Tidak ada jalan keluar lagi bagi Biyanca. hidupnya, nasibnya, akan jadi suram di mulai dari sekarang. Hari-hari Biyanca akan ia lalui bagai di neraka dan ia tak bisa lari ataupun menghindar.
Waktu pelelanganpun tiba, Biyanca dibawa keluar menuju acara lelang agar bisa segera dimulai. Tak disangka yang datang lumayan banyak juga. Mereka semua adalah utusan para orang-orang kaya yang akan membeli Biyanca untuk dijadikan salah satu dari boneka mereka. Tak ingin membuang banyak waktu, Denu selaku ayah angkat Biyanca meminta sang MC untuk segera memulai acara lelangnya.
Pelelanganpun di mulai, harga yang ditawarkan sangat fantastis. Dimulai dari 10 jt hingga ada yang menawar sampai 200 juta. Sedangkan hutang ayah angkat Biyanca mencapai 500 juta lebih. Semua tampak sangat antusias mengikuti acara lelang ini apalagi Biyanca tampak sangat memesona bagi semua kaum pria hidung belang dengan parasnya yang cantik menawan.
Sayangnya, pelelangan itu mentok di harga 200 juta saja. Artinya, masih kurang 300 juta lagi jika ingin hutang-hutang ayah angkat Biyanca lunas.
“Gawat, kurang 300 juta lagi. Kenapa tidak ada yang menawar lebih dari 200 juta?” gumam Denu sambil memutar otaknya agar harga putrinya di tawar semakin tinggi. Sia-sia saja ia mengadakan pelelangan ini kalau uang hutangnya masih kurang.
Sang ayah angkat kebetulan menemukan ide agar bisa menaikkan harga jual Biyanca, yaitu dengan mengatakan bahwa Biyanca masih suci dan tidak pernah disentuh oleh pria manapun. Begitu berita itu diserukan oleh sang MC, seketika harga lelangpun semakin tinggi bahkan ada yang menawar sampai 1M. Tak bisa dibayangkan bagaimana perasaan Biyanca saat ini. Hancur lebur tak bersisa dan malu. Runtuh sudah harga dirinya sebagai wanita akibat ulah kejam ayahnya yang melelangnya layaknya barang dagangan.
“1M!” teriak sang MC penuh semangat begitupula dengan Denu yang langsung bertepuk tangan.
Ayah angkat Biyanca tergiur dengan jumlah uang sebesar itu, ia merasa itu sudah cukup dan sudah mendapat keuntungan banyak. Denu mengisyaratkan pada sang MC agar mengakhiri lelang ini dan memberikan Biyanca pada pemenang lelang. Namun, sang MC masih enggan menutup karena ia yakin masih ada yang berani menawar harga tinggi.
“Ada lagi yang mau menawar? Yakin ini jatuh 1M!” seru sang MC dan melihat para peserta lelang hanya diam. Mungkin mereka tidak sanggup membayar Biyanca lebih dari 1M.
Karena tidak ada sahutan, sang MC hendak mengetukkan palu bagi penawar 1M tersebut. Namun, didetik-detik terakhir, seseorang datang sambil berseru dengan lantang.
“2 M!” teriaknya dan tentu saja hal itu mengagetkan semua orang. Arah pandang mereka langsung tertuju pada pria yang baru saja datang.
Pria tampan berjas hitam mewah berdasi kupu-kupu muncul diikuti sejumlah pengawal pribadinya lengkap dengan senjata api ditangan. Wajah pria bule tersebut lumayan tampan dan tanpa ragu menawar Biyanca dengan harga yang amat sangat fantastis. Sebuah harga yang luar biasa untuk seorang gadis biasa seperti Biyanca.
Tidak ada yang bisa menyaingi harga pria yang baru saja datang itu. Alhasil, Biyanca dimenangkan oleh pria yang belakangan diketahui bernama Byon yang tak lain dan tak bukan adalah orang yang ditolong Biyanca saat ia terluka dan dikejar-kejar penjahat.
Mata Biyanca terbelalak saat mengetahui siapakah orang yang memenangkan dirinya. Matanya tak bisa lepas dari pria tampan itu. Si pria asing ini, ternyata tidak benar-benar pergi meninggalkan Biyanca. Ia kembali bersama dengan anak buahnya dan sengaja membeli Biyanca dengan harga 2 M.
Mata si pria asing itu juga membalas tatapan mata penyelamatnya. Ia duduk di bangku paling depan sambil menunggu keputusan MC sementara para pengawalnya berdiri berjajar di dekatnya tanpa peduli tubuh mereka menghalangi pandangan mata orang-orang yang ada dibelakangnya. Orang-orang di belakang Byon juga tidak berani protes daripada nyawa mereka melayang cuma-cuma. Sebab, dilihat dari pakaian yang dikenakan, Byon dan orang-orangnya tampak bukan sembarang orang.
“Tidak ada yang menawar lagi? 2 M! Ada lagi yang mau lebih tunggi dari 2 M?” tanya sang MC.
Suasana hening. Tidak ada yang berani buka suara. Mata mereka terlalu focus pada pria asing yang duduk rileks di bangku paling depan tepat dihadapan Biyanca.
“3 … 2 … 1! Yap 2 M! jatuh pada mister Byon Pyordova!” seru sang MC saat membaca kartu nama yang diberikan pengawal Byon padanya. “Selamat untuk Tuan Byon yang sudah memenangkan acara lelang ini, dengan begitu, acara pelelangan ini selesai. Terimakasih pada peserta yang hadir dan untuk kalian semua dipersilahkan meninggalkan tempat ini.”
Sang MC pun menutup acara dan semua orang pada bubar karena mereka kalah telak dengan pemuda tampan yang baru saja datang. Mereka tidak berani protes ataupun menentang keputusan ini karena pemuda tampan tersebut sepertinya bukan sembarang orang. Jika tidak, mana mungkin ia dikawal oleh banyak pengawal bersenjata lengkap.
***
Byon dan para pengawal setianya, kini ada di rumah ayah angkat Biyanca untuk melakukan transaksi pembayaran secara tunai atas pelelangan yang baru saja dimenangkan Byon. Sejak tadi Biyanca hanya diam tanpa bersuara. Ia masih bingung dan ragu apa benar pria yang kini duduk didepannya ini adalah pria asing yang beberapa waktu lalu ditolongnya. Sebab, penampilannya sangat berbeda dari sebelumnya.
Sementara Denu, sibuk menghitung uang yang ada di dalam koper besar. Dibantu rekan-rekan tim pelelangnya. Mata mereka menghijau melihat tumpukan uang merah yang ada di depan mata. Ia bahkan cuek pada Byon yang sejak tadi juga diam tak bersuara. Di balik kacamata hitamnya, Byon terus menatap wajah cantik Biyanca yang kini sudah menjadi miliknya.
“Baik, uangnya pas 2M,” ujar Denu senang dan bahagia. Ia bahkan sudah membagi uangnya dengan si penagih hutang lengkap dengan bunganya. Sisanya disimpan Denu sendiri untuk bersenang-senang.
“Bisa kubawa dia pergi?” tanya Byon menunjuk Biyanca dengan dagunya.
“Tidak bisa!” jawab Denu dan senjata api dari tangan pengawal Byon tiba-tiba saja diarahkan padanya.
Byon mengangkat 1 tangan tanda melarang anak buahnya untuk tidak menembak dulu tanpa aba-aba darinya. Para pengawal Byon langsung mengerti dan mereka kembali mundur ke posisinya semula.
“Kenapa? Gadis itu milikku sekarang. Kau sudah menjualnya padaku. Aku bebas melakukan apa saja padanya termasuk membawanya pergi dari sini,” ujar Byon tenang.
“Begini Tuan Byon. Aku tahu aku adalah ayah yang buruk di dunia ini dan jika aku mati nanti aku akan kekal di neraka. Tapi gadis ini adalah gadis yang baik. Aku tidak mau karena perbuatanku, dia hidup menderita. Dia memang milikmu karena dia sudah kujual padamu. Tapi … apa kau sudah membaca persyaratan para peserta pelelangan?” Denu balik bertanya. Meski jahat ternyata pria paruh baya itu masih punya hati nurani juga.
Byon bingung, ia menoleh pada salah satu pengawal setianya untuk meminta penjelasan. Sang pengawal menyodorkan selebaran kertas persyaratan peserta lelang dan Byon menatap kertas tersebut sambil terbelalak.
“Menikah?” pekik Byon terkejut. Pengawalnya mengangguk pelan dan Byon jadi bingung sendiri. “Kenapa kau tidak bilang padaku kalau yang menang wajib menikahinya, ha?” Byon malah menyalahkan pengawalnya.
“Saya sudah mau bilang tapi Anda tidak mau dengar, Tuan. Anda bilang apapun yang terjadi Anda harus menenangkan lelang ini. Saya hanya menuruti perintah Anda.” Sang pengawalpun membela diri.
“Masa aku bilang begitu?” tanyanya ragu.
“Mereka semua saksinya Tuan.” Pengawal Byon menunjuk semua rekan-rekannya yang langsung menganggukkan kepala secara bersamaan.
Byon terdiam tak bisa berkomentar apa-apa. Ia masih bingung karena harus menikah dengan penyelamatnya. Denu juga tak mau berlama-lama. Perjanjian adalah perjanjian dan itu merupakan hitam di atas putih yang legal. Penyelenggara lelanglah saksinya.
“Kami masih menunggu Tuan,” ujar Denu.
Sedangkan Biyanca tak tahu harus berkata apa. Yang jelas ia sudah menyusun segudang rencana untuk kabur dari orang yang memenangkan dirinya hari ini. Ia juga ogah menikah dengan pria model Byon. Walau wajahnya tampan, tapi sepertinya ia sangat berbahaya dan Byon sendiri yang mengatakannya. Bahkan Biyanca berpikir bakal dijual lagi ke orang lain dengan harga jauh lebih tinggi dari sekarang.
“Baiklah, aku akan menikahinya. Kalau bisa sekarang karena aku sedang buru-buru.” Akhirnya Byon memberikan keputusannya.
“Tidak!” seru Biyanca. “Ayah, aku tidak mau menikah dengannya.”
“Kau tidak bisa menolak Yanca. Dialah suamimu sekarang.” Denu menoleh ke arah rekan-rekannya. Cepat siapkan pernikahannya sekarang!” perintah Denu pada teman-temannya.
Tanpa bisa menolak, Byon dan Biyanca dinikahkan langsung di kediaman Denu sesuai perjanjian lelang walau Biyanca tak rela dinikahi Byon. Semua orang yang ada di rumah ini menjadi saksi pernikahan mereka berdua.
Tak ada yang bisa dilakukan Biyanca. Pernikahan itu digelar secara sederhana sesuai dengan persyaratan sah pernikahan. Akhirnya, Byon dan Biyanca telah sah dinyatakan sebagai suami istri. Keduanya dipersilahkan memasuki kamar pengantin di mana kamar itu pernah didatangi Byon sebelumnya.
“Tak kusangka, pengantin pria kamar ini adalah aku,” ujar Byon sambil mengunci pintu kamar pengantinnya rapat-rapat sementara Biyanca meringkuk di pojokan. Ia sangat berhati-hati dengan Byon yang ia anggap sebagai penjahat kelas kakap.
“Siapa kau sebenarnya?” tanya Biyanca. Ia bahkan memegang vas bunga dari balik punggunggnya dan bersiap jika Byon macam-macam dengannya.
“Aku suamimu, kita baru saja menikah? Jangan bilang kau lupa karena beberapa menit lalu kau kujadikan istriku,” jawab Byon sambil membuka jas nya. Ia masih merintih akibat luka tembaknya yang belum sembuh apalagi ia juga hampir mati saat di todong senjata oleh penjahat yang mengejarnya.
“Kenapa kau membeliku? Aku hanya meminta bantuanmu untuk membawaku kabur dari sini. Bukan memintamu untuk kau jadikan istri!”
Byon duduk di atas kasur dan menoleh pada Biyanca yang berdiri dipojokan. “Awalnya sih begitu, aku tak punya niat menikahimu. Aku hampir saja mati diluar sana dan untung saja aku selamat berkat anak buahku yang datang tepat waktu. Di jalan, aku melihat selebaran pamflet pelelanganmu. Awalnya aku tak mau peduli padamu karena aku tipe orang yang tidak suka ikut campur urusan orang lain, tapi aku terkejut setelah aku tahu … siapa namamu. Kuputuskan saja untuk memenangkan lelang itu. Tapi aku tidak menyangka, janji yang kuucapkan 12 tahun lalu, akhirnya terlaksana dengan cara tak terduga.”
Byon bangun berdiri dan mulai mendekati Biyanca yang menatap bingung pada pria bule yang kini telah menjadi suaminya.
“Sungguh … kau tidak ingat aku, Bii?” tanya Byon setelah ia berdiri tepat di depan wajah Biyanca.
BERSAMBUNG
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments
Rika Joj
kisah ortux leo bukan sih ini...,
2023-04-01
1
StAr 1086
next
2023-03-06
0
Dede Dahlia
setidaknya tuh si ayah laknut punya pikiran baik walau cuman secuil & untungnya byon yg sang prianya coba kalau orang lain makin menderitalah bianca.
2023-02-25
0