"Kamu siapa?" tanya Laras dengan suara pelan.
Pria itu tersenyum lembut. Dia menarik bangku penjaga lalu duduk di dekat Laras. Senyuman pria itu mampu membius Laras untuk beberapa saat, seumur hidup baru kali ini jantung nya berdetak kencang. Apakah ini yang di namakan jatuh cinta pada pandangan pertama?
Ah … rasanya tidak, terlalu lebay bila menamakan degup jantungnya itu karena jatuh cinta pada pria yang menolongnya.
Tetapi, bila boleh jujur, baru kali ini Laras melihat pria dengan aura sejuk dan adem. Begitu menenangkan hatinya yang sempat galau dan sedih, karena kelakuan keluarga angkatnya.
"Perkenalkan, nama saya Teuku Muhammad Al-Ghazali. Biasanya dipanggil, Al. Kalau nama kamu siapa?" tanya Al dengan lembut, senyuman ramah terbingkai di wajahnya.
Laras terpana, nama pria ini sangatlah indah. Seindah orangnya, berwajah tampan, aura yang dimilikinya sejuk. Laras menilai kalau Al juga pria yang taat agama. Buktinya, pria itu tetap sholat meski berada di rumah sakit.
Al menaikkan sebelah alisnya, saat Laras hanya diam saja. Tidak menjawab pertanyaan nya, segera pria itu melambaikan sebelah tangannya di depan Laras.
"Hai, kok kamu bengong?" tanya Al heran membuat Laras tersadar dari lamunannya. Pipi gadis yang tak lagi perawan itu pun memerah.
Ah … dia benci jantungnya ini. Kenapa berdetak kencang, dadanya juga berdebar-debar seperti remaja yang pertama kali jatuh cinta.
"Nah, sekarang kok kamu diam?" Al lagi-lagi bertanya membuat Laras segera berdehem keras, guna menormalkan ekspresi gugupnya.
"Namaku Laras … Larasati binti Leonardo!" Gadis itu memperkenalkan dirinya pada Al membuat Al mengernyitkan dahinya.
Dia merasa tidak asing dengan nama Larasati binti Leonardo. Sepertinya, dulu dia pernah mendengar nama itu.
"Namamu indah, tapi, Leonardo. Apakah itu nama ayahmu?" tanya Al penasaran membuat Laras menganggukkan kepalanya pelan.
"Iya," balasnya tersenyum miris. Sangat merindukan kehadiran sosok ayahnya.
"Sebelumnya, maaf kalau saya banyak bertanya. Tapi, saya sangat penasaran akan sesuatu. Apa kamu sudah menikah?" tanya Al serius membuat Laras terkejut.
Pipi gadis itu merona, bagaimana bisa dia menikah, sedangkan dirinya terjebak dalam keluarga angkat bejat seperti Fitri dan Niken?
Tanda tanya besar dalam hati Laras, apakah Al bertanya seperti itu karena tertarik padanya? Ah … kenapa kau sangat percaya diri, Laras? Bagaimana mungkin pria setampan dan se Sholeh Al cinta padamu.
Itu sangat tidak mungkin.
"Belum," cicit Laras pelan membuat raut wajah Al langsung menegang.
"Apa kamu di perkosa? Maaf, kalau pertanyaan saya sedikit frontal atau kasar. Tapi, dokter mengatakan kalau luka-luka di tubuhmu seperti korban kekerasan s*ksual. Kalau bisa, kamu ceritakan saja pada saya! Sebisa mungkin saya akan membantumu!"
Al menjelaskan maksud perkataan nya yang ingin membantu Laras. Dia sebagai pria sangat murka ketika melihat luka tubuh Laras yang terdapat lebam, luka cambukan dan gigitan di mana-mana.
Tadinya Al mau sholat jamaah di masjid, seumur hidup baru hari ini dia terlambat ke masjid, biasanya dia yang menjadi imam atau muadzin. Sempat Al menyesal, karena kelepasan tidur, dia terlambat sholat.
Namun, saat bertemu Laras pingsan di tengah jalan, Al sadar, kalau Allah sengaja membuatnya terlambat ke masjid, agar dia bertemu dengan Laras, dan menolong gadis ini.
Terkadang apa yang kita pikirkan buruk, sebenarnya baik bagi Allah. Tergantung sudut pandang kita saja mau memandangnya baik atau buruk.
Kembali lagi pada Laras, dia mencengkram erat selimutnya. Gadis ini takut untuk bercerita pada Al, karena tak ingin melihat respon Al yang pastinya sama seperti kebanyakan orang, selalu saja menghina dirinya yang bekerja sebagai pelacur.
"Laras, saya seorang pria, dan saya pernah punya adik perempuan, walau hanya sementara. Jadi, saya tahu betul bagaimana hancurnya hati seorang gadis saat diperlakukan tak manusiawi. Jangan takut! Katakan saja pada saya, siapa orangnya. Saya pastikan kalau dia mendekam di penjara!" tegas Aku tak main-main.
Pria itu sangat membenci kaumnya yang menyakiti wanita. Apalagi sampai melakukan kekerasan, baik psikis atau fisik.
Dia tak segan memberikan pelajaran pada orang yang seperti itu. Al menatap lekat wajah Laras yang tampak pucat. Gadis itu sepertinya gamang, antara menjelaskan yang sebenarnya terjadi, atau tidak.
Laras memejamkan matanya, dia memutuskan untuk jujur saja. Toh dia dan Al tidak dekat, jadi, apa yang dia harapkan? Tidak mungkin Laras sakit hati hanya karena orang seperti Al memandang rendah dirinya.
"Aku tidak di perkosa …"
Sejenak suasana hening, Al masih setia mendengarkan cerita Laras. Dia penasaran apa yang terjadi pada gadis di hadapannya ini. Dia menemukan Laras dengan hanya memakai pakaian dalam dan memakai cardigan saja. Untung Al yang menemukan Laras, kalau pria lain, lebih tepatnya pria hidung belang, entah apa yang akan terjadi pada Laras.
"Aku adalah p*lacur, aku kotor dan hina, luka di sekujur tubuhku, karena ulah klien ku yang punya kelainan ****! Dia sadomasokis!"
Laras berkata jujur tanpa ada yang dia tutupi, dia tidak lagi berharap banyak pada siapapun di dunia ini. Tak peduli lagi bagaimana orang-orang akan menatap hina dirinya.
Laras membuang wajahnya ke arah lain, dia tidak berani menatap Al, karena takut mendapatkan sorot mata penuh hinaan. Sudah cukup hatinya di lukai oleh orang-orang di masa lalunya.
Sekarang Laras harus kuat, dia ingin menata lembaran baru, dia telah berhasil kabur dari keluarga angkatnya dan berhenti menjadi p*lacur.
Al cukup terkejut mendengar fakta tentang Laras, tidak menyangka kalau gadis muda yang ditolongnya merupakan seorang p*lacur.
Sejenak suasana menjadi hening, tidak ada yang membuka pembicaraan. Al membatu, dia tidak tahu harus menjawab apa, karena otaknya langsung kosong.
Sesaat kemudian, Al tersadar dari lamunannya. Dia menilai Laras dari ujung kepala sampai ujung kaki, lalu menatap wajah muda yang tak berani bertatapan muka dengannya.
Ah … Al mengerti sekarang.
"Pasti sulit ya!" ujar Al membunuh keheningan antara mereka berdua. Sontak saja mendengar ucapan Al, membuat Laras langsung menatap pria di sampingnya.
Mereka berdua saling beradu pandang. Mata Laras berkaca-kaca saat tak mendapati sorot mata jijik atau hinaan dari Al, malah yang ia lihat Al menatap iba dirinya, ada kasih sayang di dalamnya.
Dulu, banyak anak muda yang jatuh hati pada kecantikan Laras. Tetapi, saat tahu kalau gadis ini adalah kupu-kupu malam. Mereka mundur.
Bahkan, tak sedikit yang menghina Laras dengan kata-kata yang sangat menyakitkan.
"Maksud kamu?" tanya Laras serius. Menatap lekat wajah tampan Al.
"Saya tidak tahu seperti apa kehidupanmu. Tetapi, saya tahu betul, pasti bukan kemauan mu buat jadi p*lacur. Di luar sana, ada banyak ayah yang terpaksa mencuri demi menafkahi anak-anaknya, karena mereka tidak punya pekerjaan. Begitu juga dengan perempuan, pasti kalian menjadi p*lacur alasannya sama, yaitu sama-sama menafkahi keluarga atau diri sendiri. Niat kalian benar, tapi, cara kalian salah!"
Al menanggapi masa lalu Laras dengan bijak. Pria itu tidak menyalahkan, juga tidak membenarkan.
*
*
Bersambung.
Jangan lupa like coment vote dan beri rating 5 yah kakak 🥰🥰❤️
Salem Aneuk Nanggroe Aceh ❤️🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
Adelia Rahma
ini baru bener
2023-10-24
0
Che Putri Badar
sallam balik dari karawang,,lanjuuut
2023-10-24
0
Ajusani Dei Yanti
lanjut thorrrr kuh semangat
2023-07-26
0