Bertemu Pria Aneh

Di dalam mobil, Kai diam menatap jalanan yang lumayan padat. Terlihat beberapa kali mobil yang menumpangi nya berhenti karena macet.

"Hmm..Sudah nyaman di sini, tapi aku harus pergi dari sini" gumam Kai di dalam hati. Beberapa kali dia menghembuskan nafas berat.

"Non, mari turun. Kita sudah sampai" panggil pak supir mengagetkan Kai. Dia melirik ke luar kaca mobil. Ternyata mereka sudah berhenti di depan bandar udara.

Pak supir membukakan pintu untuk Kai, mempersilahkan gadis itu keluar. Setelah itu, pak supir langsung berlari ke bagasi mobil untuk mengeluarkan Koper Kai.

"Ini Non"

Kai mengambil koper nya, kemudian berjalan masuk ke dalam gedung Bandara untuk melakukan check-in.

Kai memperlihatkan tiket pesawat yang di pesan oleh Ferdian lewat online pada petugas.

Setelah melakukan semua proses pengecekan, kini Kai bersiap masuk ke dalam pesawat.

Sebelum masuk, dia melihat ke belakang. Seolah dia sedang merekam bumi Kota yang dia tinggali bersama nenek nya.

Sebenarnya rumah nenek nya tidak terlalu jauh dari kota. Hanya saja, daerah nya di kelilingi oleh kebun kebun dan pepohonan alam yang masih asli, sehingga terlihat seperti desa.

"Aku akan merindukan udara di sini" gumam nya sendu, kemudian dia melanjutkan langkah nya masuk ke dalam pesawat.

Kai menduduki Kursi kelas pertama, di mana hanya dirinya saja yang ada di kursinya itu.

Fyuuu..

Kai duduk dengan tenang, dengan segala fasilitas yang ada. Menjelang penerbangan, Kai memutuskan untuk tidur.

Sementara itu di rumah nya, Viona dan Ferdian harap harap cemas. Mereka masih menunggu keputusan adik nya. Sejak di telfon oleh ayah mereka kemarin, adik nya masih belum memberi kabar.

Ponsel Nenek dan juga bibi mereka tidak bisa di hubungi. Haico aktif, tapi dia tidak menerima panggilan dari mereka.

"Huh, Haico ini gimana sih. Kenapa dia tidak menjawab panggilan gue!" geram Ferdian menatap kesal layar ponsel nya.

"Udah lah, kita tunggu aja. Gue yakin, Kai pasti kembali" ujar Viona santai. Dia bukan nya tidak penasaran, tapi dia berusaha untuk tetap diam saja.

Fahmi dan Tari turun, mereka menghampiri kedua putri dan putra nya. Mereka duduk di sofa depan Viona dan Ferdian duduk.

"Bagaimana, apa sudah ada kabar?" tanya Tari.

Viona dan Ferdian menggeleng, sampai saat ini masih belum ada kabar .

Hufff haaa...

"Bagaimana kalau dia tidak peduli?" lirih Tari putus asa.

"Tidak sayang, Kai pasti akan kembali. Aku yakin dia kembali." Ujar Fahmi menghibur istri nya.

"Benar Bun, Kai pasti pulang. Meskipun sudah 8 tahun, dia tidak mungkin membiarkan kedua orang tuanya menderita" sambung Viona.

"Semoga saja dia kembali" gumam Ferdian penuh harap, begitu juga dengan istri dan kedua anak nya.

...----------------...

Kai beneran tertidur pulas, dia tidak sadar pesawat mulai terbang. Hingga di tengah perjalanan nya, salah satu asisten yang di khususkan untuk melayani nya, datang menghampiri nya.

"Permisi nona" panggil pramugari pelan, seraya menggoyangkan tangan Kai.

Kai tersentak, dia membuka matanya pelan menatap pramugari dengan tatapan linglung.

"Ada apa?" tanya Kai ketika kesadaran nya hampir pulih.

"Maaf nona, saya membangunkan Anda. Namun, ini tugas saya, apa anda membutuhkan sesuatu? saya akan menyiapkan nya untuk anda" ucap Pramugari itu ramah.

"Tidak perlu, saya hanya butuh tidur. Ketika hampir tiba nanti, tolong bangunkan saya" perintah nya, kemudian dia kembali memejamkan matanya.

Pramugari itu tersenyum dan membungkuk memberi hormat.

"Baiklah, selamat istirahat nona" ucap nya seraya berlalu pergi. Dia senang mendapat tamu seperti Kai, tidak banyak bicara, tidak banyak ***** menek nya.

Perjalanan yang di tempuh menghabiskan waktu 1 jam 45 menit. Hampir 2 jam perjalanan. Kai merasa cukup puas dan nyaman dalam tidur nya.

Seperti yang telah di perintahkan, pramugari itu hanya datang ketika pesawat akan mendarat.

Setelah melakukan prosedur check out, Kai bergegas menarik kopernya menuju pintu keluar.

Karena dia pulang tidak memberitahu siapapun, maka dia tidak akan mendapat jemputan.

Kai berjalan santai sembari menarik koper besarnya. Kaca mata hitam dan earphone menghiasi mata dan telinganya.

Brak.

Kai terhenyak di lantai, earphone nya terlepas dari telinganya, koper nya juga terdorong jauh dari dirinya.

"Aduhh..." Kai meringis kesakitan, bokong nya terhenyak cukup kuat. Apalagi ini terjadi secara tiba-tiba membuat dia syok dan memperparah rasa sakit.

Kai mencoba bangun, dia mendongak pada seseorang yang entah dengan sengaja atau tidak menubruk tubuhnya hingga terjatuh seperti ini.

Mata Kai membulat, bukan nya membantu, orang itu malah sibuk membersihkan baju nya yang terkena tumpahan kopi milik nya sendiri.

Kai menatap nya marah, bukan nya menolong dan minta maaf orang itu malah sibuk sendiri.

"Permisi, apakah anda tidak memiliki sopan santun? atau rasa bersalah setelah menabrak saya?" ucap Kai dengan nada menyindir.

Pria itu menghentikan kegiatan nya, menatap Kai datar.

"Gue rasa hal itu tidak penting, apalagi dengan gadis seperti Lo" balas pria itu songong.

Mendengar balas seperti itu, tentu saja membuat Kai merasa semakin kesal.

"Maksud Lo apa, tidak kah Lo merasa bersalah"

"Cih, Lo juga yang salah. Jalan tapi gak pake mata. Buang aja mata Lo itu ke jalan raya" balas cowo itu tak mau kalah.

"Dasar lemes yah, buang aja kejantanan Lo itu. Cowo kok lemes gitu" balas Kai tak kalah sengit.

Perdebatan di antara mereka tidak bisa di elakkan. Dalam sekejap mereka langsung menjadi pusat perhatian.

"Apa Lo bilang!" geram pria itu kesal.

"Cowo lemes, kaya cewe. Pake rok aja Lo" ledek Kai lagi

"Lo tuh, jadi cewe gak ada lembut nya, gak ada sopan nya. Manusia astral!" balas pria itu dengan nada kesal dan mengejek.

"Enak aja, Lo tu yang manusia astral!"

"Lo!!"

"Lo!!"

Mendengar ada keributan, security yang berjaga di depan pintu langsung berlari menghampiri mereka. Dia mencoba melerai anak remaja yang tengah bertengkar.

"Udah salah, tapi malah menyalahkan orang" maki Kai.

"Enak saja, Lo juga salah gak pake mata" balas cowo itu.

"Ehh ehh..Sudah sudah, berhenti. Ini tempat umum, bukan tempat gulat" ucap security berusaha untuk melerai mereka yang sudah mau jamba jambakan.

"Stop!! gak malu apa, sama orang lain" teriak security. Dia membuat jarak antara Kai dan cowo itu.

"Jika bertengkar jangan di sini, tolong jaga ketertiban dan keamanan di sini" tegas security.

"Dia tuh pak, dorong saya. Tapi tidak mengakui nya" tunjuk Kai menyalahkan cowo itu.

"Enak saja, Lo tu yang jalan gak pake mata, lihat baju gue jadi kotor" balas cowo itu tak mau kalah.

"Haa...Sudah sudah! bubar!!! Bubar!! jika mau bertengkar keluar!. atau saya akan menyeret kalian keluar dari sini?" ancam pak security.

Kai mendengus kesal, dia melepaskan pegangan tangan security di pergelangan tangan nya. Kemudian mengambil koper nya.

"Dasar tidak jelas!" dengus nya berlalu pergi.

"Lo tuh" balas Cowo itu tak terima, dia hendak mengejar Kai lagi, namun di tahan oleh security.

"Sudah dek, jangan di kejar lagi. Jangan membuat keributan di sini" peringat security.

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!