Ketidakharmonisan dalam rumah tanggaku kini kian terasa semakin nyata, sikap Henna yang semakin cuek padaku. Hidupnya yang seakan lurus-lurus saja tanpa ada merasa bersalah sedikit pun padaku. Bahkan Henna kerap mengejek Nabila mantan istriku. Cacian dan Makian kerap iya ucap kan padanya.
"Kamu itu memang bodoh mas sama seperti mantan istrimu. "
"Maksud kamu apa Henna berkata seperti itu? "
"Ha.. ha.. gak usah berlagak gak paham mas. Sadar diri aja kenapa sih. "
"Aku tak paham dengan ucapanmu itu Henna. "
"Sini aku jelasin yah mas, kamu itu sebenarnya memang lebih cocok dengan mantanmu itu, tapi karena kebodohanmu malah menceraikannya. Lagian yah mas mana ada seorang wanita yang mau berbagi suaminya untuk orang lain. Gak ada mas.Apa lagi menyuruhnya berpoligami. Ehh tapi malah kamu ceraikan dia ha.. ha.. "
"Cukup Henna, aku akui aku memang bodoh telah menyia-yiakan berlian hanya untuk batu kerikil seperti mu. "
"Waw.Apa kamu bilang batu kerikil mas? Kamu sadar gak sih aku ini wanita pintar,sukses, Karirku bagus dan penghasilanku lebih besar darimu. Jadi jangan pernah kamu samakan aku dengan wanita samp*h itu. "
"Cukuupp..Kamu memang wanita yang pintar Henna dan kamu juga wanita seperti ular berbisa, aku menyesal telah memilihmu. "
"Ya itu kamu tau,bagus deh kalau kamu menyadarinya. Asal kamu tau Mas, aku tak pernah benar-benar mencintaimu. Aku melakukan ini semua karena tak suka jika melihat kalian berdua bahagia sedangkan aku disini menderita."
Aku tak menyangka dengan ucapannya itu , ternyata dia hanya ingin menghancurkan kebahagiaan ku dengan Nabila. Emosiku kini kian memuncak,dengan lantangnya aku mengajak cerai pada Henna.
"Kalau begini jadinya lebih baik kita hidup masing-masing saja Henna. "
"Apa kamu bilang hidup masing-masing? Aku tak akan membiarkan kamu untuk berpisah denganku, enak saja kamu berucap seperti itu. "
"Lalu buat apa saya pertahankan rumah tangga ini, jika pada akhirnya saya tau kalau kamu itu tak mencintaiku. "
"Karena aku takkan membiarkan hidup kamu bahagia apalagi kembali bersama mantanmu itu. "
"Gak.Lebih baik kita berpisah saja Henna. "
"Ha.. ha...ha..Uang dari mana kamu mau menggugatku berpisah Nijar, tidur aja kamu menumpang di rumah saya, lebih baik kmau sekarang pikirkan bagaimana cara membayar hutang hidupmu selama tinggal di rumahku. "
"Maksud kamu apa Henna. "
"Kamu tuli mas, kamu harus membayar semua nya dengan cara kamu bekerja di rumahku sebagai PEM-BAN-TU paham? "
Sekujur tubuhku rasanya ambruk seketika tak kala semua terjadi, hidup yang aku bayangkan akan lebih bahagia bila bersama perempuan yang kita cintai, namun semua itu tidak seperti apa yang aku bayangkan. Semuanya seakan-akan terbalik.
Ucapan dan hinaan Henna telah menghancurkan seluruh rasa cintaku padanya.Tapi bodohnya aku terus saja mengikuti apa yang ia perintah dan katakan, menyiapkan segala keperluannya, bangun pagi-pagi hanya untuk menyiapkan sarapan untuknya. Yah, sekarang aku seperti Pembantu yang mengerjakan segalanya. Apakah aku telah di butakan dengan cinta? Ataukah ini sebuah karma yang telah aku tuai, karena telah menceraikan Nabila, yang jelas-jelas sempurna itu.
______
Hanya sekedar ingin menjernihkan pikiran saja rasanya sangat lah sulit, selalu saja ada halangan yang membuat aku sama sekali tak bisa keluar dari rumah.
Hingga tiba waktunya yang tepat aku mencoba mencari alasan yang tepat untuk bisa keluar dengan berpura-pura ingin belanja kebutuhan dapur,padahal persediaan masih banyak, syukurlah ternyata dia mengijinkanku untuk pergi, dengan cepat aku melangkah keluar ingin bertemu kawan-kawanku.
"Haii jar, kemana aja lu? tumben baru keluar rumah. "
"Biasalah ki, palingan juga dia sedang bertarung terus sama bininyaa ha.. haa. "
"Ha... ha. Lo bisa aja wil, eh tapi bener juga dia kan punya bininya dua, jadi harus bergantian. Enak yah hidup lo Jar, punya bini dua. Yang satu pinter cari duit yang satu wanita sholehah. "
Itulah ocehan dari kedua temanku luki dan wildan.
"Haaah gue cape. " ucapku dengan mengacak-acak rambut.
"Ya elah elu sih jar, kalau tarung itu jangan keseringan. "Luki.
"Bukan itu broo, gue cape hidup sama Henna."
"Maksud lo apa jar? "
"Gue seperti pembantu di rumah itu bro, bahkan mau keluar rumah saja gue susah. Ini juga gue bisa keluar karena ada alasan mau belanja. "
"Jadi selama ini lo jadi pembantunya dia? "tanya wildan.
"Ya begitulah. "
"Saya bilang juga apa jar, dia itu bukan wanita baik-baik. Tapi kamu malah memilihnya dengan berdalih bahwa kalian berdua saling mencintai, kamu malah rela kehilangan Nabila yang begitu sempurna. Padahal Nabila memberi mu pilihan untuk berpoligami Jar. " Tiba-tiba saja aku tak menyadari kehadiran Hakim.
"Apaa? Jadi lo menceraikan Nabila jar? Seharusnya lo itu bersyukur punya bini seperti Nabila.Lo itu disini orang yang paling beruntung bisa menikah duluan di antara kita semua."Tanya luki.
Kaget kedua temanku saat mengetahui itu semua, karena mereka tahunya aku beristri dua.Hanya Hakim yang tau kalau aku sudah bercerai dengan Nabila. Hakim selalu mewanti-wanti aku agar berhati-hati dalam mengambio keputusan.
"Gue gak nyangka Jar, lo bisa melakukan ini demi si Henna. "ucap wildan.
"Gue bener-bener nyesel Kim, gue nyesel karena gak dengerin apa saran lo dulu. "balasku pada Hakim.
"Dan gue juga nyesel ki, karena tak percaya dengan apa yang lo bilang dulu. "
"Ya gimana lagi Jar, sekarang nasi sudah menjadi bubur. "
"Apa gue minta rujuk lagi sama Nabila? " tanyaku pada mereka semua.
"Lo gil* Jar, mau minta rujuk sama Nabilq, setelah apa yang lo lakuin padanya . Lo buang Nabila begitu saja dan sekarang kamu mau memintanya rujuk kembali, bagaimana perasaan orang tua Nabila Jar,jika hati anaknya di permainkan begitu sama lo. "ucap luki padaku, apa yang dia katakan memang benar, orangtua Nabila pasti akan menolak mentah-mentah permintaan ku untuk rujuk kembali dengan anaknya.
" Terus gue harus gimana, bercerai dengan Henna pun gue gak bisa. Hidup gue gelap jika terus berada di rumah itu. "
"Jadikan itu sebagai pelajaran di hidupmu Jar, banyak-banyak berdo'a semoga istrimu bisa berubah. "
"Betup tuh apa yang di katakan Hakim, lo tobat Jar. "
Tak terasa aku telah mengobrol singkat bersama kawanku, walaupun sebentar tapi setidaknya aku bisa mengeluarkan semua beban yang ada di diriku.
Andai saja waktu itu aku tak mengangkata telpon dari Henna, mungkin semuanya tak akan terjadi seperti ini dan aku bisa hidup bahagia bersma Nabila.
[Hallo! Apa ini dengan Nijar subagja? ]panggilnya di sembrang sana.
[Iya hallo, maaf ini dengan siapa yah? ]
[Ini aku Henna ayuningtias jar, teman masa sekolahmu dulu? ]
Gejolak hati ku bergemuruh saat ku dapati wanita yang menelponku itu ternyata Henna cinta pertamaku. Dengan penuh semangat dia mengajakku bertemu di salah satu caffe.Aku mengiyakan permintaannya, tak ingin menyia-nyiakan kesempatan langka ku. Walau aku sadari, aku saat ini telah beristri.
Seperti apakah pertemuan pertama Nijar dengan Henna, yang membuatnya menceraikan Nabila kala itu?
...~Bersambung~...
...Bantu follow, like, coment dan subcribe ceritaku. 🙏🙏🥰...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments