Dalam kelas-D terlihat seseorang yang memandangi kami.
'Jadi, mereka yang dibicarakan oleh Rexon itu, ya? Apakah mereka memang sekuat itu?' gumam guru dalam kelas-D.
"Permisi, kami berlima telah selesai melakukan ujian dan mendapatkan hasil untuk masuk di kelas-D ini," aku memberi informasi bahwa, kami berlima berhak memasuki kelas-D.
Guru itu pun menjawab, "Ya, silahkan memasuki ruangan kelas ini. Aku akan memperkenalkan diriku."
Setelah kami berlima memasuki ruangan, perkenalan dari guru tersebut pun langsung dimulai.
"Baiklah, semuanya telah memasuki ruangan ini. Aku ucapkan selamat, karena kalian telah berhasil lolos ujian untuk menjadi murid di Akademi Iroas ini!"
Guru itu memberi kata sambutan dan ucapan terima kasih kepada kami semua, yang berada di kelas-D.
Setelah itu, guru tersebut memperkenalkan dirinya, "Namaku adalah Delon Gremora. Aku akan menjadi pembimbing kalian di Akademi ini. Mohon kerja samanya dengan kalian semua!"
Kami semua pun langsung bertepuk tangan dan bersorak kepada pembimbing kami di kelas-D.
Setelah itu, Alexa pun bertanya, "Guru Delon, apa yang akan kita pelajari selama ada di Akademi ini?"
Guru Delon langsung menjawab pertanyaan dari Alexa, "Pertanyaan yang bagus. Kita akan mempelajari tentang pengendalian sihir, penyempurnaan serangan fisik dan konsistensi tubuh kalian."
Mendengar jawaban dari guru Delon, membuat kami semua sangat menantikan pelajaran yang akan kami peroleh.
"Sekarang kalian boleh meninggalkan kelas ini. Hari ini hanya perkenalan dariku saja. Persiapkan diri kalian untuk besok, karena besok akan ada penyambutan dari sosok yang sangat penting."
Sosok yang sangat penting? Siapakah yang dimaksud oleh guru Delon?
Setelah kelas dibubarkan, beberapa dari kami langsung meninggalkan Akademi dan kembali ke tempat tinggal mereka masing - masing. Namun, ada juga yang masih berkeliling untuk melihat Akademi ini.
Kami berlima memilih untuk mengelilingi Akademi terlebih dahulu sebelum meninggalkan tempat ini, dan kembali ke tempat yang telah kami sewa.
Oh iya, kami menyewa 2 tempat yang akan kami tempati selama kami berada di Akademi. Sebenarnya, ada asrama di Akademi. Namun, kami merasa jika berada di situ, maka kegiatan kami akan dibatasi. Lagipula di asrama itu dibayar dengan mahal.
"Wah, Akademi ini benar - benar menakjubkan. Tempat ini sangat besar, luar biasa."
Alexa kembali terkagum - kagum oleh bangunan yang ada di Akademi.
"Alexa, bisa tidak kau berhenti mengatakan wah, wow, luar biasa, sangat besar, dan sangat megah. Aku sungguh lelah mendengarmu memuji bangunan ini."
Baron merasa kesal mendengar Alexa memuji bangunan Akademi terus - menerus. Namun, Alexa yang tidak terima dengan perkataan Baron pun langsung membalasnya, "Tingkat senimu itu sangat rendah Baron. Kau tidak akan mengerti betapa indahnya seni dari bangunan di sini!"
Mereka berdua pun selalu bertengkar setiap waktu. Hingga akhirnya, orang ini yang melerai pertengkaran mereka.
"Jika kalian bertengkar terus - menerus, Dewa pasti akan menjodohkan kalian berdua."
Ya, dia adalah Nona Putri Es kami, Yukina.
Lalu, kami pun melanjutkan perjalanan untuk melihat sekeliling Akademi. Namun dalam perjalanan, kami melihat seorang teman dari kelas yang sama dengan kami. Dia sedang dibully oleh 5 orang yang berpenampilan seperti seorang bangsawan.
Kami yang melihat kejadian itu pun langsung bergegas menghampiri teman sekelas kami.
"Ti-tidak, saya mohon jangan sakiti saya!" teman sekelasku itu memohon kepada mereka untuk tidak menyakiti dirinya.
Dengan tertawa jahatnya, anak itu berkata, "HAHAHA...Teruslah memohon seperti seorang pengemis!"
Sampai pada akhirnya, anak itu bosan dan akan melancarkan pukulannya kepada teman sekelasku.
Namun, sebelum pukulan itu mengenai wajahnya, aku langsung menahan pukulan itu.
"Sialan, siapa kau?!" anak bangsawan itu bertanya tentang siapa diriku.
Aku pun menjawab, "Bryan, dari kelas-D."
Seketika, anak bangsawan itu menjauhkan tangannya dari diriku. Dia melihat diriku, seakan - akan diriku adalah sampah yang menjijikan.
"Dasar sampah! Kenapa mereka selalu bermunculan dihadapanku, seperti seekor kecoa." anak bangsawan itu memandang kami seperti seekor kecoa.
"Meskipun kau memandang diriku seperti itu, bukan berarti kekuatanku berada dibawah kroco sepertimu!"
Mendengar omonganku barusan, membuat anak bangsawan itu menjadi marah.
"APA KATAMU?! APA SAMPAH INI HARUS DIBERIKAN PELAJARAN, AGAR KAU BISA TUNDUK PADAKU?!!"
"Pelajaran seperti apa yang akan kau berikan? Apa itu pelajaran menjadi seorang pencundang?" ucapku.
Anak bangsawan itu berada pada puncak amarahnya. Sebelum dia mengeluarkan skill miliknya, tiba - tiba ada seorang pria muda mendatangi kami.
"Apa yang kalian lakukan di sini?"
Mendengar suara, dan melihat wajah itu.... Aku langsung teringat seseorang. Orang yang selalu menemaniku saat kecil. Bisa dibilang, dia telah aku anggap sebagai kakak keduaku. Nama dia adalah Mistar.
"Ah, Mistar?!" aku langsung menyapanya.
"Eh?! Apa itu kau Bryan?! Dan juga kalian semua?"
Sebelum Mistar berada di Akademi ini, kami semua sering berkumpul bersama dan melakukan latihan semasa kecil.
"Lama tidak bertemu, Mistar!" aku merasa sangat senang, ketika bertemu kembali dengan dia.
"Lalu, ada apa dengan keributan ini, Bryan?" Mistar bertanya kepadaku.
Lalu, aku menjelaskan kepadanya tentang kejadian yang baru saja terjadi.
"Kalian semua kembali ke tempat masing - masing dan persiapkan diri untuk besok. Aku akan membiarkan kalian terhadap kekacauan hari ini!"
Mistar menyuruh kami semua untuk segera meninggalkan Akademi.
Namun, anak bangsawan itu pun berkata sesuatu, "Aku ingin melakukan pertarungan dengan anak itu!" Dia ingin meminta pertarungan melawanku.
Namun, tidak hanya aku saja yang berniat untuk menerima permintaan pertarungan darinya. Tapi, semua teman - temanku juga ingin menghajar anak bangsawan itu.
"Bagus, kalau begitu kita adakan pertarungan 5 melawan 5."
Setelah itu kami pun bubar dari tempat tersebut.
"Apa kau akan baik - baik saja Bryan? Anak itu adalah putra dari Raja. Dia bernama Zora."
Mistar memberiku informasi bahwa, anak yang sebelumnya berdebat denganku adalah anak dari Raja.
"Mau dia anak dari Raja ataupun Dewa, aku tidak akan takut dan kalah oleh orang sepertinya!" ucapku.
Mistar pun hanya tersenyum mendengar jawaban dariku.
"Bagaimana dengan kabar kalian? Apa kau masih saja dingin seperti dulu, Yukina?" Mistar menyapa kami semua.
"Aku baik - baik saja!" balas Yukina.
'Hahaha, dia tetap sama seperti dulu. Bahkan aku lupa kalau sihirnya pun juga dingin.' Mistar hanya tersenyum.
Leon, Baron, dan juga Alexa memberi tahu kalau mereka baik - baik saja.
"Kalau begitu, kalian semua berjuanglah! Dan untuk kau Bryan, jangan sampai menangis karena dihajar seperti dulu saat kau latihan bersama ayahmu, hahaha."
Aku merasa sangat malu, ketika Mistar mengungkit masa kecilku saat berlatih dengan ayah. Di situ teman - temanku yang lain juga ikut menertawakan diriku.
Lalu, Mistar pun meninggalkan kami semua.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments
Zahra Aulia
Lucu "Seni keindahan" 😂🤣🤣
2023-07-07
4