Bersujud

Saat aku memegangi kepalaku yang sakit, tiba-tiba saja sebuah tangan menyentuh daguku dan dia mencengkeramnya cukup kuat hingga mengangkat kepalaku dan aku bisa melihat wajah pria yang menyeramkan itu.

"Si... Si....siapa kau? Lepaskan aku!" Ucapku berusaha melepaskan tangannya yang mencengkram daguku,

"Ibumu lebih tahu siapa aku, dan kenapa kau tiba-tiba bersujud di bawah kakiku?" Ujar dia membuat aku mengerutkan kedua alis sekaligus,

"Ahhh....lepaskan, aku tidak bersujud padamu dan jangan harap aku akan melakukan hal konyol seperti itu" balasku dengan kesal dan segera bangkit berdiri dari sana.

Aku pergi menjauhinya hingga ibu kembali mendorongku dan membuat aku kembali jatuh tersungkur ke lantai lebih keras daripada sebelumnya.

Aku diam memegangi kepalaku dan merasakan sakit yang cukup luar biasa saat itu karena kali ini kepalaku terpentok mengenai sofa yang ada disana dengan keras.

Sedangkan ibuku mulai berbicara dengan pria asing itu dan aku tidak bisa mendengar dengan jelas apa yang dia bicarakan kepada pria tersebut hingga akhirnya aku tidak sadarkan diri dan jatuh pingsan di tempat itu.

"A....aahhh...kepalaku.....apa yang akan ibu lakukan padaku dengan pria itu?...aku....aku tidak tahan..." Ucapan terakhirku sampai akhirnya jatuh tergeletak di lantai tidak sadarkan diri.

Rupanya saat itu ibuku justru memberikan aku begitu saja kepada pria tersebut untuk menggantikan semua uang yang dia pinjam darinya dan bukan hanya itu ibuku juga menjualku kepadanya secara terang-terangan hingga dia meminta sejumlah uang yang sangat banyak.

"Tuan...aku tahu gadis bodoh itu cantik dan dia terlihat cukup seksi meskipun dia sedikit keras kepala, tapi jika denganmu saya yakin dia akan bisa menuruti semua keinginan dan perintahmu, bisakah kau memberikan harga yang setimpal untuknya?" Ucap ibu Tini kepada tuan Arfanka.

Arfanka hanya tersenyum kecil dengan sorot matanya yang sinis, dia sebenarnya sama sekali tidak tertarik dengan seorang wanita lemah yang bahkan tidak bisa melawan kehendak ibunya sendiri, hanya saja saat itu dia memang membutuhkan seseorang untuk menjadi pancingan dan sebagai pelayannya.

Sebelum memutuskan Arfanka datang mendekati Klara dan dia menyingkapkan rambut yang menutupi wajah Klara lalu mulai melihat wajah mulus dan cantik yang dia miliki sampai sebuah senyum tergambar di wajahnya, dan tuan Arfanka langsung menyetujui tawaran dari seorang Tini yang menjual putrinya sendiri pada seseorang yang kejam seperti Arfanka.

"Baiklah aku akan memberikanmu kebebasan sekarang tapi apakah uang senilai satu million dollar sebelumnya tidak cukup untukmu? Atau kau pikir putrimu ini sangat berharga untuk uang?" Ucap Arfanka sambil menatap tajam sekilas dengan ujung matanya kepada Tini.

Melihat tatapan sinis itu, Tini langsung tidak berani berkutik dan dia langsung saja meminta maaf kepada Arfanka karena sudah melewati batas.

"Ahh.... Maafkan saya tuan Arfanka saya sudah melewati batas, semua itu sudah sangat cukup, mohon maafkan saya" balas Tini sambil segera pergi dari tempat itu karena urusannya sudah selesai.

Arfanka juga membiarkannya pergi begitu saja dan dia memanggil sekretarisnya lalu menyuruh sang sekretaris itu untuk membawa Klara pergi ke rumahnya saat itu juga, sang sekretaris pun membawanya dengan cepat tanpa banyak bertanya karena dia sudah tahu bagaimana sifat dan karakter dari seorang tuan Arfanka yang terkenal dengan kekejaman dan kejahatannya yang tidak pandang bulu kepada siapapun di dunia ini.

Saat itu di perjalanan Jeno terus saja melirik ke arah Klara dia merasa gadis di sampingnya itu cukup cantik meskipun dia tengah pingsan dan tidak sadarkan diri namun disisi lain Jeno juga merasa kasihan kepada Klara yang harus berakhir menjadi pelayan di kediaman Arfanka.

"Malang sekali nasibmu gadis cantik, padahal dia cukup cantik, bagaimana bisa ibunya tega sekali melemparkan dia kepada bajingan seperti Arfanka itu" gerutu Jeno yang terus berbicara sendiri sambil menyetir.

Dia menggendong Klara dan membawanya masuk ke dalam mension kediaman tuan Arfanka yang sangat megah dan mewah itu, dan Jeno tentu saja bertemu dengan pak Tino yang merupakan kepala pelayan di mension tersebut, di tambah seorang pak Tino ini sudah bekerja sangat lama, dia sudah ada di rumah itu sejak tuan Arfanka masih sangat kecil tepat ketika pertama kali tuan Arfanka di bawa ke rumah itu menjadi seorang anak angkat di keluarga Briantoro ini.

Dan kini setelah tuan Briantoro sudah semakin menua dan hanya tinggal di luar negeri dengan istrinya, semua perusahaan di berikan tanggung jawabnya kepada seorang Arfanka dan Arfanka menjadi bagian dari keluarga Briantoro hanya di jadikan sebagai aset keluarga karena putri kandung mereka masih kecil saat itu dan bahkan saat ini putra kandung keluarga Briantoro masih menempuh kuliah di universitas ternama di luar negeri dan mereka selalu bermusuhan sejak kecil.

Namun walau begitu bagaimana pun Arfanka tidak pernah membenci adik angkatnya itu karena kebaikan kedua orangtuanya kepada dia selama ini dan telah mengangkat derajat juga kehidupan dia yang sangat buruk di masa lalu.

Saat itu Jeno langsung menidurkan Klara di salah satu kamar yang cukup mewah di rumah itu dan kamar tersebut berada di lantai bawah serta Jeno juga memberitahu kepada pak Tino untuk mengurusi gadis tersebut dengan baik.

"Pak Tino tolong jaga gadis ini dengan baik, dan ketika dia sadar beritahu dia tentang semua peraturan di mension ini juga berikan dia pakaian pelayan yang cocok di tubuhnya" ucap Jeno memberikan perintah,

"Baik sekretaris Jen" balas pak Tino dan segera pergi dari sana dengan cepat.

Setelah kepergian sekretaris Jeno, pak Tino pun segera meminta pelayan wanita disana untuk menyiapkan satu pakaian pelayan wanita untuk gadis tersebut dan di mension itu hanya ada dua pelayan wanita yang tidak pernah di izinkan untuk tinggal di mension dan mereka berdua selalu pulang ke rumah mereka ketika jam sudah menunjukkan jam lima sore sebab setelah itu tuan Arfanka akan kembali ke mension dan dia tidak akan pernah suka melihat ada pelayan wanita di kediamannya, hanya pak Tino yang di izinkan menginap di mension tersebut itu pun berbeda bangunan dengannya.

Sebab di belakang mension yang besar itu terdapat rumah kecil yang di tempati oleh pak Tino selama ini, dan menjadi tempat beristirahat para pelayan juga tulang kebun yang bekerja di mension tersebut.

Hingga tidak lama kemudian aku mulai tersadar dan merasakan kepalaku yang masih sakit namun disaat aku membuka mataku dengan sempurna, aku tiba-tiba langsung melihat seorang pria yang bertubuh tinggi kekar dengan memakai seragam hitam dan rapih di tambah kacamata bulan yang kecil yang dikenakan oleh pria tersebut.

"Astaga.... Si..siapa kau dan ada dimana aku sekarang?" Tanyaku keheranan dan menatap ke sekeliling.

Pria tersebut malah menatapku dengan tatapan yang aneh dan dia langsung saja memberikan aku sebuah pakaian yang aneh bagiku dan menyuruh aku untuk memakai pakaian tersebut.

"Kau sudah sadar, ini cepat pakai pakaian ini dan segeralah keluar, kita akan menyambut kepulangan tuan Arfanka" ujar pria tua tersebut yang kira-kira usianya sekitar lima puluh tahunan.

Aku terperangah kaget dan merasa bingung tidak karuan, aku tidak mengerti dengan apa yang di katakan oleh orang tersebut namun dia terus memberikan aku pakaian itu dan mendesakku sehingga aku segera mengambilnya dan dia keluar dengan segera setelah aku mengambil pakaian dari tangannya tersebut.

Aku segera berganti pakaian mengenakan pakaian yang sangat seksi itu, aku sangat kaget ketika bercermin melihat pakaian pelayan ini sangat tidak nyaman untuk digunakan, karena roknya yang terlalu pendek dan berada diatas lututku di tambah bagian pinggang juga kerah dadanya yang terlalu sempit untukku.

"Aahh.... Kenapa mereka memberikan aku pakaian seperti ini, sungguh tidak nyaman ini jelas sekali sedikit kekecilan untuk tubuhku" gerutuku memikirkan sambil terus berusaha menarik rok itu agar tidak terlalu pendek dan memperlihatkan sebagian pahaku.

Episodes
1 Klara Revronka
2 Pulang Bekerja
3 Penghinaan
4 Di Perusahaan
5 Bersujud
6 Menyambut
7 Masa lalu Arfanka
8 Tamparan
9 Bi Elin
10 Sakit
11 Pulang Dari Rumah Sakit
12 Pengaruh Obat
13 Tidak Ada Cara Lain
14 Menahan Diri
15 Frustasi
16 Perkara Pakaian
17 Merasa Cemas
18 Menjual Kirei
19 Memohon pada tuan Arfanka
20 Panik
21 Di Bantu Tuan Arfanka
22 Di rumah sakit
23 Merasa Bersalah
24 Berterimakasih
25 Mengunjungi Rumah Sakit Jiwa
26 Berusaha Sabar
27 Mengupas Buah Apel
28 Mengerjai Klara
29 Sandwich Jebakan
30 Di tertawakan
31 Ciuman Pertama
32 Menunggu Tuan Arfanka
33 Paginya
34 Merasa Cemas
35 Di Rumah Sakit Jiwa
36 Di Bayarkan Lagi
37 Mogok
38 Di Kantor
39 Amarah Sekretaris Jeno
40 Riska
41 Bertemu dengan Riska
42 Kevin Briantoro
43 Kevin Briantoro
44 Kevin Menjengkelkan
45 Mengusir Kevin
46 Memalukan Lagi
47 Dengan Kevin
48 Terpeleset
49 Tuan Arfanka Cemas
50 Tawaran Tuan Briantoro
51 Membangunkan Tuan Arfanka
52 Baru Mengetahui
53 Diusir
54 Kevin dan Tuan Briantoro
55 Jamuan Makan Malam
56 Kembalinya Kevin
57 Mengaku Pacar
58 Pergi Dengan Kevin
59 Membeli Pakaian
60 Bertemu Tuan Arfanka
61 Dengan Kevin
62 Tidur di lantai
63 Kesembuhan Kirei
64 Mendaftarkan Kirei
65 Rencana Tuan Briantoro
66 Mencari Tahu
67 Menemukan Sekretaris Jeno
68 Cemas
69 Penghinaan
Episodes

Updated 69 Episodes

1
Klara Revronka
2
Pulang Bekerja
3
Penghinaan
4
Di Perusahaan
5
Bersujud
6
Menyambut
7
Masa lalu Arfanka
8
Tamparan
9
Bi Elin
10
Sakit
11
Pulang Dari Rumah Sakit
12
Pengaruh Obat
13
Tidak Ada Cara Lain
14
Menahan Diri
15
Frustasi
16
Perkara Pakaian
17
Merasa Cemas
18
Menjual Kirei
19
Memohon pada tuan Arfanka
20
Panik
21
Di Bantu Tuan Arfanka
22
Di rumah sakit
23
Merasa Bersalah
24
Berterimakasih
25
Mengunjungi Rumah Sakit Jiwa
26
Berusaha Sabar
27
Mengupas Buah Apel
28
Mengerjai Klara
29
Sandwich Jebakan
30
Di tertawakan
31
Ciuman Pertama
32
Menunggu Tuan Arfanka
33
Paginya
34
Merasa Cemas
35
Di Rumah Sakit Jiwa
36
Di Bayarkan Lagi
37
Mogok
38
Di Kantor
39
Amarah Sekretaris Jeno
40
Riska
41
Bertemu dengan Riska
42
Kevin Briantoro
43
Kevin Briantoro
44
Kevin Menjengkelkan
45
Mengusir Kevin
46
Memalukan Lagi
47
Dengan Kevin
48
Terpeleset
49
Tuan Arfanka Cemas
50
Tawaran Tuan Briantoro
51
Membangunkan Tuan Arfanka
52
Baru Mengetahui
53
Diusir
54
Kevin dan Tuan Briantoro
55
Jamuan Makan Malam
56
Kembalinya Kevin
57
Mengaku Pacar
58
Pergi Dengan Kevin
59
Membeli Pakaian
60
Bertemu Tuan Arfanka
61
Dengan Kevin
62
Tidur di lantai
63
Kesembuhan Kirei
64
Mendaftarkan Kirei
65
Rencana Tuan Briantoro
66
Mencari Tahu
67
Menemukan Sekretaris Jeno
68
Cemas
69
Penghinaan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!