Dia_

"Dia _"

Alam bawah sadar Shanum langsung membawanya pada kisah 12 tahun yang lalu saat dirinya tengah duduk di bangku sekolah menengah atas. Dirinya siswa cerdas, aktif dan pemberani, bahkan untuk masalah percintaan juga waktu itu Shanum begitu percaya diri, masa-masa SMA, membuat dirinya penasaran rasanya jatuh cinta.

Shanum menyukai salah satu kakak kelasnya yang begitu populer saat itu. Arshaka, lelaki tampan dengan kaca mata tipisnya, hobi bermain basket, bahkan pernah menjabat sebagai ketua osis saat itu.

"Kak Arsha, mau nggak jadi pacar aku." Kalimat itu begitu berani aku ucapkan padanya saat itu, di tengah lapangan, disaksikan begitu banyak siswa siswi yang akhirnya menjadi bahan sorakan.

Entahlah saat itu begitu pemberani hingga terkesan tak memiliki malu. Masa remaja paling tidak bisa Shanum lupakan. Sementara Arshaka tidak menjawab, tidak menolak juga tidak menerima, mengacuhkan panah cinta dari Shanum.

Shanum memejamkan mata, berharap bos barunya sudah melupakan kejadian konyol waktu itu. Ah rasanya malu sekali, andaikan ada om jin datang memberi sebuah permintaan, Shanum akan meminta untuk menghapus masa itu dalam ingatannya dan juga ingatan bosnya.

Saat membuka mata, Shanum terkejut, teman-teman di sekitarnya sudah membubarkan diri, dirinya merasa hanya memejamkan mata beberapa detik, kenapa tiba-tiba semua menghilang. Kini pandangannya lurus ke depan. Justru lebih terkejut lagi ketika Arshaka tengah menatapnya lekat-lekat. Shanum segera sadar, kakinya yang hendak melangkah menuju ruang kerjanya terhenti ketika mendengar sapaan laki-laki yang pernah ia kenal.

"Berhenti di situ," ucap Arshaka.

"Kamu ke ruangan saya dulu yah." Shaka memerintah Tio, asistennya.

"Baik pak Shaka." 

Shanum memaku. Bosnya menghampiri dirinya. Ia merapal doa demi doa, semoga Arshaka amnesia dengan kejadian 12 tahun yang lalu. Sungguh memalukan rasanya.

"Telat, ngelamun lagi." Shanum mendapat ultimatum dari bos langsung, rasanya bagaikan menaiki roller coaster yang rodanya keluar dari rel. Hidup dan mati.

"Maaf pak Shaka," ucap Shanum sambil menunduk.

"Shaka? nama saya belum berubah, masih seperti dulu."

Shanum yang semula menunduk, kini memejamkan mata, ia yakin jika bosnya itu masih ingat dengan kejadian waktu itu. Mungkin saja orang cerdas memang sulit lupa. Dirinya tidak menjawab apapun, Shanum memilih diam di tempat. Seperti permainan squid game, tinggal menunggu di tembak jedor.

"Apa kabar?" Arshaka mengulurkan tangannya ingin berjabat tangan. Shanum menengadahkan wajahnya, dimana image dirinya yang pemberani, kenapa seketika mati di tempat saat bertemu cinta pertamanya.

"Kabar baik, Pak," jawabnya diselingi senyuman sebagai bentuk keramahan pada atasannya.

"Kok sekarang pemalu? dulu berani teriak-teriak di tengah lapangan sekalipun," ucap Arshaka. Rasanya puas sekali bisa mengulik masa indah remaja yang pernah ia rasakan.

Shanum kembali menunduk, sudah jelas dan pasti jika lelaki yang ada di depannya masih mengingat semuanya. Rasanya diri ini ingin menyublim saja. Berat menghadapi masalalu yang tiba-tiba tanpa permisi muncul kembali.

"Maafkan saya dulu yang arogan, Pak."

"Kenapa minta maaf, saya kan belum ngasih jawaban waktu itu."

Shanum memberanikan diri menatap Arshaka, kenapa malah jadi bahas perasaan, apa mungkin lelaki yang ada di depannya belum menikah? atau sudah menikah tapi sedang mencari incaran baru? Shanum segera menghilangkan pikiran buruknya.

"Pak maaf saya mau kerja dulu, telat nanti di marahi pak Yudi." Shanum membuat alasan konyol untuk bisa keluar dari kubangan masa lalu yang memalukan.

"Pak Yudi bawahan saya Shanum," ucap Arshaka. 

Shanum memang konyol bukan?

"Ah ya, saya antar kamu saja yah ke ruang kerja, biar nggak diomeli pak Yudi," ucap Arshaka. Tanpa mendapat persetujuan dari Shanum, Arshaka langsung melangkah menuju ruang kerja Shanum, bagian accounting.

Menyesal rasanya ketika mengucapkan alasan takut dimarahi pak Yudi. Jadi berakhir seperti ini, bos besar jadi turun langsung ke ruang accounting mengantarkan gadis di masa lalunya.

Shanum berjalan mengekori Arshaka, sah saja sebenarnya seorang bos masuk ke dalam ruang kerja karyawannya, apalagi bosnya saat ini tergolong baru.

Sesampainya di ruang kerja, karyawan yang berada di divisi Accounting mendadak terdiam, mereka sedang menunggu Shanum untuk memberikan kejutan ulang tahun. Ada yang sedang membawa kue ulangtahun, ada yang membawa kado, buket bunga, serta beberapa makanan dan topi ulang tahun.

Shanum menggigit bibirnya, seharusnya hari ini menjadi hari yang sangat meriah karena setiap tahun teman-teman sekantornya pasti akan merayakan hari ulangtahunnya. Mungkin saja tahun ini sedikit berbeda, bahkan kado yang begitu mengejutkan dari Tuhan. Yaitu masa lalu.

Semua teman-temannya langsung menuju meja kerjanya masing-masing ketika mengetahui ada bos besar datang, tapi mereka lebih ingin tahu, kenapa di belakang bos ada Shanum.

"Ada yang ulang tahun hari ini? kenapa nggak jadi merayakan?" tanya Arshaka.

Yudi sebagai ketua divisi Accounting langsung mengucapkan permintaan maaf karena sepagi ini sudah membuat gaduh suasana kantor.

Shanum berjalan perlahan menuju meja kerjanya yang sudah di penuhi dengan kartu ucapan selamat ulang tahun dan beberapa kado.

"Iya nggak apa-apa Pak, tapi siapa yang ulang tahun, rayakan saja dulu sebentar, setelah itu boleh bekerja kembali."

Semua karyawan merasa lega karena ternyata bos baru mereka sama baiknya dengan Nugraha. Wajahnya juga mirip. Mereka menebak jika pak Arshaka adalah salah satu anak pak Nugraha.

"Shanum Pak," jawab Yudi.

Arshaka tersenyum, lalu mendekati meja kerja Shanum.

"Selamat ulang tahun yah." Arshaka kembali mengulurkan tangannya. Shanum tersenyum lalu mengucapkan terimakasih sambil bersalaman dengan bosnya.

"Ayo kita rayakan bersama, mana tadi kuenya?"

Karyawan di divisi Accounting langsung kegirangan, mereka mengeluarkan kue dan aksesori ulang tahun serta beberapa kado ke meja kerja Shanum.

Acara ulang tahun pertama kali dihadiri direktur, sekaligus di doakan juga. Arshaka meminta izin memimpin doa untuk Shanum.

Shanum menatap lelaki yang pernah ia cintai tempo dulu, kini lelaki itu semakin gagah, kharismatik, juga baik hati. Shanum melirik Arshaka disertai dengan senyuman tulus, ia menarik kembali perkataannya jika dia malu dengan masa lalunya itu. Mencintai laki-laki baik bukanlah sebuah kesalahan.

"Kamu memiliki permintaan apa Shanum hari ini?" tanya Arshaka di depan seluruh teman-teman Shanum.

"Jodoh Pak, dia mau jodoh." Malah Reza yang lantang memberi jawaban.

Shanum mendelik pada duda beranak dua yang terkenal senang menggoda gadis-gadis di sekitarnya itu. Tapi tidak dengan teman-temannya yang justru terhibur dengan jawaban Reza.

Arshaka tersenyum, "Kalau mintanya jodoh sih, sama saya juga belum dapat."

Semuanya kembali tergelak, tapi juga seperti tidak percaya, seorang seperti Arshaka belum memiliki pasangan. 

"Semoga kalian berjodoh dah," celetuk Tasya sahabat dekat Shanum. 

Shanum dan Arshaka saling melirik satu sama lain.

☘️ Bersambung ☘️

.

.

.

.

intermezzoo:

R: Mak Jabal Rahmah kurang panjang.

A: Beuh, udah kebiasaan sih suka yang panjang2🤣 Udah langsung pindah mari aja, jangan ganggu Aina sama Hisyam dulu🤭

Terpopuler

Comments

De bungsu

De bungsu

wadaawww

2024-02-02

0

De bungsu

De bungsu

😅😅

2024-02-02

0

De bungsu

De bungsu

awww ..

2024-02-02

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!