Melisa diajak ke kandang sapi. Dia akan mulai training bekerja di sana. Awalnya dia menolak. Namun, Yangkungnya memaksa.
Melisa mendatangi kandang sapi untuk pertama kalinya setelah dia remaja. Melisa sudah mempersiapkan diri dengan memakai masker berlapis-lapis. Dia tahu betul seperti apa kandang sapi milik keluarganya itu. Dulu saat dia kecil, Melisa senang memberi makan sapi.
Melisa berjalan perlahan memasuki pekarangan ternak sapi. Dia terkejut melihat kandang yang sangat bersih, rapih dan sangat terurus dengan baik.
Dia terkejut tidak seperti yang dulu dia biasa datangi. Dulu becek, bau dan juga sangat kotor.
"Kenapa? Kamu terkejut?" tanya Yangkung.
"Ah, tidak." Melisa nyengir sambil sedikit menggoyangkan badannya menahan rasa malu.
"Makanya, sesekali main ke rumah Yangkung. Sejak kalian pindah ke Jakarta. Tidak sekalipun bertandang ke desa cemara." Protes Yangkung.
"Ya, Aku'kan bagaimana Daddy dan Mami," sahut Melisa.
"Sudah. Jangan banyak alasan. Sekarang kamu sudah lihat'kan kalau peternakan kita sangat bersih dan rapih. Jadi tidak ada alasan lagi untuk kamu menolak membantu Yangkung."
Melisa hanya bisa berdiam diri dan mengikuti perintah Yangkungnya.
Melisa melihat-lihat sekitar sambil memperhatikan cara kerja para karyawan Yangkungnya.
"Siang, Non." Sapa para karyawan yang berpapasan dengan Melisa.
Dengan ramah Melisa membalas sapaan mereka semua. Melisa memang anak yang sangat santun. Hanya saya beberapa hal membuatnya menjadi terlihat menyebalkan.
"Kalau di dalam sana ruangan apa?" tanya Melisa.
"Itu kantor pemasaran. Di sana mereka memasarkan produk dengan beberapa sosial media."
"Kalau begitu biarkan aku membantu mereka. Aku mahir menggunakan sosial media." Melisa langsung menawarkan diri.
"Boleh saja. Namun, sebelum kamu bisa menjadi marketing yang handal dan profesional. Kamu harus belajar dari bawah seperti mereka dulu." Jelas Yangkung.
"Maksudnya?" tanya Melisa dengan wajah bingung.
"Ya kamu harus menjadi pemerah susu, mempelajari cara mengolah susu agar bisa di sajikan dalam kemasan. Mereka juga belajar memahami para sapi. Mereka bahkan mempelajari feses sapi agar mengetahui apakah sapi dalam keadaan sehat atau tidak sebelum memerah susunya."
Melisa yang sejak tadi mendengarkan penjelasan Yangkungnya hanya bisa bergidik. Dia tidak bisa membayangkan saat harus memeriksa feses hewan.
"Oeeek."
Baru mendengarkan dan membayangkannya saja dia sudah mual. Apalagi kalau harus melakukannya. Mungkin dia akan muntah-muntah.
"Sudah. Jangan dibayangkan, tapi kamu kerjakan. Nanti pasti akan terbiasa dan tidak akan jijik lagi."
Melisa memutar bola matanya. Dia benar-benar tidak mengerti kenapa Yangkungnya menempatkannya di peternakan. Bukan di area kantor.
"Kamu akan diajarkan oleh mereka. Dia mang Dadang, ini mang Iding dan ini mang Usup. Kamu bisa meminta mereka mengajarkanmu di sini. Mereka adalah seniormu. Jadi kamu harus menunjukkan rasa hormatmu kepada mereka."
Keluarga Melisa. Terutama keturunan Yangkung dan Yangtinya, sudah tidak lagi di ragukan sopan santun dan ramah tamahnya. Mereka sangat dikenal sebagai juragan atau orang kaya yang tidak sombong dan mau membantu sesama.
"Dang." Panggil Yangkung kepada salah satu pegawai ternak.
"Iyah, Juragan." Dia membungkuk tanda hormat.
"Kamu ajarkan Melisa. Buat dia bisa memahami cara mengurus peternakan." Perintah Yangkung.
"Baik, Juragan. Saya akan usahakan Non Melisa bisa belajar banyak dari sini." Dadang mematuhi perintah Juragannya.
"Kamu tidak perlu panggil dia Non. Panggil saja dia Melisa. Karena dia karyawan kita sekarang."
Melisa semakin tak percaya. Dia tidak menyangka ternyata Yangkungnya sangat mematuhi aturan. Tidak ada kecuali untuk cucunya sendiri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments