Happy Reading.
Matahari mulai memanjat naik, cahayanya mulai menyusup di sela-sela jendela membuat nada mau tak mau memalingkan wajahnya ke arah berlawanan.
Wanita itu meringis tampak menahan rasa sakit di sekujur tubuhnya, samar-samar dia bisa mendengar suara kucuran air dari dalam kamar mandi.
'Siapa yang berada di kamar mandi?'
Nada mulai membuka matanya yang terasa sangat berat, tapi dia lebih penasaran dengan apa yang terjadi.
Kepala Nada terasa pusing, badannya pun pegal-pegal, sekujur tubuhnya seperti habis dipukul, sakitnya seperti habis olahraga berjam-jam untuk pertama kali setelah tidak berolahraga berbulan-bulan.
Nada meregangkan beberapa ototnya yang terasa sangat kaku dan kram. Sedikit demi sedikit dia pun menggerakkan badannya, matanya mengerjab perlahan menahan kepalanya yang begitu pusing.
Dia berusaha duduk lalu bersandar di kepala ranjang, tangannya memijit kening sambil mengingat beberapa potongan kejadian di acara pesta pertunangan Salma.
Dia ingat dia minum alkohol untuk pertama kalinya, jadi tidak heran kalau sekarang Nada merasa sangat pening dan sedikit mual.
Tetapi ada yang aneh, kalau memang dia hanya meminum alkohol, maka mengapa dia merasa sejujur tubuhnya pegal-pegal dan ada satu bagian yang sangat nyeri yaitu bagian sensitifnya.
'Astaga!! Apa yang telah terjadi!'
Nada kembali berpusat pada suara kucuran di kamar mandi, barulah dia sadar bahwa saat ini dia berada di sebuah kamar, bukan kamar milik Salma ataupun kamarnya. Kemudian Nada beralih pada tubuhnya sendiri yang tampak polos tanpa balutan satu benang pun di dalam selimut.
Mata Nada terbelalak, dia masih berharap bahwa apa yang dia pikirkan tidak benar-benar terjadi, dengan rasa sakit di sekujur tubuhnya, Nada bangkit untuk meraih pakaian yang tercecer di lantai.
Setelah memasang pakaiannya kembali, Nada mulai menatap pantulannya di cermin.
"Gak, ini gak bener 'kan?" Nada bisa melihat beberapa bekas merah di area leher dan dadanya.
Matanya terasa panas, tidak lama kemudian air mata mulai menetes di pipinya, dia paham dengan apa yang terjadi sekarang, Nada hanya bisa menyesal dan mengutuk kebodohan serta kecerobohannya.
Tapi mau diapakan lagi, dia tidak mungkin mengembalikan bubur yang sudah menjadi nasi.
Nada tau kalau dia pasti sudah melakukan malam panas bersama dengan seorang pria asing.
Wanita itu menghirup nafas dalam-dalam dan menghembuskan perlahan, sedikit menyisir rambutnya dengan tangan lalu menghapus sisa air mata pipinya.
Suara pintu kamar mandi terbuka membuat mata Nada membulat sempurna, ia menatap Orang yang baru saja keluar dari dalam kamar mandi yang hanya mengenakan handuk.
Lelaki itu yang telah memanfaatkannya saat dia mabuk, Nada ingin marah dan memaki lelaki berengsekk itu, tetapi tenaganya tidak cukup kuat untuk melakukannya.
Farel melihat wanita itu sudah berpakaian dengan lengkap.
"Kamu sudah bangun?" Farel bertanya dengan senyum yang tampak santai.
Rahang Nada langsung mengeras, dia sejak tadi menahan amarahnya yang sudah sampai di ubun-ubun akhirnya meledak dengan menumpahkan air matanya kembali.
Tidak, Nada tidak sanggup untuk mengeluarkan suaranya sepatah kata pun, tenggorokannya terasa tercekat.
Dia tidak menjawab pertanyaan pria itu dan memilih melangkah menuju pintu untuk pergi dari tempat ini.
Meski langkahnya tidak begitu cepat karena rasa nyeri di pusat tubuhnya, tapi Nada harus segera kabur dan pulang ke rumah.
Dia ingin menangis sepuasnya di dalam kamar kesayangannya.
Farel yang melihat Nada se-frustasi itu merasa tidak tega, dia pun merasa bersalah dengan apa yang telah dia lakukan terhadap wanita asing ini.
"Mau ke mana?" Nada merasa lengannya dicekal.
Dia menghempaskan tangan Farel kuat.
"Ayo kita bicara dulu!" Farel meraih tangan Nada kembali.
"Lepas!" bentak Nada berusaha melepaskan tangan lelaki asing yang memegang erat lengannya itu.
"Hanya sebentar," suara Farel terdengar memohon.
"Nggak ada yang perlu dibicarakan," Nada menggeleng pelan.
"Perlu, sejak aku tahu bahwa pengalaman ini adalah yang pertama untukmu, kita harus membicarakannya, aku serius!"
"Ini hanya One night stand, tidak penting sama sekali!" ucap Nada berusaha membuat suaranya sesantai mungkin.
Farel langsung panik ketika wanita itu akan pergi lagi.
"Aku Farel!" Farel menyebutkan namanya sebelum Nada keluar.
Namun, Nada melanjutkan langkahnya tidak peduli, dia sudah tidak tahan lagi rasanya dadanya begitu sesak, air mata yang sejak tadi mengalir di pipinya tidak bisa dihentikan.
Nada telah kehilangan segalanya.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments
Triiyyaazz Ajuach
pengalaman utk para cewek klau lagi frustasi jgn lari ke alkohol klau nggak kuat minum akhirnya jadi kehilangan segalanya kan
2023-01-10
3
Anik Trisubekti
pakai bajumu Rel dan kejar Nada
2023-01-08
0
Nurhaya Nurhaya
semangat mba naviz
2023-01-04
1