Bagian Tiga: Waktu Berlalu

Tujuh tahun kemudian...

"Rosemary."

Aku menoleh, hanya ada satu orang yang memanggilku dengan nama itu. Jean Rahel Hutger, temanku. Dia adalah putri dari Count Ziglin Karl Hutger dan Jean Carolina Hutger. Aku memeluknya sekilas.

"Kau tampak begitu bersemangat pagi ini Rahel. Ada sesuatu yang terjadi akhir pekan lalu?" Tanyaku sembari mempersilakannya duduk.

Rahel kembali tersenyum, tanpa bisa menyembunyikan pipinya yang bersemu. "Kau tahu, kemarin aku tak sengaja melihat Pangeran!" Rahel kini tengah menyatukan tangannya dengan mata berbinar. "Dari jauh saja Pangeran sudah terlihat tampan. Tsk, aku tak sabar melihatnya secara langsung."

Aku tersenyum, mendengar cerita Rahe selalu menyenangkan. "Kau tak sabar melihatnya secara langsung atau kau tak sabar datang ke pesta ulang tahun Pangeran?"

Wajah Rahel sekarang benar-benar merah, bahkan hingga telinga. "Tentu dua-duanya. Tapi Rosemary, ini bukan karena aku menyukainya seperti itu."

"Itu? Apa itu?" ulangku meledeknya.

Wajahnya kembali bersemu hingga tangannya bergerak karena gugup. "Seperti wanita ke pria. Aku hanya mengaguminya. Pangeran kita yang berbakat, pintar, dan seorang revisioner! Sudah begitu, dia tampan pula! Aah, melihatnya dari dekat saja sudah menjadi berkah untukku."

Aku terkekeh pelan. Ya, Rahel memang sering kali berlebihan. "Kau benar-benar memujanya. Omong-omong, bagaimana kabar Vincent?"

Vincent Brian Hutger, anak pertama sekaligus kakak dari Rahel. Dia dan kedua kakakku berteman, seperti aku dan Rahel. Bahkan Vincent yang mengenalkan aku pada Rahel saat kami berusia lima tahun.

Rahel kini mengibaskan tangannya, "jangan khawatir dia masih hidup meski jatuh dari kuda gila itu."

"Aku mendengar tulangnya patah hingga tak bisa pergi ke akademi?" Tanyaku saat teringat cerita dari Eli minggu lalu.

Rahel kontan tertawa. Saking kencangnya hingga mendapat dehaman kencang dari Missa--pelayan Rahel. Gadis itu langsung berhenti tertawa, menjadi anak bangsawan itu benar-benar sulit. Percaya padaku. Kami anak-anak dari keluarga bangsawan harus belajar etika saat berumur lima secara formal. Bukan cara menulis atau membaca, tetapi cara menggunakan sendok dan pisau lebih penting. Harus begini, tak boleh begitu. Banyak sekali aturan hingga aku sering kabur dari kelas etika.

Tentu saja aku tak melakukanya sendiri, tetapi bersama Alec dan Eli. Kami bertiga sering sekali bolos pelajaran etika dan bersembunyi di dapur. Tentu saja kami dihukum setelahnya dan akan kembali bolos saat kami bosan. Sungguh, pelajaran etika itu benar-benar membosankan.

Selama tujuh tahun aku hidup sebagai Amabel, aku belajar bahwa tempat yang aku tinggali bernama Plodnavor bagian dari kerajaan Yerkink. Plodnavor dipimpin oleh ayahku, Duke Lancaster dan merupakan wilayah terbesar dari kerajaan.

Kembali pada Rahel yang kini tengah menceritakan soal Vincent. "Dia benar-benar berlebihan. Kakinya hanya keseleo dan tubuhnya memar, tetapi seperti yang kau dengar tentu saja dia akan melebih-lebihkannya. Dia Vincent, kau tahu."

"Dan itulah kenapa Vincent dan Eli sangat cocok." Ujarku sambil terkikik. Aku rasa orang-orang akan berpikir demikian. Vincent memiliki rambut emas dan mata biru seperti Eli, hingga terkadang mereka dianggap sebagai adik-kakak dibanding dengan Alec dan Eli.

Rahel kembali mengangguk, gadis di hadapanku ini cantik. Rambutnya berwarna rosegold, bermata biru jernih, dan memiliki senyum yang menawan. Meski baru berusia delapan dan berasal dari keluarga Count, Rahel sudah mendapat banyak undangan pesta. Tentu Rahel baru akan datang ke pesta resmi saat berumur enam belas nanti.

Rahel perempuan yang cerdas, meski sering kali dia tertawa terlalu kencang. Ini yang menyebabkan Missa sering kali menegurnya. "Omong-omong, kau sudah menentukan sekolah yang akan kau masuki? Tak terasa tahun depan kita sudah harus mengikuti ujian." Wajahnya terlihat sedih, aku rasa ini karena Rahel tak suka sekolah.

Aku memotong kueku dan memakannya. Aku tak tahu apa yang aku ingin lakukan nanti. "Ya, kau benar. Aku tak tahu tentang hal itu. Akan kupikirkan nanti."

Rahel menatapku lama sampai akhirnya dia mengangguk. "Tentu, kau masih memiliki waktu. Memang kau tak punya mimpi?"

Keningku langsung berkerut. "Tidak." Aku tersenyum, mungkin terlihat terlalu senang hingga Rahel menatapku aneh. "Ah, tapi aku ingin hidup dengan kedua orangtuaku selamanya."

Mulut Rahel terbuka lebar. Aku sampai takut jika lalat masuk ke dalam mulutnya. "Rahel, kau harus menutup mulutmu."

Gadis itu akhirnya sadar dan melakukan apa yang aku minta. Ia berdeham, kali ini duduknya lebih tegak dari biasanya. "Rosemary sayang, pada akhirnya seorang putri seperti kita akan meninggalkan rumah dan menjadi seorang istri. Aku tak ingin menghancurkan mimpimu, hanya saja jika kau ingin mewujudkannya keluarga Lancaster pasti akan diremehkan."

Aku menghela napas panjang. Aku tak pernah berpikir demikian. Harapanku hanya bisa hidup dengan keluarga yang sebelumnya tak aku miliki. Rahel mungkin melihat kesedihan di mataku hingga membuatnya meraih tanganku dan menepuknya pelan. "Apapun mimpimu aku akan selalu mendukungmu. Bahkan meski terdengar gila seperti tadi. Aku minta maaf karena sudah meragukan mimpimu."

Rahel adalah perempuan baik. Dia bukan hanya pintar dala pelajaran, namun juga melihat emosi seseorang. Aku mendongak, menatapnya langsung ke mata birunya yang indah. "Terima kasih."

tadinya mau bikin pas amabel masih balita cuma karena aku malas jadi dipercepat saya ya. kalau diperlukan nanti akan ada di flashback

-amel

Terpopuler

Comments

🍫 Hiat^٥MayΤυΙρa🍥╏ 🍨

🍫 Hiat^٥MayΤυΙρa🍥╏ 🍨

Aduh umur segitu dah mikirin sampe situ ...

2020-11-20

2

Bby Rin_

Bby Rin_

wahh

2020-07-19

1

hegiegone

hegiegone

semnagat terus ya kaka , aku sudah boomlike dan rate bintang 5.

jangan lupa mampir , sekalian saran dan kritikan nya dikaryaku .

2020-06-25

1

lihat semua
Episodes
1 Bagian Satu: Dimulai dari Nol
2 Bagian Dua: Saudara Laki-laki
3 Bagian Tiga: Waktu Berlalu
4 Bagian Empat: Cermin
5 Bagian Lima: Celine
6 Bagian Enam: Pasar
7 Bagian Tujuh: Pria Itu
8 Bagian Delapan: Arkean
9 Sembilan: Perintah Raja (1)
10 Bagian Sepuluh: Perintah Raja (2)
11 Bagian Sebelas: Tujuh Pangeran
12 Bagian Dua Belas: Tulip Pertama
13 Bagian Tiga Belas: Istana
14 Bagian Empat Belas: Ujian Pertama
15 Bagian Lima Belas: Skema
16 Bagian Enam Belas: Pesta Kebun
17 Bagian Tujuh Belas: Mata Pedang
18 Bagian Delapan Belas: Kabar Menyebalkan
19 Bagian Sembilan Belas: Theo
20 Bagian Dua Puluh: Sisi Lelaki Itu
21 Bagian Dua Puluh Satu: Pematik
22 Bagian Dua Puluh Dua: Akhir
23 Bagian Dua Puluh Tiga: Dimulai Dari Awal
24 Bagian Dua Puluh Empat: Ujian Akhir
25 Bagian Dua Puluh Lima: Guru
26 Bagian Dua Puluh Enam: Sampai Jumpa
27 Bagian Dua Puluh Tujuh: Keterbukaan dan Kejujuran
28 Bagian Dua Puluh Delapan: Jalan Berbeda
29 Bagian Dua Puluh Sembilan: Rezenevor
30 Bagian Tiga Puluh: Babak Baru
31 Bagian Tiga Puluh Satu: Tempat Baru
32 Bagian Tiga Puluh Dua: Iliyä
33 Bagian Tiga Puluh Tiga: Negeri Para Peri
34 Bagian Tiga Puluh Empat: Sekian Purnama
35 Bagian Tiga Puluh Lima: Plodnavor yang Sama
36 Bagian Tiga Puluh Enam: Tentang Yang Lain
37 Bagian Tiga Puluh Tujuh: Perlahan-lahan
38 Bagian Tiga Puluh Delapan: Berbagai Sisi
39 Bagian Tiga Puluh Sembilan: Rumah
40 Bagian Empat Puluh: Alur yang Baru
41 Bagian Empat Puluh Satu: Duel
42 Bagian Empat Puluh Dua: Keputusan
43 Bagian Empat Puluh Tiga: Menggema
44 Bagian Empat Puluh Empat: Saling Mengerti
45 Bagian Empat Puluh Lima: Kesibukan
46 Bagian Empat Puluh Enam: Hari H
47 Bagian Empat Puluh Tujuh: Mere
48 Bagian Empat Puluh Delapan: Bunga Matahari
49 Bagian Empat Puluh Sembilan: Dimulai
50 Bagian Lima Puluh: Akhir
51 Bagian Lima Puluh Satu: Kembali
52 Bagian Lima Puluh Satu: Bertemu
53 Bagian Lima Puluh Tiga: Pertemuan Mereka
Episodes

Updated 53 Episodes

1
Bagian Satu: Dimulai dari Nol
2
Bagian Dua: Saudara Laki-laki
3
Bagian Tiga: Waktu Berlalu
4
Bagian Empat: Cermin
5
Bagian Lima: Celine
6
Bagian Enam: Pasar
7
Bagian Tujuh: Pria Itu
8
Bagian Delapan: Arkean
9
Sembilan: Perintah Raja (1)
10
Bagian Sepuluh: Perintah Raja (2)
11
Bagian Sebelas: Tujuh Pangeran
12
Bagian Dua Belas: Tulip Pertama
13
Bagian Tiga Belas: Istana
14
Bagian Empat Belas: Ujian Pertama
15
Bagian Lima Belas: Skema
16
Bagian Enam Belas: Pesta Kebun
17
Bagian Tujuh Belas: Mata Pedang
18
Bagian Delapan Belas: Kabar Menyebalkan
19
Bagian Sembilan Belas: Theo
20
Bagian Dua Puluh: Sisi Lelaki Itu
21
Bagian Dua Puluh Satu: Pematik
22
Bagian Dua Puluh Dua: Akhir
23
Bagian Dua Puluh Tiga: Dimulai Dari Awal
24
Bagian Dua Puluh Empat: Ujian Akhir
25
Bagian Dua Puluh Lima: Guru
26
Bagian Dua Puluh Enam: Sampai Jumpa
27
Bagian Dua Puluh Tujuh: Keterbukaan dan Kejujuran
28
Bagian Dua Puluh Delapan: Jalan Berbeda
29
Bagian Dua Puluh Sembilan: Rezenevor
30
Bagian Tiga Puluh: Babak Baru
31
Bagian Tiga Puluh Satu: Tempat Baru
32
Bagian Tiga Puluh Dua: Iliyä
33
Bagian Tiga Puluh Tiga: Negeri Para Peri
34
Bagian Tiga Puluh Empat: Sekian Purnama
35
Bagian Tiga Puluh Lima: Plodnavor yang Sama
36
Bagian Tiga Puluh Enam: Tentang Yang Lain
37
Bagian Tiga Puluh Tujuh: Perlahan-lahan
38
Bagian Tiga Puluh Delapan: Berbagai Sisi
39
Bagian Tiga Puluh Sembilan: Rumah
40
Bagian Empat Puluh: Alur yang Baru
41
Bagian Empat Puluh Satu: Duel
42
Bagian Empat Puluh Dua: Keputusan
43
Bagian Empat Puluh Tiga: Menggema
44
Bagian Empat Puluh Empat: Saling Mengerti
45
Bagian Empat Puluh Lima: Kesibukan
46
Bagian Empat Puluh Enam: Hari H
47
Bagian Empat Puluh Tujuh: Mere
48
Bagian Empat Puluh Delapan: Bunga Matahari
49
Bagian Empat Puluh Sembilan: Dimulai
50
Bagian Lima Puluh: Akhir
51
Bagian Lima Puluh Satu: Kembali
52
Bagian Lima Puluh Satu: Bertemu
53
Bagian Lima Puluh Tiga: Pertemuan Mereka

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!