Mandi kembang di bawahnya sampai ada pula yang menjadikan makhluk penunggu tempat itu sebagai ajang mendapatkan kekayaan secara instan. Pada malam-malam tertentu, orang-orang yang melewati tempat itu sering mendapat gangguan makhluk halus.
Beberapa tahun lalu, seorang pemuda berhenti melihat seorang wanita cantik memakai payung berwarna merah. Dari kejauhan temannya menyorot senter melihat dia di bawa wanita itu terbang masuk ke dalam sungai. Menurut kabar yang beredar, makhluk yang paling mengganggu adalah penampakan wujud jin bertanduk menetes air liur mengisap warga.
Kejadian jin ganas itu sangat lama, berita yang sudah tidak terdengar itu kembali di bicarakan setelah salah satu pria melihatnya saat melintas di tempat itu.
“Aku berani bersumpah melihat jin pengisap darah itu! aku berpikir tadi malam adalah hari kematian ku!” ucap Doyo merasakan tubuhnya menggigil kedinginan setelah melihat penampakan jin tersebut.
Alih-alih si jin sudah memiliki pengikut yang bisa memuaskan hasrat merenggut darah. Kini manusia justru berbondong-bondong mencarinya demi mengharapkan kekayaan.
“Besok malam ketiga, semua sesajian harus sudah di gelar di salah satu kamar khusus yang tidak boleh di buka oleh siapapun kecuali engkau Kasni!"
“Loh kenapa Cuma istri ku saja mbah? Bukankah aku mengetahui pesugihan ini?” tanya Brojo.
“kalau kalian melanggar semua persyaratan ini maka perjanjian akan di batalkan dan kalian akan menanggung akibatnya”
Itulah dampak bersekutu dengan iblis. Sekali saja engkau menyembahnya, memberikan tetesan darah untuknya maka selamanya dia akan mengincar mu. Mendengus, mengincar darah segar manusia.
...وَيُرِيدُ الشَّيْطَانُ أَنْ يُضِلَّهُمْ ضَلَالًا بَعِيدًا...
...“Dan syaithan bermaksud menyesatkan mereka (dengan) penyesatan yang sejauh-jauhnya” (QS. An Nisa’: 60)....
Sesajian belum di sediakan tapi Kusni sudah menjerit kesurupan. Dia berdiri di atas meja, melompat dari satu kursi ke kursi lainnya. Barjo menangkap tubuhnya, Kusni memberontak membantingnya perlahan jatuh pingsan.
“Ayah! Ibu!” teriak Ega dan Sarah.
Para warga sekitar membawa mereka ke puskesmas. Ketika di tanya, Barjo hanya mengatakan penyakit lama Kasni sedang kambuh dan dia tergelincir air perasan kain pel. Barjo mengucapkan terimakasih pada warga yang menolong mereka. Dia menarik tangan Kusni agar segera mencari bahan sesajian.
“Sepertinya makhluk yang akan memberikan kita kekayaan sudah menerima permintaan kita. Lebih cepat lebih baik menjalankan ritual bukan?”
“Tapi uang dari mana membeli semua benda itu yah?”
“Aku sudah meminjamnya dari pak RT.”
Tanpa memperdulikan Ega dan Sarah, keduanya membawa dua karung plastik besar sebagai wadah benda yang akan mereka cari. “Ayah, ibu mau kemana? Kami ikut!” teriak Sarah.
“Ayah! Ibu! Hiks” Ega berhenti di depan rumah melihat kedua orangnya pergi.
......................
Secepat kilat semua bahan di sediakan. Sang dukun membagi benda-benda yang akan di gunakan sebagai ritual dan sesajian yang harus bawa di dalam kamar rahasia. Sebelum jam 00:00 WIB, Kasni di baringkan di bawah titi kuning. Dia hanya memakai selembar kain kafan, rambut di urai, tubuhnya di asapi dupa bertabur berbagai macam bunga. Ujung jarinya di sayat, tetesan darah di tampung di atas kepala tengkorak yang di pegang Brojo.
Bergetar tubuhnya di guyur air mantra. Dia merasakan jari jemari panjang dingin, kukunya sedikit menggores kulitnya. Angin panas menghembus daun telinga, sosok jin berdiri mengulurkan tangan. Hanya dia yang bisa melihat penampakan itu.
“Kenapa dengan mu Kasni?” tanya Brojo melihat istrinya menatap ke atas.
“Istri mu sudah melihat wujud si makhluk yang akan memberikan kalian kekayaan. Dia harus meraih tangannya sebagai tanda menyetujui perjanjian ini”
“Kasni, cepat raih tangan makhluk itu” desak Brojo.
“Aku tidak berani, makhluk itu menakutkan sekali. Tolong kita hentikan saja ritual ini”
“Apa maksud mu? bukan kah kau mau membeli sebuah rumah yang mewah sesuai impian mu! cepat lah!”
Perkataan sosok suami yang tidak bertanggung jawab, menghalalkan segala cara demi kesenangan belaka. Dia tidak tau sosok seperti apa yang di lihat istrinya. Kasni terpaksa menuruti perkataan Brojo. Senyum menyeringai mengerikan si makhluk jin iblis mengusap sekujur tubuh Kasni.
“Arghhh!”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments
Elisabeth Ratna Susanti
top 👍
2023-03-14
0
tanduk rusa
telur setan meneteskan cerita horor 🤣 ya ampun bisa gila aku baca cerita horor terus 🤣🤣🤣
2023-03-11
0
mbak kekeh
up
2023-03-11
0