02. Tingkat I: Amethyst

Pagi itu, aku terbangun dengan suara langkah kaki yang menuruni tangga dengan kasar. Suara teriakan dari teman sekamarnya, Jewelry membangunkan seluruh orang yang tidur di gedung itu.

Ini adalah hari pertama ku berada di tempat ini. Dan tentu saja, hari pertama ku ikut berburu bersama dengan tim Edwin Brecht.

Tidak ada penjelasan dalam novel yang ku baca. Meskipun aku membaca dua novel dengan dua sudut pandang yang berbeda, mereka hanya menjadikan monster dan Dungeon sebagai event romantis yang meningkatkan cinta bagi protagonis laki-laki dan perempuan.

Ketika aku memulai hidup ku di tempat ini, aku bahkan harus berjuang dan beradaptasi tanpa mengikuti alur novel yang memang dikhususkan untuk genre romansa fantasi. Dan, tentu saja untuk memancing banyak pembaca wanita contohnya aku, karna menyukai karakter antagonis maupun protagonis dalam cerita.

" Tetapi sekarang, setidaknya aku beruntung bukan lagi bagian dalam cerita. " Aku menghela nafas lega karna bahkan Edwin Brecht sendiri pun, bukan bagian utama dalam cerita.

" Ah, Rache. Aku mencari mu dari tadi. Ternyata kau berada di sini." Itu Edwin.

Wajahnya terlihat memerah karna menuruni tangga. Rambutnya yang halus sedikit tersebar, mungkin dia belum menyisir rambutnya setelah bangun tidur dan langsung naik ke ruang atas. Struktur bangunan ini memiliki tiga tempat. Bagian bawah tanah, ruang utama, dan tingkat kedua.

" Aku belum menjelaskan mu sesuatu. Ketika kamu bergabung untuk masuk ke dalam Dungeon, apakah kamu sudah mendapatkan tingkatan?"

Aku sedikit mengernyit pada pertanyaan Edwin. Sepertinya aku pernah membaca kata ini, tingkatan dalam novel aslinya.

Ah, benar! Kekuatan dari Duke Windstorm, Marquess Hedervary, dan Putra Mahkota kekaisaran. Mereka menyebutnya sebagai tingkatan. Sebuah kekuatan yang didapatkan dari serbuk batu Dungeon. Tentu saja, serbuk batu Dungeon memiliki beberapa tingkatan dan Dungeon sendiri memiliki beberapa tingkatan, tidak mudah untuk naik ke tingkat selanjutnya karna kau harus memenuhi kualifikasi untuk memasuki Dungeon tempat batu tingkat selanjutnya.

Dan terkadang, banyak orang yang mati karna mencobanya. Bahkan, organisasi guild kekaisaran membuat peraturan tegas tentang pengambilan Batu Dungeon. Dan hanya diikuti oleh orang-orang yang memenuhi kualifikasi dari guild kekaisaran.

Tetapi untuk daerah pinggiran seperti desa pemburu, itu tidak berlaku. Tempat ini memiliki aturan tersendiri. Banyaknya guild kecil yang berada di tempat ini, membuat desa ini dikenal sebagai tempat berlabuh bagi para Hunter. Ada begitu banyak Hunter ilegal dan guild ilegal yang tidak terdaftar oleh badan resmi guild kekaisaran.

" Aku belum mengetahuinya. Apakah ada cara khusus untuk mendapatkan itu?" Tanyaku.

Edwin tersenyum dan kemudian mengajakku ke suatu tempat. Itu adalah sebuah toko kuno yang memiliki beberapa dinding kayu berlubang dimakan rayap. Saat kami membuka toko tersebut, seorang pria tua menyapa Edwin.

Aku tercengang memperhatikan batu-batu berkilau dengan warna yang beragam. Dipajang di rak usang dan reyot, tetapi itu terlihat kokoh disaat yang bersamaan.

" Halo Edwin! Kau akhirnya kemari. Siapa itu? Kekasihmu? Setelah Anneth sekarang siapa lagi?" Pak tua ini sedikit berbasa-basi. Dan dari nada bicaranya, sepertinya dia sangat akrab dengan Edwin.

" Tidak. Dia anggota baru di guild ku. Namanya Rache Waffe, dan aku membawanya kemari untuk memilih tingkat batu Dungeon yang sesuai dengan karakteristik nya." Balas Edwin. Dia tersenyum dan menyuruhku untuk melihat-lihat.

" Haha! Ada bagusnya juga! Guild Itu mungkin akan berkembang setelah ini. " Seru Pak tua itu. Kemudian dia menoleh ke arahku dan mengamati ku dari atas ke bawah.

" Hemmm, karakter yang kuat dan pantang menyerah, sedikit keras kepala, dan perampok. " Pak tua itu berkata dengan cukup keras. Itu cukup melukai hati ku. Tetapi, Edwin sudah menjelaskan tadi di jalan. Sehingga, aku sedikit tenang.

" Batu amethyst mungkin cocok denganmu. Selain dari warna nya yang cocok dengan warna mata mu, batu ini juga sewarna dengan warna aura milikmu. " Pak Tua itu berjalan ke arah sisi kanan ruangan. Dia sedikit menggeser mejanya, dan ketika dia terlihat kesulitan, Edward membantunya.

Dia mengambil sebuah batu dari dalam rak. Batu Dungeon berwarna Amethyst dan menyerahkan batu itu kepada ku. Setelahnya, dia memberikan sebuah mawar hitam.

" Haluskan bubuk batu Dungeon dan tambahkan kelopak mawar hitam. Aduk, dan minum. Pertama, setelah meminum ramuan ini, kau harus pergi ke Dungeon untuk berburu. Kedua, jangan pernah mencampur batu Dungeon ini dengan bahan lainnya selain mawar hitam. Ketiga, kau bisa naik tingkat setelah ramuan batu Dungeon tercerna. "

Pak tua itu kemudian kembali ke mejanya, dan menulis sesuatu di kertas yang terbuat dari kulit monster.

Edwin yang masih berdiri dengan diam, kemudian berbicara. " Dan satu lagi. Cara untuk mencerna ramuan ini adalah, dengan pergi memburu monster di Dungeon, dan menyerap karakter yang berwarna sama dengan jalur tingkatan mu. Contohnya warna warna dari warna ungu."

Aku mengangguk pada petunjuk Edwin. Saat itu, pak tua sudah selesai dengan tugasnya dan memberikan ku kertas nota. Itu berisi harga yang harus dibayar. 500 koin gold. Syukurlah itu tidak terlalu mahal. Uang dari hasil penjualan berlian masih tersisa.

Aku segera menyerahkan dalam bentuk tunai dan membuat pria tua tadi menatapku dengan tatapan berbeda. Setelahnya, dia mengganti ekspresi wajah nya dan tersenyum.

" Nona yang sangat murah hati! Kau segera membayar ini tanpa menunda! Lain kali, kembalilah kemari bersama Edwin." Ucapnya lagi.

Aku terkekeh dan kemudian bergumam dalam hati. Dasar pak tua mata duitan!

" Itu bagus. Bagaimana kalau kita sarapan dulu? Aku punya rekomendasi rumah makan di desa ini yang murah dan enak." Edwin kemudian membungkuk kepada pria tua itu dan berjalan keluar sembari menggandeng tangan ku. Sungguh pria yang sopan.

Kami melewati jalanan yang ramai. Ada beberapa pejalan kaki dengan pakaian Hunter dan beberapa mengenakan jas berekor dan mantel. Sudah pasti orang-orang yang mengenakan jas berekor adalah orang terdidik dan menggunakan tempat ini sebagai persinggahan. Atau para pedagang gelap yang membeli batu Dungeon dan menjualnya kembali di ibu kota atau pusat kota wilayah Duchy, county dan lainnya.

Akhirnya, kami sampai di sebuah toko tua. Memiliki cat yang mulai mengelupas dan bagian dinding yang berwarna kehitaman. Mungkin dulunya terkena oleh lampu minyak sebelum batu Dungeon digunakan sebagai pembangkit listrik.

Saat kami memasuki ruangan, aroma dari daging rebus yang berlemak, serta aroma kopi memenuhi ruangan. Aku hampir meneteskan air liur saat melihat potongan roti dan daging rebus dengan siraman saus tomat. Aromanya benar-benar menggugah selera. Bahkan ini hampir menyamai makanan di tempat ku dulu!

" Pesanlah apapun yang kau mau. Ini adalah pesta kecil untuk anggota kita yang baru masuk." Kata Edwin disertai kekehan kecil.

Dia kemudian memesan secangkir kopi, roti dengan potongan apel, dan beberapa roti dengan taburan gula. Sebenarnya aku ingin memesan makanan enak, tetapi mengingat aku tidak makan dari kemarin, aku harus mengisi itu dengan sup hangat dan roti lembut lainnya.

Setelah mendapatkan pesanan kami, Seorang pelayan kembali ke dapur. Kemudian, aku sedikit berbincang dengan Edwin saat kami menunggu makanan kami sampai.

" Terima kasih karna sudah mengajakku untuk membeli batu Dungeon. Aku akan meminumnya segera." Kataku

" Tidak, itu adalah kewajiban ku sebagai ketua guild. Ah kau sekamar dengan Jewelry? Bagaimana kesan pribadi mu?" Tanyanya.

" Miss Jewelry sangat baik. Dia seperti kakak perempuan bagiku dan seperti saudara. Mengajarkan banyak hal dan bercerita banyak hal." Kataku lagi. Tak lupa, aku memberikan ekspresi tersenyum dengan baik.

" Syukurlah kalau begitu. Aku harap kita bisa mengetahui karakter Hunter mu setelah kau selesai meminum bubuk batu Dungeon. Sore ini, aku dan yang lainnya ingin membiasakan mu memasuki Dungeon. "

Edwin sedikit menghela nafasnya dan kemudian dia berkata, " setidaknya ini pelatihan awal."

Aku mengangguk seolah-olah aku mengerti dan kemudian melihat pesanan kami sampai!

Aku menatap ke arah makanan yang terlihat lezat dan enak ini. Kemudian, aku segera mengambil sendok yang berada di sisi piring. Sedikit tidak menjaga sopan santunku.

" Kau pasti sangat kelaparan. Makanlah. Dan kita bisa membicarakan ini di Guild." Kata Edwin sembari menyesap kopi hitam dari Retam. Wilayah itu selain memproduksi bir, juga memproduksi bubuk kopi paling enak di seluruh daratan.

Kalau kata Miss Jewelry, ketika kau mencium aroma dari bubuk kopi Retam, kau akan langsung mendatangi tempat wangi itu berasal. Dan kau akan mencoba memaksa untuk meminumnya meskipun kau bukan pecinta kopi.

Aku perlahan menyendok sup yang terlihat kental. Memasukkan satu suapan ke dalam mulut ku. Ini benar-benar enak sekali, dan rasanya seperti saus yang terbuat dari keju, susu, dan ditambah dengan taburan lada hitam. Ini benar-benar enak!

_________

Siang itu, pukul 12 tengah hari waktu desa pemburu, aku dan Edwin sudah sampai di gedung. Disana, Jewelry tengah menata sup daging rebus dengan aroma lada hitam dan bawang yang menguar. Ada juga sepotong roti sepanjang kaki manusia dewasa dan memiliki ukuran sebesar kepalan tangan orang dewasa.

Itu memiliki tekstur yang cukup keras tetapi terlihat menggiurkan. Maksudnya, sup dagingnya. Tentu saja aku akan memilih itu!

Kami bahkan sudah merasa lapar lagi meski tadi sudah makan. Dan Miss Jewelry benar-benar sangat mahir untuk memasak. Dia tidak berbohong tentang perkataannya, dia memang benar-benar pintar memasak!

" Bagaimana dengan batu Dungeon yang kau dapatkan? Karakter dari warna apa?" Tanya Miss Jewelry. Aku sedikit menunduk malu karna aku mendapatkan Amethyst.

Aku tidak tahu bagaimana cara pola pikir pak tua tetapi dia benar-benar memilihkan batu ini. Dan entah mengapa, aku sedikit tenang saat menerima batu ini.

" Baiklah, kita bisa makan siang bersama dan kemudian, kita akan membantu anggota guild terakhir kita!" Kata Tyron.

Aku bersemangat dan mulai bergabung dalam dinamika mereka berempat. Tentu saja, Jewelry sudah berkata kepada ku tentang mengapa kami hanya memiliki sedikit anggota daripada guild lainnya. Karna pada dasarnya, Edwin sendiri sudah mampu mengisi semua kekosongan itu.

Setelah makan siang selesai, aku beranjak ke ruanganku dan Miss Jewelry. Pertama, aku mengikuti instruksi Edwin untuk menghancurkan dengan batu penggilingan. Setelah semuanya halus, aku mencampurkan bubuk dengan kelopak mawar hitam, dan air dari teluk menangis.

Aku perlahan meminumnya, dan saat aku meminum ramuan itu, rasanya seolah-olah aku sedang berada di tempat yang sangat sepi. Dengan ketenangan yang mendalam.

Dimana ini? Mengapa aku melihat seseorang dengan pakaian serba hitam? Tanduk di kepala itu, apakah 'dia' raja iblis?

Bersambung......

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!