Bab 3. Menyamar

*Byuurr!!

Dev begitu terkejut saat Rendra tiba-tiba menyiramnya dengan air.

Ia begitu marah dan tak mengira jika pria cupu seperti Rendra begitu berani menyiram wajahnya di depan umum. Semua orang tampak tegang sekaligus terkejut melihat aksi nekad Rendra.

"Berani sekali kau menyiram ku, apa kau sudah bosan hidup!" hardik Dev dengan nada tinggi membuat semua orang begitu ketakutan dan langsung masuk ke kelasnya masing-masing.

Ia kemudian mendorong tubuh pria itu membuat Rendra terhempas beberapa langkah darinya. Saat Dev hendak melepaskan tinjunya kearahnya, Rendy segera menahan lengannya membuat pemuda itu mencoba melepaskan lengannya.

"Lepaskan tanganmu!" seru Devano

Namun Rendra yang dulu lemah kini berubah menjadi kuat, ia bahkan tak bergeming saat mata bengis Devano berusaha mengintimidasi dirinya.

"Jadi sekarang kau berani melawanku rupanya," Devano menyeringai dan menarik kerah baju Rendy

"Grep!!

"Apa kau sekarang memutuskan untuk melawanku karena sudah bosan hidup?"

Devano Kemudian menertawakan pria bertubuh kerempeng di hadapannya.

"Mari kita lihat seberapa kuat dirimu, jika kau memang kuat maka kau akan bisa mengalahkan teman-temanku. Satu lagi, aku akan memberimu hadiah jika kau berhasil mengalahkan semua anak buahku," bisik Devano

"Kalau begitu selamat bertanding!" seru Devano kemudian mengedipkan matanya kearah Rendy.

Penasaran dengan sikap Rendra yang mulai memberontak Dev berpikir untuk memberinya pelajaran sebelum anak buahnya menghajar pemuda itu.

Saat Ia akan melepaskan tinjunya, Rendy langsung menghindar. Bukan. hanya sekali Dev dipermalukan dengan pukulannya yang selalu meleset, ia bahkan hampir terjatuh saat Rendra menggeser posisinya manakala ia melepaskan tendangan kearahnya. Hal itu tentu saja membuat Dev semakin kesal. Ia kemudian menyuruh dua temannya untuk memegangi Rendy.

Kali ini ia yakin Rendra tak akan bisa menghindari serangannya. Dev sudah sabar untuk menghajar pemuda itu hingga babak belur bahkan bila perlu sampai Rendra kembali koma di rumah sakit. Namun sayangnya keadaan justru tidak berubah, meskipun ia sudah dipegangi oleh dua orang anak buahnya tetap saja Devano gagal menyentuh Devano.

"Dasar brengsek beraninya kau terus menghindar, kalau kau memang berani lawan aku!" seru Devano dengan penuh emosi

Ia kemudian mengambil kursi disebelahnya dan menghantamkannya kearah Rendra.

Pemuda itu langsung menghindar hingga kursi itu mengenai salah seorang yang menjegalnya.

*Buughhh!!

Saat salah seorang yang memeganginya jatuh pingsan karena terkena pukulan kursi, Rendra segera melepaskan pukulannya kearah pria do sebelahnya hingga ia terjungkal dan melepaskannya.

Seketika Dev terkejut saat melihat Rendra kini berdiri di hadapannya tanpa seorangpun yang memeganginya.

Dev terlihat begitu ketakutan saat melihat kemarahan dimata Rendra.

Ia segera menarik salah seorang anak buahnya saat Rendra melepaskan tinju kearahnya .

*Buughh!!

Devano segera berlari saat melihat anak buahnya jatuh tersungkur setelah terkena pukulan Rendra.

Tidak lama Devano kembali dan kali ini ia membawa begitu banyak anak buahnya.

"Habisi pecundang itu!" seru Dev memerintahkan anak buahnya

Teman-teman Devano segera mengepung Rendra dan menyerangnya bersamaan.

Melihat Rendra dikeroyok oleh begitu banyak preman sekolah tak membuat satupun siswa yang yang berani membantunya. Semua siswa tampak takut dan meninggalkan mereka tanpa ada satupun yang melerai atau melaporkan kejadian itu kepada guru.

Rendy yang sudah mengetahui situasi itu tampak tenang dan hanya menatap sinis wajah-wajah pecundang yang hanya melihatnya tanpa menolongnya.

Jadi ini kah yang selalu dirasakan oleh kakakku??, dipukuli, di rundung oleh bajing*an seperti mereka.

Saat mata elang Rendy melihat Devano melepaskan tinju kearahnya, Ia segera menginjak kaki siswa yang menjegalnya memelintir lengannya kemudian menahan pukulan Dev.

*Buugghhh!!

*Greepp!!

Devano tak habis pikir saat tiba-tiba Rendra yang selalu lemah tiba-tiba memilki keberanian untuk melawannya. Ia bahkan menjadi kuat hingga mampu menahan pukulannya.

Ia berusaha melepaskan lengannya namun cengkraman tangan Rendy lebih kuat.

"Kenapa kalian diam saja, cepat habisi si cupu ini!" seru Devano membuat semua kaki tangannya langsung maju dan menyerang Rendy

Rendy segera memelintir lengan Devano hingga lelaki itu mengerang kesakitan dan menendangnya hingga ia terhempas dan menimpa teman-temannya.

Melihat beberapa orang siswa menyerangnya membuat pemuda itu melepaskan tendangan melingkar hingga satu demi satu dari mereka berjatuhan ke lantai.

Dari belakang seorang siswa mengalungkan dasinya untuk mencekik lehernya. Melihat Rendy mulai kewalahan dua orang siswa lain menjegalnya. Dan saat itulah Devano bersiap melepaskan tinjunya.

Kali ini Rendy tak bisa menahan lagi emosinya, ia segera menarik lengan keduanya dan memelintir nya.

Mendengar suara teriakan keduanya membuat Rendy langsung melepaskan tendangan keras kearah keduanya hingga mereka langsung jatuh tersungkur ke lantai. Ia tak lupa memberikan hadiah tendangan keras kearah Dev hingga pemuda itu terhempas ke lantai.

Kini Rendy memegangi dasi yang masih melilit lehernya ia menoleh kebelakang dan kemudian melepaskan tendangan kearah pria yang menarik dasinya hingga ia terkapar di lantai.

*Buugghhh!!

Beberapa siswa langsung mengepungnya membuat Rendy langsung memasang kuda-kuda.

Devano yang sudah bangun langsung mengambil sebuah baton dan mendekatinya.

"Ternyata ada gunanya juga kau koma, sekarang kau tampak lebih berani dan membuat ku semakin ingin menghajar mu sampai kau tak bisa melihat matahari lagi!" ucap Devano

" Dasar anak Iblis kau pikir bisa mengalahkan aku hah!" imbuhnya

*Buugghhh!!

Kembali tendangan keras menghantam wajah Dev. Ia jatuh tersungkur sambil memegangi pipinya yang terasa panas dan membuatnya jatuh tak berdaya.

Ia menarik kerah baju devano dan melepaskan tinjunya hingga jatuh pingsan di lantai.

Rendy mengambil segelas air mineral dan menyiramnya ke wajah Devano hingga pemuda itu segera membuka matanya.

Pria itu kemudian mengambil ponsel Devano, ia menyuruhnya untuk mengakui kesalahannya dan meminta maaf kepada kedua orang tuanya. Namun Dev yang arogan justru menolaknya. Ia bahkan meludahi Rendy dan menghinanya.

"Lo pikir siapa bisa memerintahkan aku. Asal lo tahu sampai kapanpun gue gak bakal minta maaf sama lo ataupun keluarga lo!" serunya kemudian terkekeh melihat ekspresi wajah dingin Rendy.

*Plaakk!!

Rendy segera menampar wajah Dev hingga darah segar mengalir dari sudut bibirnya.

"Iblis sepertimu memang tidak akan pernah meminta maaf apalagi mengakui kesalahanmu," jawab Dev

Ia kemudian mengambil baton milik Dev yang tergeletak dan menggunakannya uny memukuli punggung Devano hingga pemuda itu menjerit kesakitan.

Setelah puas melampiaskan kekesalannya ia kemudian meninggalkan Devano dan teman-temannya yang terkapar di lantai.

Para guru nampak terkejut saat melihat wajah babak belur Devano dan teman-temannya.

Sang wali kelas langsung bertanya kepada mereka tentang siapa yang menghajarnya namun mereka tak bis bicara atau mengakui siapa yang sudah membuatnya seperti itu.

Saat Devano mulai sadar keluarga menunggu untuk mengetahui siapa pelaku yang sudah menghajar anak konglomerat sepertinya.

"Rendra yang membuat ku seperti ini!" seru Devano

"Tidak mungkin Rendra yang menghajar mu karena bocah itu masih koma di rumah sakit,"

Terpopuler

Comments

☠ᵏᵋᶜᶟ𝐌𝐀⃝🥀𝐗🧸ᴼᴺᴼᶠᶠ

☠ᵏᵋᶜᶟ𝐌𝐀⃝🥀𝐗🧸ᴼᴺᴼᶠᶠ

mkan tu 🙄 buset dl ny berani skr kyk dog yg tkut sm sm kuntilanak 🤣

2023-04-03

0

haha kejutaaaaaan,pastu tak mengira ya Rendra berubah begitu berani

2023-04-03

0

Chelle

Chelle

keroyokan masih kalah pula 😅

2023-04-03

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!