Reina membuka ampop itu, lalu menghitung isinya. Reina terkejut dengan isi yang ada di ampop itu.
"Kak isinya ada 200ribu" ujarnya dengan senang.
"Baguslah dek. Simpan saja untuk kebutuhanmu" jawab Rere.
"Satu sama kakak, satu samaku" Reina masih memaksakan Rere untuk menerima uang itu.
"Baiklah, kakak akan terima. Besok-besok kalau ada kebutuhan saat kamu tidak ada uang minta kembali uangmu dari kakak ya!" Ujar Rere.
~~
Seperti biasa setiap hari ia akan berjalan ke jalan raya, menuju halte bus yang akan membawanya ketempat bekerja. Terik matahari sudah panas, Tapi jam masih menunjukkan pukul 7:30 Wib dan sepertinya hari ini cuaca akan panas.
Dari jauh mata Rere menangkap sebuah bus yang bentuk dan warnanya sudah dikenali Rere. Ia berdiri dari duduknya ketika bus sudah mulai mendekat.
Para penumpang bus ada yang naik dan turun, dan beruntung pagi ini Rere mendapatkan kursi untuk duduk. Ia duduk sambil menyenderkan kepala dan memejamkan mata.
"Mengapa wajahmu sangat kusut seperti kertas yang sudah diremukkan?" Tanya seorang laki-laki, teman kerja Rere dikantor.
"Pusing nih, adek-adek aku semua butuh uang untuk sekolah. Gajiku disini hanya pas-pasan untuk kebutuhan sehari-hari, kasih solusi dong" Rere memelas.
"Cari kerjaan yang gajinya bisa menjamin Re, kamu masih muda dan masih banyak kesempatan untuk bisa cari kerja yang kamu inginkan"
"Tidak semudah itu, aku dah banyak melamar kerja buktinya sampai saat ini aku masih disini" Rere menelungkupkan wajahnya diatas meja.
"Fokus kerja dululah, kalau ada loker part time akan aku beritahu padamu" Ujar David.
Rere memgangkat kepalanya menatap David dengan tatapan menuh harap. "Beneran ya? Kalau ada langsung kabari aku" Rere mengulurkan tangannya lalu memberikan jari kelingkingnya.
"Iya aku janji".
Rere mengerjakan tugas-tugas kantor dengan benar, Rere termasuk pekerja keras dan hasilnya sangat bagus, tapi rejeki belum juga menghampiri dirinya setiap melamar kerjaan ada saja alasan untuk menolak Rere.
"Laporan mingguan dah kamu kumpul belum? Kita sama-sama ngumpulin ke meja boss ya"
"Rek.. Rek.. Kamu tau sendiri aku kalau mengerjakan laporan pasti lambat dan laporan mingguan belum aku kerjakan"
"Sadar kamu. Sesekali kek tepat waktu" omel Rere, ia langsung mengeprint laporannya, lalu menyerahkannya kepada atasan.
"Haha... Iya deh, iya. Lain lali aku kumpulin tepat waktu"
~~
Ditempat lain, tepatnya disalah satu ruangan Bk, seorang guru duduk didepan Kevin dengan meja sebagai alat pemisah diantara mereka.
Kevin dengan posisi menunduk, sejak dulu ini adalah permasalahan yang selelu Kevin dapat, Uang SPP yang belum lunas.
"Kevin, minggu depan kita akan adakan ujian semester genap, kapan kamu akan lunasi uanh SPP kamu? Kalau uang SPP tidak dilunasi maka kamu tidak diperbolehkan ikut ujian"
"Maaf buk" Hanya itu yanh keluar dari mulut Kevin, ia menahan sesak dalam hatinya dan menahan agar air mata tidak jatuh ke pipinya.
"Ini ada surat, tolong kamu sampaikan sama kakak kamu ya! Disini sudah dijelaskan kalau kamu tidak bayar SPP selama 3 bulan" ujar sang guru.
Kevin menerima surat itu lalu ia kembali kekelas, untuk melanjutkan belajarnya yang sempat tertunda. Guru sudah mengajar didepan kelas.
Tok.. Tok..
"Darimana Kevin? Kenapa lambt masuk kedalam kelas?"
"Saya dari ruang BK bu" jawab Kevin pelan.
"Masuklah dan duduk dikursimu" jawab sang guru.
Tidak tabu lagi, hampir semua guru tau permasalahan Kevin, Kevin termasuk orang pintar tapi sayang SPP selalu terlambat dibayarkan hingga membuat Kevin kadang malas untuk belajar.
~
Hari sudah sore, Rian sang abanh sedang sibuk didalam rumah membersihkan rumah. Sedangkan Kevin masih berdiri sambil mondar-mandir diteras rumah menanti kedatangan sang kakak sambil memegang sebuah amplop.
"Dek ngapain disana? Bantu kakak rapiin rumah" Teriak Rian dari dalam sana.
"Bentar lagi bang!!" jawab Kevin dengan teriakan pula.
Hampir satu jam lamanya Kevin diteras rumah dan akhirnya orang yang ditunggu-tunggu akhirnya datang juga. Dengan raut waja lelahnya ia memasuki perkarangan rumah.
"Ada apa dek? mengapa diluar?" Tanya Rere.
Kevin tidak langsung menjawab ia menyerahkan amplop yang ia terima dari sekolah. "Apa ini dek?"
"Baca saja kak. Itu surat tentang SPP Kevin"
Rere memegang Kepala Kevin dan mengelusnya. "Ayok masuk, nanti kakak baca ya sayang" Rere pun memasukkan ampop itu kedalam tas dan membawa Kevin masuk kedalam rumah.
Seperti biasa ketika ia sampai dirumah, rumah sudah dalam keadaan bersih dan lagi hari ini ia tidak mendapati adik perempuannya dirumah.
"Rian, dimana kakak?"
"Baru pergi kak, kata kakak dia sudah dapat pekerjaan paruh waktu dan kemungkinan baru pulang jam 8 malam nanti."
Rere manarik nafas dengan dalam kelakukan adiknya itu selalu membuat keputusan sendiri "Huft... Kasian sekali dia harus bekerja keras"
"Siap beres-beres rumah kalian sama adik belajar ya! Kakak akan siapkan makan malam untuk kita"
Kesibukan-kesibukan yang dilakukan Rere, pulang kantor menyiapkan makan malam. Habis makan malam dan bebersih ia memutuskan membuka hp mencari lowongan kerja untuk paruh waktu.
Tidak sengaja ia melupakam sesuatu ampop yang diberikan oleh Kevin terlupakan didalam tas dan sampai saat ini Rere belum tau isi dari surat itu.
"Nah... Ini dia yang aku cari. Bisa nggak ya kalau aku masuk jam 5:30?" batin Rere.
Setiap ada kesempatan maka Rere akan mencoba dan itu prinsip yang selalu Rere pengang. Didalam salah satu sosial media Rere menemukan pekerjaan disalah satu restoran sebagai tukang cuci piring dan gajinya lumayan besar hampir sama dengan gaji Rere dikantor.
"Semoga diterima!" Batin Rere lalu ia segera menyimpan nomor yang tertera disana dan akan ia tanyakan infonya esok hari dan berhubung ini sudah malam alangkah lebih baiknya ia tanyakan info itu esok hari.
"Ini sangat melelahkan, sebaiknya aku tidur saja. Akan ada banyak kerjaan yang menanti esok hari" Batin Rere, ia pun mengambil posisi dan menidurkan badannya diatas ranjang yang berukuran mini itu.
Tok... Tok...
Pintu diketuk dari luar, Rian segera mengintip dari kaca ternyata sang kakak yang baru pulang kerja, ia langsung membuka pintu dan memberi kode kepada sang kakak untum diam.
"Shut... Kakak sudah tidur jangan ribut!" Rian meletakkan tangannya didepan bibirnya.
Reina pun berjalan dengan pelan diruangan itu, memelankan jalannya menuju kamar untuk mengambil handuk dan baju ganti.
"Baru pulang?"
"Astaga" Reina terkejut dengan suara kakaknya.
"Bukannya kakak sudah tidur? Maaf kak aku mengganggu tidurmu" seru Reina.
"Mandilah dan istirahat ini sudah jam 9" seru Rere.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments
lina
aih kalo g bisa cepet Gimana dong. q juga lelet 😅😅
2023-05-06
0