Usai makan malam bersama, akhirnya Papa Belva kembali melajukan mobilnya dan sekarang mereka sudah tiba di rumah Mira. Tampak, Mama Sara keluar dari mobilnya, begitu juga Papa Belva dan juga Elkan. Tidak lupa, Mama Sara mengucapkan terima kasih kepada Mira karena sudah mau diajak ke bandara untuk menjemput Elkan.
“Makasih ya Mira … sudah mau menemani Mama menjemput El ke bandara,” ucap Mama Sara.
“Iya Ma … sama-sama,” balas Mira dengan menganggukkan kepalanya.
“Makasih ya Mira, semangat ya besok sekolahnya. Sudah kelas 3 SMA, harus lebih rajin belajar yah … bangku kuliah menunggumu,” ucap Papa Belva.
“Iya Pa, harus lebih semangat,” balasnya dengan memposisikan letak kacamatanya.
“Yuk, El … kita pulang yah … besok kamu juga harus sekolah,” ucap Papa Belva kemudian.
Tampak Elkan menganggukkan kepalanya, “Iya Pa … pulang dulu, Mira,” pamitnya kepada Mira.
“Ya Kak El,” balas Mira dengan menganggukkan kepalanya.
"Baiklah, kami pamit ya Mira ... sampaikan salam untuk Mama dan Papa kamu yah," pamit Mama Sara dengan memeluk Mira sejenak.
Mira masih menunggu sampai mobil mewah milik keluarga Agastya itu menjauh. Barulah dia masuk ke dalam rumah. Rupanya ada Mama Marsha dan Papa Abraham yang baru saja turun dari anak tangga dan menyambut Mira.
"Sudah pulang?" tanya Mama Marsha.
"Iya Ma ... tadi Mama Sara nitip salam, karena langsung pulang," jawab Mira.
"Iya sama-sama ... sudah malam juga. Kamu mau makan tidak Kak Mira? Mama bisa hangatkan masakannya dulu," ucap Mama Marsha kemudian.
Tampak Mira menggelengkan kepalanya, "Tidak Ma ... Mira tadi sudah makan dengan Mama Sara dan keluarganya," jawabnya.
"Gimana Elkan, Mira?" tanya Papa Abraham kemudian.
Mira pun tersenyum dan menganggukkan kepalanya, "Ya, seperti itu, Pa ... Kak El kan memang cakep sejak kecil. Jadi, ya sudah ... biasa saja, Pa," balasnya.
Abraham terkekeh geli. Rupanya sejak kecil, memang sosok Elkan selalu saja menjadi sosok yang cakep untuk Mira. Akan tetapi, sekarang Mira justru berkata biasa saja. Mungkinkah itu juga karena sudah lama tidak bertemu, sehingga ada rasa sungkan di sana. Namun, Papa Abraham percaya bahwa semuanya hanya soal waktu saja.
"Sama Papa kamu, cakep mana Ra?" tanya Mama Marsha kemudian.
"Jawabannya sudah mutlak, Ma ... cakep Papa. Cuma, Papa sama Marvel, cakepan Marvel sih," balasnya.
Tidak marah, Papa Abraham justru tertawa, "Ya, itu bagus ... berarti aku berhasil mewariskan semua yang baik ke putraku, bahkan kadar ketampanannya lebih cakep Marvel," balas Papa Abraham yang justru terlihat bangga.
"Hehehee ... cuma Mira selalu sayang Papa. Pria yang hebat untuk Mama, Mira, dan Marvel," balasnya dengan menatap Papanya.
"Kamu bisa saja," balas Papa Abraham dengan mengusap puncak kepala putrinya yang sudah berada di masa akhir remaja itu.
"Ya sudah, Mira naik ke atas ya Pa ... mau tidur dulu, besok anterin Mira ke sekolah ya Pa," pintanya.
"Siap, putrinya Papa," jawab Abraham dengan semangat.
***
Keesokan harinya ....
Mira bersiap, pagi hari gadis itu sudah bersiap dengan seragam putih abu-abu yang akan dia kenakan satu tahun terakhir. Sebab, usai ini, seragam putih abu ini akan dia tanggalkan dalam kurun waktu 12 bulan. Mira pun mengecek kembali tas sekolahnya. Lantaran, hari pertama Mira hanya membaca buku catatan yang kosong, dan alat tulis. Untuk buku pelajaran, memang dia belum membawa dan menunggu jadwal pelajaran yang akan dibagikan wali kelasnya nanti.
"Pagi Mama ... Papa, Marvel," sapanya kepada keluarganya yang sudah berkumpul di ruang makan.
"Pagi ...."
"Ceria banget Kak ... hari pertama sekolah lagi yah?" tanya Marvel yang sekarang mengenakan seragam SMP walau sebenarnya dia sudah kelas 1 SMA. Namun, karena masih mengikuti masa orientasi sekolah,
"Iya dong ... tahun terakhir di SMA, setelah ini sudah tidak ada kisah kasih di sekolah," jawab Mira.
"Emang kasihnya sama siapa Kak?" tanya Marvel lagi.
"Kepo deh ... ada dong."
Mama Marsha dan Papa Abraham yang melihat anak-anaknya pun tertawa. Tidak menyangka juga bahwa kehidupan rumah tangganya sudah berjalan 18 tahun dengan dikarunia satu putri dan satu putra. Ya, Mira dan Marvel adalah buah cinta mereka berdua. Secara usia, memang Mira dan Marvel memiliki selisih usia 3 tahun, tetapi ketika sekolah, hanya berjarak 2 tahun saja. Hal itu, dipikirkan Marsha supaya tidak memasukkan anak ke sekolah yang baru dalam satu tahun. Misalnya ketika Mira lulus SMP dan masuk SMA, di saat yang sama mereka harus memasukkan Marvel ke SMP. Sebab, beban untuk sekolah menjadi lebih besar.
"Sudah yuk, sarapan ... kita bisa terlambat nanti," balas Papa Abraham.
Menyelesaikan sarapan, akhirnya Papa Abraham segera mengantar kedua anaknya itu ke Sekolah Swasta terbaik yang ada di Jakarta.
"Sekolah yang rajin yah ... nanti hubungi Papa aja kalau minta dijemput," ucap Papa Abraham begitu menurunkan Mira dan Marvel di satu sekolah yang sama.
"Siap Papa," jawab Mira.
Tidak langsung pergi ... Abraham melihat kedua anaknya yang memasuki gerbang sekolah. Di dalam hatinya, Abraham senang karena Mira dan Marvel tumbuh dengan baik dan juga Abraham bisa menyekolahkan kedua anaknya hingga jenjang pendidikan tertinggi.
Hari pertama di sekolah, dimulai dengan memilih tempat duduk. Banyak orang berkata, bahwa tempat duduk menentukan prestasi. Mira pun demikian, sebagai siswi yang cerdas, dia memilih untuk duduk di baris nomor dua yang dinilainya strategis dan juga bisa mengamati pelajaran yang disampaikan dengan baik.
Namun, sebelum bel tanda masuk kelas berbunyi. Para siswa dihebohkan dengan siswa baru pindahan yang katanya tampan, sampai banyak yang ingin tahu siapa sebenarnya pria itu.
"Murid baru euy ... cakep pisan."
"Murid baru dari mana nih? Kelas berapa. Cakepnya bukan main."
Mira yang berada di dalam kelas pun mencoba keluar dari kelas, dan menilik siapa murid baru itu. Namun, dari sosoknya, cara berjalan dan juga potongan rambutnya. Mira tahu siapakah dia. Akhirnya, Mira memilih kembali ke kelas, dan dia segera mengenakan kacamata dan menguncir rambutnya.
Ah, gadis itu mendengkus kesal. Hari-hari bahagia di SMA agaknya mulai hilang karena ada murid baru itu yang bukan orang yang asing untuknya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 244 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Gak perlu tukar imej lagi Mira..cukup kemaren aja,kamunjuga udah tau gimana penerimaan Elkan ke kamu..Jadi sekarang kamu gak perlu gitu lagi,kamu bisa liat ntar perubahan El kenkamu lagi..
2023-03-11
1
Fatma ismail
pasti rasanya deh deg ser
2023-01-08
1
Nany Setyarsi
kenapa Mira jadi sebel ya sama elkan .
masih ada satu hal yg blom terungkap Thor.
ketika mereka berpisah dulu apa sih yg bikin elkan sebel sama Mira.
nah itu mereka jadi sekelas,
apa gara" elkan yg dulu minta istirahat berhenti sekolah dulu ya,
akhirnya lanjut sekolah LG ,jadi sekelas sama Mira 🤩
2023-01-07
1