Abang Ganteng

Pagi hari Renata memulai aktifitas seperti biasa, bangun pagi dan membantu Ibu memasak juga pastinya membersihkan tempat tidur dan gosok gigi setelah mandi (auto nyanyi :D. Renata memang bukan anak yang cuek pada keluarga, baginya keluarga adalah centre of circle life yang harus dapat prioritas perhatiannya.

Saat bantu Ibu di dapur, sering kali mereka terlibat obrolan ringan, sebuah quality time antara Ibu dan anak yang sangat natural dan sepertinya tidak banyak yang bisa merasakan nikmatnya bercengkrama di sela aktifitas & waktu yang memburu.

Beruntungnya Renata memiliki Ibu seperti Liliana, karena Ibu Lili orang yang sangat terencana hingga di pagi hari memasak 2-3 menu bukan hal yang memakan waktu karena malam sebelumnya bahan-bahan sudah dipersiapkan jadi di pagi hari tinggal eksekusi terakhir bersama perlengkapan perang penggorengan, panci, dan kompor. Renata menikmatinya, sesekali mengiyakan nasihat Ibunya,

"Ibu harap besok saat kamu berumah tangga, jadi wanita yang bisa merawat keluarga dan rumah, menyiapkan masakan sehat bergizi untuk suami dan anak-anak juga berbenah rumah. Itu bukan ilmu dan ketrampilan yang sukar tapi kalau tidak dibiasakan sadari dini akan kerepotan besok waktu berumah tangga."

"Siap Bu, lagian kan Rena gak berencana nikah cepet Bu. Paling umur 27 an lah Bu. Eh.. lagian sekarang juga belum punya pacar kenapa terlalu jauh mikir berumah tangga ya Bu hehehe"

Keduanya tertawa sambil mempersiapkan empat piring nasi. "Bukan sarapan namanya kalau hanya susu dan roti tapi coffee break", begitu kata Ayah Renata jadilah kebiasaan keluarga mereka di pagi hari sudah tersedia menu berat seperti bistik sapi, telor balado, dan orak - arik sayur.

"Bang, hari ini gak perlu jemput Rena, nanti Rena ada studi banding ke sekolah lain jadi bakal sampai sore. Nanti Rena naik ojol berbayar aja"

Ucap Rena sambil memotong telor balado dan memasukkan ke mulut manisnya. Yang diajak bicara hanya ber "Hemm" ria sambil sibuk mengunyah makanan.

"Rena, sebaiknya kamu keluar saja dari kegiatan Osis..kamu sudah kelas 2, sebentar lagi juga musti persiapan magang kan,” saran Ayah sambil menikmati sarapan.

Berpikir sejenak, Renata menjawab “Coba anti deh Yah, soalnya lagi merasa asik sama kegiatan organisasi karena ternyata di luar perpustakaan ada kehidupan sosialisasi menyenangkan”

Dasar adek kutu buku, selama ini cuma sosialisasi ama buku jadi liat cowok cakep di atas rata-rata juga lempeng aja. Batin si abang geleng – geleng.

“Ren, uda kelar makan kan? Siapin abang kopi susu yang biasa kamu bikin buat Ayah ya, Abang mo bawa, masukin ke tumbler aja. Kalau uda cepetan keluar ya berangkat,”

“Your command is my pleasure”, gerak Renata cepat mengatur setiap bawaan dan berpamitan pada kedua orangtuanya.

Sekolah Abang dan Renata tidak jauh berjarak cukup 10 menit dengan mengendarai motor menyela setiap kemacetan di pagi hari. Jadilah Rena pulang pergi lebih sering menunggu jemputan kecuali kalau Abangnya ada latihan basket dengan teman setimnya di SMA Tesla.

Setiba di SMK Sakura, sudah mulai ramai tapi sekolah khusus cewek itu memang membatasi pengunjung dari luar, maka jadilah setiap siswa yang di antar cukup berhenti di drop off, tidak perlu parkir dan dilarang berhenti di depan gerbang karena bisa mengganggu lalu lintas.

Tak seperti biasanya, trio yang menyebut diri mereka Sakura Light sudah rapi berjejer di sudut drop off point. Sepertinya memang bukan tanpa alasan. Natusha, gadis berambut ikal dan tinggi semampai mendekati Renata yang sedang melepas helm nya.

“Wah Renata sudah datang, mau dibantu bawain tasnya sebentar? Kali aja kamu repot buka helmnya.”

Renata menganga.. sejak kapan Natusha sebaik ini padanya, biasanya juga kalau Renata merasa seperti kerikil yang di tendang kalau mengganggu dia berjalan.

“Eh ini Abang kamu ya Ren? Halo Bang, saya Natusha.. sahabat Renata”, masih saja nyerocos melakukan misinya dan tidak mengindahkan keberadaan Renata.

“Baru tau saya kalau Renata punya sahabat secantik kamu, jaga adekku ya… bye…kling” Ucap singkat si abang tak ketinggalan mengedipkan sebelah matanya.

Gilaaa aja Natusha, ternyata mo deketin Abang pake acara kasi perhatian manis-manis yang bisa bikin diabetes. Sahabat??? Cuih…apaan… siapa yang tahun awal selalu rese bikin ribut dan kasi nickname aku kutu buluk??

Renata hanya melirik Natusha yang masih menatap Abang hingga menghilang dari pandangan.

“Renaaaa…kenalin dong sama abang kamuuu…. Tuh tadikan dia uda titipin kamu buat aku jaga, tapiii aku belum kenal dia…kan ga afdol”

“Ya uda sih gak usah di gubris, aku bukan anak kecil yang perlu dijaga”, Renata ngeloyor menjauh diantarkan cebik an bibir si trio Sakura.

Natusha, Shakira, dan Kiralee sudah berteman sedari SMP mereka memang anak – anak berada dan modis tapi urusan akademis jangan ditanya. Merasa sekolah hanya kewajiban menghabiskan waktu dan sudah punya jaminan masa depan yang tersedia tanpa berusaha membuat ketiganya lebih memilih bersenang – senang dibanding harus belajar atau mengerjakan setiap project di SMK Sakura. Ketiga nya mengambil jurusan administrasi dan merasa sudah mampu atau bisa belajar kembali saat mereka masuk ke dunia perkuliahan jadi highschool harusnya fun bukan tertekan, itu menurut pandangan mereka.

Kiralee sudah mengenal Renata sejak lama, meskipun ekonomi keluarga Kiralee lebih terpandang dan jauh di Renata, tapi rasa iri akan kepandaian Renata membuat dia benci dan menyalurkan kebencian itu ke Natusha dan Shakira. Komentar orang tuanya masih diingatnya sampai sekarang padahal itu diucapkan saat Kiralee dan Renata masih di Sekolah Dasar,

“Kira…kamu harus contoh Renata, setiap tahun dia selalu maju ke acara penutupan tahun ajaran dengan beberapa penghargaan kejuaraan, sudah cantik, pinter, rajin lagi”. Siapa sangka, pujian yang bertujuan untuk menjadi motivasi sang anak justru menumbuhkan bibit kebencian dan iri hati.

“Kira, kayanya aku pengen jadi kakak ipar Renata deh… jantungku uda kaya genderang perang lihat senyum dan kedipan mata Abangnya Renata…duuuh dari balik helm aja ganteeeeng ga ketulungan, gimana kalau di lepas cobaaaa??? Aaaahhhh meeellllttttt”, Natusha jalan sempoyongan sampai harus berpegangan pada Shakira dan Kiralee.

“Sesukamu deh Nat, yang jelas aku masih belum bisa berteman dengan Renata. Samperin aja abangnya di SMA Tesla biar mata kamu kebuka kalau masih banyak cowok ganteng di luar sana”

Iya juga sih di SMK Sakura lihatnya cewek melulu, ada cowok uda berkumis tua pula, Pak Giatno guru akuntansi.

Siapakah Abang Renata? Dan apa yang akan terjadi dengan Renata berhubungan dengan trio Sakura Light? Bagaimana kabar Anlon?? Jangan sampe ketinggalan yaaa...

Terpopuler

Comments

վմղíα | HV💕

վմղíα | HV💕

ciyee sepertinya akan ada benih-benih cinta diantara abang dan sahabat Renata 🤭

2023-08-06

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!