Menuju Puncak...

"Avisa!! "

Seorang wanita cantik memanggil Baruna.

" Kak Oliv!!! Apa kabar???, " sapa Baruna kepada wanita bernama Oliv Margo -- Istri Deni Margo (artis terkenal di negara+26) .

" Baik. Kapan balik? Kemarin ke Jerman lagi?? " tanya Oliv Margo sambil cipika cipiki dengan Baruna.

" Iya Kak. Baru sampai kemarin. Kak sehat bukan? " tanya Baruna dengan sopan.

" Sehat sekali. Tuh Bang Den yang kurang sehat " ucap Oliv Margo seolah melapor pada ibunya.

" Kenapa Kak? Bang Den sakit? " tanya Baruna heran.

" Biasa kebanyakan syuting ini itu telat makan jadinya maag deh " ucap Oliv Margo sambil menggelengkan kepalanya.

Baruna hanya tersenyum menanggapi perkataan Oliv Margo.

" Oh ya kita rencana mau ke puncak lo sama Om Ded juga temen lain. Kau ada acara lain enggak? Kalau enggak ikutan yuk! Seru loh. Ramai kali ini " ajak Oliv Margo.

Baruna tampak berpikir sejenak. Sepertinya tidak buruk ikut ke puncak berhubung Snowy juga suka dengam daerah dingin.

" Boleh Kak. Aku ikut. Nanti aku bawa mobil sendiri saja. Soalnya aku kan harus bawa Snowy " ucap Baruna.

Oliv Margo tampak mengerti. Avisa Belenda dan Snowy -husky peliharaan nya sudah satu paket yang tidak dapat terpisah.

Snowy bahkan memiliki visa, pasport dan surat ijin khusus untuk ikut penerbangan pesawat.

" Okey okey. Oh ya nanti kita bahas di group saja. Ingat baca group ya! Kau diem banget soalnya! " ucap Oliv Margo sambil mencubit pelan pipi Baruna.

" Iya Kak iya. Haha. Ya sudah aku balik duluan ya. Snowy di apartemen sendirian. Sudah jam makan siang soalnya " ucap Baruna pamit.

" Okey. See you. Hati-hati bawa mobilnya! " ucap Oliv Margo.

Baruna hanya tersenyum dan segera masuk kedalam mobilnya.

Di dalam mobil tampak Baruna diam dan berpikir.

Mobil Baruna melesat menuju apartementnya.

Saat masuk ke dalam apartemen terlihat Snowy sedang berwujud manusia dan memasak daging wagyu kesukaannya.

"Kau sudah pulang Baruna? " tanya Snowy yang asyik memasak.

" Iya. Kau masak apa? Sekalian untuk aku ya. Lapar " ucap Baruna sambil merebahkan diri di sofa.

" Okey. Jadi pergi gym tadi? " tanya Snowy

" Jadi. Tapi bentar doang. Habis tuh tadi ngurus beberapa mahluk menyebalkan di gym itu " ucap Baruna yang kelahan bertarung dengan mahluk astral penganggu di gym tempatnya berolahraga.

" Banyak? Kok bisa? Tahu gitu aku ikut saja tadi. Bisa bantuin " ucap Snowy terkejut. Biasanya mahluk halus akan menyingkir jika melihat Baruna. Ya aura Baruna begitu mengerikan bagi mahluk halus rendahan.

" Itu mahluk kiriman. Heran juga jaman sekarang masih ada yang kirim-kirim mahluk begituan ke lawan usahanya " ucap Baruna menggelengkan kepalanya.

" Ya pasti ada. Kita saja masih ada eksistensi nya di dunia yang sudah modren begini. Tentu pasti masih banyak yang percaya dan mengandalkan hal-hal itu untuk kepentingan pribadi mereka " ucap Snowy yang terdengar masuk akal untuk Baruna

Snowy selesai menyiapkan makanan. Keduanya menyantap makan siang dengan nyaman.

" Oh ya. Oliv Margo tadi ngajakin aku ku puncak. Kau ikut ya. Disana pasti dingin. Kau kan suka " ucap Baruna.

" Bukan ajak kau tapi ajak Avisa. Hanya saja kau yang memiliki wujud Avisa sekarang! " protes Snowy.

" Ah sama saja. Toh dia tadi ngobrol sama aku kok " jawab Baruna tak mau kalah.

" Ya terserah! Wanita selalu benar! Terus akapan berangkat? " tanya Snowy penasaran.

" Pastinya akhir pekan tuh. Tapi nanti akan di bahas di group kami " jawab Baruna cuek.

" Baiklah. Ah aku akan melapor sebentar ke langit. Ada hal penting yang harus aku bicarakan dengan Dewa angin. Cuaca terlalu ekstrim belakangan. Aku takut sisi Barat akan banyak korban jika terus begitu " ucap Snowy

" Baiklah. Selamat bertengkar dengan para Dewa " ucap Baruna meledek.

" Ah kau ini! Padahal ini harusnya tugas kau yang bisa membantu mengedalikan angin. Ck! " Snowy tampak kesal.

Benar adanya Baruna bisa mengendalikan angin. Tapi dia tidak ingin terlalu ikut campur urusan Dewa apabila hal itu tidak terjadi di lokasi dekat dengannya. Hanya kadang saat dia iseng maka dia akan turun tangan.

" Terkadang manusia harus di beri peringatan keras agar mereka ingat Tuhan dan Alam sekitarnya. Biarkan saja. Mungkin manusia di sana sudah keterlaluan " ucap Baruna dengan santai.

" Kau benar. Tapi aku cukup kasihan apalagi masih banyak anak anak yang hidup di sana " jelas Snowy

Baruna hanya mengedikkan bahunya. Dia tidak mau ikut campur kali ini.

" Ya sudah. Aku pergi dulu sebentar " ucap Snowy yang langsung berjalan ke balkon dan terbang ke langit.

Baruna menatap keluar. Matahari membulat dengan terang.

Terdengar suara orang menangis lirih. Dari sudut Selatan bangunan apartemennya.

'ampun Pa... '

Suara anak kecil itu berdengung di telinga kiri Baruna.

" Sial. Apa aku harus bertarung lagi. Haahh " monolog Baruna yang langsung terbang menghilang.

Baruna muncul di sebuah rumah tua dengan wujud pria muda.

Tampak seorang pria paruh baya sedang memukuli anak yang mungkin berusia 10 tahunan.

"Anak Sundal!!! Anak pembawa sial!!! ", bentak pria paruh baya itu lalu melesatkan pukulannya menggunakan ikat pinggang bertubi-tubi ke badan anak kecil itu.

Baruna langsung menerjang dan melumpuhkan pria paruh baya itu .

" Argh!!! Siapa Kau!! Jangan ikut campur urusan ku!!! " ucap Pria itu kesal.

" Pergi atau aku pastikan kau mati setelah ini! " ucap Baruna dalam wujud pria muda.

Pria paruh baya itu ketakutan saat menatapnya. Dia merasakan aura berbeda dari manusia di hadapannya itu.

Sepeninggal pria paruh baya itu, Baruna menatap gadis kecil di hadapannya dan menyuruhnya untuk keluar dari rumah itu.

" Pergilah ke rumah Pak RT. Mereka akan merawat mu mulai sekarang. Hidup lah lebih baik " ucap Baruna.

" Maaf om. Aku takut " ucap gadis kecil itu kepada Baruna. Di mata gadis itu saat ini wujud Baruna adalah wujud pria dewasa yang tidak dikenalinya.

" Tidak akan terjadi apa apa. Pergilah! Aku akan memastikan pria gila itu tidak bisa menyentuh mu lagi " ucap Baruna sambil tersenyum.

Gadis itu megangguk dan langsung pergi menemui Pak RT.

Baruna tentunya mengurus pria gila yang tega menyiksa anaknya itu dengan cara yang halus. Sangking halusnya pria itu tidak akan bisa bersuara apalagi mengingat apapun.

Dalam sekejap pria itu dibuat menjadi lumpuh, bisu juga gila.

Karena terus mengamuk dan meresahkan, pria itu akhirnya di tangkap dan di masukan ke rumah sakit jiwa milik negara.

Baruna kembali ke apartemen nya. Dia merasa lelah hari itu. Setelah bertarung dengan 10 mahluk kiriman di tempat Gym, kini dia juga menyelesaikan hukuman untuk manusia yang kejam.

Ponsel Baruna berbunyi. Pesan dari group chat tampak terus masuk.

"Guys berangkat besok ya! Semua ok kan? Oh ya Avisa ikutan tuh! " -tulis Oliv Margo-

"Avisa?? Avisa sudah balik? " -tulis Rina Runissa (istri Dedi Costa) -

" Aku sudah balik Kak Rina. Apa kabar semuanya" - Baruna menulis di group chat -

" Wah seru nih ada Avisa!! " -tulis Deni Margo-

"Avisa!!! " -tulis Rey Oktavianus (arti, composer, group Weirdboy) -

"Iya Kak Rey. Jadi besok ya? Aku berangkat sendiri ya. Soalnya bawa Snowy " -Baruna menulis di group chat-

" Siap sayang. Nanti di shared location yah villanya. Perlu kangmas temenin enggak? " -tulis Rey Oktavianus-

" Modus itu modus! " -tulis Dedi Costa-

" Haha. Makasih Kak. Enggak usah. Jumpa di puncak saja ya. Sampai jumpa besok semuanya😄 "-Baruna menulis di group chat-

Baruna meletakkan ponsel di nakas lalu merebahkan dirinya di tempat tidur. Tubuhnya lelah karena banyak menguras tenaga saat melawan mahluk mahluk tak kasat mata.

Tak lama Snowy tampak kembali ke apartemen. Melihat Baruna yang sudah tertidur tanpa menggunakan selimut membuat Snowy bergerak menyelimuti Baruna dan mengecilkan suhu Air Conditoner di kamar Baruna.

Snowy merapikan bekas makan mereka tadi dan membersihkan ruangan tamu apartemen itu.

Meskipun Snowy bisa menggunakan kekuatannya untuk dalam sekejap menyulap seluruh ruangan menjadi bersih, dia memilih membersihkan secara manual dan manusiawi. Itu di lakukannya agar tidak kelepasana jika nantinya bertemu manusia.

Snowy memang cukup iseng menampakkan wujud sebagai manusia dan berjalan jalan sendirian di dunia manusia.

Hal itu dilakukan Snowy hanya untuk membuang rasa bosan apabila tidak ada tugas dari Baruna yang harus dia kerjakan.

Rencana liburan mereka besok membuat semuanya tampak sibuk di group chat. Ponsel Baruna terus berbunyi membuat Baruna terbangun dari tidurnya.

Tubuh manusianya memang butuh istirahat meskipun hanya tidur singkat.

" Ah ya. Besok akan berangkat. Lebih baik aku menyiapkan pakaian untuk di ganti di sana. Tidak mungkin aku berganti pakaian tanpa membawa pakaian satu pun " monolog Baruna.

Dia pernah kecolongan berganti pakaian dalam sekejap padahal tidak membawa pakaian ganti saat ikut berenang dengan temannya.

Beruntung otak Baruna cepat bekerja dan beralasan baju dia bawa dan dia taruh di mobil sehingga temannya tidak menyadari hal itu.

Baruna harus lebih berhati-hati. Dia baru dua bulan menyesuaikan kehidupan yang berbeda ini.

Ya setelah empat bulan dia menyelesaikan pertapaan dan belajar mengendalikan kekuatannya. Dirinya harus masuk ke dunia manusia sebagai wujud Avisa Belenda.

Avisa Belenda yang asli sudah meninggal akibat kelalaian orang tua nya yang mengecewakan para Naga dan penghuni alam gaib.

Jangan menyalahkan para Naga karena mereka tidak menginginkan Avisa, namun orang tua Avisa lah yang berani menukarkan dan membuat perjanjian demi menaikan derajat dan harta mereka.

Padahal keluarga Avisa merupakan keluarga konglomerat nomor 2 di dunia. Namun ternyata harta bisa membutakan manusia dan tidak memikirkan konsekuensi kedepannya.

Awalnya Naga hanya ingin menghukum kedua orang tua Avisa sehingga mereka mengalami kecelakaan yang merengut nyawa keduanya.

Avisa yang yatim piatu tampak tidak menerima hal itu. Papa Avisa mencoba membuat oenawaran dengan para Naga apabila Avisa bisa membebaskan mereka, namun mereka salah. Avisa melanggar aturan yang tidak dia ketahui karena tidak ada lagi sang Mama yang selalu melarang hal yang dilarang ia lakukan. Hingga akhirnya jiwanya di tawan oleh Naga dan raganya di hancurkan tanpa sisa.

Setelahnya, sebagai hadiah untuk Baruna dan agar Baruna bisa melancarkan keinginannya membalaskan dendam serta mengembalikan kehidupan keluarga nya, Baruna di beri ijin menggunakan wujud Avisa juga seluruh harta kekayaan keluarganya dari menyembah para Naga dan alam lelembut.

.

Hari untuk berangkat ke puncak pun tiba. Avisa memasukkan beberapa bahan makanan untuk di masak bersama dan juga membawa banyak snack.

Baruna mengendarai mobil menuju lokasi titik yang sudah di share di group itu.

Snowny tampak sangat antusias dan senang bisa berlibur ke puncak. Daerah dingin yang sangat disukai Snowy. Mungkin karena itulah Snowy memilih wujud anjing husky. Karena anjing jenis itu memang sangat menyukai udara dingin.

" Ingat jangan berubah menjadi manusia " ucap Baruna mengingatkan sambil tetap fokus mengendarai mobil nya.

" Baik nona Pewaris " ucap Snowy yang mempertahankan wujud anjing huskynya itu.

Jalanan tidak terlalu macet. Tampak perjalanan mulus. Baruna menatap jalanan yanv dia lalui. Jalanan yang dulu juga pernah dia lalui bersama keluarganya saat berlibur.

Baruna merindukan keluarganya. Sangat....

.

.

.

Disclaimer : SEMUA CERITA-TOKOH-TEMPAT-KEADAAN HANYALAH FIKSI BELAKA. TANPA MENGURANGI RASA HORMAT KEPADA SIAPAPUN SEMOGA KARYA INI DAPAT MENGHIBUR TEMAN-TEMAN SEKALIAN.

-linalim-

Dukung terus karya author. Jika banyak yang minta update mungkin akan author pertimbangkan agar bisa up 2 episode setiap hari

Episodes
1 Prolog (Bencana),,,
2 Rasa Sakit...
3 Aku Avisa...
4 Mirip...
5 Menuju Puncak...
6 Puncak Yang Dingin...
7 Baruna In Action...
8 Hukuman Karma...
9 Bertemu...
10 Hukuman Untuk Baruna...
11 Jalan Jalan...
12 Ketemu...
13 Hukuman Pengkhianat...
14 Acara...
15 Avisa-Baruna
16 Rumah aneh...
17 Titik Terang...
18 Penuh Topeng...
19 Dia Tahu..
20 Rencana...
21 Memasuki Daerah Buruan...
22 Membereskannya....
23 Kakak...
24 Tentang Snowy...
25 Menolongnya...
26 VISUAL PART 1 (JIKA ADA PENYESUAIAN HARAP MAKLUM)
27 Merawat...
28 Mencari..
29 Janji Ethan...
30 Orang Tua...
31 Bullying...
32 Bertemu Orang Tua Baruna...
33 Hadiah Ronaldi
34 Ajakan Tulus...
35 Sebuah Rencana...
36 Sebuah Kabar..
37 Rumah Sakit...
38 Hadiah Untuk Baruna...
39 Rencana Ethan...
40 Pesta..
41 Acara Pesta
42 Kalian Berpacaran??
43 Mimpi..
44 Mendekati Zaky...
45 Mulai Terjebak Rencana...
46 Sesuai Rencana...
47 Mencari Perusak...
48 Mahluk Perusak..
49 Menepati Permintaan..
50 Masakan Mama...
51 Makan Siang Mengharukan...
52 Berjanjilah.
53 Kenyataan?
54 Ingatan Kecil Terurai...
55 Seperti Keluarga Kecil..
56 Jebakan kah?
57 Epilog Tak Penting
58 Give Away Alert...
59 Gelap Mata 1
60 Gelap Mata 2
61 Suami Durhaka?
62 Lukisan Gadis...
63 Lukisan Aneh..
64 Arvie dan Kaimana
65 Perampokan
66 Menyembuhkan Ethan
67 Ethan Manja..
68 Mengambil Kembali...
69 Zaky - Frans
70 Kalian sama saja
71 Fokus Utama.
72 Tidak Akan Pernah Hilang
73 Pesta siapa?
74 Datang Juga
75 Saling Mengancam
76 Manis dan Mimpi
77 Bertemu Tuan Christian
78 Rumah dan Lukisan
79 Ethan yang Dulu?
80 Menikmati Permainan
81 Menuju Istana Barat...
82 Bencana?
83 Bertemu Rico
84 Berangkat ke Desa Wanjiru
85 Malam di Desa Wanjiru
86 Baruna vs Palasik
87 Bagaimana Bisa?
88 Hal Baik?
89 Hantu Penjaga?
90 Ungkapan Hati Zaky..
91 Serangan
92 Penderitaan Zaky..
93 Zaky - Dea Sari
94 Perpecahan Ibu dan Anak
95 Hukuman Dea Sari
96 Waktu Tenang
97 Mencari Mutiara Bulan
98 Ethan dan Mimpinya
99 Mengunjungi Mertua?
100 Kaimana dalam Baruna
101 Rencana Baruna - Ethan
102 Bertemu Rico di Pesta
103 Patroli Malam.
104 Merencanakan
105 Arvie - Kaimana
106 Ethan - Baruna
107 Tetap Saja...
108 Menemukan Petunjuk Kecil
109 Club Ethan
110 Rico Semakin Mendekat
111 Ingin Seperti Arvie dan Kaimana
112 Di Serang?
113 Frans - Rico
114 Frans - Rico 2
115 Frans - Rico 3
116 Frans - Rico 4
117 Frans - Rico 5
118 Kekacauan Frans
119 Baruna hidup?
120 Mencurigai
121 Kelemahan
122 Petunjuk
123 Hal Yang Terulang
124 Pedang Khusus
125 Kediaman Pangeran Arvie
126 Lembah Pelangi (Kematian?) 1
127 Lembah Pelangi (Kematian?) 2
128 Lembah Pelangi (Kematian?) 3
129 Terbuka Ingatan
130 Akhirnya Tahu
131 Menenangkan Diri
132 Semakin berbahaya
133 Mendekati Musuh?
134 Semakin dekat
135 Akhir Pertarungan...
136 Epilog (END)
137 TERIMA KASIH DAN INFO NOVEL BARU
138 INFORMASI SEASON 2 SANG PEWARIS LAUTAN
Episodes

Updated 138 Episodes

1
Prolog (Bencana),,,
2
Rasa Sakit...
3
Aku Avisa...
4
Mirip...
5
Menuju Puncak...
6
Puncak Yang Dingin...
7
Baruna In Action...
8
Hukuman Karma...
9
Bertemu...
10
Hukuman Untuk Baruna...
11
Jalan Jalan...
12
Ketemu...
13
Hukuman Pengkhianat...
14
Acara...
15
Avisa-Baruna
16
Rumah aneh...
17
Titik Terang...
18
Penuh Topeng...
19
Dia Tahu..
20
Rencana...
21
Memasuki Daerah Buruan...
22
Membereskannya....
23
Kakak...
24
Tentang Snowy...
25
Menolongnya...
26
VISUAL PART 1 (JIKA ADA PENYESUAIAN HARAP MAKLUM)
27
Merawat...
28
Mencari..
29
Janji Ethan...
30
Orang Tua...
31
Bullying...
32
Bertemu Orang Tua Baruna...
33
Hadiah Ronaldi
34
Ajakan Tulus...
35
Sebuah Rencana...
36
Sebuah Kabar..
37
Rumah Sakit...
38
Hadiah Untuk Baruna...
39
Rencana Ethan...
40
Pesta..
41
Acara Pesta
42
Kalian Berpacaran??
43
Mimpi..
44
Mendekati Zaky...
45
Mulai Terjebak Rencana...
46
Sesuai Rencana...
47
Mencari Perusak...
48
Mahluk Perusak..
49
Menepati Permintaan..
50
Masakan Mama...
51
Makan Siang Mengharukan...
52
Berjanjilah.
53
Kenyataan?
54
Ingatan Kecil Terurai...
55
Seperti Keluarga Kecil..
56
Jebakan kah?
57
Epilog Tak Penting
58
Give Away Alert...
59
Gelap Mata 1
60
Gelap Mata 2
61
Suami Durhaka?
62
Lukisan Gadis...
63
Lukisan Aneh..
64
Arvie dan Kaimana
65
Perampokan
66
Menyembuhkan Ethan
67
Ethan Manja..
68
Mengambil Kembali...
69
Zaky - Frans
70
Kalian sama saja
71
Fokus Utama.
72
Tidak Akan Pernah Hilang
73
Pesta siapa?
74
Datang Juga
75
Saling Mengancam
76
Manis dan Mimpi
77
Bertemu Tuan Christian
78
Rumah dan Lukisan
79
Ethan yang Dulu?
80
Menikmati Permainan
81
Menuju Istana Barat...
82
Bencana?
83
Bertemu Rico
84
Berangkat ke Desa Wanjiru
85
Malam di Desa Wanjiru
86
Baruna vs Palasik
87
Bagaimana Bisa?
88
Hal Baik?
89
Hantu Penjaga?
90
Ungkapan Hati Zaky..
91
Serangan
92
Penderitaan Zaky..
93
Zaky - Dea Sari
94
Perpecahan Ibu dan Anak
95
Hukuman Dea Sari
96
Waktu Tenang
97
Mencari Mutiara Bulan
98
Ethan dan Mimpinya
99
Mengunjungi Mertua?
100
Kaimana dalam Baruna
101
Rencana Baruna - Ethan
102
Bertemu Rico di Pesta
103
Patroli Malam.
104
Merencanakan
105
Arvie - Kaimana
106
Ethan - Baruna
107
Tetap Saja...
108
Menemukan Petunjuk Kecil
109
Club Ethan
110
Rico Semakin Mendekat
111
Ingin Seperti Arvie dan Kaimana
112
Di Serang?
113
Frans - Rico
114
Frans - Rico 2
115
Frans - Rico 3
116
Frans - Rico 4
117
Frans - Rico 5
118
Kekacauan Frans
119
Baruna hidup?
120
Mencurigai
121
Kelemahan
122
Petunjuk
123
Hal Yang Terulang
124
Pedang Khusus
125
Kediaman Pangeran Arvie
126
Lembah Pelangi (Kematian?) 1
127
Lembah Pelangi (Kematian?) 2
128
Lembah Pelangi (Kematian?) 3
129
Terbuka Ingatan
130
Akhirnya Tahu
131
Menenangkan Diri
132
Semakin berbahaya
133
Mendekati Musuh?
134
Semakin dekat
135
Akhir Pertarungan...
136
Epilog (END)
137
TERIMA KASIH DAN INFO NOVEL BARU
138
INFORMASI SEASON 2 SANG PEWARIS LAUTAN

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!