Part 5. MENGINAP DI RUMAH SAKIT

Theresa hanya berdua saja dengan Kenzo di rumah sakit, dia juga tak terlalu  bisa dekat dengan laki-laki, dengan mudah, tapi kali ini harus.

Dia diam saja duduk di samping ibunya, ini tepat pukul 7 malam.  Kenzo memilih duduk di sofa, dia sibuk dengan ponselnya, sejak tadi melihat ponselnya.

“Kenzo, sedang apa the?” tanya ibunya dengan lirih kepada theresa.

“Sedang ngurus kerjaan mungkin ibu. Kenapa, ibu butuh sesuatu?”  tanya theresa mendekati ibunya.

“enggak, Cuma tanya, ibu gak nyangka, ibu bahagia banget, makasih ya nak.” Dia menguap pipi theresa. Theresa mencoba menahan air matanya, kalau ibunya tahu semua hanya kebohongan belaka bagaimana?

Yang penting ibunya sembuh dulu.  Tak lama ada suster dan dokter yang masuk ke ruangan itu, kenzo yang melihat itu langsung berdiri, dia menyimpan ponselnya.

“Gimana dok?” tanya kenzo kepada dokternya,”ada apa?”

“Tidak ada apa-apa. Hanya pemeriksaan malam dan makan malam saja tuan. Setelah itu minum obatnya dan diharap ibu istirahat, tidur yang cukup dan tidak begadang ya ibu.”

Dokter mendekati ibunya theresa, theresa yang tadinya duduk menyingkir. Dia memberikan ruang kepada sang dokter untuk memeriksa ibunya.

“Iya dok.” Theresa yang menjawab.

Dokter hanya mengecek keadaan ibunya theresa sebentar, setelah itu dokter pamit. Suster memberikan makan malamnya kepada theresa, juga ada obat disana.

“terima kasih sus.” Kata theresa kepada sang suster.

“sama-sama nona, sudah tugas saya.”

Theresa duduk di samping ibunya. kenzo membantu menaikan tempat tidur ibunya theresa dengan perlahan, sampai sedikit naik, sesuai anjuran dokter dan suster tadi, setelahnya theresa yang menyuapi ibunya bubur dari rumah sakit.

“Aak ibu.”

“Kamu sudah makan malam belum? Inget loh, kamu sekarang makan bukan buat kamu sendiri, tapi kamu makan juga buat bayi kamu di perut.”

Theresa malah semakin tak enak dinasehati seperti itu, tapi apa boleh buat. Dia hanya bis menerima dan mengangguk saja. Pura-pura iya saja.

“Iya ibu, maaf.  Tadi saya sibuk sama hp.  Cek beberapa pekerjaan.  Ini saya belikan makan malam buat there, mau makan apa sayang? Sorry.”

Kenzo mengusap kepala theresa.  Dia bingung menatap Kenzo.  Ini terlalu manis.

“Eh, terserah.  Tapi yang seger-seger, seblak boleh?” Therese kelepasan saja.

“oh, ok.” Kenzo mengangguk dengan bingung.

“Ngidam ya kamu?” tanya ibunya theresa kepada sang anak.

“ahh, iya ibu.” Dia mengangguk saja.

“Ya sudah, ibu saya keluar sebentar,  nanti saya minta tolong suster ke sini buat bantuin there jaga ibu ya.  Biar gak kecapean juga therenya. Siapa tahu juga butuh bantuan.” Kata Kenzo mengusap kepala theresa ketika dia mau pergi.

“iya makasih ya Kenzo.  Sudah  mencintai anak saya.”

“saya yang makasih ibu.  Makasih sudah melahirkan theresa, jadi ketemu deh.”

Kenzo tersenyum.  Dia pergi dari sana. Di luar dia meminta suster untuk masuk.  Kenzo mencari seblak.  Dia bertanya kepada beberapa petugas rumah sakit.  Ada yang tahu tempat jualan seblak?

Salah satu dari mereka mengantar Kenzo.  “disini tuan. Saya biasa makan disini sama anak-anak.  Enak.” Kata petugas rumah sakit cowok.

“Oh iya.  Mau sekalian, pesan saja beberapa, sekalian di bagi.  Saya satu, buat theresa saja sih.” Kata Kenzo kepada pegawainya.

“Boleh tuan, terima kasih.”

“iya, sama-sama. Punya theresa jangan pedes ya?”

“iya tuan.  Gak mau dua tuan? Biasanya kalau satu kurang anak-anak disini.”

Kenzo mengangguk saja.  Dia duduk dan diam menunggu pesanannya di buat.  Tapi Kenzo sendiri lapar.  Dia tak suka makanan seperti itu.  Dia memilih makanan di resto depan rumah sakit lagi.

“saya mau makan di sana sebentar.  Kamu tolong tungguin ya.  Kalau sudah kasih tahu saya.  Ada nomer saya tidak?”

“Tidak tuan.”

Dia menggeleng.  Kenzo pun memberikan nomernya.  Dia meninggalkan pegawainya ke restoran depan.  Duduk di sana dan makan malam di sana.

Selesai dari sana, dia kembali ke warung tadi.   Pegawainya kesusahan mau membawa.  Kenzo membantu dia.  Keduanya pun kembali ke rumah sakit.

“yang punya there, yang mana?” tanya Kenzo sesampainya di sana.

“ini pak.”

Khusus punya Theresa sudah dipisah.  Ada namanya.  Dia memberikan dua yang milik theresa, yang lainnya dibagi.

“Makasih ya pak.  Semoga istrinya dan bayinya sehat sampai melahirkan.” Kata beberapa pegawai kepada Kenzo.

Kenzo diam sama.  Dia hanya mengangguk dan pergi.  Kenzo kembali ke ruangan ibunya theresa.

Ada suster yang sedang membantu memotong buah. Dia memberikannya kepada theresa.

“ini non, belum makan malam ya?” tanya suster kepada theresa.  “makan buah duku non.”

“Makasih sus.”

“Ini seblaknya.”

Kenzo datang.  Dia meminta susternya untuk pergi dari ruangan itu karena sudah ada dia.

“Makan dulu. Ibu sama aku.”

Kenzo membukakan seblaknya.  Dia menatanya di meja.

“sana makan bumil.” Kata ibunya theresa untuk anaknya.

Theresa mengangguk.  Dia duduk di sofa, di ruangan itu juga ada televisinya.  Dia sibuk makan seblak, sementara Kenzo duduk di samping ranjang ibunya theresa.

“sejak kapan kenal there, dimana, sudah berapa lama?” ibu theresa malah mengajak ngobrol Kenzo.

Kenzo sambil makan buahnya, “ini boleh dibantuin makan gak ibu?” tanya Kenzo yang membuat ibunya Theresa tersenyum.

“boleh. Jawab pertanyaan ibu?”

“ketemu di rumah sakit ya sayang? Waktu kamu kontrol ibu kan? Cuma kita diam-diam?” tanya Kenzo kepada theresa.

Theresa yang sedang makan sampai tersedak.  Kenzo langsung mengambilkan minum dan memberikannya kepada theresa.

“ini minum, kalau makan pelan-pelan.”

Theresa meminumnya.  Gimana dia gak tersedak.  Kenzo memberikan kode kepada Theresa untuk mengangguk saja.

“iya ibu.  Ketemu di rumah sakit.  Dia yang punya rumah sakit ini ibu.”

“beneran?” tanya ibu yang kaget mendengar cerita Theresa.

“iya ibu. Tanya aja orangnya di depan aku,” dia menunjuk Kenzo dengan matanya.  “atau kalau enggak, tanya aja sama semua karyawan rumah sakit, pasti tahu.”

“iya ibu, bener kok.  Gak percaya ya sama wajah aku yang kayak gini?”

“Percaya, tapi gak nyangka, kok bisa kamu suka sama anak saya?”

“katena baik dan sayang sama ibu.  Jadi saya yang sama dia. Hihi.”

Kenzo kembali duduk di kursi di samping ranjang ibunya theresa.

***

Hari mulai larut malam.  Kenzo menata sofa untuk theresa duduk.  Itu karena ibunya theresa tadi belum tidur.  Sampai ibunya tidur, Theresa juga tidur di sofa.

Kenzo mengambilkan selimut dan menyelimuti theresa.  Dia juga membenarkan selimut ibunya theresa.

“Ini rasanya punya keluarga apa ya? Ada istri dan nanti bakalan ada anak? Apa aku bisa jadi orang tua yang baik?”

“Apa beneran bikin anak saja?”

Dia melamun menatap theresa.  Theresa juga cantik. Kenzo diam menatap wanita yang tduur pulas itu.

Terpopuler

Comments

Wirda Wati

Wirda Wati

lanjuut

2023-03-26

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!