Dinikahkan oleh seorang Ustadz, dengan wali nikah yang sedang babak belur, mahar sebesar 1 juta rupiah dan ke-4 anggota Thunder yang lain sebagai saksi.
Ya! Tanpa diduga, Arash memenuhi syarat yang Nadira ajukan. Apapun situasinya, yang terpenting bagi Nadira saat ini adalah dirinya tidak melakukan sex di luar nikah seperti yang diwanti-wantikan mendiang orang tuanya.
"Saya hargai keputusan kalian ini, tapi ingat! Jangan jadikan pernikahan hanya untuk main-main, semoga kalian menjadi dewasa setelah ini. Dan saat sudah tiba waktunya nanti, legalkan lah pernikahan kalian ini secara hukum!" Nasehati Pak Ustadz yang baru saja menikahkan Nadira dan Arash.
Nadira hanya menukas nasehat itu dengan senyum getir. Nadira mengorbankan masa mudanya malam ini demi menyelamatkan keselamatan kakaknya.
Sementara Arash terlihat kesal karena menganggap Nadira telah mempersulit jalannya untuk menikmati malam ini.
*
*
"Sakit, Kak! Pelan-pelan ...."
Nadira mengerang kesakitan di bawah tubuh Arash yang semakin lama semakin memanas. Tanpa ampun, Arash melakukan kehendaknya pada gadis SMA itu.
"Diam!" erang Arash. Arash sedang menikmati dan tak ingin menerima interupsi apa pun.
Nadira hanya menangis. Dia merasakan sakit dari segala penjuru. Hati, raga dan jiwanya benar-benar terkoyak malam ini. Tapi bagaimana pun juga, Arash telah menjadi suaminya beberapa saat lalu dan Nadira hanya bisa berharap kalau setelah permainan gila ini selesai, maka hutang kakaknya akan dibebaskan.
"Lord!" Arash menggeram, gerakan dan hentakannya semakin kencang, semakin lama semakin cepat dan dia akan segera mencapai puncaknya.
Nadira menahan diri agar tak sampai bersuara. Nadira tak ingin melungau apalagi mendesah. Dia hanya mengeratkan cengkraman tangannya pada punggung kokoh sang Arash.
Arrrrggghhhh, Arash mengerang lagi tapi gerakannya berhenti. Rasa hangat menyebar seketika, entah apa itu yang membuatnya tiba-tiba merasa hangat.
Nadira hanya memejam mata sampai tak terasa air mata turun mengalir dari ujung matanya sampai membasahi bantal. Sementara Arash masih menikmati pelepasannya dan rasanya dia baru saja meraih surga di malam itu.
Arash menatap pada Nadira lalu tersenyum menyeringai. Yes! Arash merasakan sensasi luar biasa malam ini. Ternyata Nadira memang tak membual, Nadira memang masih perawan dan malam ini Arash telah merobeknya.
"Nice ...." ucap Arash lalu melepaskan diri dari Nadira. Nadira tak tahu apa lagi yang akan terjadi setelah itu.
Arash menjatuhkan tubuhnya tepat di samping kanan Nadira dan matanya memicing ke arah gadis 17 Tahun itu.
"Ternyata benar kalau kamu memang masih perawan," ucap Arash dengan nafas yang masih agak tersengal.
Nadira tak menjawab apa-apa, dia hanya meraba ke bawah dan mencoba menarik selimut. Nadira segera menutup tubuh telanjangnya dengan selimut itu, Nadira tak ingin Arash menikmatinya lebih lama lagi.
"Tapi, apa yang kita lakukan malam ini bukan sesuatu yang haram, kan? Aku sudah menikahimu, aku sudah menghalalkanmu!" tambah Arash masih memicingkan mata pada Nadira.
"Tolong jangan sebarkan ini pada siapa pun, ini adalah rahasia kita saja," ucap Nadira pelan tanpa berani menoleh pada Arash.
"Oke! Aku nggak akan menalak kamu! So, kalo someday aku mau lagi, aku bisa pake kamu lagi," kata Arash dan kembali dia tersenyum licik.
Baru lah kali ini Nadira melirik pada Arash dan merasa Arash akan menggaulinya lagi suatu hari nanti. Nadira merasa takut dan tak mampu membayangkan apa yang akan terjadi nanti.
"Tapi hutang Kak Galang udah selesai malam ini, kan?" tanya Nadira dengan wajah risaunya.
"Oke! Aku anggap ini clear! Malam ini worth sih! Cukup untuk membayar hutang si Galang."
Sejenak Nadira bisa bernafas lega. Walaupun cara seperti ini tak bisa dibenarkan, tapi setidaknya malam ini Nadira sudah benar-benar membebaskan Galang dari ancaman Arash dan kawan-kawannya.
"Masih sekolah?" tanya Arash lalu setengah bangkit dari pembaringan lalu merogoh sebungkus rokok dari saku celana yang berserakan di lantai.
"Iya," jawab Nadira singkat saja.
"Di mana?" Arash meletakkan sebatang rokok di antara bibirnya lalu menyulutnya dengan kriket.
"Harapan Bangsa."
"Kelas?"
"12."
"Punya pacar di sana?" Arash agak menginterogasi, Nadira tak menjawab pertanyaan yang itu.
Sejujurnya saat ini Nadira sedang dekat dengan teman setingkatnya. Ingin mengatakan iya, tapi firasat Nadira sangat buruk. Nadira sangat takut kalau Arash tiba-tiba menyerang dan mengintimidasi teman dekatnya itu.
"Kalo ada, putusin dia! Jauhin! Sekarang kamu adalah istri rahasiaku!" tegas Arash. Dan Nadira sudah menduganya.
"Aku punya banyak teman, jangan batasi pertemananku. Tolong jangan mengekang! Bukannya hutang Kak Galang sudah selesai?" Nadira mengajukan protes.
Arash mengisap rokoknya dalam-dalam lalu mengembuskan asapnya sampai mengepul menutupi wajah rupawannya.
"Hutang itu emang udah selesai! Tapi sepertinya hubungan kita bisa berlanjut! Maybe untuk beberapa bulan ke depan, sampai aku bosan padamu, Nadira!" Sekali lagi Arash tersenyum licik.
"Apa maksudnya?" Nadira membalik badan menghadap pada Arash yang sedang bersandar pada headboard ranjang hotel sambil merokok.
"Sebelum aku puas dan bosan, aku nggak akan menalak kamu! Kamu kan sudah aku nikahi, aku suamimu! So, kamu harus patuh! Ngerti?" Arash menatap Nadira dengan tatapan mata yang menusuk dan Nadira takut lagi.
"Licik!" desis Nadira kesal. Ingin marah tapi dia takut.
"Apa? Barusan kamu bilang apa?" Arash mendekatkan wajahnya lalu mengembuskan asap rokok itu tepat ke wajah Nadira sehingga Nadira terbatuk.
Ukh ... Ukh! Nadira menjauh dan menutup wajahnya.
"Jangan membangkang! Kamu akan tahu apa akibatnya kalo kamu macam-macam denganku!" kecam Arash dan Nadira masih terbatuk, "Ukh ... Ukh!"
"Heh! Mimpi apa semalam sampai ketiban gadis perawan legit kayak begini," gumam Arash lalu mengganti tatapan tajam tadi dengan tatapan nakal saat melihat sekujur punggung mulus Nadira karena Nadira masih berbalik menghindari asap rokok Arash.
"Ya udah. Tolong antar aku pulang setelah rokok Kak Arash habis," kata Nadira lalu hendak turun dari ranjang untuk mencari pakaiannya.
Arash lekas membuang sisa rokok itu sebelum mematikannya. Arash menarik pinggang Nadira sehingga Nadira tak bisa bergerak. Hal itu seketika membuat hati Nadira berdebar lagi.
"Eh ...?"
"Sekali lagi!" bisik Arash lalu melahap telinga Nadira sehingga perasaan menggelitik itu hadir lagi.
Hah? Sekali lagi? Nadira membelalakan mata mendengar perkataan Arash barusan.
"Apa maksudnya sekali lagi, Kak?" Nadira mencoba berontak tapi Arash sudah memenjara lagi tubuhnya sehingga Nadira tak bisa berbuat apa-apa.
"Satu ronde lagi!" ucap Arash lalu memagut bibir Nadira sebelum Nadira protes lagi. Bibir Nadira yang ranum dan Juicy memang teramat sangat menggoda sehingga Arash langsung merasa candu pada istri rahasianya itu.
Dan begitu lah, Nadira pun tak bisa melepaskan diri, Arash melakukannya sekali lagi!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Baru pertama kali ku baca novel yg kek gini,ini juga ketemu novel secara gak sengaja,, Kereeenn thor 👏🏻👏🏻👍🏻👍🏻
2023-06-14
0
erviani
seru juga ini cerita
2023-03-09
0
Tintin Suasih
beuh si arash ketagihan..🤣🤣🤭🤭
2023-01-30
0