2

*

''Ehm, minta perhatiannya sebentar,'' ucap guru baru yang terlihat cuek dan dingin itu.

''Lama juga boleh kok Pak,'' ujar Ae mengeluarkan jurus buaya betinanya.

''Kalau saingan sama Ae aku mundur aja deh. Percuma,'' ujar salah satu teman satu kelas.

''Mundur alus, mundur alus,'' timpal yang lain.

Ae menyunggingkan bibirnya. Guru baru itu menatap Ae dengan tatapan berbeda.

''Perkenalkan, saya Georgino Alvaro. Kalian bisa memanggil saya Pak Alva atau Pak Varo,'' ujar guru baru itu.

''Kalau manggil sayang boleh nggak Pak?'' tanya Ae mengedipkan sebelah matanya. Pak Varo hanya menatap Ae dengan tatapan yang sulit di artikan.

''Makanan yang jatuh aja di panggil sayang. Sayang kan kalau aku kamu panggil sayang,'' ucap Pak Varo.

''Nih orang ngomong apa sih. Kayaknya sulit deh deketin dia,'' bisik Ae kepada Wilo.

''Semoga betah Pak mengajar di sekolah ini,'' ucap Ibu Mei.

''Semoga saja,'' ucap Pak Varo sambil melirik ke arah Ae.

''Tuh orang kenapa ya. Sejak tadi kayaknya lihat kamu aja deh. Jangan-jangan dia naksir duluan sama kamu,'' bisik Wilo.

''Kalau dia naksir duluan sama aku. Aku langsung mundur. Udah enggak asik,'' gumam Ae.

Pelajaran jam pertama pun telah selesai. Hari ini adalah hari pertama Pak Varo mengajar di kelas 11. Ia juga di pusingkan dengan tingkah bar-bar muridnya yang bernama Aelesha. Namun Pak Varo juga mengangkat kedua jempolnya untuk Aelesha, karna ia bisa menjawab semua pertanyaan yang di berikan oleh Pak Varo.

''Aelesha,'' gumam Pak Varo di dalam ruangannya sambil menyunggingkan senyumannya.

Sejak tadi pagi ia melihat Aelesha, ia mulai tertarik kepada gadis bar-bar itu.

Bel pulang pun telah berbunyi, Ae dan kawan-kawan 1 gengnya pun berkumpul di parkiran khusus tempat mereka.

''Agenda hari ini?'' tanya Ae.

''Hari ini nggak ada agenda Ae. Tapi nanti malam ada yang ngajakin kita duel di jalan xx,'' ucap Zehan.

''Nggak usah di terima! Aku nggak mau salah satu di antara kita babak belur lagi,'' ujar Ae.

''Tapi Ae. Mereka merendahkan geng kita, katanya geng kita tidak berani adu jotos. Bahkan mereka bilang kalau kita semua anak Mama yang selalu berlindung di ketiak orang tua,'' ucap Zelo.

''Jam berapa?'' tanya Ae.

''Jam 11 malam, kalau iya nanti kita ketemuan di tempat biasa,'' ujar Zehan.

''Baiklah,'' Ae mengiyakan ajakan kawan 1 gengnya. Ia tak mau di rendahkan sebelum bertarung.

Ae sejak kecil sudah menguasai beberapa ilmu bela diri. Siapa lagi yang mengajarinya kalau bukan Kak Aiden, Kakak Ae yang hampir 2 tahun lalu meninggal dunia karna di keroyok oleh musuhnya.

Saat Ae ingin menaiki motornya, Ia melihat Pak Varo yang tengah berjalan tak jauh darinya.

''Pak Varo, Pak Varo,'' panggil Ae.

''Ada apa?'' tanya Pak Varo dengan ekspresi datarnya.

''Ae boleh minta tolong nggak?'' tanya Ae.

''Minta tolong apa?'' tanya Pak Varo mengerutkan keningnya.

''Minta tolong ambilin hatiku yang udah jatuh di kamu,'' ucap Ae dengan senyum manis di bibirnya.

Eakk.

Eakk

''Aduh si Queen mulai nih,'' gumam Zelo.

''Cuit cuit Pak Varo,'' sorak Wilo.

Sudah bisa di pastikan wajah Varo saat ini seperti kepiting rebus. Pak Varo tak menanggapi perkataan Ae, ia segera masuk ke dalam mobilnya dengan telinga yang memerah.

''Good Girl. Kamu memang ratu gombal sepanjang masa,'' ucap Wilo cekikian.

''Lucu nggak sih menurutmu lihat wajahnya yang merah gitu. Hihihi,'' ujar Ae ikut tertawa.

''Lucu pakek banget. Ini kali pertama kamu gombalin guru. Fiks hari-hari berikutnya dia pasti jatuh hati ke kamu,'' ujar Wilo. Ae hanya menyunggingkan senyumannya.

Di mobil milik Varo.

Varo terlihat senyum-senyum sendiri saat mendengar gombalan dari muridnya. Seumur hidupnya baru kali ini ia di gombali oleh seorang perempuan dan itu muridnya sendiri.

''Aelesha,'' gumamnya lagi. Entah sudah berapa kali ia mengucapkan nama itu. Namun nama Aelesha tiba-tiba hari ini sangat berkesan di hatinya.

*

Malam hari pun telah tiba. Kali ini Ae mengendap-endap seperti maling yang takut ketahuan. Ia menenteng sepatu dan jaketnya keluar dari rumah. Ae juga menuntun motornya keluar dari gerbang. Nasib baik masih berpihak kepadanya, satpam yang berjaga sedang tak ada di tempat jadi ia leluasa pergi dari rumah.

''Selamet- selamet,'' Ae mengusap dadanya. Jantungnya benar-benar dag dig dug malam ini. Ia tak pernah pergi hampir tengah malam seperti ini sebelumnya. Jika ketahuan kedua orang tuanya sudah bisa di pastikan Ae mendapat hukuman dari mereka.

Ae menyalakan motornya saat sudah berada jauh dari kawasan rumahnya. Ia juga terlihat sangat lelah karna menuntun motor yang lumayan gede sendirian. Nafasnya pun masih ngos-ngosan.

''Kamu kenapa sih berat banget. Nggak sebanding tau nggak sama berat badan aku. Kalau aku naik di kamu, kamunya masih bisa lari kenceng. Kalau aku yang menuntun kamu, nafas aku tinggal senin kamis,'' gumamnya berbicara sendiri.

Setelah sampai di tempat biasa mereka berkumpul, mereka pun segera mengendarai motor mereka masing-masing menuju jalan xx. Jalan itu memang jarang di lewati orang-orang, maka dari itu geng Ombro meminta mereka untuk adu jotos disana.

''Jumlah mereka berapa?'' tanya Ae, saat mereka tengah sampai di sana.

''5 orang doang kok. Kita pasti bisa. Beli mulut mereka dengan jotosan maut ini,'' ujar Zehan yang menahan kesal.

''Sabar dulu. Kalau kita nggak di serang lebih dulu jangan memulai, oke,'' ujar Ae.

Geng Ombro yang menantang geng Ae pun datang. Ae segera turun dari motornya. Ketua geng ombro pun juga turun dari motornya. Ia melepaskan helm yang tadi ia pakai.

''Vincent?'' batin Ae melebarkan matanya.

Vincent mendekat ke arah Ae. Karna cahaya lampu hanya remang-remang saja membuat Vincent tak begitu jelas melihat wajah Ae. Namun saat jarak Ae dan Vincent semakin dekat Vincent terpesona dengan kecantikan Ae.

''Apa kamu ketua geng ini?'' tanya Vincent.

''Ya,'' jawab Ae seadanya. Ia menahan tangannya agar tak memukul Vincent.

''Aku Vincent, ketua geng Ombro,'' Vincent tiba-tiba mengulurkan tangannya kepada Ae. Ae hanya melirik sejenak tangan Vincent. Ia terlihat acuh.

Vincent menarik kembali tangannya. ''Kami hanya ingin berkenalan dengan kalian. Semoga kita bisa berteman,'' ujar Vincent.

''Tidak semudah itu kamu bisa berteman dengan kami, pembunuh! Aku akan pastikan sebentar lagi nyawamu akan melayang,'' batin Ae. Namun jika ia ingin membunuh Vincent sekarang juga, ia takut polisi akan menangkapnya dan membuat kedua orang tuanya sedih dan malu.

''Aku harus bermain cantik. Sepertinya dia tertarik denganku,'' batin Ae menatap Vincent dalam-dalam.

*Yuk jangan lupa likenya

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

🤣🤣🤣 Ada2 aja Ae..walau sku udah berulamgkali baca novel ini,Tapi aku tetap suka..🤭🤭

2024-09-29

0

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Di gombalin anak murid nya, bilin guru salting aja Ae..🤣🤣🤣

2023-08-02

1

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Keren Ae aku suka baca novel yg ceweknya kek gini, Berani,Tegas, pandai ilmu bela diri, Demen banget aku,,i love you fullllll Ae..💋💋💋💋🥰🥰😜😜

2023-08-02

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!