Esok paginya, Damian menemui ibunya sebelum sarapan. Nyonya Castor baru selesai bersiap-siap ketia Damian datang ke kamarnya.
“Damian, ada apa menemui ibu pagi-pagi sekali?” tanya Nyonya Castor menyambut kedatangan putra bungsunya.
“Aku ingin menemani Ibu berjalan-jalan pagi di taman. Sebelum sarapan,” jawab Damian sambil tersenyum.
Nyonya Castor mengangkat kedua alisnya, bingung. “Pagi-pagi?” Ia kembali bertanya.
Damian mengangguk pelan. “Bejalan-jalan pagi bagus untuk pencernaan, Ibu,” sahut pemuda itu sembari mengulurkan lengannya, gestur untuk menawarkan diri mengawal seorang Lady.
Nyonya Castor akhirnya mengalah, lalu menyambut uluran tangan Damian. Keduanya lantas berjalan keluar domus menuju taman bunga mawar di tengah bangunan. Taman itu seperti labirin dengan dinding tanaman hidup setinggi dua meter. Bunga mawar merah bermekaran di sepanjang dinding tersebut, membuat aroma harum melingkupi tempat itu.
Saat masih kecil dulu, Damian beberapa kali tersesat dalam labirin bunga mawar. Namun kini, setelah dewasa, ia sudah hafal betul denah labirin. Ia bisa keluar masuk dengan mudah tanpa kebingungan.
“Apa ada sesuatu yang ingin kau katakan pada Ibu?” tanya Nyonya Castor sembari menatap Damian.
Damian hanya tersenyum dan melempar pandangannya pada bunga-bunga mawar yang warnanya begitu mencolok.
“Tidak ada yang khusus, Ibu. Hanya saja aku sedikit terganggu karena medengar beberapa pelayan membicarakan keluarga kita,” ungkap Damian mulai bercerita.
Nyonya Castor mengernyitkan dahi. “Para pelayan membicarakan keluarga kita? Apa tepatnya yang mereka bicarakan? Dan pelayan mana yang berani-beraninya melakukan itu?”
“Jangan hukum para pelayan, Ibu. Mereka hanya membicarakan fakta yang terjadi di rumah kita,” timpal Damian membela para pelayan.
Nyonya Castor berubah muram. Ia menerawang ke arah bunga-bunganya yang indah. “Sepertinya aku tahu siapa yang dibicarakan oleh para pelayan,” gumamnya pelan.
Damian menghela napas. “Aku hanya tidak ingin membuat ayah dan ibu berada dalam masalah. Orang-orang mulai tahu tentang kebiasaan buruk Kakak. Bagaimana kalau Arabela tiba-tiba memutuskan untuk menuntut kakak karena sudah tidak tahan lagi?”
Nyonya Castor tampak berpikir sejenak. “Aku sepertinya sudah terlalu lunak pada anak-anakku,” ucapnya kemudian.
Damian mengelus punggung tangan sang ibu yang tengah memegang lengannya. “Kenapa itu jadi salah Ibu? Kakaklah yang bertemperamen buruk. Ibu tidak melakukan kesalahan apa pun. Justru karena ibu, kami semua bisa sukses seperti sekarang,” hibur pemuda itu sembari menatap ibunya dengan hangat.
Nyonya Castor tersenyum pada Damian. “Kau memang selalu bisa menghibur hati Ibu.”
Setelah tiga puluh menit berjalan-jalan di taman, Damian dan Nyonya Castor pun kembali ke kediaman. Mereka berkumpul bersama seluruh aggota keluarga untuk sarapan bersama di meja panjang yang penuh hidangan menggiurkan.
Sampai setelah hidangan utama selesai dinikmati, suasana sarapan masih kondusif. Akan tetapi ketika hidangan penutup datang, Nyonya Castor memutuskan untuk mulai membahas mengenai tingkah laku Titus yang akhir-akhir ini selalu memukuli istrinya.
“Titus, ibu dengar Arabela sedang sakit. Ini sudah hari kedua sejak istrimu tidak ikut sarapan bersama,” ujar Nyonya Castor memulai mengarahkan topik pembicaraan.
Anak pertama keluarga Castor itu tidak terlalu mengacuhkan pertanyaan ibunya dan tetap fokus menikmati sorbet jeruk di hadapannya. “Hanya sakit biasa, Ibu. Mungkin kelelahan,” sahutnya pendek.
Nyonya Castor mendengkus pelan. “Istrimu bahkan tidak perlu melakukan apa-apa di rumah ini. kenapa dia harus kelelahan? Dua anakmu pun diasuh oleh pelayan,” tandasnya sinis.
Titus akhirnya menghentikan kegiatannya lalu meletakkan sendok sorbetnya di meja. “Apa yang ingin ibu katakan sebenarnya?” tanya pria itu mulai menaruh perhatian.
Damian tersenyum tipis. Prahara akhirnya dimulai. Ia kenal betul dengan kakak pertamanya itu. Titus Castor tidak pernah suka dikritik, sekalipun oleh ibunya sendiri. Teguran ibu dan ayahnya hanya akan memancing keributan yang berkepanjangan. Damian tidak pernah tidak menikmati drama semacam ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments