Suara gemericik air yang mengalir di dalam kamar mandi menjadi satu-satunya saksi air mata seorang gadis yang menetes. Genggaman tangan pada sebuah benda begitu jelas terlihat getarannya. Ketakutan yang semula di rasakan kini benar terbukti.
Tasha membungkam bibir yang terbuka lebar itu. Ia menggelengkan kepala tak percaya kala garis yang muncul di akhir menggenapkan dua garis merah di depannya saat ini.
“Nggak, ini nggak mungkin. Tidak! Aku tidak mungkin hamil.” Gadis belia itu menangis pilu tanpa suara. Berusaha sekuat tenaga menyadarkan diri jika ia sedang berada di rumah. Jangan sampai ada yang mendengarnya.
“Nggak, ini pasti salah. Aku nggak mau hamil. Ini bukan hasilnya.” Sekuat tenaga Tasha menolak kebenaran yang ada.
Ia mencengkram kuat perut yang masih rata itu. Ketakutan di tubuhnya pun kian semakin terasa.
“Sha! Tasha!” Panggilan dari luar kamar mandi membuat Tasha buru-buru menghapus air matanya.
Pelan ia memasukkan benda yang baru saja membuatnya syok ke dalam saku bajunya.
“Tasha lagi mandi.” ujarnya berteriak.
Sebab tidak mungkin ia keluar kamar mandi saat ini dengan wajah sembab dan mata yang masih terus mengeluarkan air mata. Mendengar pengakuan sang anak, suara itu tak lagi memanggil.
Tasha bernapas lega, ia kembali mengambil hasil testpack yang baru ia simpan. Matanya kembali mengeluarkan air mata. Bibirnya bergetar merasakan takut dan bingung. Di usianya yang masih belia bahkan masih berada di kelas 3 SMA membuatnya sangat bingung.
“Bagaimana jika aku hamil dan melahirkan anak?” gumaman Tasha.
Kesedihan yang ia rasakan hari itu nyatanya bukan kesedihan yang satu-satunya. Kala dering pesan terdengar, ia membuka ponsel. Keningnya mengernyit saat mendapati banyak notifikasi dari media sosial yang menandai dirinya.
Tangan gemetar ia paksa untuk membuka ponsel.
“Hah?” Semakin kaget Tasha melihat tampilan video yang sangat ia kenali. Kepalanya menggeleng tak percaya, Tasha duduk meringkuk di sudut ruang kamar mandi.
Tak tahu lagi apa yang harus ia lakukan, di waktu yang bersamaan masalah datang menyerangnya.
“Tidak! Tidak!!!!” Teriaknya tanpa bisa menahan diri lagi.
Sampai detik itu Tasha terus mendengar notifikasi di ponsel, banyaknya para teman yang berkomentar tentang video Tasha dengan seorang pria. Tentu saja semua syok, gadis yang selama ini di nilai paling baik di sekolah justru memiliki aib yang sangat memalukan.
Tasha berbaring di dalam kamar mandi, membiarkan air shower terus mengalir menyiram tubuhnya. Pasrah, pilihan satu-satunya saat ini.
Hal paling menakutkan adalah menghadapi sosok kedua orangtua yang pasti akan sangat murka setelah tahu video dan kebenaran kehamilan anak mereka.
“Maafkan Tasha, Mah, Pah.” lirihnya memejamkan mata terus membiarkan air mata mengalir begitu saja.
Bayangan sosok pria yang begitu ia kagumi saat sebelumnya benar sangat membuat Tasha marah. Wajah Raga yang ingin sekali ia cabik-cabik saat ini.
“Kamu keterlaluan, Raga. Sampai kapan pun aku tidak akan memaafkan kamu. Apa pun yang terjadi aku tidak akan pernah memaafkan kamu.” ucapnya dalam hati seraya mengepalkan kedua tangan.
Tak perduli bagaimana hebohnya sosial media saat ini, Tasha sudah bisa menduga teman-temannya pasti akan heboh termasuk guru di sekolahnya. Yakin jika semua akan memburuk, ia pasrah jika sekolah tak lagi mau menerimanya.
Kecil kemungkinan ia bisa lanjut sekolah, bahkan sangat tidak mungkin mengingat masalahnya bukan hanya tentang video melainkan kehamilannya saat ini yang masih belum terlihat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 167 Episodes
Comments
Kotin Rahman
wahh ini psti klakuane gara.....laki" bregsek udh gk tgung jwb mlah video d sebar.....bner" gk pnya otak.....emg tasha pnya slah apa sma lu gar.....jahat bnget jdi org 😡😡😡😡😡
2024-06-03
2
Dewi Soraya
jhat bngt y tu laki.udh g tanggungjwb mlh nyebarin vidio banci bngt kelakuanny
2024-05-18
1
Leng Loy
Kasian sekali Tasya jahat bgt si Raga, semoga suatu saat dia menyesal
2024-04-07
6