Kembali ke Kampus

Setelah itu Javier dan Nisia memanggil dokter keluarga mereka lagi, setelah menunggu setengah jam, dokter pun datang dan ingin langsung memberitahukan kondisi Valia yang sebelumnya.

Silyena melotot kan matanya dan ia mengingat bahwa dokter yang ada di hadapannya ini masih memiliki kekerabatan dengannya, bahkan sang dokter sangat menyayanginya, jadi Silyena berpikir bahwa sang dokter telah mengetahui sesuatu.

"Entah kenapa aku merasa dokter ini mengetahui tentang luka-luka Valia," batin Silyena

Ketika sang dokter ingin mengatakan sesuatu, Silyena langsung menghentikan dokter tersebut untuk tidak mengatakan diagnosanya pada sang ayah.

Dokter itu terkejut ketika sebuah tangan menarik jas putihnya, ia yang kebetulan sedang membelakangi Valia kini memutar kepalanya dan melihat kearah Valia.

Valia sendiri melihat bahwa sang dokter tengah menatap kearahnya, ia pun langsung membuat mata memohon dan menggelengkan kepalanya dengan pelan.

Sang dokter yang mengerti arti dari gelengan itu pun langsung menghela nafas dengan pelan, "dia baik-baik saja, kakak tidak perlu merasa khawatir, karena aku akan merawatnya dengan sepenuh hati" ucap sang dokter sambil tersenyum tipis.

Javier dan Nisia merasa lega, keduanya pun mengangguk dan tersenyum, mereka langsung keluar dari ruangan itu dan menyisakan sang dokter bersama Valia.

Melihat kedua orang itu keluar, sang dokter duduk di atas tempat tidur Valia "Jujur lah nak, kenapa kau ingin menyembunyikan nya dari kedua orang tua mu?" tanya sang dokter yang masih memiliki kekerabatan dengan Valia.

Valia tampak sedang memejamkan matanya sebentar dan ia langsung membukanya "Paman, aku tidak ingin mereka khawatir, mereka sudah memikul beban di dalam perusahaan, dan aku tidak ingin menambah beban mereka lagi. Aku yakin benar bahwa aku tidak bisa membohongi paman, tapi apa paman bisa menjaga rahasiaku dan apakah paman mau membantuku?" ucap Valia sambil menatap Xander.

Xander yang mendengar itu justru terkejut mendengar perkataan Valia, biasanya keponakannya itu tidak pernah berbicara sepanjang itu dengannya, ia sedikit merasa bahwa Valia yang ada didepannya sedikit berbeda dengan Valia yang dulu.

Tapi, Xander menampik pikirannya, ia pun sempat memikirkan perkataan Valia, dan Xander pun langsung menyetujuinya.

"Baiklah, paman akan menjaga rahasia ini dari ayah dan ibumu, tapi kau harus menceritakan semuanya pada paman, apa kau mengerti?" tanya Xander sambil menatap Valia dengan intens.

Silyena sudah melihat masa lalu Valia, ia sudah tidak terkejut melihat reaksi Xander yang biasa saja. karena Silyena tau bahwa Xander sangat menyayangi sang pemilik tubuh, lalu ia pun berpikir untuk mulai menyesuaikan diri dengan keadaan sekitarnya.

"Karena aku sudah berada di sini, aku berjanji akan menjadi dirimu dan membalaskan dendam mu. Tapi, aku tidak bisa berjanji untuk tetap menjaga sifat asliku" batin Silyena yang sudah berada didalam tubuh Valia.

Silyena yang dulu sangat haus akan kasih sayang, jadi ia menyimpan sendiri sifat aslinya, sehingga tidak ada seorangpun yang mengetahui sifat aslinya.

Jadi, karena dirinya tidak haus akan kasih sayang lagi, Silyena juga bertekad untuk melindungi pemilik tubuh, dan ia juga akan membalaskan dendam Valia.

Silyena yang ada di dalam tubuh Valia mulai menceritakan pada Xander apa yang tengah dialaminya selama berada di kampus dan juga ia menceritakan tentang kejadian beberapa hari yang lalu.

Xander yang mendengar perkataan itu benar-benar merasa sangat terkejut, ia bahkan mengeluarkan berbagai ekspresi.

Spontan saja, Xander yang tengah duduk di atas tempat tidur Valia, kini langsung berdiri dan menatap Valia.

"Kenapa kau tidak membicarakan ini pada ibumu Valia?!, bagaimana jika pada saat itu kau tidak bisa bertahan?, apa kau pikir kami tidak bisa melindungi mu?, bukankah kau tau bahwa keluarga kita cukup kaya untuk memberi mereka semua pelajaran?," tanya Xander dengan mata yang sudah melotot dengan sempurna lalu berdiri di samping tempat tidur Valia.

Silyena yang sudah di selimuti dengan dendam tidak ingin orang lain ikut campur dalam urusannya "Paman, dengarkan aku, aku ingin membalaskan dendam ini pada mereka, jadi, bisakah paman membantuku?" tanya ucap nya sambil melihat Xander yang tengah berdiri di samping tempat tidurnya.

Xander yang mendengar itu mulai mengernyitkan dahinya, ia pun menatap Valia dengan dalam, "Membalas dendam?, tidak!, paman tidak setuju!. Biarkan paman yang akan melakukannya, kau cukup duduk dan menonton saja!" ucap Xander dengan tegas.

Valia yang mendengar itu mulai menatap Xander dengan dingin "Bukankah paman sudah berjanji padaku?" tanya Valia dengan wajah datar.

Xander terkejut melihat perubahan wajah serta nada bicara Valia, biasanya gadis itu berkata lembut dan pikirannya selalu lurus, tapi kali ini sungguh berbeda, keponakannya itu justru memikirkan balas dendam serta ingin membalaskan dendam itu dengan tangannya sendiri. Perubahan Valia mampu membuat Xander merasa sesak.

"Apa kau masih Valia yang paman kenal?, bagaimana kau bisa berubah seperti ini Valia?" tanya Xander dengan sedih.

Valia mengalihkan pandangannya ke sembarang arah "Paman, aku tidak ingin basa basi, aku akan bertanya sekali lagi pada paman, apa paman bersedia membantuku?" tanya Valia lagi tanpa menjawab perkataan Xander.

Xander yang tidak mendapat jawaban itu mulai menghela nafas, "Baik, paman akan membantumu, semua ini paman lakukan karena kau adalah keponakan yang sangat paman sayangi. Dan pertama-tama paman harus membuat mu sembuh secepat mungkin" ucap Xander yang mulai bersemangat.

Walau didalam hati Xander memiliki banyak pertanyaan, tapi ia tidak ingin membuat keponakannya bersedih, setiap Valia terluka, kakak dan kakak iparnya selalu memanggil dirinya, ia bahkan mengetahui bekas luka itu, tapi Xander tidak memberitahunya pada kedua kakaknya, karena Xander sendiri ingin mendengar sendiri dari mulut Valia.

Dan ketika mendengar cerita yang keluar dari mulut Valia membuat Xander sangat marah, jadi mau tak mau, ia juga harus mendukung keputusan Valia.

Sejak diskusi itu berakhir, Xander berusaha keras membuat Valia bisa berjalan dengan normal, ia bahkan terus mengontrol keadaan keponakannya itu, lalu Xander membawa obat-obatan hasil temuannya dan memberikannya pada Valia.

Empat hari telah berlalu, berkat usaha keras Xander, kini Valia bisa berjalan dengan normal, bahkan bisa beraktivitas seperti biasa.

Xander mengurus Valia dengan baik, bahkan ia membawa keponakannya itu pergi ke salon untuk membenarkan rambut Valia.

Kini, Xander dan Valia berada di dalam mobil "Apa kau siap, Valia?" tanya Xander yang sedang duduk di kursi pengemudi.

Sedangkan Valia duduk di samping Xander "Tentu saja paman, ini adalah hal yang sangat aku tunggu-tunggu" ucap Valia sambil tertawa smirk.

Kini Xander membawa mobil itu dengan kecepatan sedang, kini mereka menuju ke kampus Valia.

"Universitas Yerpolian collage, aku datang. Kali ini aku telah membawa dendam besar di hatiku!" batin Valia sambil tersenyum smirk.

Xander sesekali melirik kearah Valia, ia kembali terkejut kerena melihat Valia tersenyum smirk sambil menatap lurus kedepan.

"Kenapa paman merasa bahwa kau bukanlah dirimu yang dulu, Valia. Apa karena perbuatan mereka yang membuatmu berubah menjadi seperti ini?" batin Xander sambil mengepalkan kedua tangannya yang tengah memegang stir mobil.

Xander pun menghentikan mobilnya di sebuah gerbang universitas, Valia yang melihat gerbang itu pun langsung turun dan tidak lupa mengucapkan sepatah atau dua patah kata pada Xander

"Paman, terima kasih sudah mengantarku, tapi paman tidak perlu merasa khawatir, karena mulai sekarang, aku akan selalu baik-baik saja" ucap Valia sambil tersenyum berbalik meninggalkan Xander yang tengah termenung.

"Semoga kau berhasil, lagipula paman akan selalu berada di belakangmu" ucap Xander sambil menjalankan mobilnya dengan kecepatan tinggi.

Valia kini masuk kedalam gerbang kampus, tapi saat kakinya melangkah, Valia bisa merasakan tatapan para mahasiswa lainnya yang tengah menatapnya dengan tatapan jijik.

Silyena yang sudah masuk kedalam tubuh Valia justru sudah mengingat orang-orang tengah berseteru dengannya.

Lalu Valia tetap berjalan masuk kedalam kelasnya dan bersikap acuh tak acuh, didalam kelas itu Valia juga bahkan mengingat siapa-siapa saja orang yang telah merundungnya.

Saat Valia memilih duduk di pojokan dan menatap keluar jendela, tiba-tiba saja, seorang langsung menduduki kursi kosong yang ada di samping Valia.

Brakkk

Orang itu langsung mengebrak meja dan mengeluarkan kata-kata yang begitu pedas pada Valia.

"Hei, wanita miskin!, berani sekali kau datang ke kampus ini lagi?!, apa pelajaran yang aku berikan itu masih kurang?, atau kau memang ingin aku melakukan hal yang lebih memalukan lagi padamu?" ucap wanita yang sedang duduk di sebelah Valia sambil menghentakkan satu jarinya di kepala Valia.

Awalnya Valia hanya tetap diam dan masih menatap ke luar jendela, lalu saat jari-jari wanita itu ingin meraih kepala Valia.

Valia justru langsung memegang jari itu lalu ia pun memegang tangan wanita itu dengan tangan lainnya dan Valia dengan cepat memutarnya dengan keras hingga terdengar bunyi suara yang begitu menyakitkan.

Kreekkk

Aarrgghhh

Silyena yang sudah berada di dalam tubuh Valia kini menatap wanita itu dengan tajam "berani sekali kau melakukan hal itu padaku?, Kau pikir siapa dirimu?!" tanya Valia sambil menatap wanita itu dengan tajam.

Bersambung ...

Terpopuler

Comments

idaman

idaman

waah tunjukkan kekuatan mu Yena

2024-02-07

1

Abizar zayra aLkiaana

Abizar zayra aLkiaana

bagus2,,,,hajar aja orang kaya gitu😅😅

2023-03-12

0

Ymmers

Ymmers

waah baru melipir ke sini..udah membuat darah jari ku mendidih..
good job Yena.. 👍👍👍👍

terima kasih author.. critamu menarikku lebih anteng di sini.. 🌺🌹

2023-03-03

0

lihat semua
Episodes
1 Kematian Ibu
2 Membuka Mata
3 Kembali ke Kampus
4 Berubah
5 Perlawanan Valia
6 Mencari Ibu
7 Kedatangan Xander
8 Kebingungan Keluarga
9 Pertemuan
10 Menyelidiki Rahasia Granov
11 Peringatan Valia pada Silyena
12 Mengajukan Syarat
13 Teriakan Mahasiswa
14 Kebingungan Silyena
15 Pertemuan Dengan Kaliandra
16 Berusaha Mendekati Carmila
17 Gangguan dari Jian
18 Tidak Suka di Ganggu Saat Bersama Ibu
19 Seperti Bukan Anakku
20 Penemuan Jasad
21 Mengusir Telisa
22 Mata dibalas Mata dan Gigi dibalas Gigi
23 Teror yang di Dapat Elena
24 Ancaman Silyena pada Valia
25 Tidak ada Yang bisa Mencabut Lisensi Dokterku
26 Mengetahui Tentang Pembulian Valia
27 Ketakutan Elena
28 Silyena Amoriya
29 Penyiksaan
30 Melampiaskan Kesedihan
31 Kematian Elena
32 Kegelisahan Keluarga Amoriya
33 Penemuan Jasad Elena
34 Terpuruknya Keluarga Amoriya
35 Karin yang Termenung
36 Teman Bermuka Dua
37 Denda
38 Berusaha Bersikap Normal
39 Semakin Ingin Bertemu
40 Kehilangan Anak Tertua, Menantu dan Cucu
41 Aksi di Tengah Jalan
42 Sangat Sulit di Pisahkan
43 Melaksanakan Janjiku
44 Menabrak Pohon
45 Empat Tembakan
46 Mencincang Daging
47 Menaburkan Daging Sesuai Janji
48 Kekhawatiran Delna
49 Kembali ke Rumah Sakit
50 Pertemuan Nero dan Valia
51 Nona Muda Yang Sangat Unik
52 Persetujuan
53 Terkejutnya Rila dan Jian
54 Kecurigaan Jian
55 Masih Takut
56 Memarahi Teman di Depan Semua Orang
57 Memuji Keakraban
58 Memotong Dua Lidah
59 Ketiak Basah
60 Kecurigaan Polisi
61 Tidak Akan Bisa Menemukan Bukti Apapun
62 Membuat Senior Menjadi Miliknya
63 Kasus Yang Sama
64 Tuduhan tak Berdasar Namun Benar
65 Garis Batas Yang Tidak Boleh di Sentuh
66 Kedatangan Seseorang
67 Menculik Valia
68 Kata Yang Memuakkan
69 Lelucon Valia
70 Hembusan Nafas Terakhir Renzo
71 Mengetahui Seluruh Kejadian di Kampus
72 Menghapus Nama
73 Kakak dan Kakak Ipar
74 Menjenguk
75 Skakmat!
76 Tamparan Kuat
77 Pengacara Yang di Segani
78 Tidak Mempercayai Polisi Lagi
79 Pikiran Jernih Carmila
80 Menyuntikkan 8 Botol Injeksi
81 Mengeluarkan Darah
82 Biodata Ferry
83 Tanyakan Pada Anak Kalian Masing-Masing
84 Pertemuan Ketiga Orang Tua
85 Kemarahan Yuwin pada Jian
86 Valia Yang Penasaran
87 Membatalkan Libur Kampus
88 Kembalinya Orang Dari Masa Lalu Jian
89 Apa kau Setuju?
90 Kedatangan Wanita Pengganggu
91 Jatuhnya Valia
92 Mahasiswa Pindahan
93 Perlakuan Kasar Riana
94 Pertemuan Kakak dan Adik
95 Aku Akan Memberimu Pelajaran!
96 Balasan Yang Adil
97 Jantung Yang Seakan Berhenti Berdetak
98 Hadiah Spesial
99 Rahasia Yang Diketahui
100 Kaliandra dan Riana
101 Senior dan Junior
102 Kasus Rumit
103 Kecurigaan Riana
104 Ancaman yang Menjadi Kenyataan
105 Penyesalan Valia Asli
106 Kecurigaan Xander
107 Kata yang Terkubur
108 Peringatan Silyena
109 Buku Kuno
110 Desa Pandora
111 Gudang Persenjataan
112 Dejavu
113 Dua Foto
114 Menggunting Jahitan
115 Meminta Penjelasan yang Memuaskan
116 Rapat!
117 Perjalanan Pembalasan Dendam
118 Uang dan Kekuasaan Adalah Segalanya
119 Singgasana
120 Memperjelas Identitas Valia Samantha
121 Harga yang Harus di Bayar
122 Pembuat Onar
123 Ketakutan Riana
124 Senyuman Menyakitkan
125 Kepingan Masa Lalu Valia
126 Kepingan Masa Lalu Valia 2
127 Sepenggal Cerita
128 Membuat Mereka Hancur Berkeping-keping
129 Mereka?
130 Orang-orang Haus Kekuasaan
Episodes

Updated 130 Episodes

1
Kematian Ibu
2
Membuka Mata
3
Kembali ke Kampus
4
Berubah
5
Perlawanan Valia
6
Mencari Ibu
7
Kedatangan Xander
8
Kebingungan Keluarga
9
Pertemuan
10
Menyelidiki Rahasia Granov
11
Peringatan Valia pada Silyena
12
Mengajukan Syarat
13
Teriakan Mahasiswa
14
Kebingungan Silyena
15
Pertemuan Dengan Kaliandra
16
Berusaha Mendekati Carmila
17
Gangguan dari Jian
18
Tidak Suka di Ganggu Saat Bersama Ibu
19
Seperti Bukan Anakku
20
Penemuan Jasad
21
Mengusir Telisa
22
Mata dibalas Mata dan Gigi dibalas Gigi
23
Teror yang di Dapat Elena
24
Ancaman Silyena pada Valia
25
Tidak ada Yang bisa Mencabut Lisensi Dokterku
26
Mengetahui Tentang Pembulian Valia
27
Ketakutan Elena
28
Silyena Amoriya
29
Penyiksaan
30
Melampiaskan Kesedihan
31
Kematian Elena
32
Kegelisahan Keluarga Amoriya
33
Penemuan Jasad Elena
34
Terpuruknya Keluarga Amoriya
35
Karin yang Termenung
36
Teman Bermuka Dua
37
Denda
38
Berusaha Bersikap Normal
39
Semakin Ingin Bertemu
40
Kehilangan Anak Tertua, Menantu dan Cucu
41
Aksi di Tengah Jalan
42
Sangat Sulit di Pisahkan
43
Melaksanakan Janjiku
44
Menabrak Pohon
45
Empat Tembakan
46
Mencincang Daging
47
Menaburkan Daging Sesuai Janji
48
Kekhawatiran Delna
49
Kembali ke Rumah Sakit
50
Pertemuan Nero dan Valia
51
Nona Muda Yang Sangat Unik
52
Persetujuan
53
Terkejutnya Rila dan Jian
54
Kecurigaan Jian
55
Masih Takut
56
Memarahi Teman di Depan Semua Orang
57
Memuji Keakraban
58
Memotong Dua Lidah
59
Ketiak Basah
60
Kecurigaan Polisi
61
Tidak Akan Bisa Menemukan Bukti Apapun
62
Membuat Senior Menjadi Miliknya
63
Kasus Yang Sama
64
Tuduhan tak Berdasar Namun Benar
65
Garis Batas Yang Tidak Boleh di Sentuh
66
Kedatangan Seseorang
67
Menculik Valia
68
Kata Yang Memuakkan
69
Lelucon Valia
70
Hembusan Nafas Terakhir Renzo
71
Mengetahui Seluruh Kejadian di Kampus
72
Menghapus Nama
73
Kakak dan Kakak Ipar
74
Menjenguk
75
Skakmat!
76
Tamparan Kuat
77
Pengacara Yang di Segani
78
Tidak Mempercayai Polisi Lagi
79
Pikiran Jernih Carmila
80
Menyuntikkan 8 Botol Injeksi
81
Mengeluarkan Darah
82
Biodata Ferry
83
Tanyakan Pada Anak Kalian Masing-Masing
84
Pertemuan Ketiga Orang Tua
85
Kemarahan Yuwin pada Jian
86
Valia Yang Penasaran
87
Membatalkan Libur Kampus
88
Kembalinya Orang Dari Masa Lalu Jian
89
Apa kau Setuju?
90
Kedatangan Wanita Pengganggu
91
Jatuhnya Valia
92
Mahasiswa Pindahan
93
Perlakuan Kasar Riana
94
Pertemuan Kakak dan Adik
95
Aku Akan Memberimu Pelajaran!
96
Balasan Yang Adil
97
Jantung Yang Seakan Berhenti Berdetak
98
Hadiah Spesial
99
Rahasia Yang Diketahui
100
Kaliandra dan Riana
101
Senior dan Junior
102
Kasus Rumit
103
Kecurigaan Riana
104
Ancaman yang Menjadi Kenyataan
105
Penyesalan Valia Asli
106
Kecurigaan Xander
107
Kata yang Terkubur
108
Peringatan Silyena
109
Buku Kuno
110
Desa Pandora
111
Gudang Persenjataan
112
Dejavu
113
Dua Foto
114
Menggunting Jahitan
115
Meminta Penjelasan yang Memuaskan
116
Rapat!
117
Perjalanan Pembalasan Dendam
118
Uang dan Kekuasaan Adalah Segalanya
119
Singgasana
120
Memperjelas Identitas Valia Samantha
121
Harga yang Harus di Bayar
122
Pembuat Onar
123
Ketakutan Riana
124
Senyuman Menyakitkan
125
Kepingan Masa Lalu Valia
126
Kepingan Masa Lalu Valia 2
127
Sepenggal Cerita
128
Membuat Mereka Hancur Berkeping-keping
129
Mereka?
130
Orang-orang Haus Kekuasaan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!