EPISODE 1.4

"REVA RAVA CEPETAN BANGUN!!"

Setelah itu Viola segera mengambil tasnya selepas berkaca di cermin, dan langkah terakhir ia saat ini naik lagi ke lantai atas menggedor keras kedua pintu adiknya supaya orang yang ada di dalam bangun dari tidurnya.

Dan benar saja Reva dan Rava terbangun karena gangguan dari kakaknya itu saking kerasnya gedoran pintu Rava harus menutup telinganya dengan bantal sampai gedoran itu terhenti.

"Dengerin! Kakak mau sekolah jaga rumah baik-baik jangan main sebelum ibu sama ayah pulang! Sarapan udah disiapin di bawah tinggal makan aja jangan banyak protes." Ucap Viola dengan suara lantang dari luar pintu.

"IYAA." Serempak mereka berdua menjawab peringatan dari kakaknya.

Viola keluar rumah dengan sibuk bermain handphone, ia sedang menunggu temannya yang sudah menjadi langganan pulang pergi ke sekolah. Namanya Agam Elvano, teman sedari kecil yang sebelas dua belas sifatnya dengan Viola terkenal di sekolah sebagai wanita cantik dan laki-laki keren sehingga biasanya mereka berdua di kira pacaran bagi orang-orang awam yang tidak tahu mereka berdua.

Tak lama Kemudian Agam datang membawa motor Vario miliknya. Sebenernya koleksi motor Agam sangat banyak sampai setiap Minggu biasanya berganti merk motor.

"Tumben pagi." Delik Viola menyindir Agam yang biasanya datang telat.

"Biasa lah, kan hari ini Jum'at hari yang berkah yang biasanya pulang cepet." Ujar Agam sembari mengangkat kedua tangannya ke atas layaknya sedang berdoa kepada tuhan.

"Bisa aje lu."

Plak

Agam pun mendapat pukulan ringan di helm bagian belakangnya walaupun begitu ia hanya terkekeh mendapat perlakuan seperti itu dari Viola.

"Yaudah yo berangkat." Teriak Agam meniru logat ojek pengkolan di acara TV.

Agam memang lucu namun terkadang ia juga bisa jadi Yandere ala-ala anime atau ketua geng motor yang biasa terkenal di kalangan anak muda yang nakal.

"Ati-ati Gam."

"Gak bakal nyampe Vi kalau pelan mah."

"Iya juga sih tapi pikir lah aku pake rok pendek ini bisa-bisa kebawa angin." Ujar Viola sambil tangan kanannya menekan rok bagian tengah agar tidak mengapung ke atas sedangkan tangan kirinya memeluk jaket Agam.

"Tutupi pake jaket lu aja." Saran Agam. Namun Viola tetap memberikan jawaban lain sehingga mau tak mau Agam merelakan jaket yang ia pakai saat ini untuk menutupi bagian belakang Viola.

Mereka lalu menepi di sisi jalan sebelum akhirnya mereka kembali menyusuri jalanan.

Singkat cerita waktu sudah menunjukkan pukul 10 pagi dimana Hana kini sudah terlihat sembuh total membuatnya bisa pulang hari ini juga. William dan Jane terpaksa harus ijin tak masuk kerja hari ini dan mengutamakan kesehatan Hana terlebih dahulu.

Setelah menyelesaikan registrasi yang terakhir barulah mereka bisa pulang ke rumah, Jane membawa mobil bersama Hana sedangkan William membawa motornya sendiri.

Sesampainya di rumah Reva dan Rava ternyata sedang berada di ruang tv dengan kesibukan mereka masing-masing. Reva dengan buku pelajarannya sedangkan Rava sibuk dengan permainan di hpnya selain itu tv di biarkan menyala tanpa ada yang menontonnya sama sekali.

Cemilan yang di bawa William pun berantakan tak rapi di meja.

"Halo ibu pulang." Seru Jane membuka pintu luar, tangannya penuh menggandeng tas dan Hana di sampingnya sedangkan William mengekor dari belakang.

Kini rumah kembali ramai walau sebenarnya Jane pusing melihat rumahnya yang sedikit berantakan terutama di meja namun ia tetap bersyukur Hana bisa kembali sehat.

"HANA." Teriak Reva dan Rava serempak keduanya menghampiri Hana, lalu mereka berdua pun membantu Hana dan memberikan perhatian penuh pada adiknya tersebut.

Jane kembali sibuk dengan kegiatan yang lain seperti memasak, membereskan cemilan di meja, menyapu dan sebagainya. Sedangkan Wiliam sibuk menelpon dengan seseorang yang Jane pikir itu adalah rekan kerjanya.

Akan tetapi sikap Wiliam baru-baru ini benar-benar aneh, walaupun sudah lama mereka bersama namun baru kali Wiliam seolah sibuk sekali dengan pekerjaannya padahal biasanya tidak seperti itu.

Dan tak lama setelah menyelesaikan perbincangannya di telpon Wiliam segera menghampiri Jane.

"Sayang aku ada kerjaan baru di kantor dan harus di selesain hari ini juga." Ucapnya dengan ekspresi memohon ijin.

Jane kembali menghela nafas tak habis pikir dengan sifat suaminya yang mulai gila kerja, ia pun tak bisa menolak karena kalau tentang kerjaan Jane tak mungkin meminta Wiliam untuk meninggalkannya.

"Baiklah tapi jangan telat pulangnya."

Wiliam tersenyum senang sampai-sampai ia mencium mesra pipi Jane dan memeluknya dengan hangat walau sebentar setelah itu ia bergegas pergi.

Di sisi lain kini Viola sedang berada di kantin sekolahnya, bersama teman circlenya ia menunggu pesanan. Bisa dibilang semua anak dari keluarga Jane lulus dari sekolah yang terkenal sangat baik apalagi fasilitasnya, walau di kenal keluarga sederhana Jane masih mampu menyekolahkan anak-anaknya ke sekolah terbaik di kota ini.

"Viola, lho tau gak?" Salah satu temannya mulai mengawali pembicaraan membuat yang lain penasaran namun tidak dengan Viola yang sibuk dengan hpnya.

"Apa?" Jawab Viola tanpa melirik ke arah temannya itu.

Walau terlihat kesal karena di acuhkan begitu saja oleh Viola temannya itu mulai berusaha memanasi Viola dengan hasutannya.

"Katanya lho itu open Bo."

Seketika semua orang terkejut mendengar ucapan dia yang begitu percaya diri, Viola pun ikut membulatkan matanya dan langsung berhenti bermain handphone.

"Itu cuma rumor kan?" Lanjutnya memanas-manasi Viola, walau dari depan wajahnya terlihat khawatir namun tidak dari belakang karena hatinya sedari tadi cengengesan.

"Jelaslah itu rumor, kalau lho temen gue gak semestinya lho nanya itu rumor atau gak?!"

Begitu saja Viola segera bangkit dan pergi dari perkumpulan teman ******, yang lain pun mulai terdiam melihat keributan yang terjadi.

Agam yang kebetulan baru masuk ke kantin sekilas berpapasan dengan Viola yang berwajah datar. Melihat itu Agam segera mengikuti Viola dari belakang.

"Ngapain lho ngikutin gue?" Viola tiba-tiba menghentikan langkahnya dan berbalik bertanya pada Agam.

"Lho kenapa Vi? Muka lho masam gitu, ada masalah ya sama temen-temen lho?" Tanya Agam.

"Lho tau kan kalau mereka itu bukan temen setia gue, walaupun gue masuk circle mereka toh gue juga jarang berinteraksi sama mereka." Viola pun melanjutkan langkahnya dan Agam masih bertanya-tanya.

"Iya gua tau, tapi ada masalah apa sampe lho kesel banget gitu." Agam terus menerus bertanya pada Viola karena ia juga penasaran apa yang sedang terjadi, kalau ada yang berani nyakitin Viola bisa-bisa Agam berubah jadi Yandere (dua kepribadian).

"Ada rumor kalau gue open Bo, gak jelas banget tuh orang." Viola benar-benar kesal sampai-sampai wajahnya tak mengeluarkan suara yang menyenangkan.

Begitu pun dengan Agam yang tiba-tiba saja berubah ekspresi dan segera menghentikan Viola yang hendak pergi masuk ke kelas.

"Siapa yang bilang gitu Vi?" Wajah Agam gemetar seolah sedang menahan emosi, tangannya yang kuat itu kini sedang menahan tangan Viola hingga terasa sakit.

"Aw Gam sakit." Viola berusaha melepaskan tangannya, Agam yang kembali tersadar segera melepaskan pergelangan tangan Viola yang terlihat mulai berwana kemerahan.

"Ma-maaf Vi, gak sengaja. Gua kesel aja ada orang yang ngomong gitu ke lho."

"Udahlah lagian rumor-rumor gitu bakalan ilang, gue ke kelas dulu." Agam mengangguk seraya dirinya melihat Viola masuk ke dalam kelas dan dibalik tatapannya itu tersirat makna di dalamnya. Tatapan tajam matanya kini mulai terlihat jelas dan ia segera kembali ke kantin.

Terpopuler

Comments

Uud

Uud

Agam, pelindung viola ni. Jangan-jangan jatuh cinta

2023-03-06

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!