"Siapa yang tidak masuk hari ini?" ucap Alara setelah menanyakan kabar pada siswa siswinya.
"Nova Miss," jawab beberapa murid. Alara lalu menanyakan apakah ada yang tahu alasan kenapa Nova tidak masuk hari ini.
"Patah hati Miss di tolak cintanya sama ketua osis," jawab Rasya sambil tertawa, yang lainpun ikut tertawa.
"Eits, sudah sudah, masih sekolah, jangan cinta-cintaan dulu. Fokus menuntut ilmu, masalah cinta nanti kalau sudah waktunya," kata Alara sedikit menasehati muridnya. Walaupun tidak bisa dipungkiri jika masa- masa SMA adalah masa pencarian jati diri, selalu penasaran dengan hal-hal baru apalagi soal asmara.
Sebagai guru, Alara harus ikut berperan serta dan kerjasama dengan semua pihak untuk mengantisipasi kenakalan remaja. Masa SMA memang waktunya mengalami masa yang dinamakan masa pubertas. Saat pubertas, biasanya manusia ingin mencoba segala suatu yang baru dalam hidupnya, muncul berbagai macam gejolak emosi, dan banyak timbul masalah baik dalam keluarga maupun lingkungan sosialnya. Alara pernah merasakan demikian juga saat SMA.
"Katanya malah si Andre itu udah suka sama cewek lain Miss," ungkap salah satu siswa lagi. Pagi ini malah diisi dengan dunia pergosipan cinta sang ketua osis. Alara menghela nafas, andaikan mereka tahu, jika sang ketua osis pagi ini menyatakan cinta padanya, mungkin akan menjadi hari patah hati bagi siswi SMA Mahakarya.
"Sudah, masih pagi sudah bahas percintaan, tidak menghormati jomblo yang ada di depan kalian ini," ucap Alara yang langsung mendapatkan kekehan dari murid-muridnya.
"Mau nggak Miss saya jodohkan dengan om saya, polisi lhoo Miss, ganteng, pinter, rajin beribadah, baik hati lagi," cerocos Cindy, salah satu murid yang sudah lama ingin menjodohkan Alara dengan om nya.
"Rajin menabung tidak?" ledek Alara. Cindy hanya tersenyum. Alara lalu mulai menyiapkan laptopnya, setelah itu ia hubungkan dengan infokus. Ketika sudah terhubung, Alara siap untuk mengajar sampai dua jam pelajaran.
Saat Alara sedang fokus mengajar, ia merasakan ponsel dalam sakunya terus saja bergetar namun Alara tetap fokus mengajar hingga jam pelajaran selesai.
☘️☘️☘️
Duduk di meja guru sambil mengecek ponsel yang sedari terus berdering, setelah melihat siapa yang menelpon, ternyata mbok Darmi, dulu orang terdekat yang membantu ibunya mengerjakan pekerjaan rumah. Alara lalu menelpon balik takut ada kabar penting karena sudah ada 10 panggilan tak terjawab.
Saat telpon diangkat oleh si Mbok, terdengar suaranya yang nampak tersendat-sendat. Si Mbok memberi kabar jika pak Rudi ayah Alara saat ini kembali dirawat di rumah sakit karena penyakit diabetes.
Alara hanya mendengarkan cerita Mbok Darmi, entahlah walaupun dirinya sangat khawatir karena diabetes salah satu penyakit yang mematikan nomer tiga di dunia, tapi tetap saja Alara enggan menjenguk ayahnya, biarkan saja ada Donita yang akan merawatnya, jangan hanya menikmati harta ayahnya saja tapi harus mau merawatnya.
Selesai menelpon Mbok Darmi, Alara memijat keningnya. Dilema yang tidak berkesudahan terus saja ia rasakan, apalagi semenjak meninggalkan rumah, beberapa kali ayahnya dirawat di rumah sakit.
Alara yakin ayahnya sengaja makan sembarangan, tidak diet seperti biasanya agar masuk rumah sakit dengan tujuan untuk membujuk Alara pulang ke rumah.
Terkadang ada rasa kasihan, tidak tega pada ayah, tapi jika mengingat hari itu, hari dimana Ayah mengusir ibunya hanya karena Donita, ia kembali menguatkan hatinya agar tidak mudah goyah untuk kembali menapakkan kakinya di rumah kebanggaannya dulu.
Alara beranjak dari tempat duduknya, ia bergegas menuju kantin membeli es kopi agar pikirannya lebih tenang. Namun sesampainya di kantin Alara melihat satpam sekolahan berlari tergopoh-gopoh.
"Ada apa pak Rahmat?" tanya Alara. Pak Rahmat berhenti lalu menunjuk ke arah gedung belakang jika ada anak yang ingin membolos lewat tembok belakang.
Alara ikut lari dengan pak Rahmat, ia menggerutu dalam hati, masih pagi sudah ingin bolos saja. Dan benar saja, ada jejak sepatu di tembok belakang gedung, pertanda ada yang lompat lewat sana.
"Pak, itu nanti atasnya diberi kawat saja yah agar mereka tidak lagi lewat situ, nanti saya akan cari siapa siswa yang bolos hari ini." Pak Rahmat mengangguk. Alara kembali ke kantin, kopinya yang ia pesan sama sekali belum ia minum.
Di kantin sudah banyak siswa siswi yang tengah membeli makanan karena memang sudah waktunya jam istirahat. Alara menikmati kopinya sambil berkirim pesan dengan mbok Darmi, dan tidak lupa juga mengirim pesan pada Donita agar menjaga ayahnya dengan baik.
"Boleh saya duduk di sini Miss?" Alara mendongak, ia mendengus pelan, ternyata Andre. Melihat sekelilingnya yang sedikit gaduh karena siswi-siswi terlihat histeris manja saat melihat kedatangan Andre.
"Boleh, duduk saja." Andre langsung duduk dengan percaya diri.
"Ada kamu kantin jadi ramai tuh, ciwi-ciwi pada heboh, cantik-cantik ya Ndre siswi di sini," ucap Alara. Ia mengatakan demikian agar Andre berhenti mengejar dirinya.
"Semenjak lihat Miss Alara, saya tuh jadi sakit mata, karena semua yang saya lihat jadi hitam putih. Cuma Miss Alara yang berwarna," ungkap Andre. Hal ini membuat Alara tersedak. Andre langsung memberikan saputangannya pada Alara.
Alara menolaknya dengan halus, "Nanti jadi gosip, sudah saya mau ke kantor lagi." Alara geleng kepala, selain cerdas di akademis, sang ketua osis juga ternyata cerdas membuat dirinya pusing menghadapi tingkahnya.
☘️ Bersambung ☘️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments
NOiR🥀
hahaha so sweet.. Andre 🤣
2023-10-12
1
meE😊😊
nyimakk dlu. tp kek y seru
2023-08-19
0
Ririe Handay
sabar ya Miss menghadapi anak yg labil
2023-05-19
0