" Masuk aja dulu ya? aku masih punya kerjaan dikit lagi di dapur." sahut Ira mencari alasan.
Amar tahu Ira tidak suka dengan nya, tapi Amar sudah berjanji akan menunggu cinta Ira datang pada nya, Amar akan membuat Ira jatuh cinta pada padanya.
Kamar Ira yang mengeluarkan anu harum seisi rumah kala Amar membuka kan pintu kamar mereka, di dalam kamar masih tersusun rapi bunga ros di meja rias Ira, bunga ros warna merah dan pink bikin siapa-siapa yang melihat pasti kagum.
berapa hari setelah acara pesta selasai, Ira menjalani aktivitas nya seperti biasa, Ira akan memasak dan menyediakan sarapan untuk suami nya yang akan berangkat ke tempat kerja nya, walaupun Ira tidak suka pada suami nya Amar, tapi Ira tetap menjalankan tugas nya sebagai seoarang istri.
" Bang Amar bangun! sudah subuh ni!" Ira membangun kan suami nya yang lagi nyenyak tidur.
Ira dan suami masih tinggal di rumah keluarga Ira, ini yang sebenarnya Ibu Ira mau, Kartini mau Amar tinggal di rumah nya, yang kartini tahu Amar mempunyai gaji yang bukan sedikit, itu yang membuat Kartini ingin menikah kan anak nya dengan Amar.
Amar membuka sedikit mata bertanya, " Jam berapa sekarang?" sambil mata nya di pejamkan lagi.
Ira masih menunggu di samping ranjang menunggu suami nya bangun, kamar nya bersuasana remang-remang, Ira ngak suka terang dalam kamarnya, Ira lebih suka suasana yang remang-remang.
Kain di selimut yang ada di atas kasur di lipat satu persatu oleh Ira, Ira tidak suka jika kamarnya berselerakan, sambil menunggu suami nya bangun Ira membereskan kamar nya.
" Siap kan nasi untuk bang Amar cepat, mau pergi cepat hari ini." ucap Amar sambil memakai baju nya, Amar setiap hari akan berangkat awak ke tempat kerja, dia akan berangkat subuh hari akan pulang malam hari.
" Iya bang Amar." sahut Ira singkat sambil berganjak dari tempat nya.
Setelah kepergian Amar Ira memberes kan perkejaan rumah, begitulah setiap hari Ira menghabis waktu nya di rumah sampai lah pernikahan mereka berjalan lancar sehingga pada suatu hari.
Kartini menyiapkan kan makan siang, selama ira menikah Kartini tidak membenarkan Ira masuk dapur, Ira hanya mencuci atau menyapu saja.
" Ira kasih tau Amar, Ibu minta uang bulanan ya?" Kartini meminta uang bulanan dari Ira setalah lima bekas hari mereka menikah.
" aku ngak mau Ibu, aku malu minta sama bang Amar." sahut Ira membantah persetujuan Ibu nya.
Amar tidak pernah memberikan uang belanja untuk Ira, apa lagi untuk uang belanja, walau pun Amar terkenal uang yang banyak.
Di tempat kerja Amar hari ini sedikit sibuk, pekerjaan Amar yang membutuh kan tenaga ekstra membuat Amar pulang terlambat ke rumah nya.
Motor Amar melaju kencang di jalan, jalan yang lengang memudah kan perjalanan Amar, plastik yang Amar bawa pulang berisi kue cemilan untuk Amar dan istri nya di rumah. rumah Ira masih ada suluhan lampu dari dalam, itu artinya masih ada orang yang belum tidur, pintu rumah di ketuk Amar pelan-pelan.
tok...tok... tok....
"Assalamualaikum...?" salam Amar dari luar pintu.
Kartini yang berada di sebuah ruang di rumah nya segara mendekat ke arah pintu sambil menjawab salam tadi, " Waalaikum salam, oh Amar! lambat pulang malam ini Amar?" tegur mertua nya lagi.
" lambat dikit ibu, banyak kerjaan tadi." sahut Amar lagi sambil teru berjalan masuk ke kamar nya.
Plastik yang berisi cemilan di masuk kan ke dalam helem, helem tersebut yang sudah berisi cemilan tadi diselipkan di lengan nya, agar jangan ada yang tahu Amar membawa pulang kue.
Tanpa Amar sadari ternyata Kartini memerhati gerak gerik Amar daru jauh, " Parah kali menantu kok bisa-bisanya dia menyembunyikan kue di helem, dia pikir aku ngak pernah lihat kue apa." gerutu Kartini sambil fokus ke arah Amar yang sudah berlalu dari hadapan nya.
klekkkk....
Pintu kamar Ira di buka sedikit, Ira yang berada di kamar kaget, tiba-tiba kamar nya di buka sebelum di ketuk, jam sudah menunjukkan sepuluh malam mata Ira belum terasa mengantuk lagi.
" Kamu sudah tidur Ira?" Amar bertanya pas pintu di buka Ira sigap bangun dari baring nya.
Rambut Ira yang panjang di rapikan, " lambat Pulang bang Amar malam ni?" Ira bertanya basa basi sama Amar.
Amar masuk ke kamar, plastik yang di masukan ke helem tadi di keluarkan oleh Amar, " lambat dikit, banyak pekerjaan tadi di tempat kerja." sahut Amar sambil mengeluarkan isi yang ada di dalam helem.
" Apaan itu bang Amar? kok di masuk kan ke dalam helem?" Ira bertanya-tanya kenapa plastik di masuk kan ke dalam helem.
bergegas Ira bangkit dari ranjang nya, fokus nya tertuju pada isian helem tadi, Ira mendekat ke arah Amar yang sedang membuka isi plastik.
plastik di buka satu persatu oleh Amar, " ini kue Ira, bang Amar beli tadi pas mau pulang, sengaja bang Amar masukkan ke dalam helem, takut basah terkena hujan." alasan Amar pada Ira.
Ira sudah tahu sikap Amar yang sebenarnya, Amar mempunyai sifat yang sungguh pelit, itu sebab nya Amar menyembunyikan kue yang di bawa pulang nanti, amar takut, kue itu akan di minta orang tua nya Ira melihat.
" Kenapa harus di sembunyikan dalam helem bang amar." tanya Ira seolah-olah tidak mengerti dengan sikap Amar. Amat segera masuk ke kamar mandi yang berada di arah dapur, guyuran air menimpa tubuh nya Amar terdengar sampai ke luar.
kartini merasakan menantu nya bukan seperti bukan yang di ingin kan, Kartini berharap menantu nya akan membantu pengeluaran untuk kebutuhan keluarga nya, tapi malah yang terjadi sebalik nya.
Ke esokan hari nya Ira pun menceritakan pesanan Ibu nya kemarin, menggeluarkan sedikit uang untuk kebutuhan keluarga, zaman ini serba mahal, itu ucapan Kartini yang harus Ira sampaikan.
Amar yang mendengar seakan tidak percaya apa yang Ira katakan padanya, " Yang benar aja Ibu minta uang belanja, kita kan baru menikah Ira?" ucap Amar di pagi hari itu, Ira menceritakan pada Amar pas Amar mau berangkat kerja.
Amar malah menganggap remeh apa yang Ira kasih tahu, Amar tetap tidak mau memberikan apa yang Ibu ira minta pada Amar. sebenarnya Amar adalah seorang yang pelit, Kartini tidak tahu akan hal itu, Kartini menerima mentah-mentah apa yang teman nya cerita kan pada nya.
" Kamu sudah beritahu pada suami mu Ibu minta belanja?" tanya kartini di waktu sore, Kartini dan Ira lagi santai di teras rumah, sejak Ira menikah Kartini sudah ada teman ngobrol di rumah.
" sudah bu!" jawab Ira " Jadi Amar tidak kasih juga uang nya." sambung Kartini lagi. Ira mengeleng menanggapi pertanyaan Ibu nya.
Kartini ngak habis pikir dengan menantu nya ini, banyak uang tapi kok ngak mau keluar belanja dikit oun ke rumah.
" Bukan malah nolong mertua, dasar menantu pelit, kalau tahu gini ngak kan aku nikah kan kamu sama dia, ieh menyesal aku" gerutu Kartini seorang diri. Ira malah diam tidak menjawab apa-apa, Ira sendiri belum kenal Amar sepenuh nya, dia cuma tahu setelah Amar menjadi suami nya, Ira pernah membantah ngak mau nikah sama Amar, tapi Ibu nya ngotot mau menikah kan Ira dengan Amar.
" Menantu pilihan Ibu kan? terima aja bu...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
Senajudifa
triple like favorit dan rate ⭐⭐⭐⭐⭐
2023-04-09
0