" Yudha, tolong kamu pergi kerumah saya, kemudian kamu jumpai anak saya yang bernama Dina, setelah itu kamu bilang kepadanya untuk mengambilkan berkas saya yang berwarna merah, saya letak di dalam ruang kerja saya dirumah," ucap pak Broto kepada Yudha, dan beliau adalah nama dari pimpinan perusahaan yang sering dipanggil big bos tersebut.
" Siap bapak, saya akan segera ambilkan," sahut Yudha dengan sigap, kemudian dia segera pergi menuju rumah atasannya tersebut.
" Mau kemana kau jam segini Yud,? Sahut bang Tigor saat melihat Yudha yang berjalan menuju parkiran kendaraan kantor.
" Eh bang Tigor rupanya, ini bang big bos minta di ambilkan berkas kerumahnya bang," timpal Yudha yang kini terlihat sudah berada diatas kendaraan sembari menghampiri bang Tigor di pos.
" Wah, cairlah kau Yud, apalagi pas dirumah big bos, kau pasti jumpa sama anaknya yang cantik itu, yang jelas kau gak bakalan bisa tidur nanti, hahahahhaa,"
sahut bang Tigor lagi seraya terkekeh ke arah Yudha.
" Oalah bang, bang, macam belum pernah aja aku lihat yang cantik-cantik bang, lagian aku kesana juga cuma ambil berkas bang, bukan mau lihat anaknya pak bos," ucap Yudha seolah membela diri.
" Hmmmmm, iya lah, tapi abang yakin kok, apalagi kau itu masih muda, gagah, ganteng lagi, pastinya cocok lah kalian berdua, hahahhaha," kembali terdengar tawa dari bang Tigor yang mengerjai adik leting nya itu.
" Ahhh, udah lah bang, gak jadi pergi nanti aku bang, heheheh," timpal Yudha yang berusaha agar bisa segera pergi.
" Ya udah, nanti pulangnya abang nitip rokok ya Yud, rokok abang udah habis soalnya," sahut bang Tigor yang akhirnya berhenti mengerjai Yudha, sekalian dia nitip dibelikan rokok.
" Ok siap bang, kalo gitu aku pergi dulu ya bang, marah nanti big bos kalau lama ngambilnya," ucap Yudha pada bang Tigor, kemudian dia pun segera pergi menuju rumah pak Broto.
" Makasih Yud, hati-hati kau dijalan," sahut bang Tigor seraya bergegas membukakan portal untuk Yudha.
Di perjalanan, Yudha kembali teringat ucapan bang Tigor tadi, itu karena Yudha memang selama bekerja di perusahaan tersebut, belum pernah sekalipun berjumpa dengan Dina, anak pimpinan perusahaan tempat dia bekerja.
" Hmmmmm, kok aku jadi penasaran ya, secantik apa si anak pak Broto itu,? gumam Yudha dalam hati yang kini jadi penasaran dengan yang namanya Dina itu.
" Aaahhh, mau cantik atau enggak, yang jelas aku harus segera mengambil berkas pak Broto," gumam Yudha kembali, kemudian ia segera melajukan motornya itu dengan kecepatan yang lumayan tinggi.
Sekitar lima belas menit di jalan, akhirnya Yudha pun kini sudah sampai di kediaman pak Broto, dipandanginya bangunan yang terlihat sangat mewah tersebut hingga kedua matanya itu terlihat terus memperhatikan kemewahan dari kediaman sang bos nya itu tanoa berkedip sedikit pun saking takjubnya Yudha kala itu.
Hingga, disaat Yudha yang masih terpaku di atas motornya itu pun akhirnya tersadar, disaat dia mendengar suara seseorang yang menyapanya dari arah samping nya itu.
" Selamat siang mas, ada yang bisa saya bantu,? Yudha pun terkejut ketika mendengar pertanyaan dari seseorang yang ternyata itu adalah penjaga rumah tersebut.
" Oh, ia maaf pak, saya disuruh sama pak Broto untuk mengambil berkasnya yang ketinggalan dirumah, saya juga disuruh menemui anaknya yang bernama Dina pak," sahut Yudha yang sedikit kelihatan sangat terkejut dengan kehadiran orang tersebut yang secara tiba-tiba itu.
" Jadi mas ini toh yang disuruh sama pak Broto itu,? dan kalau boleh tau, nama mas siapa ya mas,? ucap orang tersebut sembari ia menanyakan nama.
" Iya betul pak, saya yang disuruh sama pak Broto, dan perkenalkan nama saya Yudha pak," sahut Yudha kembali seraya memperkenalkan diri.
" Oh mas Yudha, kalau saya Ratno mas, saya yang menjaga rumah bapak ini mas," terdengar orang tersebutpun memperkenalkan diri juga kepada Yudha, yang ternyata namanya itu pak Ratno petugas keamanan rumah milik pak Broto, dan kami pun akhirnya saling berkenalan.
" Ya sudah mas Yudha, mari saya antar kedalam, soalnya non Dina juga sudah menunggu mas didalam," sahut pak Ratno kepada Yudha seraya mengajak Yudha untuk segera masuk kedalam.
Setelah menutup pagar depan, pak Ratno pun segera mengantarkan saya kedalam untuk menjumpai Dina, ketika baru saja beberapa langkah memasuki halaman rumah tersebut, Yudha pun kembali terlihat melemparkan pandanganya tersebut kesekeliling halaman rumah yang terlihat cukup luas dan juga terdapat kolam renang besar dihalaman rumah pak Broto tersebut.
Bahkan, Yudha pun dibuat takjub ketika melihat beberapa kendaraan mewah yang berjejer rapih di halaman parkir rumah tersebut, sehingga, Yudha pun hanya bisa tertegun melihat pemandangan yang terpampang dihadapan matanya itu tanpa bisa berkata-kata lagi karena merasa takjub dan terpukau.
" Hmmmm, kapanlah aku bisa punya rumah yang besar dan juga punya kendaraan mewah seperti ini,? gumam Yudha yang masih terpukau akan kemewahan rumah beserta isinya tersebut.
" Loh, mas Yudha kok malah diem, ayo kita masuk mas, non Dina sudah menunggu mas di dalam," sahut pak Ratno yang seketika mengejutkan Yudha.
" Maaf lak Ratno, ayo pak," timpal Yudha yang baru tersadar kalau dia sudah berada tepat didepan pintu masuk rumahnya pak Broto.
Setelah itu kami pun akhirnya segera masuk kedalam, kemudian bergegas menuju ruang tamubyang ada didalam rumah tersebut seraya pak Ranto menyuruh Yudha untuk duduk.
" Mas Yudha duduk saja dulu ya, biar saya panggil dulu non Dina," ucap pak Ratno kepada Yudha, kemudian berlalu pergi untuk memanggil anak majikannya itu seraya memberi tahu akan kedatangan Yudha.
Tidak berselang lama, pak Ratno pun sudah kembali barsama seorang gadis cantik yang sepertinya itu adalah Dina, anak dari pak Broto. Rupanya memang benar apa yang dikatakan oleh bang Tigor, ternyata anak pak Broto itu memang sangat cantik rupawan, dengan body nya yang langsing, kulitnya yang putih, mulus, belum lagi kedua matamya yang indah ditambah lagi bibirnya yang terlihat ranum dan menggoda. Sehingga, dengan seketika jantung Yudha berdebar sangat keras akibat rasa kagum sekaligus gugup melihat Dina yang sungguh cantik luar biasa itu kini sudah berada tepat dihadapannya Yudha.
" Maaf, abang yang disuruh papa ambil berkas ini kan,? ucap Dina kepada Yudha seraya menunjukan sebuah map berwarna merah kehadapan Yudha.
" I,,, iya mba, eh non, saya di suruh sama bapak untuk mengabil berkas tersebut ," timpal Yudha kepada Dina, yang seketika terlihat sangat gugup dan juga suaranya yang terdengar terbata-bata.
" Panggil saja Dina bang, gak enak kali dipanggil mba atau non," sahut Dina kembali kepada Yudha.
" Maaf non, saya hanya seorang pekerja, jadi tidak pantas rasanya apabila saya memanggil non dengan sebutan nama non," timpal Yudha kembali menolak secara halus ketika disuruh memangg anak atasannya tersebut dengan nama.
Bersambung>>>>
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments