Hati Huang Shu seperti tersambar petir. Kedua pupil matanya kosong. “B-bagaimana bisa dia melakukannya?”
“Dia telah.... membunuhnya!” air mata nenek Huang Shu menetes deras, ia menangis sejadi-jadinya.
“Ini semua salahku! Ini semua salahku!”
“cucuku! Maafkan nenekmu ini! Maafkanlah!”
“Nenek tidak bersalah. Anak itu yang bersalah dan tidak tahu diri! Aku akan datang mencarinya dan membunuhnya.” Huang Shu menggenggam erat tangan Neneknya. Kedua matanya memerah yang di penuhi rasa ingin balas dendam. Ia mengangkat wajahnya menatap langit malam, dan membatin, ‘siapa pun kau, meski kita adalah suami istri, meski kau adalah teman masa kecilku, aku akan membunuhmu.’
“tidak, tidak, cucuku... Dia tidak bersalah, nenek yang bersalah. Kau harus mengatakan yang sebenarnya, bahwa neneklah yang telah melakukan kesalahan besar. Nenek yang membunuh keluarganya, dan neneklah yang telah membuatnya terusir.”
Mendengar itu, Huang Shu lebih terkejut. “jadi...jadi... neneklah yang telah melakukan ini semua?”
Wanita tua itu mengangguk. Nafasnya semakin terputus-putus.
“Huang Shu, cucuku, tolong sampaikan maafku kepadanya. Nenek telah menyesal melakukannya.” Perlahan-lahan neneknya menutup mata dan menghembuskan nafas terakhirnya.
Huang Shu mengangguk.
“nenek...nenek! Bangun nenek!” Huang Shu memanggil -manggil neneknya beberapa kali. Air matanya menetes beberapa kali, membasahi pipinya.
“Bangun nenek...!”
Gadis itu tidak percaya semua keluarganya sudah mati, termasuk Neneknya sendiri. Ia mengangkat kepalanya tinggi-tinggi. Meraung seperti anjing. Air matanya menetes, terus menetes. Rasa benci, kasihan, dendam, rasa bersalah, bercampur aduk di dalam hatinya.
Setelah meletakkan kedua tangan neneknya di atas dada, dan membaringkannya dengan baik, Huang Shu memberi hormat terakhir, lalu pergi dari sana.
Sepanjang perjalanan, ia melihat-lihat mayat-mayat tidak bersalah tergeletak, para pelayan, saudaranya, tukang kebun, dan lain-lain. Namun, ia tidak melihat ayah dan ibunya. Ia mencari-carinya tetapi tidak ada sama sekali mayat ayah dan ibunya. Pernah terbesit di dalam hatinya, berharap ayah dan ibunya selamat, namun ia tidak pernah bertemu dan menemukannya. Ia sudah pasrah dengan nasib ayah dan ibunya.
Waktu itu, setelah memberikan penghormatan terakhir kepada semua orang dan keluarganya, ia duduk di pinggir tebing tepi pantai. Rumahnya sangat dekat dengan pantai.
Pantai seperti biasa memainkan alunan musik indahnya. Gadis itu menatap kosong ke depan. Semua keluarganya telah mati. Ia tidak mempunyai semangat lagi untuk hidup, alasan ia masuk ke sekte dan berlatih giat, tidak lain karena demi ayah dan ibunya. Ia ingin melihat ayah dan ibunya bangga terhadap dirinya. Tetapi, semuanya telah di hancurkan dalam waktu semalam.
Tanpa sadar, kedua matanya meneteskan air mata.
Setelah beberapa menit meluapkan rasa benci, sedih dan dendamnya, ia beranjak berdiri. Ia hendak berbalik, tetapi sekilas, ia melihat seseorang.
“Itu...” ia berusaha melihat sesuatu yang terdampar di pinggir pantai.
Karena penasaran, ia melompat dan mendekatinya.
“Manusia?”
Huang Shu mendekatinya, dan membaliknya. Ketika melihat wajah orang itu, ia terkejut dan tanpa sadar mundur satu langkah.
“D-dia Bing jiazhi! Mengapa dia bisa berada di sini?”
Bing jiazhi tergeletak begitu saja. Darah segar keluar dari tubuhnya.
“Karena kau telah membunuh keluargaku, maka aku harus membunuhmu.” Huang Shu mengeluarkan sebuah pisau. Ia mendekati Bing Jiazhi.
Tetapi, tiba-tiba ia merasa sangat pusing dan panas, seolah ia berada di air mendidih yang sangat panas. Tenggorokannya terasa terbakar. Ia tanpa sadar memegangnya, dan bertanya-tanya apa yang sebenarnya terjadi.
Tanpa berpikir, ia langsung meminum air laut. Setelahnya, tubuhnya berangsur-angsur mendingin dan kembali normal. Ia bisa menghela nafas.
Ketika itu, ia tidak jadi membunuhnya. Ia menyembuhkannya. Bing jiazhi membutuhkan waktu tiga hari untuk sadarkan diri. Ketika Huang Shu bertanya tentang ayah dan ibunya, Bing Jiazhi terlihat bingung dan bertanya-tanya.
Saat itu, barulah ia menyadari Bing Jiazhi telah hilang ingatan. Tiga hari setelahnya, ia memikirkan mengapa tubuhnya sangat panas dan mengapa air laut itu bisa menyembuhkannya. Jika air laut menyembuhkannya, ia tidak akan percaya, air laut tidak mungkin memiliki efek seperti itu.
Setelah beberapa saat berpikir, hanya satu kemungkinan yang bisa ia simpulkan, bahwa darah Bing Jiazhi menyembuhkannya. Tapi, ini juga tidak masuk akal. Meski ia meminum air dan darah, tidak mungkin air atau darah, lalu apa?
Ini memusingkan. Setelah Bing Jiazhi sembuh, ia memutuskan untuk pergi bersamanya, tanpa membunuhnya. Ia tidak akan membunuh orang dalam keadaan seperti ini. Ketika ia keluar dari kediamannya, ia melihat seorang gadis muda bersimpuh di depan gerbang. Gadis itu menangis dan bersimpuh dengan dalam. Rintihan kesedihan terdengar.
Huang Shu mendekatinya, ia menepuk bahunya.
Perlahan-lahan wanita itu mengangkat wajahnya. Saat ia menatap Huang Shu, hatinya menjadi gembira dan wajahnya tampak cerah.
“Nona! Anda selamat!” gadis itu langsung memeluknya dengan erat.
“Jiu Jiu...” Huang Shu membalas pelukannya.
“nona, apa yang sebenarnya terjadi? Mengapa semuanya hancur, apakah ada penyerangan?” Jiu Jiu bertanya setelah melepaskan pelukannya.
Huang Shu terdiam, ia sesaat menatap Bing jiazhi yang menatapnya kosong.
“Aku tidak tahu.”
“ini berkah dewa, nona! Anda selamat, dan juga....” Jiu Jiu mengerutkan keningnya, berusaha mengingat-ingat wajah pria di belakang Huang Shu.
“Bing jiazhi.”
“iya, benar, tuan Bin Jiazhi. Tapi kenapa dia berada di kursi roda?”
“panjang ceritanya.”
“aku mengerti nona. Ayo kita per- Nona!”
Tetapi ada sesuatu yang aneh terjadi lagi kepada Huang Shu.
“Ada apa dengan anda!?” Jiu Jiu khawatir, ia ingin melakukan sesuatu tapi ia tidak tahu apa yang bisa ia lakukan.
Tubuh Huang Shu kembali panas. Ia dengan cepat berdiri, mendekati Bing jiazhi, kemudian menggigit jarinya, mengisap darah yang keluar. Setelahnya, tubuhnya kembali normal.
“Apa yang kau lakukan?” Bing Jiazhi bertanya tenang, meski tangannya di gigit.
Huang Shu tidak langsung menjawab, ia mengamati Bing jiazhi dengan tatapan heran.
“Ada kandungan apa di dalam darahmu?”
“Aku tidak tahu.”
Huang Shu menghela nafas. Sepertinya ia harus menjaga tubuh Bing Jiazhi selagi ia mencari obat untuk tubuhnya.
Namun, setelah bertanya ke berbagai tabib, penyakit Huang Shu tidak bisa di sembuhkan. Ada tiga cara untuk menekannya, pertama dengan darah orang yang memiliki esensi es dingin di tubuhnya, dan kedua, membekukan tubuhnya dalam waktu yang lama, mungkin jika gagal akan mati, dan ketiga dengan tumbuh-tumbuhan alami, tetapi sangat tidak efektif dan tumbuhan yang di butuhkan sangat langka, dan mahal. Cara kedua sangat mematikan dan kemungkinan berhasil sangat kecil.
Dengan perasaan pasrah, Huang Shu memilih cara pertama. Ia akan menjaga tubuh Bing Jiazhi tetap utuh, tetapi ketika ia marah dan kesal, dan ingin mendapatkan mainan, ia akan mempermainkan Bing jiazhi.
Selain itu, Huang Shu juga memesan obat untuk mengembalikan ingatannya.
...----------------...
“Nona, apa aku boleh mengunjungi tuan muda?” tanya Jiu Jiu menyadari Huang Shu dari nostalgianya.
Huang Shu baru menyadari, para anak muda sudah pergi, membiarkan Bing jiazhi dalam keadaan memprihatinkan.
“Tidak. Biarkan aku saja melakukannya. Lagi pula aku ingin mengambil beberapa tetes darah darinya.”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 254 Episodes
Comments
Nika
👏
2023-01-21
0