Kali ini Yuki tidak langsung kembali ke rumah orangtuanya dan pergi ke hotel untuk istirahat satu malam. Nobu dan Mirain memesan kamar hotel lain yang tak jauh dari mereka. Daleon memiliki kamarnya tersendiri tapi si kembar tampaknya mau bersama pria itu.
“Ibu, kenapa ayah angkat tidak bisa satu kamar dengan kita? Bukankah kita bisa tidur bersama.” Shirley adalah gadis kecil yang selalu ingin tahu.
Menghadapi pertanyaan ini Yuki sedikit canggung dan tidak tahu harus berkata apa. Dia tidak berniat untuk menikah dengan Daleon meskipun pria itu sudah menjadi ayah angkat mereka. Lagi pula selama di Negara J, Daleon telah banyak membantunya.
Si kembar dianggap bayi tabung sebelumnya. Jadi wajar jika mereka tidak tahu siapa ayah kandungnya. Tapi meskipun begitu, Yuki tidak keberatan dan membesarkan mereka tanpa kebencian apapun. Ini lebih baik daripada harus disakiti oleh pria lagi. Yuki tidak ingin mengulangi kejadian lima tahun lalu.
“Ibu dan ayah angkat kalian tidak menikah, tentu saja tidak mungkin tidur bersama,” jawab Yuki sehalus mungkin. Putra dan putrinya pintar dan pasti mengerti apa yang dia maksud.
“Kalau begitu, menikahlah dengan ayah angkat!” Valley juga ingin ayah dan ibu angkat bersama tapi ibu tampaknya tidak suka.
“Tidak mungkin. Jangan terlalu banyak berpikir sebagai anak kecil. Pergi istirahat, besok kita pergi menemui kakek dan nenek kalian,” kata Yuki sedikit kewalahan.
“Aku ingin bersama ayah angkat,” kata Shirley.
“Oke, ibu juga akan pergi sebentar untuk membeli sesuatu.” Yuki berniat membeli beberapa camilan untuk keduanya serta beberapa kebutuhan lainnya untuk dibawa pulang besok.
Valley dan Shirley mengetahui ibunya akan pergi berbelanja, tiba-tiba saja mengubah niatnya untuk mengikuti. Namun Yuki menolak mengajak keduanya dan segera menyerahkan si kembar pada Daleon untuk diurus. Si kembar akhirnya bisa dibujuk oleh Daleon.
Setelah menitipkan keduanya, Yuki pergi ke lobi hotel dengan tergesa-gesa. Malam semakin larut saat ini dan untungnya supermarket terdekat buka 24 jam. Terlalu fokus pada layar ponsel dan melihat berita perusahaan keluarga, Yuki tak sengaja menabrak orang lain.
Dia hampir saja terjatuh dan pihak lain segera menahannya. Yuki mundur beberapa langkah dan pria jangkung berjas rapi yang ditabraknya menarik tangannya kembali.
“Maaf, saya sedang terburu-buru,” kata wanita itu sopan, lalu segera pergi melewatinya. Yuki tidak sempat melihat siapa pria itu karena terlalu sibuk menatap layar ponsel.
Pria yang tak sengaja ditabrak Yuki mengerutkan kening. Masih ada jejak kehangatan di telapak tangannya saat tak sengaja menyentuh pinggang ramping wanita itu.
“Yuki …,” gumamnya.
Orang yang ditabrak Yuki tak lain adalah Hayler sendiri, mantan suaminya saat ini. Dia memakai jas lengkap saat ini dan baru saja selesai melakukan pertemuan dengan beberapa investor perusahaan. Walaupun Hayler tidak yakin jika itu Yuki, tapi suara wanita itu sama sekali tidak berubah, masih sama seperti dulu. Hayler sedikit linglung saat ini.
“Bos, kenapa kamu masih di sini? Apakah ada sesuatu yang tertinggal?” Brim menyusul dan membawa dokumen penting pria itu.
“Tidak ada.” Hayler mengesampingkan pikirannya dan segera pergi ke kamar hotel yang telah dipesan. Dia penasaran dengan wanita tadi dan segera meminta anak buahnya untuk mencari tahu.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Di kamar hotel presidential suite, Hayler duduk bersandar di sofa mewah sambil memegang segelas anggur mahal. Dia meminumnya sedikit demi sedikit. Dasinya sudah dilonggarkan dan dua kancing atasnya dilepas. Saat ini, Hayler sedang menunggu berita dari anak buahnya.
Hanya kurang dari setengah jam, anak buah Hayler mengirimkan semua informasi yang dibutuhkannya. Karena masih pencarian kasar, tentu saja mungkin informasi yang diterimanya masih belum meyakinkan.
Setelah membaca seluruh informasi, Hayler menjadi lebih bingung.
Yuki pergi ke Negara J untuk melanjutkan study nya saat itu. Sebagai pewaris keluarga, Yuki tidak berbeda dengan dirinya.
“Kenapa dia punya anak?” gumamnya.
Dan itu masih anak kembar. Menurut informasi yang didapatnya, Yuki menjalani pemeriksaan dan akhirnya memilih proses bayi tabung. Lalu lahirlah si kembar. Semua catatan itu berasal dari rumah sakit di mana Yuki diperiksa hingga melahirkan.
Salah satu hal yang menarik perhatian Hayler, ada seorang pria yang selalu menemani Yuki selama ini. Namun perhatian Hayler bukan pada foto pria yang selama ini menemani wanita itu, tapi pada si kembar Valley dan Shirley. Keduanya memiliki kemiripan dengan dirinya. Tapi Yuki didiagnosa infertilitas oleh dokter kandungan. Jadi bagaimana bisa anak itu lahir?
Hayler minum sedikit demi sedikit hingga akhirnya dia setengah mabuk. Semua informasi itu segera dihapusnya agar tidak ada orang lain yang curiga. Terutama … dia masih memiliki istri dan anak di rumah. Entah kenapa, dia tidak nyaman bersama Lita setelah bercerai dengan Yuki tahun itu. Sebenarnya, Hayler tidak ingin bercerai dengan Yuki. Tapi … dia juga tak bisa kehilangan status pewarisnya.
Pria itu akui dirinya egois. Berselingkuh dari istrinya dan bahkan masih menghamili sekretarisnya sendiri. Dia tidak layak menjadi suami yang baik. Satu-satunya cara hanyalah menceraikan Yuki agar masalahnya tidak terlalu panjang lagi,
Tapi melihat si kembar di foto tadi, Hayler mulai merasa ada banyak rahasia yang tidak diketahui oleh dirinya. Di saat dia tengah berpikir keras, Brim masuk sambil membawa dokumen yang harus diperiksa Hayler.
“Hayler, apakah kamu tahu siapa yang baru saja aku lihat di lobi?” Brim terlihat bersemangat tapi juga khawatir.
“Apa peduli ku?” Hayler menaikkan sebelah alisnya. Kebiasaan Brim soal bergosip tak pernah berubah selama lima tahun ini. Dia berhenti minum dan mulai merokok untuk menghilangkan kegelisahannya.
Brim melihatnya kusut malam ini dan berpikir jika pria itu kelelahan. “Aku melihat mantan istrimu yang sudah tidak terlihat selama bertahun-tahun. Dia benar-benar sangat cantik dan seksi setelah usianya bertambah dewasa. Hah! Benar saja. Ketika putus cinta dan putus asa, seseorang pasti akan mulai berubah dan menjadi lebih mempesona!”
Apa yang dikatakan Brim justru memprovokasi Hayler saat ini dan menuduhnya menjadi seorang hooligan. Brim segera memperbaiki kata-katanya kembali.
“Maksudku, dia terlihat berbeda daripada tahun lalu. Pria mana pun pasti akan menyukainya.”
“Termasuk kamu?” Hayler menyipitkan mata dan menatap Brim dengan dingin.
Brim tidak terlalu takut dengannya. “Tentu saja. Siapa yang tidak suka wanita cantik?”
“Bahkan jika dia punya anak?”
Brim melebarkan matanya tidak percaya. “Apakah dia punya anak? Bukankah dia infertilitas?”
Hayler tidak menjawab dan sibuk mengurus dokumennya. Brim mengira jika Hayler telah memata-matai Yuki selama ini dan tahu banyak.
“Kamu tahu dia ada di sini?” tebaknya.
“Tak sengaja berpapasan.” Hayler berkata jujur.
“Lalu … apakah kalian mengobrol?”
“Dia tidak mengetahui itu aku sebelumnya.”
“Kenapa?” Brim sangat penasaran tapi Hayler tidak lagi menjawab. Lalu dia teringat dengan hal penting lainnya. “Dia juga bersama pria saat masuk hotel dan membawa beberapa barang belanjaan. Apakah dia sudah menikah dan punya anak?”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
ℳ𝒾𝒸𝒽ℯ𝓁𝓁 𝒮 𝒴ℴ𝓃𝒶𝓉𝒽𝒶𝓃🦢
heleh mbel, ga ingin bercerai gundulmu 😡
2024-12-14
0
Novi Yantisuherman
Lah kenapa??
2024-05-13
0
Oi Min
ck.....Hayler.....nma ex'nya Yuki.....nmanya aja kek obat pereda sesak napas,tp dia malah bikin sesak napas.guwak ae
2024-02-28
0