Di luar bangunan itu masih menunggu belasan dark wolf yang mengepung mereka. Malam belum berakhir dan kondisi menakutkan ini tidak meninggalkan mereka. Tapi, keadaan di dalam bangunan tidak kalah menakutkan. Karena pada akhirnya, orang-orang di dalam bangunan itu menyadari bahwa mereka sedang ada dalam misteri.
“Bagaimana mungkin benda yang kau miliki dengan benda yang kami punya 100% sama persis seperti ini” Ryou begitu panik hingga tidak bisa berhenti bertanya
“Apa maksudmu?” Pemuda itu menatap tajam ke arah keduanya
“Huruf ini sama persis dengan yang kami miliki” sambil menunjuk ke bagian dalam tutup jam milik pemuda itu, Kino juga menunjukkan miliknya
“Benar-benar sama, iya kan? Kami tidak pernah menyangka bahwa ada benda yang sama di tempat seperti ini. Ditambah lagi, melihat dari situasinya aku tau bahwa tempat ini bukanlah kamar adikku”
“Jangan bercanda, tentu saja ini bukan kamarku!! 15 tahun aku hidup, ayah dan ibu tidak akan memberikanku kamar yang bisa mengirimku ke akhirat! Kau lihat serigala-serigala tadi itu, iya kan Kino? Mereka masih di luar sana menunggu kita. Yang jelas tempat ini jauh dari kata aman”
Kino mendengarkan Ryou yang protes tapi tidak menyangkalnya karena itu memang benar. Mereka ada di tempat yang sangat berbahaya. Jam saku itu pun sepertinya salah satu sumber masalah lain bagi kakak adik itu. Karena selain bentuk mereka yang mirip dengan yang dimiliki pemuda di hadapan mereka, kata-kata yang pemuda itu ucapkan saat menunjukkan jam sakunya juga membuat Kino menjadi penasaran.
“Kamu juga mengatakan hal yang aneh seperti ‘dunia malam’ dan ‘kunci’. Kami tidak mengerti situasi yang kami hadapi saat ini jadi kami tidak tau apa maksudnya”
“Juga serigala yang disebut ‘dark wolf’ itu. Apa yang sebenarnya terjadi di tempat ini?”
“……”
Pemuda itu hanya melihat jam saku kedua remaja itu. Bentuknya sedikit lebih tua dari yang dia milikinya namun tetap saja terlihat seperti satu jenis yang sama. Bagi pemuda itu jam saku miliknya adalah ‘kunci’ penting agar dia bisa keluar dari situasi saat ini. Tapi dia tidak memberikan penjelasan dari pertanyaan mereka berdua. Luka yang terasa sakit membuatnya malas untuk mengatakan hal yang panjang dan rumit.
“Kenapa hanya diam?” Ryou bertanya dengan agak kesal. Tapi, akhirnya kekesalan itu hilang seketika saat dia sadar orang yang di hadapannya itu terluka parah hingga hampir mati sebelumnya. Akhirnya dia melupakan emosinya itu dan berganti dengan tatapan kasihan.
Pemuda itupun terlihat menahan rasa sakit tapi memaksakan diri untuk melihat jam saku yang ada di tangannya. Senyum tipis bisa dilihat dari bibirnya yang berwarna pucat sambil mengatakan kalimat dengan nada lega.
“Akhirnya matahari akan segera terbit…. Sedikit lagi dan semua akan berakhir….. kita bisa keluar dari ‘dunia malam’ ini”
Mendengar ucapan pemuda yang terlihat tersenyum sambil menahan rasa sakit itu membuat Kino dan Ryou terkejut dan penasaran. Mereka melihat ke arah jam saku di tangan Kino dan benar saja bahwa arah waktunya berubah. Kali ini arah jarum jam menunjukkan perubahan waktu, bergerak lima belas menit dari waktu yang ditunjukkan oleh jam saku mereka sebelumnya. Tangan Kino sedikit berkeringat dan gemetar melihat perubahan di jam saku tersebut.
“Berubah lagi? Sebelumnya jam ini menunjukkan pukul 05.30 dan sekarang 05.45. Bagaimana mungkin?”
Tidak mengherankan kalau mereka terkejut. Jelas terlihat pada jam saku itu, jarum yang menunjukkan detik tidak berubah tapi hanya pada jarum yang menunjukkan jam dan menit yang berubah. Di sisi lain, pemuda itu memegang jam sakunya dengan posisi jam menghadap ke atas dan bisa dilihat oleh mereka. Mereka kaget karena waktu yang ditunjukkan jam saku lainnya ternyata sama dengan milik mereka.
“Waktunya sama. Kenapa bisa begini? Apa yang–”
Belum selesai Kino melanjutkan kata-katanya, kejutan berikutnya untuk mereka datang. Dari jendela yang berada di sisi samping bangunan, tiba-tiba sesuatu menerobos masuk. Jendela kaca itu pecah menjadi kepingan berbagai ukuran disusul dengan kemunculan objek yang menjadi kejutan yang dimaksud. Wajah ketakutan ketiganya tidak bisa disembunyikan saat kejutan itu ternyata empat ekor dark wolf yang masuk dan sudah ada di hadapan mereka lagi.
Ketiganya langsung dengan cepat berdiri. Kino membantu menopang tubuh pemuda yang terluka itu untuk berdiri. Tidak ada dari mereka yang berusaha menyembunyikan rasa takutnya. Bukan hanya Kino, Ryou dan pemuda itu juga tampak dalam keadaan syok. Pemuda itu bergumam dengan nada seakan kecewa.
“Padahal tinggal lima belas menit lagi. Hanya jika bisa menunggu matahari terbit lima belas menit lagi semua akan baik-baik saja…”
“Menunggu matahari lima belas menit lagi? Apakah kita benar-benar bisa selamat?” Kino yang jelas mendengar ucapan pemuda yang ditopangnya bertanya dengan sedikit harapan
“Matahari akan terbit saat pukul 06.00 nanti. Selama belum menunjukkan waktu itu, dark wolf itu tidak akan melepaskan kita sampai kita benar-benar mati. Ini kesempatan terakhir untuk bertaruh pada keberuntungan”
“Tapi sepertinya keberuntungan benar-benar senang memberikan kejutan tidak menyenangkan” dengan senyum kecewa, pemuda itu terdengar begitu pasrah.
Tingkat keberuntungan pemuda itu benar-benar sudah mencapai garis merah. Bagaimana tidak, tanpa senjata di tangan dan menderita luka yang tidak berhenti mengeluarkan darah, saat ini dia seperti sedang menunggu dark wolf yang ada di hadapannya untuk menyerang. Satu-satunya keberuntungan yang bekerja padanya adalah saat ditolong oleh pemuda yang tiba-tiba muncul. Takdir yang sangat menyentuh tapi juga sangat kejam.
Di saat suasana menjadi sangat tegang, Ryou menolak untuk menyerah pada keadaan. Dia maju selangkah ke depan dan meminta kakaknya untuk mundur.
“Kino, mundur dan jaga orang itu. Kita tidak bisa seperti ini terus. Di luar sana, teman-teman mereka pasti sudah menunggu kita. Aku dengar apa yang dikatakan orang itu barusan. Hanya menunggu matahari terbit lima belas menit lagi, kan?. Akan kuusahakan sesuatu. Aku menolak jadi santapan anjing liar”
“Ryou, apa yang akan kamu lakukan?”
“Aku sudah bilang aku menolak jadi makanan mereka, kan? Sekarang saatnya memburu atau diburu”
“Itu berbahaya, Ryou!”
“Tidak akan tau jika tidak dicoba”
Ryou langsung berlari ke depan menuju empat ekor dark wolf itu. Tanpa membuang waktu, para dark wolf itu pun mulai berlari ke arahnya dan dengan cepat mulai mencoba menerkamnya. Sekilas, Ryou mungkin terlihat gegabah karena maju ke depan tanpa persiapan apapun. Meskipun hebat dalam bidang olahraga namun menghadapi seekor serigala berukuran lima puluh sentimeter lebih bukanlah hal mudah seperti mengasuh peliharaan. Satu saja sudah merepotkan apalagi empat.
Nafsu membunuh yang kental juga mengelilingi sorot mata mereka yang tajam dan mengintimidasi. Mereka liar dan berbahaya, tidak bisa dilawan dengan tangan kosong.
Tapi ternyata dia punya rencana. Saat berlari ke depan untuk menyerang mereka, dia melihat pecahan kaca jendela yang tersebar di lantai. Peluang itu tidak dibiarkan olehnya begitu saja. Dengan cepat dia mengambil pecahan kaca jendela itu. Gerakannya sangat cepat dan reflek yang dimilikinya sangat bagus sehingga dia berhasil mendapatkan pecahan yang memiliki panjang mirip dengan dagger.
Tidak diragukan lagi kalau bakat olahraganya menakjubkan hingga tidak ada gerakan sia-sia saat dia melakukannya. Setelah berhasil mengambilnya, dia dengan cepat melawan. Saat serigala itu melompat dan menyerang, dia langsung mengayunkan kaca itu dan berhasil memberikan luka di kaki depan dark wolf itu.
Serangan selanjutnya juga cukup berhasil. Setelah gerakan serigala pertama sempat berhenti karena serangan pada kakinya, tidak lama kemudian serigala lainnya maju dan dengan gerakan berputar Ryou berhasil mengenai mata kirinya. Goresan tajam yang membuat serigala itu akhirnya mengeluarkan suara kesakitan.
Di sisi lain, Kino bersama pemuda itu melihat Ryou yang sedang bertarung tapi masih dalam keadaan panik. Pemuda itu berusaha untuk berdiri sendiri tanpa bantuan remaja yang menopangnya.
“Apa kamu yakin sudah bisa berdiri sendiri?. Biarkan aku membantu–”
“Tidak apa-apa” pemuda itu memotong kata-kata remaja yang hendak membantunya berdiri. Meskipun tubuhnya masih gemetar, dia berhasil berdiri dan berkata pada remaja di sampingnya "kita tidak bisa membiarkan temanmu menghadapi para dark wolf itu sendiri. Cepat atau lambat yang lain pasti akan masuk ke sini. Kita butuh rencana”
“Tapi, dengan luka serius seperti itu–”
“Dengarkan aku, jika dibiarkan temanmu akan terluka sebentar lagi. Para dark wolf itu tidak akan mati hanya karena serangan dari pecahan kaca. Temanmu itu tidak akan bertahan lama. Sebelum dia berakhir lebih mengenaskan daripada keadaanku, aku harus menolongnya. Dan kau juga harus memikirkan rencana untuk keluar dari situasi ini!"
Kalimat yang diucapkan pemuda itu merupakan pukulan bagi Kino. Dia tidak bisa membayangkan bagaimana jika adiknya benar-benar terluka. Apa yang harus dilakukan untuk menolongnya sama sekali belum terlintas dalam pikirannya. Telapak tangannya pun menjadi sangat dingin dan berkeringat karena takut.
Kino melihat sekeliling untuk menemukan sesuatu yang bisa digunakan sebagai senjata tapi tidak ada kecuali pecahan kaca yang berserakan. Walaupun ada yang mungkin bisa dipakai seperti yang dipegang oleh Ryou tapi kemampuannya dalam hal olahraga dan bela diri tidak sebaik adiknya.
“Pikirkanlah cara terbaik. Waktu yang kita punya kurang dari 15 menit” pemuda yang terluka itu mulai jalan perlahan-lahan sedikit menjauhi remaja yang bersamanya.
Mencoba untuk menahan kesakitan dari luka yang terkena keringat, pemuda itu berusahan meyakinkan remaja itu untuk bisa tenang.
“Aku bisa menebak kalau situasi ini adalah situasi terburuk yang pernah kau dan temanmu alami selama hidup, tapi cobalah untuk tenang. Apapun rencananya, selama bisa bertahan dari serangan dark wolf sampai matahari terbit, kita bertiga akan selamat. Percayalah padaku. Aku juga akan mencoba sebisaku untuk membantu temanmu itu”
Bukan hal mudah untuk percaya pada orang yang baru ditemui dalam keadaan berbahaya seperti ini tapi semua itu sudah tidak penting. Ryou mulai kesulitan menghadapi gerakan para serigala yang mengepungnya. Kelelahan karena harus menghindar dengan cepat, akhirnya kata-kata pemuda itu benar-benar terjadi pada Ryou. Dia terluka terkena serangan dark wolf pada tangan kanannya.
“Aaakh…..” Ryou teriak dan berusaha menahan rasa sakit. Hal mengesankan yang dilakukannya adalah dia tetap memegang senjata di tangannya agar tidak jatuh. Itu masih bisa dibilang mengesankan untuk seseorang yang jago dalam olahraga tapi tidak pernah sekalipun menghadapi pertarungan hidup mati versi nyata seperti ini.
“Ryou!!!!” Kino yang melihat itu teriak dengan wajah panik
“Tidak ada waktu lagi. Kita bertaruh untuk sepuluh menit kesempatan hidup kita. Pikirkan cara agar bisa lolos dari ke empat dark wolf di ruangan ini.”
Pemuda itu mulai memaksakan diri untuk berlari sambil mengambil beberapa pecahan kaca yang ada di lantai secara bersamaan. Walaupun terluka parah, gerakan yang dilakukan pemuda itu sangat profesional seperti orang yang sudah terbiasa bertarung dengan situasi buruk. Normalnya orang lain akan mati jika bergerak dengan tubuh babak belur begitu. Itu menunjukkan kemampuan pemuda itu di atas rata-rata.
Para dark wolf yang masih melakukan serangan setelah berhasil melukai lawannya melihat banyak celah dan mulai melompat.
Saat posisi mereka sudah berada melewati atas kepala Ryou, pemuda itu melempar pecahan kaca yang dipegangnya dan berhasil membuat tiga diantaranya terluka hingga jatuh, sedangkan satu lainnya berhasil menghindar dan langsung mengganti target sasarannya menjadi pemuda itu. Pemuda itu cukup ahli dalam hal melempar dan dibuktikan kembali dengan lemparan berikutnya ke arah serigala yang lari menuju dirinya.
-GRRROOOOAAAAAAARRRR
Berhasil membuat suara bergema di dalam ruangan yang luas itu menandakan kalau serangan itu tepat mengenai titik vitalnya. Setelah mengaung, akhirnya terjatuh dan mati. Satu ekor di dalam ruangan itu telah berhasil dikalahkan oleh serangan akurat pemuda yang nyaris mati itu.
‘Mustahil….dengan tubuh babak belur seperti orang yang akan mati sebentar lagi itu dia bahkan bisa membunuh satu dari serigala-serigala ini. Apa benar dia manusia?!’
Entah kenapa, kata-kata yang diucapkan Ryou dalam hati seperti pujian dan hinaan di saat yang sama. Tapi ekspresi wajahnya tidak bisa berbohong. Dia merasa sangat takjub dengan gerakan yang dilakukan pemuda itu.
Pada saat pemuda itu berlari, Kino yang berdiri agak jauh dari posisi pertarungan itu sempat melihatnya mengambil banyak pecahan kaca yang tersebar di lantai tanpa berhenti berlari. Manusia biasa tidak akan bisa melakukannya. Sangat cepat dan penuh perhitungan namun begitu akurat. Dia juga tidak bisa mengalihkan pandangannya saat melihat pemuda yang terluka itu bertarung.
‘Luka-luka itu akan terus terbuka setiap kali dia bergerak dan dia juga tau itu. Tapi dia melakukan gerakan yang sangat cepat dengan memperkecil kemungkinan lukanya melebar kembali sambil menahan sakit. Siapa orang itu sebenarnya?’
Setelah melontarkan pujian dalam hati untuk pertarungan yang dilakukan oleh pemuda itu, Kino kembali melihat kenyataan yang dihadapinya. Dalam hal ini, jelas keadaan mereka bertiga tidak menguntungkan. Memang sudah ada satu serigala yang tumbang tapi masih tersisa tiga lainnya yang tidak terlihat akan mengendurkan penyerangan mereka pada kedua orang yang bertarung di depan.
‘Aku tidak boleh membuang waktuku. Ryou tidak boleh terluka lebih dari ini. Aku harus memikirkan rencana. Mereka tidak akan bisa bertahan jika terus begini’
Dengan membuat suatu analisa, Kino mulai berfikir dan menyadari ada sesuatu yang aneh. Melihat ke arah jendela yang sudah diterobos masuk, seharusnya tidak hanya empat ekor yang masuk ke ruang altar ini, mengingat jumlah mereka lebih dari sepuluh seharusnya mereka bisa menyerang sekaligus dan membuat ketiga orang itu tidak memiliki kesempatan untuk melawan.
‘Di pihak kami jelas-jelas ada orang yang terluka. Bukankah akan lebih mudah bagi serigala-serigala itu untuk menyerang secara bersamaan, tapi kenapa justru hanya empat ekor yang menerobos masuk?’
Dia mulai menggunakan otaknya untuk berpikir dengan keras. Pada dasarnya, hewan liar yang sedang berburu tidak akan peduli pada apapun karena mereka bertindak sesuai naluri. Selama berhasil memojokkan buruannya,
maka hanya tinggal masalah waktu sampai mereka berhasil membunuh buruan tersebut. Tapi hal yang dilakukan oleh serigala-serigala hitam itu berbeda seperti mereka memiliki rencana dalam berburu.
‘Ada kemungkinan di balik pintu kayu ini, kawanan serigala yang tersisa akan langsung menyerang kami begitu pintu terbuka. Aku benar-benar butuh rencana’
Kino mengambil jam saku yang disimpannya dan melihat waktu yang ditunjukkan jam itu sudah berubah menjadi pukul 05.55, bergerak sepuluh menit dari waktu yang ditunjukkan sebelumnya, namun jarum jam detik tidak berubah sama sekali.
‘Ternyata jam saku ini memang bergerak.’
Tanpa pikir panjang dia langsung berteriak “Sisa lima menit sebelum jam enam!!”
Mendengar teriakannya, kedua orang yang bertarung itu langsung menengok ke belakang tempat Kino berdiri. Senyuman terlihat dari pemuda itu sambil menahan sakit. Ryou juga yang awalnya menahan sakit menjadi bersemangat. Dan ternyata bukan hanya kedua orang itu saja yang menjadi bersemangat, tiga ekor serigala yang menjadi lawan mereka pun menjadi lebih agresif.
Hanya perlu menunggu matahari terbit dalam waktu lima menit. Namun, entah mengapa dalam waktu lima menit yang tersisa itu kematian juga terasa dekat. Alasannya karena tidak lama setelah Kino berteriak, serigala yang sedang bertarung dengan Ryou dan pemuda yang terluka itu langsung berbelok mengincarnya.
“Kino, lari!!!” Ryou berteriak sangat keras dan berusaha mengejar serigala yang sudah hampir dekat dengan posisi Kino berdiri
Pemuda yang terluka itu berlari lagi sambil melemparkan beberapa pecahan kaca dengan sangat cepat dan akurat. Berhasil mengenai satu ekor dan serangan dilanjutkan oleh Ryou yang menusukkan dengan pecahan kaca yang dipegangnya ke bagian kepala belakang serigala. Tidak mau membuang waktu, Ryou langsung berdiri lagi dan berlari ke arah Kino.
Di sisi lain, Kino yang sudah melihat para serigala itu datang dan ingin menyerangnya mulai berpikir cepat.
‘Apa yang harus kulakukan? Orang itu memintaku untuk memikirkan rencana tapi aku tidak tau apa yang harus aku pikirkan. Aku sangat yakin kalau di luar sana serigala lain juga akan langsung menyerang begitu pintu dibuka….’
Kino terdiam sejenak dalam keadaan tidak menguntungkan itu.
‘Menerobos masuk….begitu pintu dibuka? Meskipun hanya perkiraanku saja tapi layak dicoba’
Tanpa pikir panjang, setelah memasukkan kembali jam saku yang dipegangnya, dia berlari ke arah pintu itu dan mencoba membuka kayu besar yang mengunci pintu itu.
“Apa yang kau lakukan!” pemuda yang terluka itu berlari menuju arah remaja di depannya. Remaja itupun berteriak kembali ke arah mereka.
“Kalian berdua dengar!!. Saat pintu ini terbuka kalian harus cepat menyingkir ke sisi samping tempat ini!!”
“Aku memintamu untuk memikirkan rencana bukan menyuruhmu untuk membunuh kita semua! Jangan melakukan tindakan bodoh atau kita semua akan mati sebelum matahari terbit!!”
“Dan inilah hasil dari rencana yang terpikirkan olehku”
Kino menarik kayu yang besar itu dan akhirnya kayu besar itu berhasil ditariknya. Dua ekor serigala yang tersisa langsung melompat ketika melihat Kino menarik pintu besar itu agar terbuka. Begitu pintu itu terbuka, apa yang dipikirkan Kino ternyata benar. Sisa kawanan serigala yang menunggu di luar tiba-tiba melompat masuk.
Ryou dan pemuda itu bereaksi dengan cepat dan berbelok ke sisi kiri, sedangkan Kino berada di belakang pintu besar dengan membawa kayu yang mengganjal pintu sebelumnya. Dari sisi luar dan dalam para kawanan serigala itu sama-sama dalam posisi menyerang dengan agresif sehingga tidak mungkin mereka akan menghindar dengan cepat. Pada akhirnya para serigala itu saling bertabrakan.
Kino sempat berpikir bahwa itu semua sungguh diluar pemikiran normal, karena tidak mungkin hal itu bisa benar-benar tepat seperti yang diperkirakan olehnya. Tapi tidak ada waktu, Kino menggunakan kayu besar itu untuk memukul serigala yang terjatuh akibat saling bertabrakan. Karena kayu itu cukup besar dan berat, dengan tenaga yang dimilikinya memang tidak bisa terlalu kuat memukul. Namun, itu cukup melukai kepala serigala-serigala itu.
Kesempatan itu juga dimanfaatkan oleh kedua orang dari sisi samping. Awalnya, mereka terkejut begitu pintu di buka dan melihat kawanan serigala itu melompat masuk. Begitu melihat kawanan itu bertabrakan dan jatuh mereka akhirnya maju untuk menyerang. Setidaknya dalam rencana nekad dan penuh taruhan itu, tiga ekor berhasil dilukai oleh pukulan kayu dari Kino dan satu lainnya berhasil dibunuh lagi oleh pemuda itu.
Pada detik-detik terakhir tepat sebelum Ryou ingin menyerang kembali, terdengar suara jam berdentang. Jam yang tidak mereka lihat dimanapun bahkan saat berlari di kota ketika dikejar oleh para serigala itu. Suara dentangan jam itu sangat keras sampai terlihat jelas ke bangunan altar tersebut. Matahari pun akhirnya terbit dari timur. Cahaya hangat masuk dari ruas-ruas atap dan jendela.
Seketika entah bagaimana, semua kawanan serigala itu lenyap tanpa sisa dan bukan hanya itu. Betapa syoknya kedua kakak beradik itu saat melihat banyak sekali orang-orang yang entah dari mana muncul dan lalu-lalang
dengan santai di bangunan altar tersebut. Mereka tertawa, berdoa, anak kecil yang berlari seakan tidak pernah terjadi apapun.
Lebih mengejutkan lagi ketika melihat ke jendela yang sebelumnya pecah karena para serigala yang menerobos masuk sekarang ternyata kembali seperti tidak pernah dipecahkan.
“Serigalanya menghilang? Bagaimana bisa? Kenapa tiba-tiba muncul banyak orang di sini?”
Tidak kalah terkejut dengan Kino, Ryou pun akhirnya berteriak dengan suara keras hingga terdengar oleh semua orang di sana.
“Apa….apa yang sebenarnya terjadi!!. Kenapa bisa seperti ini?”
Semua orang melihat ke arah keduanya. Merasa malu, Ryou akhirnya menutup mulutnya dengan wajah merah dan minta maaf. Saat menutup mulutnya, dia menyadari pecahan kaca yang ada di tangannya masih ada. Itu artinya semua yang terjadi sebelumnya adalah sungguhan.
Kino pun sadar bahwa dia masih memegang kayu besar pengganjal pintu besar itu. Tidak diragukan lagi bahwa semua kejadian yang baru dialami mereka semua itu nyata. Kino meletakkan kayu itu ke lantai dan pergi keluar bersama Ryou.
Saat keluar bangunan, mereka langsung disuguhkan pemandangan menakjubkan. Kota sangat hidup dan ramai. Banyak orang yang lewat, berdagang, tertawa seakan bahaya yang dialami mereka hanya mimpi buruk yang mereka alami sendiri.
“Padahal tidak ada siapapun semalam. Tempat ini begitu sepi seperti kota hantu. Apa yang terjadi?”
“Aku tidak tau. Yang jelas ini sungguh tidak masuk akal. Ini bukan lagi mimpi. Ryou, bagaimana lukamu?” Kino melihat lengan kanan Ryou yang terluka akibat serangan serigala sebelumnya.
“Hilang? Lukamu sudah hilang?”
“Ba–bagaimana bisa? Bahkan pakaianku yang robek akibat serangan serigala itu juga kembali seperti semula. Apa-apaan ini?!”
Kedua kakak beradik itu tidak bisa menyembunyikan semua ketakutan itu. Kino langsung mengambil jam saku di celananya dan waktu menunjukkan pukul 06.00 tepat.
“Jam enam. Ini sudah jam enam. Setelah matahari terbit ternyata kita benar-benar aman seperti yang dikatakan orang itu”
“Sebenarnya dimana kita dan bagaimana bisa mereka muncul begitu saja? Kita harus bertemu kawanan serigala di tengah kota dan bahkan harus bertarung bersama orang yang hampir…. Tunggu sebentar….” sambil menoleh ke kanan dan kiri, Ryou mencari pemuda yang bersama mereka
“Dimana orang yang nyaris mati itu? Sejak keluar aku tidak melihatnya”
“Kamu benar. Kemana dia? Dengan luka separah itu mustahil dia bisa bergerak. Ryou, kita harus mencarinya sekarang ju–”
“Itu tidak perlu” dari belakang mereka, terdengar suara yang tidak asing
Ketika menengok ke belakang, mereka mendapati pemuda yang terluka itu namun kali ini dia tidak tampak seperti orang yang terluka. Pakaian yang sebelumnya sobek dan penuh darah terlihat bagus, jubahnya yang sobek juga kembali seperti semula. Benar-benar terlihat mulus tanpa noda.
“Oi….Jangan muncul tiba-tiba begitu!! Kau ingin kami berdua mati karena jantungan!!”
“Ryou, jangan bicara begitu. Itu tidak sopan. Maafkan dia. Kami sangat khawatir karena lukamu sangat parah tapi sepertinya kamu tidak–”
Dari atas ke bawah Kino melihat pemuda itu dan memang benar pemuda itu baik-baik saja seperti tidak terjadi apa-apa.
“Kalian terkejut karena semua tampak seperti tidak terjadi apapun?”
“Bohong kalau kami berdua tidak terkejut. Ini benar-benar membingungkan. Bagaimana ini bisa terjadi? Sebelumnya, kamu memang mengatakan bahwa kita semua akan selamat jika matahari terbit dan….”
Pemuda itu mendekati mereka berdua dan berkata “dan sekarang kita semua benar-benar selamat kan?. Untuk saat ini kita tidak akan mengalami masalah”
“Kenapa bisa begitu yakin?” Kino tidak bisa berhenti untuk bertanya. Itu hal yang wajar karena pengalaman bertarung dengan makhluk mengerikan itu baru pertama kali dialaminya. Melihat adiknya terluka karena pertarungan juga membuatnya seperti mengalami mimpi buruk yang menjadi kenyataan.
Pemuda itu memahami ketakutan dari wajah kedua remaja yang berdiri di hadapannya. Dia sebisa mungkin berusaha untuk memberikan penjelasan.
“Alasannya karena kita sudah berhasil keluar dari ‘dunia malam’ dan berada di ‘dunia siang’ jadi, sementara kita akan aman”
“Itulah kenapa aku bertanya kenapa kamu bisa sangat yakin? Kamu terluka parah beberapa saat lalu dan hampir mati. Situasi seperti itu tidak normal. Kenapa kamu bisa berkata dengan tenang seakan-akan kamu tau semua ini akan terjadi?”
“Karena aku sudah berada di ‘kedua dunia’ ini untuk waktu yang lama”
******
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 679 Episodes
Comments
Loly 💃
lanjut
2024-10-19
1
Loly 💃
aku juga Tidak tau siapa dia ryou
2024-10-19
1
🌺Bunga🔪Yang🔪Indah☠hiatus 📴
keren ceritanya /Shy//Scream/
2024-05-06
2