2

Matahari terbit dan sinarnya menerobos masuk ke dalam kamar yang tertata dengan sangat rapih dan sangat wangi, hingga di barengi oleh suara ketukan dari luar pintu kamar.

“Tuan Lim, tuan Lim.”

“Aku sudah bangun.”

Seorang pria yang sangat tampan juga memancarkan karismatiknya, dia sedang berdiri menghadap ke arah cermin dengan senyuman.

“Kamu masih ingin tidur, putri kecil?” goda Lim, melirik ke arah kasur.

Seorang wanita cantik membuka kedua matanya dia perlahan duduk di atas tempat tidurnya dengan rambut yang masih acak, wanita itu dia adalah Hyun.

“Jam berapa sekarang?” tanya Hyun

Seorang pria dengan nama Lim kembali duduk di atas kasur, di samping Hyun. Dia menarik kepala Hyun untuk bersandar di dadanya dan memeluk tubuhnya.

“Lim, aroma tubuhmu sangat menenangkan. Aku jadi tidak takut ulangan harian lagi.” ucap Hyun, tertawa.

Lim tertawa, dia mengusap lembut kepala Hyun dan mengecup keningnya.

“Hyun, kamu harus mandi sekarang.” pinta Lim

Hyun dengan semangat pun segera berjalan pergi masuk ke dalam toilet untuk mandi, sedangkan Lim dia menyiapkan peralatan sekolah Hyun dia merapihkan dan memasukkan semua mata pelajaran dan peralatan sekolah milik Hyun ke dalam tas sekolahnya.

“Aku sudah selesai.”

Lim yang murung dia langsung tertawa saat melihat Hyun yang sudah berusia delapan belas tahun tanpa malu hanya memakai piyama mandi dan berlari ke arah Lim.

“Kak Lim, dimana seragamku?”

Lim menggelengkan kepalanya dan tersenyum, kemudian dia mengambilkan seragam sekolah yang ada di dalam lemari pakaian dan memberikannya pada Hyun.

“Apa kamu tidak malu denganku, hmm?” tanya Lim

Hyun tersenyum ceria dan menggeleng, “Karena aku adalah istri sah kak Lim, kenapa aku harus malu?”

Lim hanya tersenyum, “Sekarang, kamu harus keringkan tubuhmu dulu dan pakai seragam. Aku akan menunggu kamu di ruang makan.”

Lim membawa tas sekolahnya juga tas sekolah Hyun menuruni tangga, lalu menuju ke ruang makan.

“Selamat pagi tuan Lim.”

Lim tersenyum dengan ramah pada maidnya, “Selamat pagi. Sarapanku sudah siap?” tanya Lim.

“Sudah tuan. Aku sedang menyiapkan makan siang untuk nyonya Hyun.”

“Tidak perlu.Biarkan aku yang menyiapkannya.” ucap Lim, seraya tersenyum.

Lim yang sedang menyiapkan makan siang untuk Hyun, terdengar suara langkah kaki menuruni tangga dia adalah Hyun yang sudah memakai seragam.

“Lim, ayo kita pergi.”

Lim tersenyum melihat wanitanya yang sangat menggemaskan, karena seragamnya tidak rapih juga rambutnya yang masih acak-acakan.

“Bik, tolong siapkan sarapan Hyun sebentar ya. Aku ingin mengurus gadis kecil ini dulu.”

maid yang melihat kelucuan mereka, hanya tertawa dan segera melanjutkan menyiapkan bekal makan siang Hyun.

“Hyun, kemarilah.” pinta Lim

Hyun menatapnya dengan sangat bingung, dan menuruti apa yang dia inginkan untuk menghampirinya.

“Ada apa, Lim?” tanya Hyun.

Lim duduk di bangku makan dan Hyun berdiri di hadapannya.

“Kamu memang Hyun kecilku. Sampai kapanpun, kamu memang baby Hyun.”

Lim merapihkan seragam Hyun dan membuat gadis itu tertawa, Lim terlihat sangat peduli juga sangat lembut pada Hyun.

“Duduklah.”

Lim meminta Hyun untuk duduk di bangku, tapi wanita itu justru duduk di atas pangkuanya dan membuat kedua mata mereka saling bersitatap, Lim terlihat sangat merona begitupula Hyun.

“Kenapa kau memintaku untuk duduk di atas pangkuanmu, Lim?” tanya Hyun.

Lim hanya terkekeh, tak ada waktu baginya untuk menjelaskan pertanyaan Hyun. Karena mereka tidak boleh sampai terlambat, membuat Lim harus cepat.

“Kamu hanya diam, apakah kamu marah padaku?” tanya Hyun dengan bibir yang cemberut

Lim tersenyum dan langsung mengecup pipi Hyun dengan gemas.

“Aku tidak marah padamu, baby Hyun.”

Lim melepaskan ikat rambut Hyun, dia merapihkan rambut ikal Hyun yang berwarna hitam legam. Lim sangat lembut, merapihkan rambut Hyun dan menguncir rambut Hyun dengan rapih.

“Lim, kenapa kamu selalu saja murung. Apakah ada sesuatu yang terjadi dengan ayah?” tanya Hyun dengan sangat cemas.

Liam kembali tersenyum, meskipun kedua matanya masih menggambarkan kesedihan dan kecemasan.

“Liam, apa yang sedang kamu pikirkan. Apakah ayah akan melakukan protes padamu lagi?”

Hyun kembali menatap Lim dengan cemas, dia memegang tangan Lim dan meletakkan di pipinya yang lembut juga terasa dingin.

“Hyun, jika kamu sedang dalam masalah. tidak apa untuk mengatakannya padaku. Aku akan meringankan bebanmu, karena aku adalah istrimu, jangan hanya diam seperti ini.”

Lim lagi-lagi hanya diam dan mencubit pipi Hyun dengan gemas lalu mengusap pipi Hyun

“Hyun, apakah kamu bahagia menjadi istriku?”

Hyun refleks mengangguk, kemudian tersenyum manis

“Lim, aku sangat bangga dan bahagia menjadi istrimu. Karena kamu lembut juga selalu memanjakan aku. Terkadang, aku merasa kalau aku adalah adikmu dan bayi kecilmu.”

“Kalau begitu, kita harus pergi ke sekolah sekarang. Ayo,” ajak Lim.

Hyun mengangguk, dia melihat Lim yang membawa tasny juga membawa tas Lim ke dalam mobil.

“Lim, kamu sudah menyelesaikan pr kamu?’ tanya Hyun.

Hyun terlihat begitu cemas karena dia melupakan pekerjaan rumahnya. Tapi, melihat Lim bersikap dengan begitu tenang membuatnya berpikir dia bisa meminjam buku milik Lim.

“Lim, bolehkah aku meminjam buku tugasmu?” tanya Hyun seraya memohon.

Lim menggeleng menolak permintaan Hyun dan membuat Hyun kesal akhirnya dia mencubit tangan Lim

“Lim, jangan pelit denganku. Pinjamkan saja padaku, Lim.”

Sepanjang jalan, Hyun terus aja merengek meminta bantuan Lim untuk meminjamkannya buku tugas.

“Lim, pinjamkan aku buku tugasmu. Tolonglah, jika tidak maka aku tidak boleh ikut ujian sekolah.”

“Ambil bukumu dan kita akan mengerjakannya bersama.”

Hyun tercengang dan bingung, “maksudnya, kita akan kerjakan disini?” tanya Hyun

Liam mengangguk, “Benar. keluarkan saja bukumu dan aku akan mengajarimu, cepat sebelum perjalanan kita masih lumayan lama.”

Hyun terkekeh dan dia mengambil buku dari dalam tasnya, kemudian mengerjakannya sesuai dengan ajaran Lim. Pada saat Hyun sedang memperhatikan penjelasan Lim, dia dibuat sangat kagum karena Lim begitu lembut namun tegas mengajari Hyun.

“Hyun, kamu sudah mengerti dengan rumus ini?” tanya Lim

Hyun mengangguk dan kembali memperhatikan Lim dengan penuh serius.

“Baiklah, jika kamu sudah mengerti. Aku sudah memberikan banyak sekali rumus yang merupakan senjata untukmu berhasil mengerjakan tugasmu juga ujianmu,”

Hyun tersenyum, dia dengan semangatnya mengerjakan tugasnya dan bersiap untuk ujian sekolah.

“Jika kamu kesulitan, tanyaka saja padaku.” ujar Lim.

Hyun mengangguk mengiyakan apa yang di perintahkan Lim, kemudian dia melanjutkan tugasnya.

“Aku sangat yakin, aku bisa menjawab semua soal mudah ini.”

Dengan sangat percaya diri, Hyun mengerjakan semua soal tersebutt,

Terpopuler

Comments

♡𝐒𝐔𝐀𝐌𝐈 𝐆𝐄𝐎𝐌♡

♡𝐒𝐔𝐀𝐌𝐈 𝐆𝐄𝐎𝐌♡

jadi keinget Lim Wooyeon di Manhwa BL Missing Love 🗿🗿

2023-12-27

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!