Jatuh Sakit

Inka yang mulai bekerja dan juga Anggun yang mulai membuat Ferow pusing di perusahaan dengan banyak hal yang tidak ia ketahui di dunia pekerjaan. Mereka berdua sangat berbanding terbalik. Waktu yang berjalan satu minggu lamanya akhirnya membuat Ferow menyusul sang anak. Ia datang ke apartemen di mana Inka tengah lelah baru saja pulang bekerja.  Kecantikan di wajahnya kian hari kian bertambah. Namun, sayang kedatangan sang ayah justru seolah merusak semuanya. Ia marah melihat sang ayah yang baru datang menemuinya.

"Mau apa Ayah kemari?" tanyanya dengan wajah ketus. Bahkan Inka hanya berdiri di depan pria itu di tengah-tengah pintu tanpa memberikan sang ayah akses untuk masuk ke dalam.

"Inka, Ayah kemari ingin membawamu pulang ke rumah, Nak." Tampak Ferow datang dengan tubuh yang kurus. Hal yang tak pernah Inka duga sebelumnya. Sang ayah begitu berubah setelah kepergiannya. Bahkan pria itu tampak sudah memakai tongkat sebagai penyangga tubuhnya.

Inka menoleh melihat sang ayah lalu mengalihkan kembali pandangannya. Meski dalam hati yang terdalam ia sangat sedih melihat perubahan tubuh sang ayah, tetap Inka harus kuat ia tak ingin begitu mudah memberikan maaf pada sang ayah.

"Aku akan tetap di sini, Ayah. Selama ayah masih menaruh dua parasit itu di rumah ibu." jawabnya dengan tegas.

Ferow nampak berkaca-kaca menatap sang anak. Tangannya bergerak hendak meraih pundak anak gadisnya yang kini sudah tumbuh besar. Sayang, Inka menepisnya lebih dulu.

“Inka, pulanglah. Ayah sedang tidak baik-baik saja.” tuturnya dengan suara lirih.

Hatinya begitu kacau saat ini. Ia pikir semuanya akan baik-baik saja tanpa sosok anak dalam satu minggu. Ternyata kehadiran Inka begitu berarti untuk sosok Ferow.

“Maaf, Ayah.” Inka menutup paksa pintu apartemen dengan tubuh yang ia sandarkan di daun pintu. Berharap sang ayah akan mengalah dengan mengusir dua wanita parasit di rumah sang ibu. Sayangnya, Ferow tak mengatakan apa pun selain memintanya pulang.

Pelan pria paruh baya itu meninggalkan tempat sang anak dengan langkah lemasnya. Kesehatan yang semakin menurun membuatnya harus membawa anak buah untuk mengawalnya kemana pun pergi. Kini ia di bantu turun dan menuju ke mobil.

Sejak hari itu Inka tak lagi mendapatkan kabar sang ayah. Ia terus sibuk dengan pekerjaannya. Hingga hanya di malam hari sebelum tidur Inka memikirkan sejenak tentang sang ayah.

Di sini Anggun yang merebahkan tubuh telentang di atas kasur tampak tersenyum senang. Kamar yang ia tinggali saat ini adalah kamar impian semua anak wanita. Yah, kamar milik Inka justru ia ambil alih dengan membujuk sang ayah.

“Kamar sudah aku miliki. Perusahaan harus segera aku miliki.” gumamnya menatap penuh rencana jahat.

“Setelah ini aku harus menyatukan ibu dan ayah kembali. Enak saja membiarkan ibu bersama pria sakit-sakitan itu. Cih aku tidak akan rela. Ayahku lebih segalanya dari pria tua itu.” tutur Anggun dengan jahatnya.

Malam itu Kasih tampak memperhatikan Ferow yang terus saja terbatuk di tempat tidurnya. Batuk yang mengeluarkan darah tentu saja membuatnya merasa jijik.

“Bu, ayah sakit. Kemarilah…” panggil pria itu menatap sang istri yang justru berbaring di kasur pojok begitu jauh darinya.

“Ayah, batuk ayah itu ngeri. Bagaimana kalau sampai ibu tertular?” ujarnya enggan menerima panggilan sang suami.

“Dokter bilang ini tidak menular, Bu.” tuturnya lagi.

Meski enggan akhirnya Kasih pun mendekat. Ia mendapatkan pelukan dari sang suami yang selama ini menemaninya hingga membesarkan Anggun.

Sejak pernikahan siri dengan Kasih, Ferow bahkan mulai mengabaikan sang istri hingga kejadian Aseh yang mengetahui pernikahan merekalah menjadikan Aseh jatuh sakit.

Terpopuler

Comments

🇬 🇪 🇧 🇾

🇬 🇪 🇧 🇾

sukurinn

2023-03-12

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!